Skripsi Jadi PDF Oke Deh. Siip Oke
Skripsi Jadi PDF Oke Deh. Siip Oke
Skripsi Jadi PDF Oke Deh. Siip Oke
(Skripsi)
Oleh:
Fenti Rosalia
Oleh:
FENTI ROSALIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh konsentrasi ZPT terhadap
pertumbuhan stek melati, (2) pengaruh jumlah mata tunas terhadap pertumbuhan
stek melati, (3) interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas terhadap
pertumbuhan stek melati.
Jurusan : Agroteknologi
MENYETUJUI:
1. Komisi Pembimbing
Ketua Jurusan,
Ir. Syafiuddin, MP
NIP. 19630339 198903 1 003
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Karyatina.
Pesisir Tengah Krui pada tahun 2009. Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai
3. Dosen-dosen pembimbing
skripsi ku.
MOTTO
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
skripsi yang berjudul Pengaruh Konsentrasi ZPT dan Jumlah Mata Tunas terhadap
1. Ibu Ir. Rakhmiati, MTA selaku ketua STIPER Dharma wacana Metro.
2. Ibu Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si selaku pembimbing I yang telah
5. Seluruh Dosen dan Staf STIPER Dharma Wacana Metro yang telah
banyak membantu.
8. Semua pihak yang membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan
skripsi penelitian ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran demi
Fenti Rosalia
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
4.2. Pembahasan........................................................................... 33
LAMPIRAN............................................................................................. 42
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kecepatan tumbuh stek melati akibat pemberian
konsentrasi ZPTdan jumlah mata tunas yang berbeda....................... 22
3. Jumlah tunas stek melati 90 hst akibat konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda .................................................................... 25
10. Rasio tunas akar akibat perlakuan Konsentrasi ZPT dan Jumlah
Mata Tunas yang berbeda .................................................................. 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
39. Data Rasio Tunas Akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas ....................................................................... 65
Gambar Halaman
Tanaman melati (Jasminum sambac) merupakan salah satu tanaman bunga hias
tanaman hias tropik yang berasal dari berbagai daerah di Asia, Afrika dan
Australia. Melati selain sebagai tanaman hias juga sebagai tanaman yang
sebagai pewangi teh, penghias pengantin, kosmetik, obat tradisional dan bahan
parfum, sedangkan akar, batang dan daun juga digunakan sebagai obat tradisional
36.161.072 kg, hasil itu meningkat dibandingkan produksi tanaman melati pada
tahun 2013 yang hanya 30.234.962 kg. Sedangkan secara khusus produksi
tanaman melati di provinsi Lampung juga meningkat yaitu dari 23.434 kg pada
tahun 2013 menjadi 24.345 kg pada tahun 2014 (BPS, 2014). Namun peningkatan
permintaan pasar akan bunga melati yang semakin hari semakin meningkat. Hal
ini dibuktikan dengan produksi bunga melati putih di Indonesia baru mampu
memenuhi sekitar 20% dari kebutuhan melati di pasaran dunia, sehingga
bunga melati dapat dilakukan dengan cara perbaikan dalam penyiapan bibit
yang seragam dalam jumlah banyak. Namun ukuran stek yang keberhasilannya
materi/bagian stek dan ukuran yang tepat agar mendapatkan hasil bibit dalam
skala besar dengan waktu yang relatif lebih cepat dan kualitas yang baik.
Dalam penyetekan sering terjadi kendala yaitu pembentukan akar dan tunas yang
maka pemberian ZPT perlu dilakukan. ZPT adalah senyawa organik bukan hara
yang dalam jumlah tertentu dapat mendukung, menghambat dan mengubah proses
Sumarni (2003), auksin merupakan salah satu zat tumbuh bagi tanaman yang
konsenstrasinya. ZPT akan efektif pada konsentrasi tertentu. Jika konsentrasi yang
digunakan terlalu tinggi maka akan dapat merusak stek karena pembelahan sel dan
tersebut tidak efektif (Khair dkk., 2013). Oleh sebab itu konsentrasi ZPT yang
Selain pemberian ZPT, jumlah mata tunas yang digunakan dalam bahan stek juga
ruas dapat meningkatkan jumlah tumbuh stek yang disebabkan oleh hormon
perkembangan tanaman. Suatu tanaman akan tumbuh dengan subur apabila segala
elemen yang dibutuhkan selalu cukup tersedia (Ardaka dkk., 2011). Penggunaan
ukuran bahan stek yang pendek dengan jumlah mata tunas sedikit tanpa
penggunaan bahan stek. Oleh sebab itu jumlah mata tunas yang digunakan harus
melati. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan teknis budidaya
melalui stek diyakini dapat menghasilkan tanaman baru yang sama dengan
induknya dan menghasilkan bunga lebih cepat. Stek merupakan cara perbanyakan
Pertumbuhan stek dapat dirangsang melalui pemberian ZPT dengan konsentrasi yang
tepat. Pemberian ZPT bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas. ZPT
yang diberikan yaitu kelompok auksin. Auksin merupakan salah satu zat tumbuh
(Abidin, 1985 dalam Sumarni, 2003). Menurut Salisbury dan Ross (1995), auksin
dapat mempercepat keluarnya akar pada stek, sehingga dengan cepat pula stek
dapat menyerap zat hara yang terdapat dalam media, selanjutnya berfungsi untuk
pertumbuhan tanaman. ZPT yang termasuk dalam golongan auksin yaitu, IAA,
diperdagangkan adalah Atonik. Atonik merupakan salah satu hormon tumbuh atau
ZPT yang berwujud cair berwarna coklat dengan bahan utama berupa kompleks
terdiri atas unsur Natrium dan Fenol (Suhartini Halidah, 1993 dalam Sutrisno
dkk., 2013).
