Analisis Implementasi Pengampunan Pajak
Analisis Implementasi Pengampunan Pajak
Analisis Implementasi Pengampunan Pajak
Abstrak
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Metodologi Penelitian
Tax Amnesty
Subjek Tax Amnesty adalah warga negara Indonesia baik yang ber
NPWP maupun tidak yang memiliki harta lain selain yang telah dilaporkan
dalam SPT Tahunan Pajak (warga negara yang pembayaran pajaknya
selama ini masih belum sesuai dengan kondisi nyata)
Objek Tax Amnesty adalah Harta yang dimiliki oleh Subjek Tax Amnesty, artinya yang menjadi
sasaran dari pembayaran uang tebusan adalah atas Harta baik itu yang berada di dalam negeri maupun
diluar negeri. Pengertian Tax Amnesty secara umum saya jabarkan dalam tanya jawab tax amnesty
dibawah ini.
Penerapan Tax Amnesty Sebagai Alternatif
9
Urip santoso dan Justina Setiawan. Tax amnesty dan Pelaksanaanya di Beberapa Negara :
Perspektif Bagi Pebisnis Indonesia, Kopertis, Volume 11 No. 2 Juli 2009
10
Erwin Silitonga, dalam makalah yang berjudul “Ekonomi Bawah Tanah, Pengampunan pajak, dan
Referandum”, 2006
PEMBAHASAN
Selain itu salah satu bentuk upaya atau inovasi lain dalam sistem
perpajakan yang berguna meningkatkan penerimaan pajak tanpa
menambah beban baik jenis pajak baru maupun persentase pajak yang
sudah ada kepada masyarakat, dunia usaha dan para pekerja adalah
melalui program tax amnesty. Salah satu tujuan pengampunan pajak ini
diharapkan dapat mengurangi citra negatif pada aparat perpajakan yang
11
Sumber : situs Dirjen Pajak, www.pajak.go.id
Strength (Kekautan)
1. Sumberyang
memadai dayadapat
yangmendukung
dimiliki padadiberlakukannya
instansi aparatur pajak saat
penerapan taxini sudah
amnesty.
Demikian juga infrastruktur pendukung
ini adalah sebesar 32.000 orang, sehingga lainnya. Tercatat pegawai Ditjen Pajak saat
bila wajib pajak saat ini berjumlah 20 juta orang berarti rationya adalah
1 : 625. Walaupun ke depan sangat perlu untuk ditambah lagi
mengingat wajib pajak setiap tahunnya mempunyai tren meningkat..
2. Bila kebijakan perpajakan seperti tax amnesty diterapkan maka akan
menciptakan kerelaan masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi
Wajib Pajak dan menunaikan kewajiban perpajakannya seperti yang
dilakukan pemerintah sebelumnya dengan sunset policy maupun
pemebebasan pajak fiskal bagi warga negara Indonesia yang hendak
bepergian ke luar negeri dengan syarat memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.
3. Kondisi ekonomi nasional saat ini relatif stabil dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Hal ini dapat menjamin
pemberlakuan tax amnesty. Beberapa negara lain seperti Afrika
Selatan, Korea Selatan dan lain-lain, memberlakukan tax amnesty pada
saat ekonomi negara tersebut dalam kondisi stabil.
4. Dengan diadakannya sensus pajak tahun 2011 maka dapat diketahui
gambaran mengenai kondisi wajib pajak, potensi maupun karakteristik
wajib pajak yang dapat meberikan masukan bagi pengambil keputusan
guna menentukan ya atau tidak implementasi tax amnesty dilakukan.
Weakness (Kelemahan )
1. Tidak mempunyai payung hukum yang dapat menjadi landasan hukum
implementasi tax amnesty yang dapat memberikan aturan jelas. Hal ini
akan menambah keraguan bagi wajib pajak dan calon wajib pajak.
Namun apabila implementasi tax amnesty akan diterapkan maka berarti
harus di buat terlebih dahulu peraturan perpajakan (undang-undang)
yang mengatur tentang hal itu. Hal in tentu saja akan memakan waktu
yang lebih lama karena tentu saja harus mendapat persetujuan dari
DPR (Dewan Pertimbangan Rakyat).
