Karakteristik Topografi Kota Sibolga
Karakteristik Topografi Kota Sibolga
Karakteristik Topografi Kota Sibolga
AIDIL
UNIVERSITAS TADULAKO
TEKNIK ARSITEKTUR
2016
KATA PENGANTAR
bismillahirrahmanirrahim
Puja dan puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya saya
dapat menyusun makalah mengenai “AMDAL” ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam tak
lupa kita junjung kepada baginda nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari
zaman jahiliyah ke jalan yang benar.Makalah ini di susun mengingat semakin meningkatnya
intensitas mahasiswa ,Selain itu makalah ini di susun sebagai bahan referensi khususnya bagi
mahasiswa maupun masyarakat .Ucapan terima kasih kepada orang tua dan guru serta semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan.Akhirnya apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan, baik dari segi isi
maupun penulisan.Jadi besar harapan kami sudilah pembaca memberikan kritik dan sara-
saran yang konstruktif sehinnga dapat menjadi masukan demi perbaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi paras pembaca
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam suatu wilayah memiliki sutu Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat
kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang
berombak. Topografi miring mempergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi
kedalaman solum tanah, sebaliknya genangan air di dataran, dalam waktu lama atau sepanjang
tahun, pengaruh iklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti
planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi
tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap
lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya menyuguhkan
relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai
sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu
datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari
topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara
horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi
jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan,
diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan
umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail
KOTA SIBOLGA
Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara, sejauh 344 km dari Kota Medan, melalui jalan
darat ke arah Selatan. Kota ini berada pada sisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah
lautan Hindia. Secara geografis berada antara 1.42 – 1.46 LU dan 98.44 – 98.48 BT. Bentuk
Kota memanjang dari Utara ke Selatan mengikuti garis pantai, sebelah Timur terdiri dari gunung,
dan lautan di sebelah Barat. Lebar kota yang merupakan jarak dari garis pantai ke pegunungan
sangat sempit hanya 500 meter, itupun telah masuk didalamnya timbunan laut dan kaki gunung
yang dijadikan perumahan.
Luas wilayah administrasi keseluruhannya 3.536 Ha (35.36 Km2) yang terdiri dari :
- Daratan pulau Sumatera : 1.126,67 Ha
- Pulau-pulau (5 buah) : 238,32 Ha
- Lautan : 2.171,01 Ha
Kota Sibolga berdiri di atas daratan pantai, lereng, dan pegunungan, dimana hampir seluruh
penduduknya bermukim di dataran pantai yang rendah. Terletak pada ketinggian berkisar antara
0 - 150 meter dari atas permukaan laut, dengan kemiringan lahan kawasan kota ini bervariasi
antara 0-2 % sampai lebih dari 40 %.
Kota Sibolga terletak di Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara yaitu di Teluk Tapian Nauli, ±
350 Km selatan Kota Medan. Secara geografis wilayah Sibolga terletak antara 1º 42'1º 46'
Lintang Utara dan 98º 44' - 98º 48' Bujur Timur. Kota Sibolga secara administratif terdiri dari 4
Kecamatan dan 17 Kelurahan dan Luas 2.778 Ha atau 27, 78 Km² dimana hanya berkisar 10,77
Km² yang layak huni. Dengan demikian, menurut luas lahan, Sibolga termasuk kota terkecil di
Indonesia.
Iklim kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 32° C dan
minimum 21.6° C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang
tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah sekitar 798 mm,
sedang hujan terbanyak terjadi pada Desember yakni 26 hari.
Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan otoritas Pemerintah Kota Sibolga adalah Poncan
Gadang, Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan pulau Panjang. Umumnya pulau-pulau ini bukan
menjadi kawasan hunian penduduk. Adapun sungai-sungai yang mengalir di Kota Sibolga ialah
Aek Doras, Sihopo-hopo, Aek Muara Baiyon dan Aek Horsik, dengan tipe sungai kecil dan
sangat dangkal.
Kecuali sebelah barat yang berbatasan dengan Samudera Hindia, seluruh wilayah daratan Kota
Sibolga berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah. Itulah sebabnya secara sosial dan
kebudayaan, Sibolga dan Tapanuli Tengah memang tidak terpisahkan bahkan secara tradisional
sering kali dianggap sama saja.