konsentrasi ZPT dalam larutan. ZPT akan efektif pada konsentrasi tertentu. Jika
konsentrasi yang digunakan terlalu tinggi maka akan dapat merusak stek karena
bunga serta akar, sedangkan bila konsentrasi yang digunakan dibawah optimum
maka ZPT tersebut tidak efektif (Khair dkk., 2013). Hasil penelitian Sutrisno dkk.
menghasilkan tinggi tunas tertinggi (8,44 cm) pada umur 12 mst dibandingkan
dengan konsentrasi 0,15 ml/l dan 0,35 ml/l pada pertumbuhan bibit stek teh
Hasil penelitian Sumarni (2003) menyatakan bahwa dengan perlakuan jenis ZPT
yang berbeda yaitu tanpa ZPT, Rootone- F (1 gr/1 ml air), dan Atonik (0,5 ml/l air
jumlah akar, berat kering akar, dan berat kering pucuk) yang lebih baik secara
konsentrasi 0 ml/l, 0,4 ml/l, 0,8 ml/l, 1,2 ml/l dan 1,6 ml/l memberikan hasil yang
hampir sama terhadap pertumbuhan stek buah naga. Selanjutnya, hasil penelitian
stek lada. Pemberian konsentrasi 5 ml/l memberikan pengaruh yang lebih baik
terhadap pertumbuhan stek lada terlihat pada peubah tinggi tunas, jumlah daun,
berat basah tunas, dan berat kering tunas. Sedangkan konsentrasi 10 ml/l
memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan stek lada terlihat
pada peubah panjang akar, berat basah akar, dan berat kering akar.
Selain pemberian ZPT, panjang bahan stek yang digunakan dapat mempengaruhi
pertumbuhan stek. Bahan stek yang memiliki jumlah mata tunas lebih banyak
cadangan makanan dalam bahan stek salah satunya yaitu karbohidrat. Setek yang
Sari, 2009).
Hasil penelitian Sari (2009) menyatakan bahwa perlakuan jumlah ruas dengan
panjang 1 ruas ( 2 mata tunas), 2 ruas (3 mata tunas), dan 3 ruas (4 mata tunas)
interaksi antara perlakuan setek 3 ruas (4 mata tunas) dengan media tanam tanah
dan pupuk kandang yaitu menghasilkan berat segar akar dan berat kering akar
terbesar.
Hasil penelitian Wijaya dan Hidayat (2012) menyatakan bahwa perlakuan panjang
bahan stek 3 ruas (4 mata tunas) dan 4 ruas (5 mata tunas) memberikan hasil
terbaik pada pertumbuhan stek nilam. Perlakuan bahan stek 3 ruas (4 mata tunas)
memberikan hasil terbaik pada peubah panjang tunas yaitu 5 cm. Sedangkan
perlakuan bahan stek 4 ruas (5 mata tunas) memberikan hasil terbaik pada peubah
Hasil penelitian Sudomo dkk. (2007) menunjukkan bahwa jumlah mata tunas
terbaik untuk stek batang hibrid murbei adalah 3 mata tunas yang terlihat pada
peubah presentase hidup tertinggi yaitu 81,668 % dan panjang tunas stek yang
Hasil penelitian Ardaka dkk. (2011) menunjukkan bahwa kombinasi antara bahan
stek beruas 3 dengan jenis ZPT Atonik (1,5 ml/l) adalah yang terbaik, yaitu
terlihat pada peubah persentase hidup 90 %,pertumbuhan jumlah daun 2,90 helai,
tinggi 0,77 cm, panjang akar 3,37cmdan jumlah akar 9,00 cm pada pertumbuhan
stek pranajiwa.
1.4. Hipotesis
2. Jumlah mata tunas yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda
3. Terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas untuk
Tanaman melati (Jasminum sambac) merupakan tanaman hias tropik yang berasal
dari berbagai daerah di Asia, Afrika dan Australia. Diantara 200 jenis melati yang
telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis melati yang umum
dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati yang potensial untuk dijadikan tanaman
hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum
terungkap potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-
Tanaman melati yang kita kenal, tumbuh lebih dari setahun (perennial), bersifat
perdu dan merambat. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 3 meter atau
berbentuk bulat telur, tepi daun rata, panjang 2,5- 10 cm, lebarnya 1,5- 6 cm.