2. Pernah dilaksanakan
dilaksanakan pada tahunimplementasinya. Pertama,Presiden
1964 melalui Penetapan pengampunan
RI pajak sudah
Opportunity (Peluang)
1. Program ini diharapkan dapat meningkatkan dana-dana masuk ke
Indonesia yang cukup banyak di simpan di luar negeri. Di samping itu,
dana-dana yang selama ini diparkir di luar negeri dapat kembali masuk
ke tanah air bila pemerintah secepatnya menerapkan pengampunan
pajak. Potensi dana yang mengalir diperkirakan berkisar US$ 20-40
miliar atau setara Rp 360 triliun. (data Kadin, 2009) Dana tersebut
disimpan di sejumlah bank di Singapura dan Australia.
2. Sejumlah negara telah sukses memberlakukan tax amnesty, salah satu
diantaranya adalah Afrika Selatan, Korea Selatan dan India.
3. Tingkat kepercayaan masyarakat yang masih tinggi merupakan salah
satu peluang untuk mewujudkan tujuan akhir guna mengamankan
penerimaan negara dari sektor pajak
12
Sumber: Forum Diskusi Ilmiah Perpajakan berjudul Amnesti Pajak Perlu Prasarat Tax Reform
(http://groups.yahoo.com/group/forum-pajak/message/10744)
Treat (Tantangan )
1. Salah satu tantangan yang dihadapi Direktorat Jenderal Pajak adalah
antara lain terus dikembangkan hubungan kerja sama internasional
baik dengan institusi negara-negara lain maupun lembaga keuangan
internasional untuk dapat saling tukar menukar data dan informasi
perpajakan.
13
Bisnis Indonesia 30 Nopember 2004
14
Tax amnesty dan Korupsi, Raden Agus Suparman, http://pajaktaxes.blogspot.com/2009/11/tax-amnesty- dan-
korupsi.html
Dalam pengampunan pajak ini, jenis pajak yang diampuni hanya terbatas
pada PPh Orang Pribadi (Personal Income Tax), termasuk juga pajak atas
warisan (estate duty). Sedangkan PPN dan withholding taxes tidak tidak
termasuk dalam program ini.
Banyak hal yang dapat menjadi masukan dengan merujuk
keberhasilan Afrika Selatan dalam melakukan amnesti pajak. Adanya
program amnesti ini sebagai bagian dari program pengelolaan perpajakan
secara baik yang merupakan tulang punggung penerimaan negara dalam
APBN. Saat ini penerimaan negara dari sektor perpajakan telah
mencapai 70-80% dalam APBN sehingga hal tersebut sudah merupakan
masalah nasional, sebagaimana yang dikatakan tax amnesty 2003
memberikan penghapusan tuntutan tindakan pidana yang terbatas hanya
yang menyangkut pidana perpajakan dan peraturan lalu lintas devisa.
Dengan demikian kepemilikan aset di luar negeri yang berasal dari
aktivitas illegal atau kriminal lainnya, seperti hasil korupsi, hasil kejahatan,
hasil transaksi narkoba, ataupun hasil pencucian uang (money
laundering), tidak berhak untuk mendapatkan pengampunan pajak.
Khusus bagi aset yang disimpan di dalam negeri dan berasal dari
penghasilan dalam negeri namun belum dilaporkan dan dipenuhi
kewajiban perpajakannya, tidak akan mendapatkan fasilitas
pengampunan ini, SARS tetap akan memberikan fasilitas dalam bentuk
penghapusan atas sanksi denda sebesar 200% dan juga pemberian
kelonggaran dalam mencicil kewajibannya. Disini SARS tidak memberikan
fasilitas penghapusan maupun pengurangan hutang pokok pajak dan
bunganya.
