0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
150 tayangan97 halaman

Skripsi Jadi PDF Oke Deh. Siip Oke

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 97

PENGARUH KONSENTRASI ZPT DAN JUMLAH MATA TUNAS

TERHADAP PERTUMBUHAN STEK MELATI (Jasminum sambac)

(Skripsi)

Oleh:

Fenti Rosalia

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)


DHARMA WACANA METRO
2016
ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI ZPT DAN JUMLAH MATA TUNAS


TERHADAP PERTUMBUHAN STEK MELATI (Jasminum sambac)

Oleh:
FENTI ROSALIA

Di Indonesia permintaan bunga melati diproyeksi akan selalu meningkat setiap


tahun, namun peningkatan produksi bunga melati belum dapat mengimbangi
permintaan pasar sehingga perlu diupayakan peningkatan produksi bunga melati.
Peningkatan produksi tersebut dapat dilakukan dengan cara perbanyakan tanaman
secara vegetatif melalui stek. Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) dan jumlah
mata tunas pada bahan stek dapat memacu pertumbuhan akar stek. Oleh karena itu
pemilihan bahan stek perlu kajian lebih lanjut tentang pengaruh tersebut untuk
mendapatkan mutu stek tanaman melati.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh konsentrasi ZPT terhadap
pertumbuhan stek melati, (2) pengaruh jumlah mata tunas terhadap pertumbuhan
stek melati, (3) interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas terhadap
pertumbuhan stek melati.

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, desa


Rejomulyo kecamatan Metro Selatan Kota Metro mulai bulan Maret-Juni 2016.
Percobaan disusun secara factorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL). Faktor pertama adalah konsentrasi ZPT Atonik (K), terdiri dari 4 taraf
yaitu: 0 ml/l air aquades (kontrol) (k0), konsentrasi 0,2 ml/l air aquades (k1), 0,4
ml/l air aquades (k2) dan 0,6 ml/l air aquades (k3). Sedangkan factor kedua adalah
jumlah mata tunas (M), terdiri dari 3 taraf yaitu: 2 mata tunas (m1), 3 mata tunas
(m2), dan 4 mata tunas (m3).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) konsentrasi ZPT tidak berpengaruh


nyata terhadap pertumbuhan stek melati kecuali pada peubah kecepatan tumbuh,
laju asimilasi dan laju pertumbuhan relatif. Dengan konsentrasi 0,4 ml/l air
aquades lebih baik pengaruhnya pada kecepatan tumbuh stek, laju asimilasi bersih
Fenti Rosalia
dan laju pertumbuhan relative, (2) jumlah mata tunas tidak berpengaruh nyata
pada pertumbuhan stek melati kecuali pada peubah kecepatan tumbuh, jumlah
tunas dan luas daun khusus. Jumlah stek 4 mata tunas memberikan hasil lebih baik
pada pertumbuhan stek melati terlihat pada jumlah tunas, kecepatan tumbuh dan
luas daun khusus, (3) terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata
tunas, terhadap kecepatan tumbuh dan luas daun khusus yaitu pada konsentrasi
ZPT 0,4 ml/l air aquades dan jumlah 4 mata tunas serta 0,2 ml/l air aquades
dengan 2 dan 3 mata tunas.
Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi ZPT dan Jumlah Mata
Tunas terhadap Pertumbuhan Stek Melati
(Jasminum sambac)

Nama Mahasiswa : Fenti Rosalia

No. Pokok Mahasiswa : 12110032

Jurusan : Agroteknologi

MENYETUJUI:

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si Krisnarini, S.P., M.Si.


NIP. 19680317 199403 2 003 NIK. 003011035 A

Ketua Jurusan,

Ir. Syafiuddin, MP
NIP. 19630339 198903 1 003
MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua Penguji : Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si ..........................

Penguji Utama : Prof. Dr. Ir. Maryati, MP ..........................

Anggota Penguji : Krisnarini, S.P., M.Si ..........................

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro

Ir. Rakhmiati, MTA


NIP. 1956304081989032001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 25 November 2016


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Pasar Ulu Kecamatan Pesisir

Tengah Kabupaten Pesisir Barat pada tanggal 24

Februari 1994. Penulis merupakan anak sulung dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Safri dan Ibu Sri

Karyatina.

Penulis memulai pendidikan dari sekolah Taman

Kanak-Kanak Aysiyah pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan Sekolah Dasar

Negeri 01 Pasar Krui pada tahun 2000. Selanjutnya penulis menempuh

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Krui pada tahun 2006.

Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 01

Pesisir Tengah Krui pada tahun 2009. Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai

mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro

dengan program studi Agroteknologi.


PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini untuk :

1. Kedua orang tua yang tercinta

2. Adik-adik dan keponakan ku tersayang Yoga Bagaskara, Thio

Ramonda, Indah Lovita Ningrum dan Rachel Putri Alifa.

3. Dosen-dosen pembimbing

4. Teman spesial ku Hamid Asrori

5. Sahabat-sahabat yang telah membantu selama proses pembuatan

skripsi ku.
MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka

apabila kamu selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada

Tuhanlah kamu berharap”

(QS. Alam Nasyroh : 6-8)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pengaruh Konsentrasi ZPT dan Jumlah Mata Tunas terhadap

Pertumbuhan Stek Melati (Jasminum sambac.). Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Ir. Rakhmiati, MTA selaku ketua STIPER Dharma wacana Metro.

2. Ibu Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si selaku pembimbing I yang telah

banyak memberikan masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Krisnarini, S.P., M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Syafiuddin, MP selaku ketua jurusan Agroteknologi yang telah

banyak membantu selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf STIPER Dharma Wacana Metro yang telah

banyak membantu.

6. Kedua orangtua tercinta yang dengan tulus selalu memberikan doannya

agar skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan

skripsi penelitian ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Metro, Januari 2016

Fenti Rosalia
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................... xvii

I. PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang dan Masalah .................................................. 1


1.2. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis..................................................... 4
1.4. Hipotesis................................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 9


2.1. Botani Tanaman Melati (Jasminum sambac)......................... 9
2.2. Syarat Tumbuh Melati (Jasminum sambac)........................... 10
2.3. Perbanyakan Vegetatif dengan Stek....................................... 11
2.4. Zat Pengatur Tumbuh............................................................. 13

III. METODE PENELITIAN............................................................. 15


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 15
3.2. Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 15
3.3. Metode Penelitian................................................................... 16
3.4. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 16
3.4.1. Pembuatan Sungkup dan Naungan............................. 16
3.4.2. Persipan Media Tanam ............................................... 17
3.4.3. Persiapan Bahan Stek ................................................. 17
3.4.4. Penanaman dan Pemeliharaan .................................... 17
3.5. Pengamatan ........................................................................... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 22


4.1. Hasil ..................................................................................... 22
4.1.1. Kecepatan tumbuh ...................................................... 22
4.1.2. Persentase tumbuh ...................................................... 23
4.1.3. Jumlah tunas ............................................................... 25
4.1.4. Tinggi tunas................................................................ 26
4.1.5. Jumlah akar................................................................. 28
4.1.6. Panjang akar ............................................................... 29
4.1.7. Luas Daun Khusus (LDK).......................................... 29
4.1.8. Laju Asimilasi Bersih (LAB) ..................................... 30
4.1.9. Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) ............................... 31
4.1.10. Rasio tunas akar.......................................................... 32

4.2. Pembahasan........................................................................... 33

V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 37


5.1 Kesimpulan ............................................................................... 37
5.2 Saran ......................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 39

LAMPIRAN............................................................................................. 42
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Kecepatan tumbuh stek melati akibat pemberian
konsentrasi ZPTdan jumlah mata tunas yang berbeda....................... 22

2. Persentase tumbuh stek melati 90 hst akibat pemberian konsentrasi


ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda ......................................... 24

3. Jumlah tunas stek melati 90 hst akibat konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda .................................................................... 25

4. Tinggi tunas stek melati 90 hst akibat pemberian konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas yang berbeda ................................................. 27

5. Jumlah akar stek melati 90 hst akibat pemberian konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas yang berbeda ................................................. 28

6. Panjang akar stek melati akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan


jumlah mata tunas yang berbeda........................................................ 29

7. Luas daun khusus stek melati akibat perlakuan konsentrasi ZPT


dan kumlah mata tunas yang berbeda ................................................ 30

8. Laju asimilasi bersih stek melati akibat perlakuan konsentrasi


ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda ......................................... 31

9. Laju pertumbuhan relatif stek akibat perlakuan konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas yang berbeda ................................................. 32

10. Rasio tunas akar akibat perlakuan Konsentrasi ZPT dan Jumlah
Mata Tunas yang berbeda .................................................................. 32
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Deskripsi Melati Putih ....................................................................... 42

2. Jadwal Kegiatan ................................................................................. 43

3. Data kecepatan tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 47

4. Analisis Ragam Kecepatan Tumbuh kecepatan tumbuh dengan


beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas............................. 47

5. Data Kecepatan Tumbuh kecepatan tumbuh dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) .............. 48

6. Hasil analisis ragam Kecepatan Tumbuh dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) .............. 48

7. Data Persentase Tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 49

8. Analisis Ragam Persentase Tumbuh dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas ............................................ 49

9. Data Kecepatan Tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas (Transformasi log x) ..................................... 50

10. Hasil analisis ragam Kecepatan Tumbuh dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi log x) .......... 50

11. Data Jumlah Tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 51

12. Analisis ragam Jumlah Tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 51
13. Data Jumlah Tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas (Transformasi log √x+½) ..................................... 52

14. Hasil analisis ragam Jumlah Tunas dengan beberapa konsentrasi


ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi log √x+½) ..................... 52

15. Data Tinggi Tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 53

16. Analisis ragam Tinggi Tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas................................................................... 53

17. Data Tinggi Tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) ......................................... 54

18. Hasil analisis ragam Tinggi Tunas dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) .............. 54

19. Data Jumlah Akar dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 55

20. Analis ragam Jumlah Akar dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 55

21. Data Jumlah Akar dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) ......................................... 56

22. Hasil analisis ragam Jumlah Akar dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) .............. 56

23. Data Panjang Akar dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 57

24. Analisis ragam Panjang Akar dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 57

25. Data Panjang Akar dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) ......................................... 58

26. Hasil analisi ragam Akar dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) ......................................... 58

27. Data Luas Daun Khusus dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 59
28. Analisis Ragam Luas Daun Khusus dengan beberapa
konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas ............................................ 59

29. Data Luas Daun Khusus dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) ......................................... 60

30. Hasil Analisis Ragam Luas Daun Khusus dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi √x) .............. 60

31. Data Laju Asimilasi Bersih dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas ....................................................................... 61

32. Analisis Ragam Laju Asimilasi Bersih dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas ............................................ 61

33. Data Laju Asimilasi Bersih dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas (Transformasi √x + ½) .................................. 62
34. Analisis Ragam Laju Asimilasi Bersih dengan beberapa
konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi √x + ½) ....... 62

35. Data Laju Pertumbuhan Relatif stek melati dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas ............................................ 63

36. Analisis Ragam Laju Pertumbuhan Relatif stek melati


dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas ................ 63

37. Data Laju Pertumbuhan Relatif stek melati dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi √x + ½) ....... 64

38. Hasil Analisis Ragam Laju Pertumbuhan Relatif stek melati


dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas
(Transformasi √x + ½) ....................................................................... 64

39. Data Rasio Tunas Akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas ....................................................................... 65

40. Analisis Ragam Tunas Akar stek dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas ............................................ 65

41. Data Tunas Akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas (Transformasi √x + ½) .................................. 66

42. Hasil Analisis Ragam Tunas Akar stek dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas (Transformasi √x + ½) ....... 66
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik Persentase Tumbuh................................................................. 24


2. Grafik Jumlah Tunas.......................................................................... 26
3. Grafik Tinggi Tunas........................................................................... 27
4. Tata letak percobaan ......................................................................... 67
5. Tata letak tanaman ............................................................................ 68
6. Bahan stek ......................................................................................... 69
7. ZPT Atonik ....................................................................................... 69
8. Air aquades ....................................................................................... 70
9. Sekam bakar....................................................................................... 70
10. Tanah ................................................................................................. 71
11. Pembuatan naungan .......................................................................... 71
12. Pencampuran media tanam ................................................................ 72
13. Pengisian polibag .............................................................................. 72
14. Penyusunan polibag di naungan ........................................................ 73
15. Larutan konsentrasi ZPT.................................................................... 73
16. Perendaman bahan stek dalam Larutan ZPT ..................................... 74
17. Penanaman ........................................................................................ 74
18. Penyungkupan ................................................................................... 75
19. Penyiraman ........................................................................................ 75
20. Pengamatan jumlah tunas 42 hst ....................................................... 76
21. Pengamatan tinggi tunas 35 hst ......................................................... 76
22. Pengambilan tanaman destruktif........................................................ 77
23. Pengamatan tinggi tanaman 84 hst..................................................... 77
24. Pemanenan ......................................................................................... 78
25. Pengovenan ........................................................................................ 78
26. Penimbangan berat kering akar ......................................................... 79
27. Penimbangan berat kering tunas ....................................................... 79
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Tanaman melati (Jasminum sambac) merupakan salah satu tanaman bunga hias

yang telah banyak dikenal masyarakat Indonesia. Tanaman melati merupakan

tanaman hias tropik yang berasal dari berbagai daerah di Asia, Afrika dan

Australia. Melati selain sebagai tanaman hias juga sebagai tanaman yang

dimanfaatkan bagian-bagian tanamannya, seperti bunganya dapat digunakan

sebagai pewangi teh, penghias pengantin, kosmetik, obat tradisional dan bahan

parfum, sedangkan akar, batang dan daun juga digunakan sebagai obat tradisional

(Khair dkk., 2013).