Melati dapat diperbanyak dengan cara pencangkokan atau stek batang. Tanaman
melati sangat menyukai sinar matahari, maka sangat cocok bila ditanami di tempat
Tanaman melati dapat hidup dengan baik ditempat-tempat yang terbuka atau
ditempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari, baik ditaran rendah maupun
dataran tinggi hingga ketinggian 1000 meter dpl. Selain itu tanaman melati paling
dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai iklim dengan 2–3 bulan kering dan
5–6 bulan basah. Suhu udara siang hari 28-360 C dan suhu udara malam hari 24-
300 C, kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %
media tanam yang gembur dan halus, mampu mengikat air dan unsur hara,
drainase dan aerasi baik. Hasil yang baik dan optimal dari perbanyakan tanaman
melati dengan cara stek dapat diperoleh dengan memperhatikan faktor-faktor yang
yang dapat dilakukan apabila bagian dari tanaman mempunyai kemampuan untuk
Kelebihan perbanyakan secara vegetatif yaitu, lebih cepat berbuah, sifat turunan
kurang baik dan lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu
dengan cara menumbuhkan akar dan pucuk dari potongan atau bagian tanaman
seperti akar, batang, atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru. Tanaman melati
merupakan tanaman merambat dan sebagai herba batang berkayu, maka dapat
dengan cara lain karena cepat tumbuh dan penyediaan bibit dapat dilakukan dalam
jumlah yang besar. Sedangkan kesulitan yang dihadapi adalah selang waktu
Dengan demikian sumber bahan vegetatif haruslah dicari atau dipilih tanaman-
tanaman unggul dengan produksi tinggi, tahan hama dan penyakit serta mudah
Berkaitan dengan persiapan bahan stek, Yasman dan Smits (1988) dalam
di bawah buku (node) karena sifat anatomis dan penimbunan karbohidrat yang
banyak pada buku tersebut adalah lebih baik untuk perakaran stek. Setek yang
akan lebih cepat namun pertumbuhan akarnya terlambat. Bahan setek yang baik
dapat ditentukan oleh tingkat kekerasan batang. Setek yang masih muda
mengandung karbohidrat yang tinggi sehingga nampak keras dan kaku (Wudianto,
Menurut Sumarni (2003), pemotongan batang membentuk sudut 450, agar tempat
munculnya akar lebih lebar. Panjang stek antara 15-20 cm terdiri dari 2 mata tunas
dalam satu batang, dan untuk menjaga tetap berlangsungnya proses fotosintesis,
tiap stek disisakan 2 helai daun. Pada saat penyetekan harus diperhatikan faktor-
faktor penunjang pembibitan lain, persiapan media tanam, pemililihan bahan
Zat pengatur tumbuh (ZPT) atau hormon tumbuh adalah senyawa organik yang
disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada
(Salisbury dan Ross, 1995). ZPT dapat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu,
Penyetekan yang dilakukan tanpa pemberian ZPT juga akan menghasilkan akar,
tetapi dengan pemberian ZPT maka kecepatan dan jumlah akar yang dihasilkan
dapat ditingkatkan. Salah satu ZPT yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan
Amanah (2009), penelitian tentang aspek fisiologis auksin telah banyak dilakukan
sejak tahun 1930-an. Banyak bukti menyatakan bahwa auksin sangat berpengaruh
lateral, serta mengaktifkan kerja lapisan kambium. ZPT ini ada pada tanaman
dalam jumlah yang sedikit, maka perlu ditambah sehingga pertumbuhan tanaman
Atonik merupakan salah satu hormon tumbuh atau ZPT yang berwujud cair
berwarna coklat dengan bahan utama berupa kompleks aromatik nitrogen yang
memiliki rumus C6H4NaNO2. Bahan penyusun atonik terdiri atas unsur Natrium
dan Fenol (Suhartini, 1993 dalam Sutrisno dkk., 2013). Atonik dapat digunakan
sebagai pemacu pertumbuhan karena mengandung natrium para-nitrofenol 3.0 g/l,
natrium orto-nitrofenol 2.0 g/l, natrium 5-nitrogualakol 1.0 g/l, natrium 2-4-
sel, pembesaran sel, dan differensial sel. Menurut Marlin (2005), pertumbuhan
dikendalikan oleh keseimbangan dan interaksi dari ZPT endogen dan eksogen.
komponen sel sehingga begitu mulai terjadi pembelahan sel, makan auksin akan
sedang, dan tinggi. Jika konsentrasi yang digunakan terlalu tinggi maka akan
dapat merusak stek karena pembelahan sel dan kalus akan berlebihan sehingga
digunakan dibawah optipmum maka ZPT tersebut tidak efektif (Khair dkk.,
2013).
III. METODE PENELITIAN
Rejomulyo kecamatan Metro Selatan Kota Metro mulai bulan Maret-Juni 2016.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu, paranet, gunting
stek, timbangan elektrik tipe Nagata LCS-3000, gelas ukur, ember, hand spayer,
plastik bening, tali rapia, kamera digital, mistar, kertas lebel, polybag ukuran
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan stek melati 2 mata
tunas, 3 mata tunas, 4 mata tunas, air aquades, media tanam yang digunakan
adalah tanah dan sekam bakar sedangkan zat pengatur tumbuh yang digunakan
(RAKL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi ZPT Atonik (K),
terdiri dari 4 taraf yaitu:0 ml/l air aquades (kontrol) (k0), konsentrasi 0,2 ml/l air
aquades (k1), 0,4 ml/l air aquades(k2) dan 0,6 ml/l air aquades(k3). Sedangkan
faktor kedua adalah jumlah mata tunas (M), terdiri dari 3 taraf yaitu: 2 mata tunas
(m1), 3 mata tunas (m2), dan 4 mata tunas (m3). Dengan demikian terdapat 12
kombinasi perlakuan yaitu: k0m1, k0m2, k0m3, k1m1, k1m2, k1m3, k2m1, k2m2, k2m3,
k3m1, k3m2, k3m3. Satu percobaan terdiri dari 20 polybag sehingga total 720
polibag.
Data diuji dengan analisis ragam yang sebelumnya kesamaan ragam diuji dengan
uji Barlett dan ketidakaditifan data diuji dengan uji Tuckey. Pengujian nilai
tengah perlakuan digunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
Sungkup terbuat dari plastik putih transparan yang berkerangkakan bambu dan
dibentuk setengah lingkaran dengan tinggi 50 cm. Naungan terbuat dari bambu
Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah dan sekam bakar
dengan perbandingan volume 2:1. Media tanam disaring terlebih dahulu. Setelah
itu, media tanam dimasukkan ke dalam polybag dan siap untuk ditanami bahan
stek.