Dalam
Selatankasus tax amnesty
dengan adanya negara Afrika
fasilitas Selatan,
amnesti antusias
ini sangat masyarakat
besar, terlihat Afrika
dari tren
pendaftaran
masyarakat secara eksponal dimana proporsi jumlah wajib pajak dan
Dan bagi yang
WP mendaftar saat menjelang deadline melonjak secara drastis.
yang diterima
Simpulan
Daftar Pustaka
Sukirno. Sadono, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi ke-2, PT. Raja
grafindo Persada, Jakarta, 1997
http://cafebelajar.com/sejarah-perkembangan-pemungutan-pajak.html
http://www.pajak.go.id http://www.pajak2000.com/news_print.php?
id=307
http://nindityo.com/2008/03/23/sunset-policy-pengampunan-pajak-di-uu-
kup-2008/
http://vibizmanagement.com/journal.php?id=425&sub=journal&awal=10&p
age=tax
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Yayasan Satu Keadilan (YSK) Sugeng bersama Serikat
Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) berencana mengajukan gugatan atas Undang-
Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty (TA). Pengajuan judicial riview atau uji
materi ke Mahkamah Konstitusi akan dilayangkan saat UU TA berlaku mengikat.
VINDRY FLORENTIN
IMPLEMENTASI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 1 Juli 2016 lalu telah mengesahkan Undang-
Undang tentang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty, yang telah disahkan dalam
Rapat Paripurna DPR-RI pada Selasa (28/6) lalu, sebagai Undang-Undang (UU) Nomor
11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Kebijakan tersebut mulai berlaku hari ini,
Senin (18/7/2016).
Dalam UU itu ditegaskan, bahwa Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di
bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Menurut PP ini, setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan Pengampunan Pajak, yang
diberikan melalui pengungkapan Harta yang dimilikinya dalam Surat Pernyataan.
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud, yaitu Wajib Pajak yang sedang: a.
dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh
Kejaksaan; b. dalam proses peradilan; atau c. menjalani hukuman pidana, atas Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.
Sementara tarif Uang Tebusan atas Harta yang berada di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau Harta yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan diinvestasikan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun terhitung sejak dialihkan, adalah
sebesar:
2% (dua persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan pertama
sampai dengan akhir bulan ketiga terhitung sejak Undang-Undang ini mulai berlaku;3%
(tiga persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan keempat terhitung
sejak UndangUndang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016;
dan5% (lima persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan terhitung sejak
tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan tanggal 31 Maret 2017.
Adapun tarif Uang Tebusan atas Harta yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan tidak dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebesar:
4% (empat persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan pertama
sampai dengan akhir bulan ketiga terhitung sejak Undang-Undang ini mulai berlaku; 6%
(enam persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan keempat
terhitung sejak UndangUndang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember
2016; dan c. 10% (sepuluh persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan
terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan tanggal 31 Maret 2017.
Tarif Uang Tebusan bagi Wajib Pajak yang peredaran usahanya sampai dengan
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) pada Tahun Pajak Terakhir,
menurut UU Nomor 11 Tahun 2016 ini, adalah sebesar: a. 0,5% (nol koma lima persen)
bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai Harta sampai dengan Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) dalam Surat Pernyataan; atau b. 2% (dua persen) bagi Wajib
Pajak yang mengungkapkan nilai Harta lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dalam Surat Pernyataan, untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada
bulan pertama sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret
2017.
Di tahap awal, pemerintah memperkirakan kebijakan tax amnesty ini akan meningkatkan
penerimaan perpajakan sebesar Rp60 triliun. Namun ke depannya, kebijakan tersebut
diharapkan mampu memperbaiki sistem administrasi perpajakan di Indonesia,
sekaligus mengurangi kebocoran pajak akibat meningkatnya kegiatan underground
economy yang selama luput dari data perpajakan. rencana penerapan kebijakan tax
amnesty tersebut masih menghadapi berbagai tantangan. Banyak pihak menduga
bahwa penerapan tax amnesty lebih didasarkan kepada permasalahan pemenuhan
target penerimaan perpajakan semata.
Pada tahun 1984, pemerintah pernah melakukan kebijakan tax amnesty di era Orde
Baru. Dalam implementasinya, kebijakan tersebut dinilai tidak terlalu sukses
mengingat respon WP yang tidak terlalu besar serta tidak terjadinya modernisasi sistem
perpajakan di Indonesia. Beberapa kebijakan pengampunan pajak dalam skala lebih
kecil juga dilakukan pemerintah sesudahnya.