Di Indonesia setiap tahun produksi tanaman melati diproyeksi akan selalu

meningkat, terbukti pada tahun 2014 produksi tanaman melati mencapai

36.161.072 kg, hasil itu meningkat dibandingkan produksi tanaman melati pada

tahun 2013 yang hanya 30.234.962 kg. Sedangkan secara khusus produksi

tanaman melati di provinsi Lampung juga meningkat yaitu dari 23.434 kg pada

tahun 2013 menjadi 24.345 kg pada tahun 2014 (BPS, 2014). Namun peningkatan

produksi tersebut belum mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat dan

permintaan pasar akan bunga melati yang semakin hari semakin meningkat. Hal

ini dibuktikan dengan produksi bunga melati putih di Indonesia baru mampu
memenuhi sekitar 20% dari kebutuhan melati di pasaran dunia, sehingga

diperlukan upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi bunga

melati (Rukmana, 1997 dalam Simbolon, 2007). Upaya peningkatan produksi

bunga melati dapat dilakukan dengan cara perbaikan dalam penyiapan bibit

tanaman yang bagus.

Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan secara vegetatif salah satunya

melalui stek. Setek merupakan cara perbanyakan vegetatif dengan cara

memisahkan bagian tanaman (akar, batang, daun) dari tanaman induknya.

Perbanyakan bibit melati melalui setek lebih menguntungkan dibandingkan

dengan cara cangkok, rundukan, maupun okulasi, karena tidak memerlukan

keahlian khusus, memberikan sifat seperti induknya dan menghasilkan tanaman

yang seragam dalam jumlah banyak. Namun ukuran stek yang keberhasilannya

tinggi belum banyak diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian tentang

materi/bagian stek dan ukuran yang tepat agar mendapatkan hasil bibit dalam

skala besar dengan waktu yang relatif lebih cepat dan kualitas yang baik.

Dalam penyetekan sering terjadi kendala yaitu pembentukan akar dan tunas yang

lambat serta kurang baik pertumbuhannya. Untuk mengatasi masalah tersebut,

maka pemberian ZPT perlu dilakukan. ZPT adalah senyawa organik bukan hara

yang dalam jumlah tertentu dapat mendukung, menghambat dan mengubah proses

fisiologi tanaman. ZPT mempunyai peranan penting melalui pengaruhnya pada

pembelahan dan diferensiasi sel. Pemberian ZPT diharapkan dapat merangsang

pertumbuhan akar sehingga mampu mengurangi angka kegagalan penyetekan.


ZPT yang diberikan yaitu kelompok auksin. Menurut Abidin (1985) dalam

Sumarni (2003), auksin merupakan salah satu zat tumbuh bagi tanaman yang

berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun perlakuan

aplikasi ZPT pada bahan stek tanaman juga harus memperhatikan

konsenstrasinya. ZPT akan efektif pada konsentrasi tertentu. Jika konsentrasi yang

digunakan terlalu tinggi maka akan dapat merusak stek karena pembelahan sel dan

kalus akan berlebihan sehingga menghambat tumbuhnya bunga serta akar,

sedangkan bila konsentrasi yang digunakan dibawah optipmum maka ZPT

tersebut tidak efektif (Khair dkk., 2013). Oleh sebab itu konsentrasi ZPT yang

diberikan harus diperhatikan sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman.

Selain pemberian ZPT, jumlah mata tunas yang digunakan dalam bahan stek juga

harus diperhatikan. Cadangan makanan yangberupa karbohidrat dan protein pada

ruas dapat meningkatkan jumlah tumbuh stek yang disebabkan oleh hormon

tumbuh yang berfungsi sebagai perangsang dalam pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Suatu tanaman akan tumbuh dengan subur apabila segala

elemen yang dibutuhkan selalu cukup tersedia (Ardaka dkk., 2011). Penggunaan

ukuran bahan stek yang pendek dengan jumlah mata tunas sedikit tanpa

mengganggu kemampuan hidup dan pertumbuhan stek berarti dapat menghemat

penggunaan bahan stek. Oleh sebab itu jumlah mata tunas yang digunakan harus

optimal sehingga dapat tercapai efisiensi penggunaan bahan stek.


1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan stek melati.

2. Pengaruh jumlah mata tunas terhadap pertumbuhan stek melati

3. Interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas terhadap

pertumbuhan stek melati.

1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis

Tanaman melati mempunyai prospek cerah dimasa mendatang sebagai komoditi

ekspor non migas, sehingga perlu dilakukan peningkatkan produksi tanaman

melati. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan teknis budidaya

perbanyakan vegetatif yaitu melalui stek. Perbanyakan vegetatif tanaman melati

melalui stek diyakini dapat menghasilkan tanaman baru yang sama dengan

induknya dan menghasilkan bunga lebih cepat. Stek merupakan cara perbanyakan

tanaman dengan menanam bagian tanaman tanpa akar.

Pertumbuhan stek dapat dirangsang melalui pemberian ZPT dengan konsentrasi yang

tepat. Pemberian ZPT bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas. ZPT

yang diberikan yaitu kelompok auksin. Auksin merupakan salah satu zat tumbuh

bagi tanaman yang berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman

(Abidin, 1985 dalam Sumarni, 2003). Menurut Salisbury dan Ross (1995), auksin

dapat mempercepat keluarnya akar pada stek, sehingga dengan cepat pula stek

dapat menyerap zat hara yang terdapat dalam media, selanjutnya berfungsi untuk
pertumbuhan tanaman. ZPT yang termasuk dalam golongan auksin yaitu, IAA,

NAA, dan IBA.

Salah satu senyawa sintetis yang mengandung hormon auksin yang

diperdagangkan adalah Atonik. Atonik merupakan salah satu hormon tumbuh atau

ZPT yang berwujud cair berwarna coklat dengan bahan utama berupa kompleks

aromatik nitrogen yang memiliki rumus C6H4NaNO3. Bahan penyusun Atonik

terdiri atas unsur Natrium dan Fenol (Suhartini Halidah, 1993 dalam Sutrisno

dkk., 2013).

Keberhasilan penggunaan ZPT pada perbanyakan stek dipengaruhi oleh

konsentrasi ZPT dalam larutan. ZPT akan efektif pada konsentrasi tertentu. Jika

konsentrasi yang digunakan terlalu tinggi maka akan dapat merusak stek karena

pembelahan sel dan kalus akan berlebihan sehingga menghambat tumbuhnya

bunga serta akar, sedangkan bila konsentrasi yang digunakan dibawah optimum

maka ZPT tersebut tidak efektif (Khair dkk., 2013). Hasil penelitian Sutrisno dkk.

(2013) menunjukkan pemberian ZPT Atonik pada konsentrasi 0,25 ml/l

menghasilkan tinggi tunas tertinggi (8,44 cm) pada umur 12 mst dibandingkan

dengan konsentrasi 0,15 ml/l dan 0,35 ml/l pada pertumbuhan bibit stek teh

(Camellia sinensis L.).

Hasil penelitian Sumarni (2003) menyatakan bahwa dengan perlakuan jenis ZPT

yang berbeda yaitu tanpa ZPT, Rootone- F (1 gr/1 ml air), dan Atonik (0,5 ml/l air

dengan lama perendaman 30 menit) menghasilkan perakaran (panjang akar,

jumlah akar, berat kering akar, dan berat kering pucuk) yang lebih baik secara

berurutan adalah Rootone-F, Atonik, kemudian tanpa ZPT.


Hasil penelitian Satria (2011) melaporkan bahwa pemberian ZPT Atonik dengan

konsentrasi 0 ml/l, 0,4 ml/l, 0,8 ml/l, 1,2 ml/l dan 1,6 ml/l memberikan hasil yang

hampir sama terhadap pertumbuhan stek buah naga. Selanjutnya, hasil penelitian

Achmad (2014) menunjukkan bahwa pemberian ZPT jenis auksin dengan

konsentrasi 5 ml/l dan 10 ml/l memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan

stek lada. Pemberian konsentrasi 5 ml/l memberikan pengaruh yang lebih baik

terhadap pertumbuhan stek lada terlihat pada peubah tinggi tunas, jumlah daun,

berat basah tunas, dan berat kering tunas. Sedangkan konsentrasi 10 ml/l

memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan stek lada terlihat

pada peubah panjang akar, berat basah akar, dan berat kering akar.

Selain pemberian ZPT, panjang bahan stek yang digunakan dapat mempengaruhi

pertumbuhan stek. Bahan stek yang memiliki jumlah mata tunas lebih banyak

diyakini memiliki simpanan cadangan makanan lebih banyak pula. Simpanan

cadangan makanan dalam bahan stek salah satunya yaitu karbohidrat. Setek yang

mengandung karbohidrat tinggi akan lebih mudah berakar daripada yang

kandungan karbohidratnya rendah. Pada umumnya, bila karbohidratnya rendah

maka kandungan proteinnya tinggi. Setek yang demikian pertumbuhan tunasnya

akan lebih cepat namun pertumbuhan akarnya terlambat(Wudianto, 1992 dalam

Sari, 2009).

Hasil penelitian Sari (2009) menyatakan bahwa perlakuan jumlah ruas dengan

panjang 1 ruas ( 2 mata tunas), 2 ruas (3 mata tunas), dan 3 ruas (4 mata tunas)

memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan setek panili. Terdapat

interaksi antara perlakuan setek 3 ruas (4 mata tunas) dengan media tanam tanah
dan pupuk kandang yaitu menghasilkan berat segar akar dan berat kering akar

terbesar.

Hasil penelitian Wijaya dan Hidayat (2012) menyatakan bahwa perlakuan panjang

bahan stek 3 ruas (4 mata tunas) dan 4 ruas (5 mata tunas) memberikan hasil

terbaik pada pertumbuhan stek nilam. Perlakuan bahan stek 3 ruas (4 mata tunas)

memberikan hasil terbaik pada peubah panjang tunas yaitu 5 cm. Sedangkan

perlakuan bahan stek 4 ruas (5 mata tunas) memberikan hasil terbaik pada peubah

jumlah daun (21 helai) dan jumlah tunas (4 tunas).

Hasil penelitian Sudomo dkk. (2007) menunjukkan bahwa jumlah mata tunas

terbaik untuk stek batang hibrid murbei adalah 3 mata tunas yang terlihat pada

peubah presentase hidup tertinggi yaitu 81,668 % dan panjang tunas stek yang

terbaik dibandingkan dengan jumlah 1 dan 2 mata tunas.

Hasil penelitian Ardaka dkk. (2011) menunjukkan bahwa kombinasi antara bahan

stek beruas 3 dengan jenis ZPT Atonik (1,5 ml/l) adalah yang terbaik, yaitu

terlihat pada peubah persentase hidup 90 %,pertumbuhan jumlah daun 2,90 helai,

tinggi 0,77 cm, panjang akar 3,37cmdan jumlah akar 9,00 cm pada pertumbuhan

stek pranajiwa.
1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Konsentrasi ZPT yang berbeda akan menghasilkan pengaruh yang berbeda

terhadap pertumbuhan stek melati.

2. Jumlah mata tunas yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap pertumbuhan stek melati.

3. Terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas untuk

meningkatkan pertumbuhan stek melati.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman Melati (Jasminum sambac)

Tanaman melati (Jasminum sambac) merupakan tanaman hias tropik yang berasal

dari berbagai daerah di Asia, Afrika dan Australia. Diantara 200 jenis melati yang

telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis melati yang umum

dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati yang potensial untuk dijadikan tanaman

hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum

terungkap potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-

melatian atau famili Oleaceae.

Menurut Setyaningrum dan Endah (2004), kedudukan tanaman melati dalam

sistematika tumbuhan adalah: Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub divisi

Angiospermae, Kelas Dicotyledonae, Ordo Oleales, Famili Oleaceae, Genus

Jasminum, Species Jasminum sambac.