Bahan stek diambil dari cabang yang berasal dari tanaman yang baik dan sehat
serta sudah pernah berbunga. Stek yang digunakan memiliki jumlah mata tunas
yaitu 2 mata tunas, 3 mata tunas dan 4 mata tunas. Jumlah bahan stek dalam petak
percobaan adalah 20 buah dan disusun dibawah naungan sesuai dengan tata letak
percobaan.
Sebelum bahan stek melati ditanam, terlebih dahulu bahan stek yang memiliki 2
mata tunas (m1), 3 mata tunas (m2) dan 4 mata tunas (m3) diberi perlakuan zat
pengatur tumbuh dengan cara merendam pangkal bahan stek kedalam konsentrasi
ZPT Atonik: 0 ml/l air aquades (k0), 0,2 ml/l air aquades (k1), 0,4 ml/l air aquades
(k2), dan 0,6 ml/l air aquades (k3). Perendaman dilakukan dengan cara pangkal
potong bahan stek dicelupkan pada masing-masing perlakuan selama 1 jam. Stek
melati yang telah diberi perlakuan ditanam di dalam polybag dengan kedalaman 5
cm. Penanaman dilakukan pada pagi hari. Setelah ditanam, bahan stek disungkup
tanaman yang sudah menunjukkan gejala terserang hama dengan dosis 5 ml/10 l
3.5 Pengamatan
1) Kecepatan tumbuh
Kecepatan tumbuh yaitu mengamati berapa hari setelah tanam bahan stek
hingga bahan stek yang bertunas mencapai 75% dan dinyatakan dalam
satuan hari.
2) Persentase tumbuh
hidup dibagi jumlah stek yang ditanami kali 100%, pada masing-masing
3) Jumlah tunas
Jumlah tunas diperoleh dengan cara menghitung semua tunas yang muncul
Data tinggi tunas diperoleh dengan cara mengukur dari pangkal keluarnya
sentimeter (cm).
5) Jumlah akar
Jumlah akar yaitu menghitung semua jumlah akar yang muncul dari kalus
6) Panjang akar
Data panjang akar diperoleh dengan cara mengukur akar dari pangkal
batang hingga bagian ujung akar terpanjang dari akar yang terbentuk
berikut:
berikut:
Pengamatan Luas Daun Khusus (LDK), Laju Asimilasi Bersih (LAB), dan
Keterangan:
Selain mengukur luas daun pengamatan ini juga dilakukan setelah tanaman
Rasio tunas akar diperoleh dengan cara menimbang bobot tunas dibagi
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kecepatan tumbuh stek, dan
Tabel 1. Kecepatan tumbuh stek melati akibat pemberian konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
0,6 ml/l air aquades menghasilkan kecepatan tumbuh stek melati lebih rendah
dibandingkan dengan pemberian ZPT 0, 0,2, 0,4 ml/l air aquades pada level stek 2
dan 4 mata tunas. Sedangkan stek 3 mata tunas menghasilkan kecepatan tumbuh
lebih rendah jika diberi konsentrasi ZPT 0 ml/l air aquades. Pengaruh jumlah mata
tunas pada level konsentrasi ZPT yang berbeda memberikan pola yang beragam.
Pemberian ZPT 0,4 ml/l air aquades menghasilkan kecepatan tumbuh lebih tinggi
pada perlakuan stek 4 mata tunas, sedangkan pemberian ZPT 0,2 ml/l air aquades
menghasilkan kecepatan tumbuh lebih tinggi pada perlakuan stek 2 dan 3 mata
yang sama baiknya yaitu pemberian konsentrasi ZPT 0,4 ml/l air aquades dan 4
mata tunas serta pemberian konsentrasi 0,2 ml/l air aquades dengan stek 2 dan 3
mata tunas.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas
tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persentase tumbuh stek serta
Berdasarkan Tabel 2, meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak
0 dan 0,6 ml/l air aquades menghasilkan persentase tumbuh lebih baik
dibandingkan konsentrasi ZPT 0,2 dan 0,4 ml/l air aquades serta rata-rata stek 3
mata tunas memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 2 dan 4 mata tunas
k0m1
k0m1
100
Persentase stek Hidup (%)
k0m2
k0m2
90
k0m3
k0m3
80
k1m1
k1m1
70
60 k1m2
k1m2
50 k1m3
k1m3
40 k2m1
k2m1
30 k2m2
k2m2
20 k2m3
k2m3
10 k3m1
k3m1
0 k3m2
k3m2
35 42 49 56 63 70 77 84 90 k3m3
k3m3
Hari Pengamatan (hst)
meningkat pada 42 hst sampai 56 hst, namun pada 63 hst sampai 90 hst presentase
tumbuh stek relatif sama. Grafik pada tiap perlakuan menunjukkan gradien yang
relatif sama.
4.1.3 Jumlah Tunas
mempengaruhi jumlah tunas stek, tetapi jumlah mata tunas yang berbeda
berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas stek dan tidak terdapat interaksi antara
Tabel 3. Jumlah tunas stek melati 90 hst akibat konsentrasi ZPT dan jumlah mata
tunas yang berbeda.