Dengan adanya tax amnesty maka ada potensi penerimaan yang akan bertambah dalam
APBN di tahun ini atau tahun-tahun sesudahnya yang akan membuat APBN lebih
sustainable dan kemampuan pemerintah untuk spending atau untuk belanja juga
semakin besar sehingga otomatis ini akan banyak membantu program-program
pembangunan tidak hanya infrastruktur tapi juga perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya tax amnesty tahun ini dan seterusnya akan sangat membantu upaya
pemerintah memperbaiki kondisi perekonomian, pembangunan dan mengurangi
pengangguran, mengurangi kemiskinan serta memperbaiki ketimpangan. Nah tetapi
disisi lain, dengan kebijakan amnesty ini yang diharapkan dengan diikuti repatriasi
sebagian atau keseluruhan aset orang Indonesia di luar negeri maka akan sangat
membantu stabilitas ekonomi makro kita.
POLEMIK
Reshuffle Jilid 2 Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK belum lama ini diumumkan,
beberapa menteri dicopot, beberapa menteri lainnya digeser-geser, bahkan ada yang
sampai tiga kali geser dalam mengisi Kabinet yang dipimpin Presiden Jokowi memasuki
usia pemerintahannya tahun ke dua ini.
Dan sebagaimana diketahui, sektor ekonomi adalah yang paling lemah selama negeri ini
dipimpin Presiden Jokowi-Wakil Presiden M.Jusuf Kalla sebagai hasil pilpres yang lalu,
bahkan ada yang meramalkan bila sektor ini tidak cepat dibenahi dan dipacu,
dikhawatirkan kehidupan rakyat semakin berat dan bertambahnya orang miskin serta
semakin lebarnya jurang kehidupan antara masyarakat miskin dan kaya. Sementara
jumlah pengangguran semakin panjang akibat semakin sempitnya lapangan kerja dan
usaha.
Mau tidak mau, suka tidak suka, presiden memilih “Srikandi” ekonomi yang dimiliki
bangsa ini, Sri Mulyani Indrawati masuk di Tim Ekonomi Kabinet Kerja agar kondisi
perekonomian kembali kondusif akibat penerimaan negara melalui fiskal tengah
mengalami ketidak pastian.
Akan halnya amnesti pajak, timbul pro dan kontra di masyarakat, mereka yang pro
berpendapat bilamana persiapan untuk amnesti pajak disiapkan instrumennya/alat-alat
kelengkapannya sebagaimana mestinya, hal itu bisa berhasil untuk menarik uang yang
selama ini banyak diparkir di luar negeri. Dan untuk itu, mereka menyarankan agar
pihak perbankan intensif melakukan sosialisasi di masyarakat.
Sementara kalangan yang pesimistis dengan amnesti pajak yang dilakukan pemerintah
guna menambah pemasukan pundi-pundi keuangan pemerintah, beralasan, tax amnesty
tidak efektif untuk memperoleh dana dari masyarakat. Selain itu, masyarakat yang
wajib pajak jumlahnya pun hanya 1 juta dari jumlah penduduk yang 250 juta jiwa.
Mereka, para pengusaha kecil lebih memilih biar menunggak saja, sampai ada uang
lebih. Tax amnesty pada 1984 penah diadakan pemerintah waktu itu, namun akibat
peraturannya saja tidak jelas, akhirnya gagal.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui target pendapatan negara dalam
APBNP 2016 yang sebesar RP 1. 786,2 triliun terlalu ambisius.
Sementara itu menurut peneliti Institute for Development of Ekonomics and Finance,
Bhima Yudhistira menilai, Sri Mulyani Indrawati mendapat tugas yang tidak mudah
sebagai menteri keuangan yang baru menggantikan Bambang PS Brodjonegoro . Tugas
utama yang harus segera dikerjakan dalam jangka pendek adalah memastikan bahwa
kondisi fiskal negara dalam keadaan aman. Dikatakan, bagaimana menjaga agar defisit
aman tidak melebihi 3% dari PDB , karena kondisi penerimaan sedang tidak bagus .