Tanaman melati yang kita kenal, tumbuh lebih dari setahun (perennial), bersifat

perdu dan merambat. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 3 meter atau

lebih, batangnya berkayu berbentuk bulat sampai segiempat, berbuku-buku dan

bercabang banyak seolah-olah merumpun. Daun bertangkai pendek, helaian daun

berbentuk bulat telur, tepi daun rata, panjang 2,5- 10 cm, lebarnya 1,5- 6 cm.

Melati dapat diperbanyak dengan cara pencangkokan atau stek batang. Tanaman
melati sangat menyukai sinar matahari, maka sangat cocok bila ditanami di tempat

yang terbuka (Suryowinoto, 1997dalam Setyaningrum dan Endah, 2004).

2.2. Syarat Tumbuh Melati (Jasminum sambac)

Tanaman melati dapat hidup dengan baik ditempat-tempat yang terbuka atau

ditempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari, baik ditaran rendah maupun

dataran tinggi hingga ketinggian 1000 meter dpl. Selain itu tanaman melati paling

cocok dibudidayakan didaerah yang memiliki curah hujan 112–119 mm/bulan

dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim dengan 2–3 bulan kering dan

5–6 bulan basah. Suhu udara siang hari 28-360 C dan suhu udara malam hari 24-

300 C, kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %

(Suryowinoto, 1997dalam Setyaningrum dan Endah, 2004).

Menurut Endah (2001) dalam Sumarni (2003), tanaman melati menghendaki

media tanaman yang mengandung bahan organik tinggi. Selanjutnya Widiyanto

(1992) dalam Sumarni ( 2003 ) mengemukakan bahwa stek melati memerlukan

media tanam yang gembur dan halus, mampu mengikat air dan unsur hara,

drainase dan aerasi baik. Hasil yang baik dan optimal dari perbanyakan tanaman

melati dengan cara stek dapat diperoleh dengan memperhatikan faktor-faktor yang

merupakan syarat tumbuh.


2.3. Perbanyakan Vegetatif dengan Stek

Perbanyakan tanaman dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu,

perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif

dilakukan menggunakan biji yang dihasilkan dari proses penyerbukan antara

benangsari dan putik (Irwanto, 2001 dalam Kusdiyanto, 2012). Sedangkan

perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman secara tak kawin (aseksual)

yang dapat dilakukan apabila bagian dari tanaman mempunyai kemampuan untuk

membentuk jaringan-jaringan atau bagian-bagian tanaman yang lain (Rochiman

dan Harjadi, 1973 dalam Waluyo, 2003).

Perbanyakan tanaman secara vegetatif memiliki kelebihan dan kelemahann.

Kelebihan perbanyakan secara vegetatif yaitu, lebih cepat berbuah, sifat turunan

sesuai dengan induk, dan sifat-sifat yang diinginkan dapat digabungkan.

Sedangkan kelemahan perbanyakan vegetatif ini adalah memiliki perakaran yang

kurang baik dan lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu

(Kristina, 2008 dalam Kusdiyanto, 2012).

Perkembangbiakan secara vegetatif merupakan alternatif yang perlu diperhatikan,

salah satunya stek. Menurut Purnomosidhi dkk. (2002) dalam Rahardiyanti

(2005), perbanyakan tanaman dengan stek merupakan perbanyakan tanaman

dengan cara menumbuhkan akar dan pucuk dari potongan atau bagian tanaman

seperti akar, batang, atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru. Tanaman melati

merupakan tanaman merambat dan sebagai herba batang berkayu, maka dapat

diperbanyak dengan cara stek.


Keuntungan dari stek batang adalah pembiakan ini lebih efisien jika dibandingkan

dengan cara lain karena cepat tumbuh dan penyediaan bibit dapat dilakukan dalam

jumlah yang besar. Sedangkan kesulitan yang dihadapi adalah selang waktu

penyimpanan relatif pendek antara pengambilan bahan stek dan penanaman.

Dengan demikian sumber bahan vegetatif haruslah dicari atau dipilih tanaman-

tanaman unggul dengan produksi tinggi, tahan hama dan penyakit serta mudah

penanamannya (Kusdiyanto, 2012).

Berkaitan dengan persiapan bahan stek, Yasman dan Smits (1988) dalam

Kusdiyanto (2012) menerangkan pemotongan bagian pangkal stek sebaiknya 1 cm

di bawah buku (node) karena sifat anatomis dan penimbunan karbohidrat yang

banyak pada buku tersebut adalah lebih baik untuk perakaran stek. Setek yang

mengandung karbohidrat tinggi akan lebih mudah berakar daripada yang

kandungan karbohidratnya rendah. Pada umumnya, bila karbohidratnya rendah

maka kandungan proteinnya tinggi. Setek yang demikian pertumbuhan tunasnya

akan lebih cepat namun pertumbuhan akarnya terlambat. Bahan setek yang baik

dapat ditentukan oleh tingkat kekerasan batang. Setek yang masih muda

mengandung cadangan karbohidrat yang rendah, sedangkan setek yang tua

mengandung karbohidrat yang tinggi sehingga nampak keras dan kaku (Wudianto,

1992 dalam Sari, 2009).

Menurut Sumarni (2003), pemotongan batang membentuk sudut 450, agar tempat

munculnya akar lebih lebar. Panjang stek antara 15-20 cm terdiri dari 2 mata tunas

dalam satu batang, dan untuk menjaga tetap berlangsungnya proses fotosintesis,

tiap stek disisakan 2 helai daun. Pada saat penyetekan harus diperhatikan faktor-
faktor penunjang pembibitan lain, persiapan media tanam, pemililihan bahan

tanam serta pemeliharaan stek.

2.4. Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh (ZPT) atau hormon tumbuh adalah senyawa organik yang

disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada

konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis

(Salisbury dan Ross, 1995). ZPT dapat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu,

auksin, sitikonin, giberelin, etilen, dan inhibitor.

Penyetekan yang dilakukan tanpa pemberian ZPT juga akan menghasilkan akar,

tetapi dengan pemberian ZPT maka kecepatan dan jumlah akar yang dihasilkan

dapat ditingkatkan. Salah satu ZPT yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan

dan perkembangan tanaman adalah auksin. Menurut Artanti (2007) dalam

Amanah (2009), penelitian tentang aspek fisiologis auksin telah banyak dilakukan

sejak tahun 1930-an. Banyak bukti menyatakan bahwa auksin sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan batang, formasi akar, menghambat pertumbuhan cabang

lateral, serta mengaktifkan kerja lapisan kambium. ZPT ini ada pada tanaman

dalam jumlah yang sedikit, maka perlu ditambah sehingga pertumbuhan tanaman

menjadi lebih cepat (Davies, 1993 dalam Kusdiyanto, 2012)

Atonik merupakan salah satu hormon tumbuh atau ZPT yang berwujud cair

berwarna coklat dengan bahan utama berupa kompleks aromatik nitrogen yang

memiliki rumus C6H4NaNO2. Bahan penyusun atonik terdiri atas unsur Natrium

dan Fenol (Suhartini, 1993 dalam Sutrisno dkk., 2013). Atonik dapat digunakan
sebagai pemacu pertumbuhan karena mengandung natrium para-nitrofenol 3.0 g/l,

natrium orto-nitrofenol 2.0 g/l, natrium 5-nitrogualakol 1.0 g/l, natrium 2-4-

dinitrofenol 0.5 g/l (PT. Mastalin Mandiri, 2014).

Prawiranata dkk. (1981) dalam Sariman (2005) mengemukakan bahwa ZPT

memainkan peran yang sangat penting melalui pengaruhnya terhadap pembelahan

sel, pembesaran sel, dan differensial sel. Menurut Marlin (2005), pertumbuhan

dan perkembangan (morfogenisis) tanaman yang diberi perlakuan ZPT

dikendalikan oleh keseimbangan dan interaksi dari ZPT endogen dan eksogen.

Auksin berperan mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam pembuatan

komponen sel sehingga begitu mulai terjadi pembelahan sel, makan auksin akan

merangsang pembentukan sel-sel dengan cepat.

Kebutuhan ZPT pada tanaman berbeda-beda, dimana terdapat konsentrasi rendah,

sedang, dan tinggi. Jika konsentrasi yang digunakan terlalu tinggi maka akan

dapat merusak stek karena pembelahan sel dan kalus akan berlebihan sehingga

menghambat tumbuhnya bunga serta akar, sedangkan bila konsentrasi yang

digunakan dibawah optipmum maka ZPT tersebut tidak efektif (Khair dkk.,

2013).
III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, desa

Rejomulyo kecamatan Metro Selatan Kota Metro mulai bulan Maret-Juni 2016.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu, paranet, gunting

stek, timbangan elektrik tipe Nagata LCS-3000, gelas ukur, ember, hand spayer,

plastik bening, tali rapia, kamera digital, mistar, kertas lebel, polybag ukuran

15x20, pisau, buku tulis, pulpen, spidol.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan stek melati 2 mata

tunas, 3 mata tunas, 4 mata tunas, air aquades, media tanam yang digunakan

adalah tanah dan sekam bakar sedangkan zat pengatur tumbuh yang digunakan

adalah Atonik serta pestisida yang digunakan adalah regent.


3.3 Metode Penelitian

Percobaan disusun secara faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap

(RAKL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi ZPT Atonik (K),

terdiri dari 4 taraf yaitu:0 ml/l air aquades (kontrol) (k0), konsentrasi 0,2 ml/l air

aquades (k1), 0,4 ml/l air aquades(k2) dan 0,6 ml/l air aquades(k3). Sedangkan

faktor kedua adalah jumlah mata tunas (M), terdiri dari 3 taraf yaitu: 2 mata tunas

(m1), 3 mata tunas (m2), dan 4 mata tunas (m3). Dengan demikian terdapat 12

kombinasi perlakuan yaitu: k0m1, k0m2, k0m3, k1m1, k1m2, k1m3, k2m1, k2m2, k2m3,

k3m1, k3m2, k3m3. Satu percobaan terdiri dari 20 polybag sehingga total 720

polibag.

Data diuji dengan analisis ragam yang sebelumnya kesamaan ragam diuji dengan

uji Barlett dan ketidakaditifan data diuji dengan uji Tuckey. Pengujian nilai

tengah perlakuan digunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Pembuatan Sungkup dan Naungan

Sungkup terbuat dari plastik putih transparan yang berkerangkakan bambu dan

dibentuk setengah lingkaran dengan tinggi 50 cm. Naungan terbuat dari bambu

beratap paranet dengan panjang 9 m, lebar 3 m dan tinggi 2 m.


3.4.2. Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah dan sekam bakar

dengan perbandingan volume 2:1. Media tanam disaring terlebih dahulu. Setelah

itu, media tanam dimasukkan ke dalam polybag dan siap untuk ditanami bahan

stek.

3.4.3. Persiapan Bahan Stek

Bahan stek diambil dari cabang yang berasal dari tanaman yang baik dan sehat

serta sudah pernah berbunga. Stek yang digunakan memiliki jumlah mata tunas

yaitu 2 mata tunas, 3 mata tunas dan 4 mata tunas. Jumlah bahan stek dalam petak

percobaan adalah 20 buah dan disusun dibawah naungan sesuai dengan tata letak

percobaan.

3.4.4. Penanaman dan pemeliharaan

Sebelum bahan stek melati ditanam, terlebih dahulu bahan stek yang memiliki 2

mata tunas (m1), 3 mata tunas (m2) dan 4 mata tunas (m3) diberi perlakuan zat

pengatur tumbuh dengan cara merendam pangkal bahan stek kedalam konsentrasi

ZPT Atonik: 0 ml/l air aquades (k0), 0,2 ml/l air aquades (k1), 0,4 ml/l air aquades

(k2), dan 0,6 ml/l air aquades (k3). Perendaman dilakukan dengan cara pangkal

potong bahan stek dicelupkan pada masing-masing perlakuan selama 1 jam. Stek

melati yang telah diberi perlakuan ditanam di dalam polybag dengan kedalaman 5

cm. Penanaman dilakukan pada pagi hari. Setelah ditanam, bahan stek disungkup

dengan plastik transparan selama 1 bulan yang bertujuan untuk menghindari

penguapan yang berlebihan.


Pemeliharaan stek melati dilakukan dengan cara penyiraman yang teratur dua kali

sehari, penyiangan tanaman dari gulma serta penyemprotan pestisida pada

tanaman yang sudah menunjukkan gejala terserang hama dengan dosis 5 ml/10 l

air. Penyemprotan hama pada stek dilakukan dengan menggunakan handsprayer.

3.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman sampel yang telah ditentukan sebelumnya,

peubah yang diamati sebagai berikut:

1) Kecepatan tumbuh

Kecepatan tumbuh yaitu mengamati berapa hari setelah tanam bahan stek

mulai bertunas. Pengamatan dilakukan sejak satu minggu setelah tanam

hingga bahan stek yang bertunas mencapai 75% dan dinyatakan dalam

satuan hari.