Hasil Uji BNT (Tabel 3) menunjukkan bahwa stek 4 mata tunas menghasilkan
dibandingkan dengan stek 3 mata tunas dan 2 mata tunas. Meskipun secara
statistik konsentrasi ZPT tidak berpengaruh terhadap jumlah tunas, namun secara
rata-rata konsentrasi ZPT 0,6 ml/l air aquades cenderung lebih baik dibandingkan
35 hst hingga 90 hst. Grafik pada tiap perlakuan menunjukkan gradien yang relatif
sama.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas
tidak memberikan pengaruh terhadap tinggi tunas stek serta tidak terdapat
Berdasarkan Tabel 4, meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak
0,2 ml/l air aquades menghasilkan tinggi tunas lebih baik dibandingkan
konsentrasi ZPT 0; 0,4 dan 0,6 ml/l air aquades serta rata-rata stek 3 mata tunas
memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 2 dan 4 mata tunas terhadap tinggi
12
10 k0m1
Rata-rata Tinggi Tunas (cm)
k0m1
k0m2
k0m2
K00
8 k0m3
k0m3
k1m1
k1m1
0m3
6
k1m2
k1m2
k1m3
k1m3
4
k2m1
k2m1
2 k2m2
k2m2
k2m3
k2m3
0 k3m1
k3m1
35 42 49 56 63 70 77 84 90 k3m2
k3m2
Waktu Pengamatan (hst) k3m3
k3m3
hst mengalami pertumbuhan yang relatif sama, namun pada 77 hst hingga 90 hst
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah akar stek serta
Tabel 5. Jumlah akar stek melati 90 hst akibat pemberian konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
Berdasarkan Tabel 5, meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak
0,6 ml/l air aquades menghasilkan jumlah akar lebih baik dibandingkan
konsentrasi ZPT 0; 0,2 dan 0,4 ml/l air aquades serta rata-rata stek 3 mata tunas
memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 2 dan 4 mata tunas terhadap
dan perlakuan jumlah mata tunas tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar
serta tidak terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas
(Lampiran 24).
Tabel 6. Panjang akar stek melati 90 hst akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
Berdasarkan Tabel 6 meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak
0,6 ml/l air aquades menghasilkan jumlah akar lebih baik dibandingkan
konsentrasi ZPT 0; 0,2 dan 0,4 ml/l air aquades serta rata-rata stek 3 mata tunas
memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 2 dan 4 mata tunas terhadap
mempengaruhi luas daun khusus, tetapi perlakuan jumlah mata tunas yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap luas daun khusus dan terdapat interaksi
menghasilkan luas daun khusus lebih baik dibandingkan perlakuan 3 dan 4 mata
tunas pada pemberian konsentrasi ZPT 0,6 ml/l air aquades. Selain itu konsentrasi
ZPT berpengaruh terhadap jumlah mata tunas. Stek dengan jumlah mata tunas 2
dan 3 memberikan pengaruh yang sama pada semua level konsentrasi ZPT,
namun stek 4 mata tunas menghasilkan luas daun lebih rendah jika diberikan
laju asimilasi bersih stek melati, tetapi jumlah mata tunas tidak berpengaruh nyata
terhadap laju asimilasi bersih stek dan tidak terdapat interaksi antara kedua
.
Tabel 8. Laju asimilasi bersih stek melati akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
konsentrasi 0,4 ml/l air aquades memberikan hasil laju asimilasi bersih stek
terbaik dibandingkan dengan konsentrasi ZPT 0 ml/l air aquades, 0,2ml/l air
aquades, dan 0,6 ml/l air aquades, masing-masing dengan peningkatan 176,15%,
168,75%, 30,30%.
terhadap laju pertumbuhan relatif, tetapi perlakuan jumlah mata tunas tidak
memberikan pengaruh nyata dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan
(Lampiran 36).
Hasil uji BNT (Tabel 9) menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT pada 0,4 ml/l
konsentrasi 0,2 ml/l air aquades, dan 0,6 ml/l air aquades, masing-masing dengan
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas
tidak berpengaruh nyata terhadap rasio tunas akar serta tidak terdapat interaksi
Tabel 10. Rasio tunas akar akibat perlakuan konsentrasi ZPT dan jumlah mata
tunas yang berbeda.
Berdasarkan Tabel 10, meskipun konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas tidak
0,2 ml/l air aquades menghasilkan rasio tunas akar lebih baik dibandingkan
konsentrasi ZPT 0; 0,4 dan 0,6 ml/l air aquades serta rata-rata stek 2 mata tunas
memberikan hasil lebih baik dibandingkan stek 3 dan 4 mata tunas terhadap rasio
4.2. Pembahasan
kecuali pada peubah kecepatan tumbuh, laju asimilasi bersih dan laju
pertumbuhan relatif. Konsentrasi ZPT 0,4 ml/l air aquades memberikan hasil yang
lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi 0, 0,2, 0,6 ml/l air aquades pada
peubah kecepatan tumbuh, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan relatif.
Namun pada penambahan ZPT 0,6 ml/l air aquades menghasilkan kecepatan
tumbuh, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan relatif yang lebih rendah. Hal
ini diduga karena jika konsentrasi ZPT yang digunakan terlalu tinggi maka akan
dapat merusak stek karena pembelahan sel dan kalus akan berlebihan sehingga
digunakan dibawah optimum maka ZPT tersebut tidak efektif (Khair dkk., 2013).
3,0 g/l, natrium orto-nitrofenol 2,0 g/l, natrium 5-nitrogualako 1,0 g/l, natrium 2-
4-dinitrofenol 0,5 g/l yang semua bahan aktif tersebut termasuk ke dalam
dalam pembuatan komponen sel sehingga begitu mulai terjadi pembelahan sel,
pada persentase tumbuh stek, jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah akar, panjang
akar dan rasio tunas akar. Hal ini terindikasi karena konsentrasi auksin yang tinggi
pertumbuhan sel tidak optimal. Pernyataan ini didukung pula oleh Salisbury dan
Kemampuan stek membentuk akar bergantung pada zat pengatur tumbuh terutama
pembentukan kalus dipengaruhi oleh cadangan makanan pada bahan stek yaitu
Persentase tumbuh stek dan jumlah akar merupakan salah satu hal yang
konsentrasi ZPT tidak berpengaruh nyata pada peubah persentase tumbuh dan
jumlah akar, tetapi berpengaruh nyata terhadap laju asimilasi bersih dan laju
pertumbuhan relatif. Hal ini diduga karena rendahnya intensitas cahaya yang
tumbuh, jumlah tunas, dan luas daun khusus. Perlakuan stek 4 mata tunas
menghasilkan kecepatan tumbuh, jumlah tunas, dan luas daun khusus lebih baik
dibandingkan stek 2 dan 3 mata tunas. Hal ini diduga karena stek melati dengan 4
mata tunas sudah mengandung auksin alami yang cukup dalam membentuk akar dan
cadangan makanan.