“Lalu bagaimana supaya tax amnesty bisa tercapai,” ujarnya meyakinkan.
Dia pesimistis target penerimaan pajak melalui tarif tebusan tax amnesty sebesar Rp 165
triliun bisa dicapai. Menurut Bhima diprediksi defisit anggaran bisa melebihi 3% jika
penerimaan negara yang ditargetkan Rp 1.786,2 triliun tidak tercapai. “Jadi, ada tiga
pilihan, yakni apakah akan menambah utang baru, mengerem belanja, atau memperlebar
batas defisit melalui revisi UU atau perppu kalau diperlukan, “ucapnya.
Namun menurut Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Wihana
Kirana Jaya optimis. Dia berpendapat, program pengampunan atau amnesti pajak yang
dijalankan pemerintah bisa berhasil apabila semua pihak saling memiliki kepercayaan.
Hal itu bisa berjalan sesuai harapan apabila persiapan yang dilakukan pemerintah
terbilang matang.
Menurut dia saat berbicara di forum diskusi UGM Corner bertema : “Tax Amnesty
Manfaat Bagi Iklim Investasi dan Pertumbuhan bagi Ekonomi Indonesia.” di
Perpustakaan UGM dia mengatakan, saat ini transparansi diterapkan, infrastrukturnya
dilengkapi, juga terbantu dengan akan adanya ketepurukan perbankan di seluruh dunia.
Ditambahkan, amnesti pajak ini erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Uang yang masuk ke Indonesia yang selama ini diparkir di luar negeri bisa memperkuat
perbankan juga. Uang itu juga bisa dipakai mendorong pertumbuhan ekonomi degan
membangun infrastruktur.
Sementara itu menurut Direktur Consumer Banking Bank BRI Sis Apik Wijayanto
mengatakan, kita berpartisipasi dalam program amnesti pajak ini dengan menampung
dana repatriasi, kita berikan pilihan investasi. Ada pilihan investasi yang bisa dipilih
oleh nasabah, ucapnya saat sosialisasi amnesti pajak di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Sis memperkirakan dana yang akan masuk ke Bank BRI dari program amnesti pajak ini
bisa mencapai RP 60 – Rp 100 triliun dalam bentuk multy currency. Dengan demikian,
perseroan akan mendapat tambahan likuiditas yang cukup besar sehingga akan
menambah besar penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) yang selama ini menjadi care business Bank BRI.
Bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani, memang saat ini belum bisa mengatakan
kinerjanya untuk penerimaan melalui amnesti pajak akan berhasil, namun yang paling
penting menurutnya saat ini adalah membangun kepastian di internal Kementerian
Keuangan, para pelaku usaha tentang arah dan kebijakan pemerintah ke depannya.
Seluruh jajaran Direktur Jenderal Pajak juga harus disiapkan untuk melaksanakan tugas
negara dengan baik. Ditambahkan, bahwa yang paling penting supaya bisa jalan
kembali. “Ketidak pastian harus diturunkan sehingga para pelaku ekonomi bisa
melakukan perencanaan kegiatan ekonominya,” ucapnya menegaskan.