2) Persentase tumbuh

Persentase tumbuh dilakukan dengan cara menghitung jumlah stek yang

hidup dibagi jumlah stek yang ditanami kali 100%, pada masing-masing

satuan percobaan. Pengamatan dilakukan pada 90 hari setelah tanam dan

dinyatakan dengan satuan %.

3) Jumlah tunas

Jumlah tunas diperoleh dengan cara menghitung semua tunas yang muncul

pada setiap tanaman sampel kemudian diambil nilai rata-ratanya.

Pengamatan dilakukan sejak 35 hari setelah tanam sampai 90 hari setelah

tanam dan dinyatakan dalam buah.


4) Tinggi tunas

Data tinggi tunas diperoleh dengan cara mengukur dari pangkal keluarnya

tunas sampai titik tumbuh tunas kemudian diambil nilai rata-ratanya.

Pengamatan dilakukan setiap minggu, yang dimulai sejak 35 hari setelah

tanam sampai 90 hari setelah tanam dan dinyatakan dengan satuan

sentimeter (cm).

5) Jumlah akar

Jumlah akar yaitu menghitung semua jumlah akar yang muncul dari kalus

selama pembibitan kemudian diambil nilai rata-ratanya. Pengamatan

dilakukan pada 90 hari setelah tanam dan dinyatakan dalam buah.

6) Panjang akar

Data panjang akar diperoleh dengan cara mengukur akar dari pangkal

batang hingga bagian ujung akar terpanjang dari akar yang terbentuk

kemudian diambil nilai rata-ratanya. Pengamatan dilakukan pada 90 hari

setelah tanam dan dinyatakan dalam sentimeter (cm).

7) Luas Daun Khusus (LDK)

Luas Daun Khusus dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

LDK = (LA2/W2 + LA1/W1)/2 (cm2/g)

8) Laju Asimilasi Bersih (LAB)

Laju Asimilasi Bersih dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

LAB = (W2 – W1)/(T2-T1) x (In LA2 – In LA1)/(LA2 – LA1) (g/cm2/hari)


9) Laju Pertumbuhan Relatif (LPR)

Laju Pertumbuhan Relatif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

LPR = (In W2 – In W1)/(T2 – T1) (g/g/hari)

Ket: LA1 = Luas daun pada pengamatan awal (hari)


LA2 = Luas daun pada pengamatan akhir (hari)
W1 = Berat kering tanaman pada pengamatan awal (g)
W2 = Berat kering tanaman pada pengamatan akhir (g)
T1 = Waktu pengamatan awal (hari)
T2 = Waktu pengamatan akhir (hari)

Pengamatan Luas Daun Khusus (LDK), Laju Asimilasi Bersih (LAB), dan

Laju Pertumbuhan Reatif (LPR) dilakukan dengan caramenghitung luas

daun dari 2 tanaman sampeldengan menggunakan metode scanner.

Metode ini merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur luas

penampang daun dengan menggunakan alat bantuimage scanner dan

software Irfanvew. Caranya adalah dengan mengetahui jumlah pixeldari

gambar daun yang di scan. Kemudian dihitung dengan rumus:

luas daun = pixel x 2,542 / DPI2

Keterangan:

Pixel: angka yang tertera saat menggunakansoftwareInfanvew


DPI : doth Per Inch atauumlah titik per inci, diatur saat
melakukan scansampel daun menggunakan image scanner

Selain mengukur luas daun pengamatan ini juga dilakukan setelah tanaman

dikeringkan sampai berat konstan dan dirata-ratakan. Pengukuran

dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hst dan 67 hst.


10) Rasio Tunas Akar

Rasio tunas akar diperoleh dengan cara menimbang bobot tunas dibagi

bobot akar. Pengamatan dilakukan pada 90 hari setelah tanam.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Kecepatan Tumbuh

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ZPT dan jumlah

mata tunas yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kecepatan tumbuh stek, dan

terdapat interaksi antara kedua perlakuan (Lampiran 4).

Tabel 1. Kecepatan tumbuh stek melati akibat pemberian konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Jumlah Mata Tunas (M)


Konsentrasi ZPT (K)
2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
.......................Hari........................
27,33 A 37,33 B 40,67 A
0 ml/l air aquades
a b b
29,00 A 30,00 A 43,00 A
0,2 ml/l air aquades
a a b
37,00 B 36,00 B 38,67 A
0,4 ml/l air aquades
a a a
38,33 B 36,00 B 48,33 B
0,6 ml/l air aquades
a a b
BNT K x M = 5,79
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal, huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 1) menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi ZPT

0,6 ml/l air aquades menghasilkan kecepatan tumbuh stek melati lebih rendah

dibandingkan dengan pemberian ZPT 0, 0,2, 0,4 ml/l air aquades pada level stek 2

dan 4 mata tunas. Sedangkan stek 3 mata tunas menghasilkan kecepatan tumbuh

lebih rendah jika diberi konsentrasi ZPT 0 ml/l air aquades. Pengaruh jumlah mata

tunas pada level konsentrasi ZPT yang berbeda memberikan pola yang beragam.

Pemberian ZPT 0,4 ml/l air aquades menghasilkan kecepatan tumbuh lebih tinggi

pada perlakuan stek 4 mata tunas, sedangkan pemberian ZPT 0,2 ml/l air aquades

menghasilkan kecepatan tumbuh lebih tinggi pada perlakuan stek 2 dan 3 mata

tunas. Dengan demikian terdapat beberapa kombinasi dengan kecepatan tumbuh

yang sama baiknya yaitu pemberian konsentrasi ZPT 0,4 ml/l air aquades dan 4

mata tunas serta pemberian konsentrasi 0,2 ml/l air aquades dengan stek 2 dan 3

mata tunas.

4.1.2 Persentase Tumbuh

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas

tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persentase tumbuh stek serta

tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan (Lampiran 8).

Berdasarkan Tabel 2, meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak

berpengaruh secara statistik tetapi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi ZPT

0 dan 0,6 ml/l air aquades menghasilkan persentase tumbuh lebih baik

dibandingkan konsentrasi ZPT 0,2 dan 0,4 ml/l air aquades serta rata-rata stek 3

mata tunas memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 2 dan 4 mata tunas

terhadap persentase tumbuh stek melati.


Tabel 2. Persentase tumbuh stek melati 90 hst akibat pemberian konsentrasi ZPT
dan kumlah mata tunas yang berbeda.

Jumlah Mata Tunas (M)


Konsentrasi ZPT (K) Rerata
2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
-------------------%-------------------
0 ml/l air aquades 78,33 86,67 88,33 84,44
0,2 ml/l air aquades 76,67 88,33 70,00 78,33
0,4 ml/l air aquades 70,00 90,00 76,67 78,89
0,6 ml/l air aquades 90,00 88,34 75,00 84,44
Rerata 78,75 88,33 77,50

k0m1
k0m1
100
Persentase stek Hidup (%)

k0m2
k0m2
90
k0m3
k0m3
80
k1m1
k1m1
70
60 k1m2
k1m2
50 k1m3
k1m3
40 k2m1
k2m1
30 k2m2
k2m2
20 k2m3
k2m3
10 k3m1
k3m1
0 k3m2
k3m2
35 42 49 56 63 70 77 84 90 k3m3
k3m3
Hari Pengamatan (hst)

Gambar 1. Grafik presentase tumbuh

Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa presentase tumbuh stek mulai

meningkat pada 42 hst sampai 56 hst, namun pada 63 hst sampai 90 hst presentase

tumbuh stek relatif sama. Grafik pada tiap perlakuan menunjukkan gradien yang

relatif sama.
4.1.3 Jumlah Tunas

Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan konsentrasi ZPT tidak

mempengaruhi jumlah tunas stek, tetapi jumlah mata tunas yang berbeda

berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas stek dan tidak terdapat interaksi antara

kedua perlakuan (Lampiran 12).

Tabel 3. Jumlah tunas stek melati 90 hst akibat konsentrasi ZPT dan jumlah mata
tunas yang berbeda.

Konsentrasi ZPT (K) Jumlah Mata Tunas (M) Rerata


2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
-----------------buah---------------
0 ml/l air aquades 2,80 3,27 3,80 3,29
0,2 ml/l air aquades 3,07 3,07 3,20 3,11
0,4 ml/l air aquades 2,80 3,40 4,00 3,40
0,6 ml/l air aquades 3,20 3,20 3,87 3,42
Rerata 2,97 a 3,23 ab 3,72 b
BNT M=0,53
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%.

Hasil Uji BNT (Tabel 3) menunjukkan bahwa stek 4 mata tunas menghasilkan

jumlah tunas lebih banyak dengan peningkatan 25,26 % dan 15,17 %

dibandingkan dengan stek 3 mata tunas dan 2 mata tunas. Meskipun secara

statistik konsentrasi ZPT tidak berpengaruh terhadap jumlah tunas, namun secara

rata-rata konsentrasi ZPT 0,6 ml/l air aquades cenderung lebih baik dibandingkan

konsentrasi yang lebih rendah.


4,5
Rata-rata jumlah tunas (cabang) 4,0 k0m1
k0m1
3,5 k0m2
k0m2
3,0 k0m3
k0m3
k1m1
k1m1
2,5
k1m2
k1m2
2,0
k1m3
k1m3
1,5 k2m1
k2m1
1,0 k2m2
k2m2
0,5 k2m3
k2m3
k3m1
k3m1
0,0
k3m2
k3m2
35 42 49 56 63 70 77 84 90
k3m3
k3m3
Waktu Pengamatan (hst)

Gambar 2. Grafik jumlah tunas

Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah tunas relatif meningkat sejak

35 hst hingga 90 hst. Grafik pada tiap perlakuan menunjukkan gradien yang relatif

sama.

4.1.4 Tinggi Tunas

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas

tidak memberikan pengaruh terhadap tinggi tunas stek serta tidak terdapat

interaksi antara kedua perlakuan (Lampiran 16).


Tabel 4. Tinggi tunas stek melati 90 hst akibat pemberian konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Konsentrasi ZPT Jumlah Mata Tunas (M)


Rerata
(K) 2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
-----------------cm---------------
0 ml/l air aquades 8,11 7,58 8,40 8,03
0,2 ml/l air aquades 10,40 9,76 9,04 9,73
0,4 ml/l air aquades 8,07 9,05 7,97 8,36
0,6 ml/l air aquades 8,56 9,73 7,40 8,56
Rerata 8,79 9,03 8,20

Berdasarkan Tabel 4, meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak

berpengaruh secara statistik tetapi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi ZPT

0,2 ml/l air aquades menghasilkan tinggi tunas lebih baik dibandingkan

konsentrasi ZPT 0; 0,4 dan 0,6 ml/l air aquades serta rata-rata stek 3 mata tunas

memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 2 dan 4 mata tunas terhadap tinggi

tunas stek melati.

12

10 k0m1
Rata-rata Tinggi Tunas (cm)

k0m1
k0m2
k0m2
K00
8 k0m3
k0m3
k1m1
k1m1
0m3
6
k1m2
k1m2
k1m3
k1m3
4
k2m1
k2m1

2 k2m2
k2m2
k2m3
k2m3
0 k3m1
k3m1
35 42 49 56 63 70 77 84 90 k3m2
k3m2
Waktu Pengamatan (hst) k3m3
k3m3

Gambar 3. Grafik tinggi tunas


Berdasarkan gambar 3 menunjukkan bahwa tinggi tunas sejak 35 hst sampai 70

hst mengalami pertumbuhan yang relatif sama, namun pada 77 hst hingga 90 hst

mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi. Grafik pada tiap perlakuan

menunjukkan gradien yang relatif sama.

4.1.5 Jumlah Akar

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ZPT dan jumlah

mata tunas tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah akar stek serta

tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan (Lampiran 20).

Tabel 5. Jumlah akar stek melati 90 hst akibat pemberian konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Jumlah Mata Tunas (M)


Konsentrasi (K) Rerata
2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
---------------------buah--------------------
0 ml/l air aquades 9,87 13,67 11,67 11,73
0,2 ml/l air aquades 12,40 11,87 11,60 11,96
0,4 ml/l air aquades 10,67 12,67 12,13 11,82
0,6 ml/l air aquades 12,53 14,53 12,20 13,09
Rerata 11,37 13,18 11,90

Berdasarkan Tabel 5, meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak

berpengaruh secara statistik tetapi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi ZPT

0,6 ml/l air aquades menghasilkan jumlah akar lebih baik dibandingkan

konsentrasi ZPT 0; 0,2 dan 0,4 ml/l air aquades serta rata-rata stek 3 mata tunas

memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 2 dan 4 mata tunas terhadap

jumlah akar stek melati.


4.1.6 Panjang Akar

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian ZPT berbagai konsentrasi

dan perlakuan jumlah mata tunas tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar

serta tidak terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas

(Lampiran 24).