Simpanan cadangan makanan dalam bahan stek salah satunya yaitu karbohidrat.
Stek yang mengandung karbohidrat tinggi akan lebih mudah berakar daripada
(2009), bila karbohidratnya rendah maka kandungan proteinnya tinggi. Stek yang
terlambat. Suatu tanaman akan tumbuh dengan subur apabila segala elemen yang
Pada penelitian ini jumlah mata tunas dan konsentrasi ZPT tidak memberikan
hasil yang baik terhadap peubah persentase tumbuh, tinggi tunas, jumlah akar,
panjang akar, dan rasio tunas akar. Menurut Omon dkk. (1989) dalam Putra dkk.
(2014), diduga karena persentase hidup setek tidak hanya dipengaruhi oleh
pemberian ZPT dan jumlah mata tunas, melainkan juga dipengaruhi oleh beberapa
hidup setek yaitu jenis tanaman, umur bahan stek, media, drainase media,
dan jumlah mata tunas pada peubah yang diamati yaitu kecepatan tumbuh dan
luas daun khusus. Dengan pemberian ZPT 0,4 ml/l dan perlakuan stek 4 mata
tunas dapat meningkatkan kecepatan tumbuh stek melati. Hal ini diduga karena
perlakuan stek 4 mata tunas sudah mengandung cadangan makanan yang cukup
didalam ruasnya untuk proses petumbuhan dan ditambah lagi dengan pemberian
ZPT 0,4 ml/l yang mengandung hormon auksin sehingga lebih meningkatkan
kecepatan tumbuh dan luas daun khusus stek melati. Peningkatan konsentrasi
bersinergi dengan pengaruh jumlah mata tunas, dengan konsentrasi 0,2 ml/l air
aquades dan 2 mata tunas menunjukkan kecepatan tumbuh yang sama jika
konsentrasi ditingkatkan menjadi 0,4 ml/l air aquades dan 4 mata tunas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
melati kecuali pada peubah kecepatan tumbuh, laju asimilasi dan laju
pengaruhnya pada kecepatan tumbuh stek, laju asimilasi bersih dan laju
pertumbuhan relatif.
2. Jumlah mata tunas tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan stek melati
kecuali pada peubah kecepatan tumbuh, jumlah tunas dan luas daun
khusus. Jumlah stek 4 mata tunas memberikan hasil lebih baik pada
pertumbuhan stek melati terlihat pada jumlah tunas, kecepatan tumbuh dan
3. Terdapat interaksi antara konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas, terhadap
kecepatan tumbuh dan luas daun khusus yaitu pada konsentrasi ZPT 0,4
ml/l air aquades dan jumlah 4 mata tunas serta 0,2 ml/l air aquades dengan
(introduksi).
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, M. 2014. Pengaruh Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh dan Pupuk Organik
terhadap Pertumbuhan Stek Lada (Piper nigrum L.). Skripsi Sarjana
STIPER Dharma Wacana Mertro. 65 hlm.
Amanah, S. 2009. Pertumbuhan Bibit Stek Lada (Piper nigrum Linnaeus) pada
Beberapa Macam Media dan Konsentrasi Auksin. Skripsi Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
51 hlm.
Ardaka. I. M., I. G. Tirta dan D. P. Darma. 2011. Pengaruh Jumlah Ruas dan Zat
Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Stek Pranajiwa (Euchresta
Horsfieldii (Lesch.) Benth). Jurnal Penelitian Hutan TanamanVol.8 No.2.
halaman 81 – 87.
Badan Pusat Statistik. 2014. Data Statistik Produksi Tanaman Florikultura. Badan
Pusat Statistik, Jakarta.
Khair, H., Meizal, dan Z. R. Hamdani. 2013. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Bawang Merah dan Air Kelapa terhadap Pertubuhan Stek Tanaman Melati
Putih ( Jasminum sambac L. ). Fakultas Pertanian UMSU. Medan. Jurnal
Agrium, Vol. 18 No. 2. 138 hlm.
Putra. F., Indriyanto dan M. Riniarti. 2014. Keberhasilan Hidup Setek Pucuk
Jabon (Anthocephalus cadamba) dengan Pemberian Beberapa Konsentrasi
Rootone-F. Jurnal Sylva Lestari. Vol. 2. No. 2. ISSN 2339-0913. 33-40
hlm.
Rahardiyanti, R. 2005. Kajian Pertumbuhan Stek Batang Sangitan (Sambucus
javanica Reinw.). Skripsi Sarjana Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 45 hlm.
Sari, A. 2009. Pengaruh Jumlah Ruas dan Macam Media Tanam terhadap
Pertumbuhan Setek Batang Panili (Vanilla planifolia Andrews). Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Jurnal Agronomi-
H.0102013. 53 hlm.
Sariman, A. 2005. Pertumbuhan Stek Jeruk ( Citrus lemon L.) yang Diberi
Rootone-F dan Pupuk Kandang. Skripsi Sarjana STIPER Dharma Wacana
Metro. 46 hlm.