Masyarakat yang mengeluhkan yaitu laporan harta kekayaan yang dimiliki baik rumah,
tanah, mobil, diposito atau lainnya yang terkena pajak 2 % menjadi beban berat
dikarenakan bilamana masyarakat yang punya usaha yang dianggap lumayan bisa
membayarnya, namun bagi masyarakat yang sehari-hari bekerja dengan gaji sekitar
Rp.3juta atau lebih atau usaha dagang kecil-kecilan untuk makan sehari-hari sudah pas-
pasan bagaimana membayar pajak hartanya seperti rumah dan tanah sudah puluhan
tahun dibeli dengan harganya hanya puluhan juta rupiah, karena perubahan wilayah
begitu pesat sehingga rumah dan tanah tersebut menjadi ratusan juta hingga milliaran
harus membayar 2 % dari harga NJOP Pajak Bumi dan Bangunan rumah dan tanah
tersebut mana mungkin terbayar, ada juga masyarakat yang tadinya punya rumah dan
dibangun sejak orang tuanya diatas tanah pihak lain dengan istilah sewa tanah dengan
tuan tanah banyak terjadi di Jakarta, rumah tersebut di kota harga naik ikut nilai NJOP
Pajak Bumi dan Bangunan sekarang menjadi milliaran rupiah harus membayar pajak 2
% sedangkan rumah tersebut tidak bisa dimiliki karena tanah bukan miliknya dan mau
membeli tanah pemiliknya tidak tahu dimana lagi, rumah tersebut tidak bisa di
jual,begitu juga bagi pengusaha yang baru merintis belum ada modal kadang modal
boleh hutang dengan menggadaikan hartanya seperti rumah mobil dan lainnya sudah
terkena pajak bukan usaha berkembang bisa menjadi tutup, sebaiknya pihak Dirjen
Pajak mengambil langkah yang tidak menyulitkan masyarakat seperti bisa dicicil
pembayaran pajak dalam tenggang waktu beberapa bulan sehingga masyarakat bisa
membayarnya.
JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengakui, parlemen hingga saat ini
masih ragu untuk meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) tax amnesty lantaran
pemerintah masih belum bulat dalam menjelaskan tujuan diterapkannya kebijakan
pengampunan pajak tersebut.
“kita lihat pertumbuhan ekonomi kita kan kalau bergerak ke 5,3 persen kan butuh tenaga
ekstra, kalau dibandingkan dengan nawacita kan rata-rata 7 persen, banhkan di 2019 itu
diinginkan 9 persen, kalau tidak ada terobosan akan tidak tercapai, caranya itu lewat
arus masuk dan meningkatkan likuiditas, kalau masuk 1000 triliun maka kurs kita akan
stabil, dan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” kata Andreas di Jakarta, Jumat
(22/4/2016).
Andreas menuturkan, dalam naskah akademis RUU tax amnesty memiliki tujuan untuk
mengejar target penerimaan pajak dalam jangka pendek, meningkatkan kepatuhan pajak,
proses transisi sistem pajak yang kuat dan adil, hingga rekonsiliasi perpajakan nasional.
“Yang paling mendasar tujuan yang utamanya di mana, karena kalau dari tujuannya
tidak jelas maka repot, DJP justru selalu mengungkapkan tujuannya repatriasi modal,”
tukasnya.
Penyebab Pertama Indonesia memberlakukan Tax Amnesty adalah karena terdapat Harta
milik warga negara baik di dalam maupun di luar negeri yang belum atau belum seluruhnya
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan;
Dari ketiga latar belakang tax amnesty tersebut maka presiden republik Indonesia pada tanggal
1 Juli 2016 mengesahkan Undang Undang Tax Amnesty Nomor 11 Tahun 2016
Tentang Pengampunan Pajak.
Jawaban:
Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta
dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Dasar hukum : Pasal 1
angka 1 UU No 11 Tahun 2016
Jawaban:
Sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk mendapatkan Tax Amnesty / Pengampunan Pajak.
Dasar hukum : Pasal 1 angka 7 UU No 11 Tahun 2016
3. Sampai kapan periode penyampaian Surat Pernyataan Pengampunan Pajak ini berlangsung?
Jawaban:
Jawaban:
Syarat yang harus dipenuhi oleh wajib pajak apabila hendak mengajukan pengampunan pajak atau tax
amnesty adalah sebagai berikut :
melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang seharusnya
tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan
dan/atau penyidikan;
menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan
mencabut permohonan:
o keberatan;
o banding;
o gugatan; dan/atau
Dalam hal Wajib Pajak bermaksud mengalihkan Harta ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Repatriasi), Wajib Pajak juga harus memenuhi persyaratan yaitu
mengalihkan Harta ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
menginvestasikan Harta dimaksud di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia paling
singkat selama 3 (tiga) tahun:
Dalam hal Wajib Pajak mengungkapkan Harta yang berada dan/atau ditempatkan di
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (deklarasi), Wajib Pajak juga harus
memenuhi persyaratan yaitu Wajib Pajak tidak dapat mengalihkan Harta ke luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia paling singkat selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak diterbitkannya
Surat Keterangan. Dasar hukum : Pasal 8 ayat (3), (6), dan (7)
5. Dalam hal Wajib Pajak bermaksud mengalihkan Harta ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Wajib Pajak harus mengalihkan Harta ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menginvestasikan Harta dimaksud di dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia paling singkat selama jangka waktu 3
(tiga) tahun, jangka waktu 3 tahun ini terhitung sejak kapan?