Tabel 6. Panjang akar stek melati 90 hst akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Konsentrasi ZPT Jumlah Mata Tunas (M)


Rerata
(K) 2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
-----------------cm--------------------
0 ml/l air aquades 4,37 4,06 4,30 4,24
0,2 ml/l air aquades 4,19 4,34 4,09 4,21
0,4 ml/l air aquades 4,40 4,22 4,07 4,23
0,6 ml/l air aquades 4,61 4,43 3,87 4,30
Rerata 4,40 4,26 4,08

Berdasarkan Tabel 6 meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak

berpengaruh secara statistik tetapi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi ZPT

0,6 ml/l air aquades menghasilkan jumlah akar lebih baik dibandingkan

konsentrasi ZPT 0; 0,2 dan 0,4 ml/l air aquades serta rata-rata stek 3 mata tunas

memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 2 dan 4 mata tunas terhadap

jumlah akar stek melati.

4.1.7 Luas Daun Khusus (LDK)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ZPT tidak

mempengaruhi luas daun khusus, tetapi perlakuan jumlah mata tunas yang

berbeda berpengaruh nyata terhadap luas daun khusus dan terdapat interaksi

antara kedua perlakuan (Lampiran 28).


Tabel 7. Luas Daun Khusus stek melati akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Jumlah Tunas (M)


Konsentrasi ZPT (K)
2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
2
---------------cm /g--------------
0 ml/l air aquades 29,02 A 20,80 A 25,78 B
a a a
0,2 ml/l air aquades 31,35 A 31,87 A 32,66 B
a a a
0,4 ml/l air aquades 31,36 A 31,60 A 22,33 B
a a a
0,6 ml/l air aquades 31,18 A 28,02 A 12,20 A
b b a
BNT K x M = 11,54
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah
vertikal, huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.

Berdasarkan Uji BNT (Tabel 7) menunjukkan bahwa perlakuan 2 mata tunas

menghasilkan luas daun khusus lebih baik dibandingkan perlakuan 3 dan 4 mata

tunas pada pemberian konsentrasi ZPT 0,6 ml/l air aquades. Selain itu konsentrasi

ZPT berpengaruh terhadap jumlah mata tunas. Stek dengan jumlah mata tunas 2

dan 3 memberikan pengaruh yang sama pada semua level konsentrasi ZPT,

namun stek 4 mata tunas menghasilkan luas daun lebih rendah jika diberikan

perlakuan konsentrasi 0,6 ml/l air aquades.

4.1.8 Laju Asimilasi Bersih (LAB)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT berpengaruh terhadap

laju asimilasi bersih stek melati, tetapi jumlah mata tunas tidak berpengaruh nyata

terhadap laju asimilasi bersih stek dan tidak terdapat interaksi antara kedua

perlakuan (Lampiran 32).

.
Tabel 8. Laju asimilasi bersih stek melati akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Konsentrasi ZPT Jumlah Mata Tunas (M)


Rerata
(K) 2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
-----------------g/m2/hari---------------
0 ml/l air aquades 1,73 3,30 1,90 2,31 A
0,2 ml/l air aquades 1,23 0,97 1,07 1,09 A
0,4 ml/l air aquades 2,40 1,30 5,33 3,01 B
0,6 ml/l air aquades 0,87 1,50 1,00 1,12 A
Rerata 1,56 1,77 3,33
BNT K = 1,59
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak berbeda nyata pada uji
BNT 5%.

Berdasarkan Uji BNT (Tabel 8) menunjukkan bahwa pemberian ZPT dengan

konsentrasi 0,4 ml/l air aquades memberikan hasil laju asimilasi bersih stek

terbaik dibandingkan dengan konsentrasi ZPT 0 ml/l air aquades, 0,2ml/l air

aquades, dan 0,6 ml/l air aquades, masing-masing dengan peningkatan 176,15%,

168,75%, 30,30%.

4.1.9 Laju Pertumbuhan Relatif (LPR)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ZPT berpengaruh

terhadap laju pertumbuhan relatif, tetapi perlakuan jumlah mata tunas tidak

memberikan pengaruh nyata dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan

(Lampiran 36).

Hasil uji BNT (Tabel 9) menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT pada 0,4 ml/l

aquades menunjukkan laju pertumbuhan relatif tertinggi dibandingkan dengan

konsentrasi 0,2 ml/l air aquades, dan 0,6 ml/l air aquades, masing-masing dengan

peningkatan 85,29%, dan 18,87 %.


Tabel 9. Laju pertumbuhan relatif stek akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Konsentrasi ZPT Jumlah Mata Tunas (M)


Rerata
(K) 2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas
---------------g/g/hari---------------
0 ml/l air aquades 0,47 0,63 0,50 0,53 AB
0,2 ml/l air aquades 0,37 0,30 0,37 0,34 A
0,4 ml/l air aquades 0,63 0,50 0,77 0,63 B
0,6 ml/l air aquades 0,30 0,47 0,17 0,31 A
Rerata 0,44 0,48 0,45
BNT K=0,27
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%.

4.1.10 Rasio Tunas Akar

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas

tidak berpengaruh nyata terhadap rasio tunas akar serta tidak terdapat interaksi

antara kedua perlakuan (Lampiran 40).

Tabel 10. Rasio tunas akar akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan jumlah mata
tunas yang berbeda.

Konsentrasi ZPT Jumlah Mata Tunas (M)


Rerata
(K) 2 mata tunas 3 mata tunas 4 mata tunas

0 ml/l air aquades 1,41 1,32 1,40 1,37


0,2 ml/l air aquades 1,55 1,46 1,40 1,47
0,4 ml/l air aquades 1,39 1,44 1,46 1,43
0,6 ml/l air aquades 1,38 1,26 1,36 1,33
Rerata 1,43 1,37 1,40

Berdasarkan Tabel 10, meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak

berpengaruh secara statistik tetapi menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi ZPT

0,2 ml/l air aquades menghasilkan rasio tunas akar lebih baik dibandingkan

konsentrasi ZPT 0; 0,4 dan 0,6 ml/l air aquades serta rata-rata stek 2 mata tunas
memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 3 dan 4 mata tunas terhadap rasio

tunas akar stek melati.

4.2. Pembahasan

Konsentrasi ZPT tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek melati

kecuali pada peubah kecepatan tumbuh, laju asimilasi bersih dan laju

pertumbuhan relatif. Konsentrasi ZPT 0,4 ml/l air aquades memberikan hasil yang

lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi 0, 0,2, 0,6 ml/l air aquades pada

peubah kecepatan tumbuh, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan relatif.

Namun pada penambahan ZPT 0,6 ml/l air aquades menghasilkan kecepatan

tumbuh, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan relatif yang lebih rendah. Hal

ini diduga karena jika konsentrasi ZPT yang digunakan terlalu tinggi maka akan

dapat merusak stek karena pembelahan sel dan kalus akan berlebihan sehingga

menghambat tumbuhnya bunga serta akar, sedangkan bila konsentrasi yang

digunakan dibawah optimum maka ZPT tersebut tidak efektif (Khair dkk., 2013).

ZPT Atonik merupakan ZPT sintetis yang mengandung natrium para-nitrofenol

3,0 g/l, natrium orto-nitrofenol 2,0 g/l, natrium 5-nitrogualako 1,0 g/l, natrium 2-

4-dinitrofenol 0,5 g/l yang semua bahan aktif tersebut termasuk ke dalam

golongan auksin (PT. Mastalin Mandiri, 2014). Menurut Marlin (2005)

menyatakan bahwa auksin mampu mengaktifkan enzim-enzim yang berperan

dalam pembuatan komponen sel sehingga begitu mulai terjadi pembelahan sel,

maka auksin akan merangsang pembentukan sel-sel dengan cepat.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT tidak berpengaruh nyata

pada persentase tumbuh stek, jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah akar, panjang

akar dan rasio tunas akar. Hal ini terindikasi karena konsentrasi auksin yang tinggi

akan mendorong terbentuknya zat penghambat etilen yang dapat membuat

pertumbuhan sel tidak optimal. Pernyataan ini didukung pula oleh Salisbury dan

Ross (1995) mengemukakan bahwa kandungan etilen menyebabkan sel korteks

mensintesis selulase, yaitu enzim yang menghidrolisis selulosa dan sebagian

menyebabkan penguraian dinding sel. Dengan demikian pertumbuhan tunas dan

akar menjadi tidak optimal.

Kemampuan stek membentuk akar bergantung pada zat pengatur tumbuh terutama

auksin dan kemampuan pembentukan kalus pada dasar stek. Kemampuan

pembentukan kalus dipengaruhi oleh cadangan makanan pada bahan stek yaitu

karbohidrat dan nitrogen. Ketidakseimbangan antara kandungan

nitrogen/karbohidrat dan auksin pada bahan stek dapat menyebabkan tidak

optimalnya pembentukan akar.

Persentase tumbuh stek dan jumlah akar merupakan salah satu hal yang

menentukan keberhasilan stek dan indikator pertumbuhan stek. Meskipun

konsentrasi ZPT tidak berpengaruh nyata pada peubah persentase tumbuh dan

jumlah akar, tetapi berpengaruh nyata terhadap laju asimilasi bersih dan laju

pertumbuhan relatif. Hal ini diduga karena rendahnya intensitas cahaya yang

masuk kedalam naungan yang digunakan untuk perkembangan akar, sehingga

berkurangnya asimilat yang ditranslokasikan ke akar. Intensitas cahaya sangat

dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis.


Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan jumlah mata tunas

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek melati pada peubah kecepatan

tumbuh, jumlah tunas, dan luas daun khusus. Perlakuan stek 4 mata tunas

menghasilkan kecepatan tumbuh, jumlah tunas, dan luas daun khusus lebih baik

dibandingkan stek 2 dan 3 mata tunas. Hal ini diduga karena stek melati dengan 4

mata tunas sudah mengandung auksin alami yang cukup dalam membentuk akar dan

cadangan makanan.

Simpanan cadangan makanan dalam bahan stek salah satunya yaitu karbohidrat.

Stek yang mengandung karbohidrat tinggi akan lebih mudah berakar daripada

yang kandungan karbohidratnya rendah. Menurut Wudianto (1992) dalam Sari

(2009), bila karbohidratnya rendah maka kandungan proteinnya tinggi. Stek yang

demikian pertumbuhan tunasnya akan lebih cepat namun pertumbuhan akarnya

terlambat. Suatu tanaman akan tumbuh dengan subur apabila segala elemen yang

dibutuhkan selalu cukup tersedia.

Pada penelitian ini jumlah mata tunas dan konsentrasi ZPT tidak memberikan

hasil yang baik terhadap peubah persentase tumbuh, tinggi tunas, jumlah akar,

panjang akar, dan rasio tunas akar. Menurut Omon dkk. (1989) dalam Putra dkk.

(2014), diduga karena persentase hidup setek tidak hanya dipengaruhi oleh

pemberian ZPT dan jumlah mata tunas, melainkan juga dipengaruhi oleh beberapa

faktor pendukung lainnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

hidup setek yaitu jenis tanaman, umur bahan stek, media, drainase media,

intensitas cahaya, teknik pengguntingan dan konsentrasi hormon yang digunakan.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT

dan jumlah mata tunas pada peubah yang diamati yaitu kecepatan tumbuh dan

luas daun khusus. Dengan pemberian ZPT 0,4 ml/l dan perlakuan stek 4 mata

tunas dapat meningkatkan kecepatan tumbuh stek melati. Hal ini diduga karena

perlakuan stek 4 mata tunas sudah mengandung cadangan makanan yang cukup

didalam ruasnya untuk proses petumbuhan dan ditambah lagi dengan pemberian

ZPT 0,4 ml/l yang mengandung hormon auksin sehingga lebih meningkatkan

kecepatan tumbuh dan luas daun khusus stek melati. Peningkatan konsentrasi

bersinergi dengan pengaruh jumlah mata tunas, dengan konsentrasi 0,2 ml/l air

aquades dan 2 mata tunas menunjukkan kecepatan tumbuh yang sama jika

konsentrasi ditingkatkan menjadi 0,4 ml/l air aquades dan 4 mata tunas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Konsentrasi ZPT tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek

melati kecuali pada peubah kecepatan tumbuh, laju asimilasi dan laju

pertumbuhan relatif.Dengan konsentrasi 0,4 ml/l air aquades lebih baik

pengaruhnya pada kecepatan tumbuh stek, laju asimilasi bersih dan laju

pertumbuhan relatif.

2. Jumlah mata tunas tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan stek melati

kecuali pada peubah kecepatan tumbuh, jumlah tunas dan luas daun

khusus. Jumlah stek 4 mata tunas memberikan hasil lebih baik pada

pertumbuhan stek melati terlihat pada jumlah tunas, kecepatan tumbuh dan

luas daun khusus.

3. Terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas, terhadap

kecepatan tumbuh dan luas daun khusus yaitu pada konsentrasi ZPT 0,4

ml/l air aquades dan jumlah 4 mata tunas serta 0,2 ml/l air aquades dengan

2 dan 3 mata tunas.