Sudomo. A., S. Pudjiono dan M. Na’iem. 2007. Pengaruh Jumlah Mata Tunas
terhadap Kemampuan Hidup dan Pertumbuhan Stek Empat Jenis Hibrid
Murbei. Jurna Pemuliaan Tanaman Hutan, Vol. 1 N0.1. Halaman 10.
Sumarni. 2003. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Dan Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan Setek Melati (Jasminum spp). Skripsi Sarjana STIPER
Dharma Wacana Metro. 44 hlm.
Waluyo, J. 2003. Respon Pertumbuhan Tunas Setek Kakao (Theobroma cacao L.)
terhadap Berbagai Dosis Zat Pengatur Tumbuh dan Pupuk Daun yang
Berbeda. Skripsi STIPER Dharma Wacan Metro. 37 hlm.
Wijaya, I., dan E. Y. Hidayat (2012). Respon Pertumbuhan Bibit Stek Nilam
(Pogostemon cablin Benth) dengan Perlakuan Jumlah Ruas dan Komposisi
Media Tanam. Jurnal Pertanian Vol. 2. No. 5. 49 hlm.
Lampiran 1. Deskripsi melati putih
Kingdom :Plantae,
Divisi : Spermatophyta,
Kelas :Dicotyledonae,
Ordo : Oleales,
Famili :Oleaceae,
Genus : Jasminum,
Species : Jasminumsambac
Maret 2016
No Kegiatan
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
3. Pembuatan naungan
4. Pengisian polibag
5. Penanaman
6. Penyungkupan
7. Penyiraman
8. Penyiangan
8. Penyiangan
9. Penandan tanaman
sampel
April 2016
No Kegiatan
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5
11. Pengamatan 1
12. Pengamatan 2
Mei 2016
No Kegiatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
13. Pengamatan 3
14. Pengamatan 4
15. Destruktif 1
16. Pengamatan 5
17. Destruktif 2
18. Pengamatan 6
19. Pengamatan 7
20 Pengamatn 8
Juni 2016
No Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1
21. Pengamatan 9
22. Panen
Lampiran 3. Data kecepatan tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F. Hit F. Tab
Kelompok 2 82,06 41,03 3,50* 3,44
Perlakuan 11 1.171,64 106,51 9,08* 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 248,31 82,77 7,06* 3,05
Jumlah Mata Tunas (M) 2 640,39 320,20 27,31* 3,44
KxM 6 282,94 47,16 4,02* 2,55
Galat 22 257,94 11,72
Non-Aditif 1 0,36 0,36 0,03 4,18
Sisa 21 257,59 12,27
Total 35 1511,64 KK= 9,30 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji Homogenitas: x - Hitung = 37,51 > x2- Tabel= 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 5. Data kecepatan tumbuh kecepatan tumbuh dengan beberapa
konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi
√x)
Ulangan
Perlakuan Jumlah rata-rata
I II III
k0m1 4,90 5,10 5,66 15,66 5,22
k0m2 5,66 6,33 6,33 18,31 6,10
k0m3 6,48 6,33 6,33 19,13 6,38
k1m1 5,66 5,10 5,39 16,14 5,38
k1m2 5,10 5,66 5,66 16,41 5,47
k1m3 5,92 6,86 6,86 19,63 6,54
k2m1 5,92 6,16 6,16 18,24 6,08
k2m2 6,16 5,92 5,92 18,00 6,00
k2m3 5,66 6,48 6,48 18,62 6,21
k3m1 5,92 6,33 6,33 18,57 6,19
k3m2 6,16 5,66 6,16 17,99 6,00
k3m3 7,00 6,86 7,00 20,86 6,95
Jumlah 70,53 72,76 74,26 217,54 72,51
Rataan 5,88 6,06 6,19 18,13 6,04
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,59 0,29 3,55* 3,44
Perlakuan 11 8,07 0,73 8,88* 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 1,76 0,59 7,11* 3,05
Jumlah Mata Tunas (M) 2 4,27 2,14 25,84* 3,44
Interaksi 6 2,04 0,34 4,10* 2,55
Acak 22 1,82 0,083
Total 35 10,48
Lampiran 7. Data persentase tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
-------------%-------------
k0m1 85,00 95,00 55,00 235,00 78,33
k0m2 95,00 85,00 80,00 260,00 86,67
k0m3 80,00 95,00 90,00 265,00 88,33
k1m1 55,00 85,00 90,00 230,00 76,67
k1m2 100,00 80,00 85,00 265,00 88,33
k1m3 85,00 55,00 60,00 200,00 66,67
k2m1 50,00 70,00 85,00 205,00 68,33
k2m2 85,00 90,00 95,00 270,00 90,00
k2m3 85,00 90,00 55,00 230,00 76,67
k3m1 85,00 95,00 90,00 270,00 90,00
k3m2 85,00 90,00 90,00 265,00 88,33
k3m3 75,00 95,00 55,00 225,00 75,00
Jumlah 965,00 1025,00 930,00 2920,00 973,33
Rata-rata 80,42 85,42 76,25 242,08 80,69
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 309,72 154,86 0,80 tn 3,44
Perlakuan 11 2024,30 184,03 0,95 tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 307,64 102,55 0,53 tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 843,05 421,53 2,18 tn 3,05
KxM 6 873,61 145,60 0,75 tn 2,55
Galat 22 4256,95 193,50
Non-Aditif 1 19,29 19,29 0,10 tn 4,18
Sisa 21 4237,65 201,79
Total 35 6590,97 KK= 17,06
Keterangan :