Jawaban:
Jangka waktu 3 (tiga) tahun dihitung sejak Harta dialihkan ke dalam wilayah NKRI.
Dalam hal Wajib Pajak melakukan pengalihan melalui cabang Bank Persepsi yang
berada di luar negeri, jangka waktu 3 tahun dihitung sejak WP mengalihkan Harta
melalui Cabang Bank Persepsi dimaksud. Dasar hukum: Penjelasan Pasal 8 ayat (6)UU
No 11 Tahun 2016
6. Kemana Wajib Pajak dapat menyampaikan surat pernyataan untuk memperoleh Tax
Amnesty / Pengampunan Pajak?
Jawaban:
7. Berapa kali surat pernyataan untuk memperoleh Tax Amnesty / pengampunan pajak
dapat diajukan?
Jawaban:
Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pernyataan paling banyak 3 (tiga) kali dalam
jangka waktu terhitung sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal
31 Maret 2017. Dasar hukum : Pasal 10 ayat (7) UU No 11 Tahun 2016
Jawaban:
Boleh, Pengajuan Tax Amnesty / Pengampunan Pajak dapat dilakukan dalam periode
pengenaan tarif yang sama asalkan tidak melebihi 3 (kali) dalam periode Pengampunan
Pajak (sejak Undang-Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2017).
Dasar hukum : Pasal 10 ayat (7) UU No 11 Tahun 2016
9. Apakah surat pernyataan kedua atau ketiga harus diajukan setelah terbit Surat
Keterangan Pengampunan Pajak atas pengajuan pengampunan sebelumnya?
Jawaban:
Tidak, Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pernyataan kedua atau ketiga sebelum
atau setelah Surat Keterangan atas Surat Pernyataan yang pertama atau kedua
diterbitkan. Dasar hukum : Pasal 10 ayat (8) UU No 11 Tahun 2016
10. Apakah SPT Tahunan Tahun Pajak 2015 wajib disampaikan sebelum mengajukan
permohonan Tax Amnesty / pengampunan pajak?
Jawaban:
Ya, Wajib Pajak harus terlebih dahulu menyampaikan SPT Tahunan untuk tahun pajak
2015, kecuali: a. Wajib Pajak yang baru memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak pada
tahun 2016 dan 2017; atau b. Wajib Pajak yang akhir tahun bukunya berakhir pada
periode 1 Januari 2015 sampai dengan 30 Juni 2015, karena yang wajib disampaikan
adalah SPT Tahunan Tahun Pajak 2014 Dasar hukum : Pasal 8 ayat (3) dan Pasal 1
angka 12 UU No 11 Tahun 2016
Jawaban:
Tidak, surat pernyataan harus disampaikan langsung ke KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar. Dasar hukum: Pasal 10 ayat (1) UU No 11 Tahun 2016
Jawaban:
Tidak boleh Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tetapi boleh bagi Wajib Pajak badan
dalam hal pemimpin tertinggi berdasarkan akta pendirian badan atau dokumen lain
yang dipersamakan berhalangan Dasar hukum Pasal 8 ayat (2) UU No 11 Tahun 2016
Jawaban:
14. Dalam hal penandatangan surat pernyataan dilakukan oleh kuasa Wajib Pajak
Badan, haruskah dengan surat kuasa khusus sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-perundangan perpajakan?
Jawaban:
Tidak perlu surat kuasa khusus. Dasar hukum: Pasal 8 ayat (2) huruf c UU No 11
Tahun 2016