5.2 Saran

1. ZPT tidak dibutuhkan untuk stek melati karena memberikan pertumbuhan

yang sama dengan tanpa ZPT.

2. Jumlah mata tunas sebaiknya menggunakan stek 3 mata tunas karena

pertumbuhannya lebih baik dibandingakan dengan stek 2 mata tunas dan

sama baiknya dengan stek 4 mata tunas.

3. Perlu dilakukan penelitian serupa pada jenis melati yang lainnya

(introduksi).
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, M. 2014. Pengaruh Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh dan Pupuk Organik
terhadap Pertumbuhan Stek Lada (Piper nigrum L.). Skripsi Sarjana
STIPER Dharma Wacana Mertro. 65 hlm.

Amanah, S. 2009. Pertumbuhan Bibit Stek Lada (Piper nigrum Linnaeus) pada
Beberapa Macam Media dan Konsentrasi Auksin. Skripsi Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
51 hlm.
Ardaka. I. M., I. G. Tirta dan D. P. Darma. 2011. Pengaruh Jumlah Ruas dan Zat
Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Stek Pranajiwa (Euchresta
Horsfieldii (Lesch.) Benth). Jurnal Penelitian Hutan TanamanVol.8 No.2.
halaman 81 – 87.

Badan Pusat Statistik. 2014. Data Statistik Produksi Tanaman Florikultura. Badan
Pusat Statistik, Jakarta.
Khair, H., Meizal, dan Z. R. Hamdani. 2013. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Bawang Merah dan Air Kelapa terhadap Pertubuhan Stek Tanaman Melati
Putih ( Jasminum sambac L. ). Fakultas Pertanian UMSU. Medan. Jurnal
Agrium, Vol. 18 No. 2. 138 hlm.

Kusdiyanto,W.B. 2012. Evektivitas Konsentrasi IBA ( Indole Butyric Acid ) dan


Lama Perendaman terhadap Pertumbuhan Stek Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia Swingle). Skripsi Sarjana Fakultas Pertanian Universias
Sebelas Maret. Surakarta. 53 hlm.
Marlin. 2005. Regenerasi In Vitro Planet Jahe Bebas Penyakit Layu Bakteri pada
Beberapa Taraf Konsentrasi BAP dan NAA. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian
Indonesia. Vol. 7 (1): 8-14 hlm.

PT. Mastalin Mandiri. 2014. Brosur. PT. Mastalin Mandiri, Jakarta.

Putra. F., Indriyanto dan M. Riniarti. 2014. Keberhasilan Hidup Setek Pucuk
Jabon (Anthocephalus cadamba) dengan Pemberian Beberapa Konsentrasi
Rootone-F. Jurnal Sylva Lestari. Vol. 2. No. 2. ISSN 2339-0913. 33-40
hlm.
Rahardiyanti, R. 2005. Kajian Pertumbuhan Stek Batang Sangitan (Sambucus
javanica Reinw.). Skripsi Sarjana Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 45 hlm.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Institut


Teknologi Bandung. Bandung. 339 hlm.

Sari, A. 2009. Pengaruh Jumlah Ruas dan Macam Media Tanam terhadap
Pertumbuhan Setek Batang Panili (Vanilla planifolia Andrews). Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Jurnal Agronomi-
H.0102013. 53 hlm.

Sariman, A. 2005. Pertumbuhan Stek Jeruk ( Citrus lemon L.) yang Diberi
Rootone-F dan Pupuk Kandang. Skripsi Sarjana STIPER Dharma Wacana
Metro. 46 hlm.

Satria, A. 2011. Pengaruh Beberapa Konsentrasi Atonik pada Pertumbuhan Setek


Buah Naga Berdaging Merah (Hylocereus costaricensis Britton & Rose).
Skripsi Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. Halaman
5.

Setyaningrum, T., dan E. Wahyurini. 2004. Induksi Pembungaan Melati


(Jasminum sambac Ait) pada Berbagai Konsentrasi Paclobutrazol dan
Diameter Pot. Jurnal Pertanian, Vol. 5 No. 8. Halaman 89-103.

Simbolon, R. J. 2007. Prospek Pengembangan Usahatani Bunga Melati Putih.


Skripsi Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan. 64
hlm.

Sudomo. A., S. Pudjiono dan M. Na’iem. 2007. Pengaruh Jumlah Mata Tunas
terhadap Kemampuan Hidup dan Pertumbuhan Stek Empat Jenis Hibrid
Murbei. Jurna Pemuliaan Tanaman Hutan, Vol. 1 N0.1. Halaman 10.

Sumarni. 2003. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan Setek Melati (Jasminum spp). Skripsi Sarjana STIPER
Dharma Wacana Metro. 44 hlm.

Sutrisno, M. Hikmat, dan R. Iskandar. 2013. Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur


Tumbuh dan Lama Perendaman terhadap Pertumbuhan Bibit Stek Teh
(camellia sinensis L.). Tugas Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Siliwangi, Tasikmalaya. 9 hlm.

Waluyo, J. 2003. Respon Pertumbuhan Tunas Setek Kakao (Theobroma cacao L.)
terhadap Berbagai Dosis Zat Pengatur Tumbuh dan Pupuk Daun yang
Berbeda. Skripsi STIPER Dharma Wacan Metro. 37 hlm.
Wijaya, I., dan E. Y. Hidayat (2012). Respon Pertumbuhan Bibit Stek Nilam
(Pogostemon cablin Benth) dengan Perlakuan Jumlah Ruas dan Komposisi
Media Tanam. Jurnal Pertanian Vol. 2. No. 5. 49 hlm.
Lampiran 1. Deskripsi melati putih

Kingdom :Plantae,

Divisi : Spermatophyta,

Sub divisi :Angiospermae,

Kelas :Dicotyledonae,

Ordo : Oleales,

Famili :Oleaceae,

Genus : Jasminum,

Species : Jasminumsambac

Tergolong : Tanaman herba

Tinggi tanaman : 0,3 – 2 meter

Daun : Tersusun silang berhadapan

Warna daun : Hijau muda-hijau tua

Bentuk daun : Bulat telur memanjang

Warna bunga : Putih, semakin tua berubah menjadi kekuningan

Dapat hidup pada ketinggian : 0 – 1000 meter dari permukaan laut

Perbanyakan : Stek dan cangkok

Kegunaan : Sebagai bahan baku industri parfum dan kosmetik,

dibuat ronce untuk penghias dan pengharum

pengantin dan pengharum teh.

(Setyaningrum dan Endah, 2003


JADWAL KEGIATAN

Maret 2016
No Kegiatan
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1. Persiapan alat dan


bahan penelitian
2. Persiapan lahan

3. Pembuatan naungan

4. Pengisian polibag

5. Penanaman

6. Penyungkupan

7. Penyiraman

8. Penyiangan

Keterangan: Warna hitam menunjukkan kegiatan atau pelaksaan penelitian.


Maret - April 2016
No Kegiatan
29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

8. Penyiangan

9. Penandan tanaman
sampel

April 2016
No Kegiatan
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5

10. Pembukaan sungkup

11. Pengamatan 1

12. Pengamatan 2
Mei 2016
No Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

13. Pengamatan 3

14. Pengamatan 4

15. Destruktif 1

16. Pengamatan 5

Mei - Juni 2016


No Kegiatan
25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

17. Destruktif 2

18. Pengamatan 6

19. Pengamatan 7

20 Pengamatn 8
Juni 2016
No Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1

21. Pengamatan 9

22. Panen
Lampiran 3. Data kecepatan tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata


I II III
------------hari------------
k0m1 24,00 26,00 32,00 82,00 27,33
k0m2 32,00 40,00 40,00 112,00 37,33
k0m3 42,00 40,00 40,00 122,00 40,67
k1m1 32,00 26,00 29,00 87,00 29,00
k1m2 26,00 32,00 32,00 90,00 30,00
k1m3 35,00 47,00 47,00 129,00 43,00
k2m1 35,00 38,00 38,00 111,00 37,00
k2m2 38,00 35,00 35,00 108,00 36,00
k2m3 32,00 42,00 42,00 116,00 38,67
k3m1 35,00 40,00 40,00 115,00 38,33
k3m2 38,00 32,00 38,00 108,00 36,00
k3m3 49,00 47,00 49,00 145,00 48,33
Jumlah 418,00 445,00 462,00 1325,00 441,67
Rata-rata 34,83 37,08 38,50 110,42 36,81
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades

Lampiran 4. Analisis ragam kecepatan tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas yang berbeda.

SK DB JK KT F. Hit F. Tab
Kelompok 2 82,06 41,03 3,50* 3,44
Perlakuan 11 1.171,64 106,51 9,08* 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 248,31 82,77 7,06* 3,05
Jumlah Mata Tunas (M) 2 640,39 320,20 27,31* 3,44
KxM 6 282,94 47,16 4,02* 2,55
Galat 22 257,94 11,72
Non-Aditif 1 0,36 0,36 0,03 4,18
Sisa 21 257,59 12,27
Total 35 1511,64 KK= 9,30 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji Homogenitas: x - Hitung = 37,51 > x2- Tabel= 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 5. Data kecepatan tumbuh kecepatan tumbuh dengan beberapa
konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi
√x)

Ulangan
Perlakuan Jumlah rata-rata
I II III
k0m1 4,90 5,10 5,66 15,66 5,22
k0m2 5,66 6,33 6,33 18,31 6,10
k0m3 6,48 6,33 6,33 19,13 6,38
k1m1 5,66 5,10 5,39 16,14 5,38
k1m2 5,10 5,66 5,66 16,41 5,47
k1m3 5,92 6,86 6,86 19,63 6,54
k2m1 5,92 6,16 6,16 18,24 6,08
k2m2 6,16 5,92 5,92 18,00 6,00
k2m3 5,66 6,48 6,48 18,62 6,21
k3m1 5,92 6,33 6,33 18,57 6,19
k3m2 6,16 5,66 6,16 17,99 6,00
k3m3 7,00 6,86 7,00 20,86 6,95
Jumlah 70,53 72,76 74,26 217,54 72,51
Rataan 5,88 6,06 6,19 18,13 6,04
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiaran 6. Hasil analisis ragam kecepatan tumbuh dengan beberapa konsentrasi


ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda(Transformasi √x)

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,59 0,29 3,55* 3,44
Perlakuan 11 8,07 0,73 8,88* 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 1,76 0,59 7,11* 3,05
Jumlah Mata Tunas (M) 2 4,27 2,14 25,84* 3,44
Interaksi 6 2,04 0,34 4,10* 2,55
Acak 22 1,82 0,083
Total 35 10,48
Lampiran 7. Data persentase tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
-------------%-------------
k0m1 85,00 95,00 55,00 235,00 78,33
k0m2 95,00 85,00 80,00 260,00 86,67
k0m3 80,00 95,00 90,00 265,00 88,33
k1m1 55,00 85,00 90,00 230,00 76,67
k1m2 100,00 80,00 85,00 265,00 88,33
k1m3 85,00 55,00 60,00 200,00 66,67
k2m1 50,00 70,00 85,00 205,00 68,33
k2m2 85,00 90,00 95,00 270,00 90,00
k2m3 85,00 90,00 55,00 230,00 76,67
k3m1 85,00 95,00 90,00 270,00 90,00
k3m2 85,00 90,00 90,00 265,00 88,33
k3m3 75,00 95,00 55,00 225,00 75,00
Jumlah 965,00 1025,00 930,00 2920,00 973,33
Rata-rata 80,42 85,42 76,25 242,08 80,69
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 8. Analisis ragam persentase tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT


dan jumlah mata tunas yang berbeda.

SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 309,72 154,86 0,80 tn 3,44
Perlakuan 11 2024,30 184,03 0,95 tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 307,64 102,55 0,53 tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 843,05 421,53 2,18 tn 3,05
KxM 6 873,61 145,60 0,75 tn 2,55
Galat 22 4256,95 193,50
Non-Aditif 1 19,29 19,29 0,10 tn 4,18
Sisa 21 4237,65 201,79
Total 35 6590,97 KK= 17,06
Keterangan :
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x - Hitung = 73,33 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 9. Data persentase tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi log x)

Ulangan
Perlakuan Jumlah rata-rata
I II III
k0m1 1,93 1,98 1,74 5,65 1,88
k0m2 1,98 1,93 1,90 5,81 1,94
k0m3 1,90 1,98 1,95 5,84 1,95
k1m1 1,74 1,93 1,95 5,62 1,87
k1m2 2,00 1,90 1,93 5,83 1,94
k1m3 1,93 1,74 1,84 5,51 1,84
k2m1 1,74 1,85 1,93 5,51 1,84
k2m2 1,93 1,95 1,98 5,86 1,95
k2m3 1,93 1,95 1,74 5,62 1,87
k3m1 1,93 1,98 1,95 5,86 1,95
k3m2 1,93 1,95 1,95 5,84 1,95
k3m3 1,88 1,98 1,74 5,59 1,86
Jumlah 22,81 23,12 22,62 68,55 22,85
Rata-rata 1,90 1,93 1,89 5,71 1,90
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 10. Hasil analisis ragam kecepatan tumbuh dengan beberapa


konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda
(Transformasi log x).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,011 0,005 0,760 tn 3,440
Perlakuan 11 0,071 0,006 0,918tn 2,265
Konsentrasi (K) 3 0,010 0,004 0,505 tn 3,050
Jumlah mata tunas (M) 2 0,030 0,015 2,165tn 3,440
KxM 6 0,030 0,005 0,709 tn 2,550
Acak 22 0,154 0,007
Total 35 0,235
Lampiran 11. Data jumlah tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
-------------buah--------------
k0m1 3,20 2,20 3,00 8,40 2,80
k0m2 3,40 3,20 3,20 9,80 3,27
k0m3 4,20 4,20 3,00 11,40 3,80
k1m1 3,40 2,40 3,40 9,20 3,07
k1m2 4,20 2,60 2,40 9,20 3,07
k1m3 3,00 4,00 2,60 9,60 3,20
k2m1 3,40 2,80 2,20 8,40 2,80
k2m2 4,00 3,80 2,40 10,20 3,40
k2m3 4,80 3,60 3,60 12,00 4,00
k3m1 3,60 2,40 3,60 9,60 3,20
k3m2 2,60 3,20 3,80 9,60 3,20
k3m3 3,80 3,40 4,40 11,60 3,87
Jumlah 43,60 37,80 37,60 119,00 39,67
Rata-rata 3,63 3,15 3,13 9,92 3,31
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 12. Analisis ragam jumlah tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 1,935 0,968 2,461tn 3,440
Perlakuan 11 5,132 0,467 1,187tn 2,260
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,546 0,182 0,462tn 3,440
Jumlah mata tunas (M) 2 3,468 1,734 4,411 * 3,050
KxM 6 1,118 0,186 0,474tn 2,550
Galat 22 8,651 0,393
Non-Aditif 1 0,001 0,001 0,003tn 4,180
Sisa 21 8,650 0,411
Total 35 15,719 KK= 18,971 %
Keterangan :
* = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x – Hitung= 49,4810 > x2– Tabel = 19,7 (Data tidak homo
2
Lampiran 13. Data jumlah tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda (Transformasi log √x+½).

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 1,92 1,64 1,87 5,44 1,81
k0m2 1,98 1,92 1,92 5,82 1,94
k0m3 2,17 2,17 1,87 6,21 2,07
k1m1 1,98 1,70 1,98 5,65 1,88
k1m2 2,17 1,76 1,70 5,63 1,88
k1m3 1,87 2,12 1,76 5,75 1,92
k2m1 1,98 1,82 1,64 5,44 1,81
k2m2 2,12 2,07 1,70 5,90 1,97
k2m3 2,30 2,03 2,03 6,35 2,12
k3m1 2,03 1,70 2,03 5,75 1,92
k3m2 1,76 1,92 2,07 5,76 1,92
k3m3 2,07 1,98 2,21 6,26 2,09
Jumlah 24,34 22,84 22,79 69,97 23,33
Rata-rata 2,03 1,90 1,90 5,83 1,94
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 14. Hasil analisis ragam jumlah tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi log √x+½).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,13 0,06 2,46 tn 3,44
Perlakuan 11 0,33 0,03 1,16 tn 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,04 0,01 0,46 tn 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 0,23 0,11 4,27 tn 3,44
KxM 6 0,07 0,01 0,46 tn 2,55
Acak 22 0,58 0,03
Total 35 1,04
Lampiran 15. Data tinggi tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda.

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
---------------cm----------------
k0m1 8,90 8,63 6,80 24,33 8,11
k0m2 5,95 9,20 7,58 22,73 7,58
k0m3 6,88 6,24 12,07 25,19 8,40
k1m1 7,30 13,37 10,52 31,19 10,40
k1m2 6,59 10,28 12,42 29,29 9,76
k1m3 6,88 7,90 12,34 27,12 9,04
k2m1 6,59 6,78 10,85 24,22 8,07
k2m2 6,66 7,35 13,15 27,16 9,05
k2m3 6,97 7,05 9,88 23,90 7,97
k3m1 9,27 9,47 6,94 25,68 8,56
k3m2 6,10 12,80 10,28 29,18 9,73
k3m3 7,94 6,53 7,72 22,19 7,40
Jumlah 86,03 105,60 120,55 312,18 104,06
Rata-rata 7,17 8,80 10,05 26,02 8,67
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 16. Analisis ragam tinggi tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 49,95 24,97 5,41 * 3,44
Perlakuan 11 28,94 2,63 0,57 tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 14,84 4,95 1,07 tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 4,36 2,18 0,47 tn 3,05
KxM 6 9,74 1,62 0,35 tn 2,55
Galat 22 101,59 4,62
Non-Aditif 1 13,03 13,03 3,09 tn 4,18
Sisa 21 88,55 4,22
Total 35 180,47 KK= 24,78%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x - Hitung = 29,70 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 17. Data tinggi tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda(Transformasi √x).

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 2,98 2,94 2,61 8,53 2,84
k0m2 2,44 3,03 2,75 8,23 2,74
k0m3 2,62 2,50 3,47 8,60 2,87
k1m1 2,70 3,66 3,24 9,60 3,20
k1m2 2,57 3,21 3,52 9,30 3,10
k1m3 2,62 2,81 3,51 8,95 2,98
k2m1 2,57 2,60 3,29 8,47 2,82
k2m2 2,58 2,71 3,63 8,92 2,97
k2m3 2,64 2,66 3,14 8,44 2,81
k3m1 3,05 3,08 2,63 8,76 2,92
k3m2 2,47 3,58 3,21 9,25 3,09
k3m3 2,82 2,56 2,78 8,15 2,72
Jumlah 32,06 35,32 37,80 105,18 35,06
Rata-rata 2,67 2,94 3,15 8,76 2,92
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 18. Hasil analisis ragam tinggi tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 1,38 0,69 5,49 * 3,44
Perlakuan 11 0,74 0,07 0,54tn 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,39 0,13 1,04 tn 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 0,11 0,06 0,45 tn 3,44
KxM 6 0,24 0,04 0,31 tn 2,55
Acak 22 2,76 0,13
Total 35 4,89
Lampiran 19. Data jumlah akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda.

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
---------------buah---------------
k0m1 13,20 10,40 6,00 29,60 9,87
k0m2 15,00 15,80 10,20 41,00 13,67
k0m3 11,80 11,20 12,00 35,00 11,67
k1m1 15,20 10,20 11,80 37,20 12,40
k1m2 10,20 13,60 11,80 35,60 11,87
k1m3 10,00 11,60 13,20 34,80 11,60
k2m1 9,60 11,20 11,20 32,00 10,67
k2m2 11,40 10,40 16,20 38,00 12,67
k2m3 14,20 9,60 12,60 36,40 12,13
k3m1 14,60 9,80 13,20 37,60 12,53
k3m2 10,40 18,40 14,80 43,60 14,53
k3m3 12,20 15,40 9,00 36,60 12,20
Jumlah 147,80 147,60 142,00 437,40 145,80
Rata-rata 12,32 12,30 11,83 36,45 12,15
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 20. Analis ragam jumlah akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 1,81 0,90 0,12tn 3,44
Perlakuan 11 49,50 4,50 0,60 tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 10,80 3,60 0,48 tn 3,44
Jumlah mata tuna (M) 2 20,93 10,46 1,41 tn 3,05
KxM 6 17,74 2,96 0,40 tn 2,55
Galat 22 163,80 7,45
Non-Aditif 1 1,84 1,84 0,24 tn 4,18
Sisa 21 161,96 7,71
Total 35 215,07 KK= 22,46%
Keterangan :
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x - Hitung = 23,35 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 21. Data jumlah akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 3,63 3,23 2,45 9,31 3,10
k0m2 3,87 3,98 3,19 11,04 3,68
k0m3 3,44 3,35 3,46 10,25 3,42
k1m1 3,90 3,19 3,44 10,53 3,51
k1m2 3,19 3,69 3,44 10,32 3,44
k1m3 3,16 3,41 3,63 10,20 3,40
k2m1 3,10 3,35 3,35 9,79 3,26
k2m2 3,38 3,23 4,03 10,63 3,54
k2m3 3,77 3,10 3,55 10,42 3,47
k3m1 3,82 3,13 3,63 10,58 3,53
k3m2 3,23 4,29 3,85 11,36 3,79
k3m3 3,50 3,92 3,00 10,42 3,47
Jumlah 41,98 41,85 41,01 124,84 41,61
Rata-rata 3,50 3,49 3,42 10,40 3,47
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air

Lampiran 22. Hasil analisis ragam jumlah akar dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,045797 0,022898 0,1470 tn 3,440
Perlakuan 11 1,024597 0,093145 0,5980 tn 2,265
K 3 0,208421 0,069474 0,4460 tn 3,050
M 2 0,423604 0,211802 1,3597 tn 3,440
KxM 6 0,392571 0,065429 0,4200 tn 2,550
Acak 22 3,426951 0,155771
Total 35 4,497345
Lampiran 23. Data panjang akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas.

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
----------------cm--------------
k0m1 19,30 16,00 22,20 57,50 19,17
k0m2 11,60 20,00 18,50 50,10 16,70
k0m3 19,50 18,30 17,70 55,50 18,50
k1m1 16,80 20,80 15,30 52,90 17,63
k1m2 20,20 20,60 16,00 56,80 18,93
k1m3 18,60 16,40 15,20 50,20 16,73
k2m1 20,80 21,50 16,10 58,40 19,47
k2m2 17,60 18,30 17,50 53,40 17,80
k2m3 17,40 20,40 12,40 50,20 16,73
k3m1 22,60 19,60 21,60 63,80 21,27
k3m2 19,20 17,20 22,60 59,00 19,67
k3m3 20,70 12,30 12,60 45,60 15,20
Jumlah 224,30 221,40 207,70 653,40 217,80
Rata-rata 18,69 18,45 17,31 54,45 18,15
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 24. Analisis ragam panjang akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 13,10 6,55 0,73 tn 3,44
Perlakuan 11 92,18 8,38 0,93 tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 4,37 1,46 0,16 tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 40,58 20,29 2,25 tn 3,05
KxM 6 47,23 7,87 0,87 tn 2,55
Galat 22 198,35 9,02
Non-Aditif 1 11,70 11,70 1,32 tn 4,18
Sisa 21 186,65 8,89
Total 35 303,63 KK= 16,54%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x - Hitung= 27,80 % > x2-Ttabel = 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 25. Data panjang akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 4,39 4,00 4,71 13,11 4,37
k0m2 3,41 4,47 4,30 12,18 4,06
k0m3 4,42 4,28 4,21 12,90 4,30
k1m1 4,10 4,56 3,91 12,57 4,19
k1m2 4,49 4,54 4,00 13,03 4,34
k1m3 4,31 4,05 3,90 12,26 4,09
k2m1 4,56 4,64 4,01 13,21 4,403
k2m2 4,20 4,28 4,18 12,66 4,22
k2m3 4,17 4,52 3,52 12,21 4,07
k3m1 4,75 4,43 4,65 13,83 4,61
k3m2 4,38 4,15 4,75 13,28 4,43
k3m3 4,55 3,507 3,55 11,61 3,87
Jumlah 51,73 51,41 49,70 152,85 50,95
Rata-rata 4,31 4,28 4,14 12,74 4,25
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 26. Hasil analisi ragam panjang akar dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,20 0,10 0,75tn 3,44
Perlakuan 11 1,36 0,12 0,94tn 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,04 0,01 0,11tn 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 0,59 0,30 2,22tn 3,44
KxM 6 0,73 0,12 0,92tn 2,55
Acak 22 2,91 0,13
Total 35 4,47
Lampiran 27. Data luas daun khusus dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
---------------cm2/g---------------
k0m1 34,75 27,27 25,05 87,07 29,02
k0m2 23,93 22,83 15,64 62,40 20,80
k0m3 26,69 22,68 27,96 77,33 25,78
k1m1 17,09 40,16 36,81 94,06 31,35
k1m2 40,87 25,13 29,61 95,61 31,87
k1m3 25,16 36,57 36,26 97,99 32,66
k2m1 35,29 35,87 22,93 94,09 31,36
k2m2 36,00 33,26 25,53 94,79 31,60
k2m3 31,44 24,88 10,68 67,00 22,33
k3m1 39,71 29,76 24,08 93,55 31,18
k3m2 25,04 33,31 25,70 84,05 28,02
k3m3 12,67 14,93 8,99 36,59 12,20
Jumalah 348,64 346,65 289,24 984,53 328,18
Rata-rata 29,05 28,89 30,32 88,26 29,42
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 28. Analisis ragam luas daun khusus dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda.

SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 189,68 94,84 2,04tn 3,440
Perlakuan 11 1250,82 113,71 2,45 * 2,260
Konsentrasi ZPT (K) 3 357,07 119,02 2,56 tn 3,440
Jumlah mata tunas (M) 2 345,86 172,93 3,73 * 3,050
KxM 6 547,89 91,31 1,97 tn 2,550
Galat 22 1020,96 46,41
Non-Aditif 1 19,54 19,54 0,41 tn 4,180
Sisa 21 1001,42 47,69
Total 35 2461,45 KK= 22,91 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x2-Hitung = 52,7828 % > x2-Tabel = 19,7 (Data tidak homogen)
Lampiran 29. Data luas daun khusus dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 5,90 5,22 5,01 16,12 5,37
k0m2 4,89 4,78 3,96 13,63 4,54
k0m3 5,17 4,76 5,29 15,22 5,07
k1m1 4,13 6,34 6,07 16,54 5,51
k1m2 6,39 5,01 5,44 16,85 5,62
k1m3 5,02 6,05 6,02 17,09 5,70
k2m1 5,94 5,99 4,79 16,72 5,57
k2m2 6,00 5,77 5,05 16,82 5,61
k2m3 5,61 4,99 3,27 13,87 4,62
k3m1 6,30 5,46 4,91 16,67 5,56
k3m2 5,00 5,77 5,07 15,85 5,28
k3m3 3,56 3,86 3,00 10,42 3,47
Jumlah 63,91 63,99 57,87 185,77 61,92
Rata-rata 5,33 5,33 4,82 15,48 5,16
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 30. Hasil analisis ragam luas daun khusus dengan beberapa konsentrasi
ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 2,06 1,03 2,33 tn 3,44
Perlakuan 11 14,19 1,29 2,92 * 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 3,52 1,17 2,66 tn 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 3,91 1,96 4,43 * 3,44
KxM 6 6,76 1,13 2,55 * 2,55
Acak 22 9,71 0,44
Total 35 25,95
Lampiran 31. Data laju asimilasi bersih dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
2
---------------g/cm /hari----------------
k0m1 0,0004 0,0042 0,0006 0,0052 0,0017
k0m2 0,0012 0,0033 0,0054 0,0099 0,0033
k0m3 0,0017 0,0024 0,0016 0,0057 0,0019
k1m1 0,0011 0,0006 0,0020 0,0037 0,0012
k1m2 0,0008 0,0006 0,0015 0,0029 0,0010
k1m3 0,0004 0,0015 0,0013 0,0032 0,0011
k2m1 0,0021 0,0013 0,0038 0,0072 0,0024
k2m2 0,0018 0,0008 0,0013 0,0039 0,0013
k2m3 0,0020 0,0034 0,0106 0,0160 0,0053
k3m1 0,0004 0,0016 0,0006 0,0026 0,0009
k3m2 0,0007 0,0028 0,0010 0,0045 0,0015
k3m3 0,0009 0,0014 0,0007 0,0030 0,0010
Jumlah 0,0135 0,0239 0,0304 0,0678 0,0226
Rata-rata 0,0011 0,0020 0,0025 0,0056 0,0019
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades

Lampiran 32. Analisis ragam laju asimilasi bersih dengan beberapa konsentrasi
ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 12,11 6,06 2,28 tn 3,44
Perlakuan 11 55,29 5,03 1,89tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 23,99 8,00 3,01tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 3,77 1,89 0,71tn 3,05
KxM 6 27,53 4,59 1,73tn 2,55
Galat 22 58,39 2,65
Non-Aditif 1 28,49 28,49 20,00 * 4,18
Sisa 21 29,90 1,42
Total 35 125,79 KK= 86,50 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji Homogenitas: x2-Hitung = 20,094 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Lampiran 33. Datalaju asimilasi bersih dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x + ½).

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 0,95 2,17 1,05 4,17 1,39
k0m2 1,30 1,95 2,43 5,68 1,89
k0m3 1,48 1,70 1,45 4,64 1,55
k1m1 1,27 1,05 1,58 3,90 1,30
k1m2 1,14 1,05 1,41 3,60 1,20
k1m3 0,95 1,41 1,34 3,71 1,24
k2m1 1,61 1,34 2,07 5,03 1,68
k2m2 1,52 1,14 1,34 4,00 1,33
k2m3 1,58 1,98 3,33 6,89 2,30
k3m1 0,95 1,45 1,05 3,45 1,15
k3m2 1,10 1,82 1,23 4,14 1,38
k3m3 1,18 1,38 1,10 3,66 1,22
Jumlah 15,03 18,43 19,38 52,84 17,61
Rata-rata 1,25 1,54 1,62 4,40 1,47
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades

Lampiran 34. Analisis ragam laju asimilasi bersih dengan beberapa konsentrasi
ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x + ½).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,87 0,44 2,69tn 3,44
Perlakuan 11 3,80 0,35 2,13tn 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 1,87 0,62 3,85 * 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 0,23 0,12 0,72tn 3,44
KxM 6 1,69 0,28 1,74tn 2,55
Acak 22 3,57 0,16
Total 35 8,24
Lampiran 35. Data laju pertumbuhan relatif stek melati dengan beberapa
konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda.

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
---------------g/g/hari--------------
k0m1 0,01 0,11 0,02 0,14 0,05
k0m2 0,03 0,08 0,08 0,19 0,06
k0m3 0,05 0,06 0,04 0,15 0,05
k1m1 0,02 0,02 0,07 0,11 0,04
k1m2 0,03 0,02 0,04 0,09 0,03
k1m3 0,01 0,05 0,05 0,11 0,04
k2m1 0,07 0,04 0,08 0,19 0,06
k2m2 0,07 0,03 0,05 0,15 0,05
k2m3 0,04 0,08 0,11 0,23 0,08
k3m1 0,02 0,05 0,02 0,09 0,03
k3m2 0,02 0,10 0,02 0,14 0,05
k3m3 0,01 0,03 0,01 0,05 0,02
Jumlah 0,38 0,67 0,59 1,64 0,55
Rata-rata 0,03 0,06 0,05 0,14 0,05
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades

Lampiran 36. Analisis ragam laju pertumbuhan relatif stek melati dengan
beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 0,374 0,187 2,509tn 3,440
Perlakuan 11 0,936 0,085 1,141tn 2,260
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,638 0,213 2,853tn 3,440
Jumlah mata tunas (M) 2 0,007 0,004 0,049tn 3,050
KxM 6 0,291 0,048 0,650tn 2,550
Galat 22 1,639 0,075
Non-Aditif 1 0,015 0,015 0,197tn 4,180
Sisa 21 1,624 0,077
Total 35 2,949 KK= 59,923 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x2-Hitung = 29,743 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Lampiran 37. Data laju pertumbuhan relatif stek melati dengan beberapa
konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda
(Transformasi √x + ½).

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 0,78 1,27 0,84 2,88 0,96
k0m2 0,89 1,14 1,14 3,17 1,06
k0m3 1,00 1,05 0,95 3,00 1,00
k1m1 0,84 0,84 1,10 2,77 0,92
k1m2 0,89 0,84 0,95 2,68 0,89
k1m3 0,78 1,00 1,00 2,78 0,93
k2m1 1,10 0,95 1,14 3,18 1,06
k2m2 1,10 0,89 1,00 2,99 1,00
k2m3 0,95 1,14 1,27 3,35 1,12
k3m1 0,84 1,00 0,84 2,67 0,89
k3m2 0,84 1,23 0.84 2,06 1,03
k3m3 0,78 0,89 0,78 2,44 0,82
Jumlah 10,76 12,23 10,99 33,98 11,67
Rata-rata 0,90 1,02 1,00 2,83 0,97
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades

Lampiran 38. Hasil analisis ragam laju pertumbuhan relatif stek melati dengan
beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda
(Transformasi √x + ½).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,096 0,048 2,664tn 3,440
Perlakuan 11 0,240 0,022 1,216tn 2,265
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,167 0,056 3,093 * 3,050
Jumlah mata tunas (M) 2 0,003 0,001 0,070tn 3,440
KxM 6 0,071 0,012 0,660tn 2,550
Acak 22 0,393 0,018
Total 35 0,730
Lampiran 39. Data rasio tunas akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III

k0m1 1,17 1,80 1,50 4,47 1,49


k0m2 1,42 1,11 1,17 3,70 1,23
k0m3 1,47 1,10 1,83 4,40 1,47
k1m1 1,58 1,77 2,42 5,77 1,92
k1m2 1,56 1,44 1,90 4,90 1,63
k1m3 1,62 1,85 1,00 4,47 1,49
k2m1 1,43 1,38 1,47 4,28 1,43
k2m2 1,64 2,25 0,95 4,84 1,61
k2m3 1,44 1,64 1,78 4,86 1,62
k3m1 1,71 1,38 1,14 4,23 1,41
k3m2 0,75 1,27 1,32 3,34 1,11
k3m3 1,34 1,00 1,71 4,05 1,35
Jumlah 17,13 17,99 18,19 53,31 17,77
Rata-rata 1,43 1,50 1,52 4,44 1,48
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades

Lampiran 40. Analisis Ragam Tunas Akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda.

SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 0,05 0,03 0,20tn 3,44
Perlakuan 11 1,43 0,13 1,00tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,80 0,27 2,04tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 0,16 0,08 0,62tn 3,05
KxM 6 0,47 0,09 0,60tn 2,55
Galat 22 2,88 0,13
Non-Aditif 1 0,05 0,05 0,36tn 4,18
Sisa 21 2,83 0,13
Total 35 4,36 KK= 24,43%
Keterangan :
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Lampiran 41. Data tunas akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda (Transformasi √x + ½).

Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 1,29 1,52 1,41 4,22 1,41
k0m2 1,39 1,27 1,29 3,95 1,32
k0m3 1,40 1,27 1,53 4,20 1,40
k1m1 1,44 1,51 1,71 4,66 1,55
k1m2 1,44 1,39 1,55 4,38 1,460
k1m3 1,46 1,53 1,23 4,21 1,41
k2m1 1,39 1,37 1,40 4,16 1,39
k2m2 1,46 1,66 1,20 4,33 1,44
k2m3 1,39 1,46 1,51 4,37 1,46
k3m1 1,49 1,37 1,28 4,14 1,38
k3m2 1,12 1,33 1,35 3,80 1,27
k3m3 1,36 1,23 1,49 4,07 1,36
Jumlah 16,62 16,90 16,95 50,47 16,82
Rata-rata 1,39 1,41 1,41 4,21 1,40
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades

Lampiran 42. Hasil Analisis Ragam Tunas Akar stek dengan beberapa konsentrasi
ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x + ½).

SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,005 0,003 0,159tn 3,440
Perlakuan 11 0,178 0,016 0,975tn 2,265
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,099 0,033 1,999tn 3,050
Jumlah mata tunas (M) 2 0,023 0,011 0,685tn 3,440
KxM 6 0,056 0,009 0,559tn 2,550
Acak 22 0,365 0,017
Total 35 0,548
Tata letak percobaan

Kelompok Kelompok Kelompok


I II III
k0m2 k3m3 k1m1

k2m1 k1m3 k3m3

k1m1 k0m2 k2m3

k0m1 k1m1 k1m3


U
k0m3 k0m1 k0m2

k1m3 k2m3 k2m2

k3m2 k1m2 k2m1

k2m3 k2m2 k1m2

k3m3 k3m2 k3m1

k1m2 k3m1 k0m1

k3m1 k0m3 k3m2

k2m2 k2m1 k0m3

Keterangan:
I, II, III : Ulangan
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades
Tata letak tanaman

50 cm

75 cm

Keterangan:

: Plot percobaan

: Letak tanaman percobaan

: Tanaman sampel

: Tanaman destruktif
Gambar 6. Bahan stek

Gambar 7. ZPT Atonik


Gambar 8. Air Aquades

Gambar 9. Sekam Bakar


Gambar 10. Tanah

Gambar 11. Pembuatan naungan


Gambar 12. Proses pencampuran media tanam

Gambar 13. Pengisian polibag


Gambar 14. Penyusunan polibag di dalam Naungan

Gambar 15. Larutan ZPT dengan berbagai konsentrasi


Gambar 16. Perendaman bahan stek dalam larutan ZPT

Gamnbar 17. Penanaman


Gambar 18. Penyungkupan

Gambar 19. Penyiraman


Gambar 20. Pengamatan jumlah tunas 42 hst

Gambar 21. Pengamatan tinggi tunas 42 hst


Gambar 22. Pengambilan tanaman destruktif 60 hst

Gambar 23. Pengamatan tinggi tunas 84 hst


Gambar 24. Pemanenan

Gambar 25. Pengovenan


Gambar 26. Penimbangan berat kering akar

Gambar 27. Penimbangan berat kering tunas

Anda mungkin juga menyukai