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x - Hitung = 73,33 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 9. Data persentase tumbuh dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi log x)
Ulangan
Perlakuan Jumlah rata-rata
I II III
k0m1 1,93 1,98 1,74 5,65 1,88
k0m2 1,98 1,93 1,90 5,81 1,94
k0m3 1,90 1,98 1,95 5,84 1,95
k1m1 1,74 1,93 1,95 5,62 1,87
k1m2 2,00 1,90 1,93 5,83 1,94
k1m3 1,93 1,74 1,84 5,51 1,84
k2m1 1,74 1,85 1,93 5,51 1,84
k2m2 1,93 1,95 1,98 5,86 1,95
k2m3 1,93 1,95 1,74 5,62 1,87
k3m1 1,93 1,98 1,95 5,86 1,95
k3m2 1,93 1,95 1,95 5,84 1,95
k3m3 1,88 1,98 1,74 5,59 1,86
Jumlah 22,81 23,12 22,62 68,55 22,85
Rata-rata 1,90 1,93 1,89 5,71 1,90
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,011 0,005 0,760 tn 3,440
Perlakuan 11 0,071 0,006 0,918tn 2,265
Konsentrasi (K) 3 0,010 0,004 0,505 tn 3,050
Jumlah mata tunas (M) 2 0,030 0,015 2,165tn 3,440
KxM 6 0,030 0,005 0,709 tn 2,550
Acak 22 0,154 0,007
Total 35 0,235
Lampiran 11. Data jumlah tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
-------------buah--------------
k0m1 3,20 2,20 3,00 8,40 2,80
k0m2 3,40 3,20 3,20 9,80 3,27
k0m3 4,20 4,20 3,00 11,40 3,80
k1m1 3,40 2,40 3,40 9,20 3,07
k1m2 4,20 2,60 2,40 9,20 3,07
k1m3 3,00 4,00 2,60 9,60 3,20
k2m1 3,40 2,80 2,20 8,40 2,80
k2m2 4,00 3,80 2,40 10,20 3,40
k2m3 4,80 3,60 3,60 12,00 4,00
k3m1 3,60 2,40 3,60 9,60 3,20
k3m2 2,60 3,20 3,80 9,60 3,20
k3m3 3,80 3,40 4,40 11,60 3,87
Jumlah 43,60 37,80 37,60 119,00 39,67
Rata-rata 3,63 3,15 3,13 9,92 3,31
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 12. Analisis ragam jumlah tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 1,935 0,968 2,461tn 3,440
Perlakuan 11 5,132 0,467 1,187tn 2,260
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,546 0,182 0,462tn 3,440
Jumlah mata tunas (M) 2 3,468 1,734 4,411 * 3,050
KxM 6 1,118 0,186 0,474tn 2,550
Galat 22 8,651 0,393
Non-Aditif 1 0,001 0,001 0,003tn 4,180
Sisa 21 8,650 0,411
Total 35 15,719 KK= 18,971 %
Keterangan :
* = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x – Hitung= 49,4810 > x2– Tabel = 19,7 (Data tidak homo
2
Lampiran 13. Data jumlah tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda (Transformasi log √x+½).
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 1,92 1,64 1,87 5,44 1,81
k0m2 1,98 1,92 1,92 5,82 1,94
k0m3 2,17 2,17 1,87 6,21 2,07
k1m1 1,98 1,70 1,98 5,65 1,88
k1m2 2,17 1,76 1,70 5,63 1,88
k1m3 1,87 2,12 1,76 5,75 1,92
k2m1 1,98 1,82 1,64 5,44 1,81
k2m2 2,12 2,07 1,70 5,90 1,97
k2m3 2,30 2,03 2,03 6,35 2,12
k3m1 2,03 1,70 2,03 5,75 1,92
k3m2 1,76 1,92 2,07 5,76 1,92
k3m3 2,07 1,98 2,21 6,26 2,09
Jumlah 24,34 22,84 22,79 69,97 23,33
Rata-rata 2,03 1,90 1,90 5,83 1,94
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 14. Hasil analisis ragam jumlah tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi log √x+½).
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,13 0,06 2,46 tn 3,44
Perlakuan 11 0,33 0,03 1,16 tn 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,04 0,01 0,46 tn 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 0,23 0,11 4,27 tn 3,44
KxM 6 0,07 0,01 0,46 tn 2,55
Acak 22 0,58 0,03
Total 35 1,04
Lampiran 15. Data tinggi tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
---------------cm----------------
k0m1 8,90 8,63 6,80 24,33 8,11
k0m2 5,95 9,20 7,58 22,73 7,58
k0m3 6,88 6,24 12,07 25,19 8,40
k1m1 7,30 13,37 10,52 31,19 10,40
k1m2 6,59 10,28 12,42 29,29 9,76
k1m3 6,88 7,90 12,34 27,12 9,04
k2m1 6,59 6,78 10,85 24,22 8,07
k2m2 6,66 7,35 13,15 27,16 9,05
k2m3 6,97 7,05 9,88 23,90 7,97
k3m1 9,27 9,47 6,94 25,68 8,56
k3m2 6,10 12,80 10,28 29,18 9,73
k3m3 7,94 6,53 7,72 22,19 7,40
Jumlah 86,03 105,60 120,55 312,18 104,06
Rata-rata 7,17 8,80 10,05 26,02 8,67
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 16. Analisis ragam tinggi tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 49,95 24,97 5,41 * 3,44
Perlakuan 11 28,94 2,63 0,57 tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 14,84 4,95 1,07 tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 4,36 2,18 0,47 tn 3,05
KxM 6 9,74 1,62 0,35 tn 2,55
Galat 22 101,59 4,62
Non-Aditif 1 13,03 13,03 3,09 tn 4,18
Sisa 21 88,55 4,22
Total 35 180,47 KK= 24,78%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x - Hitung = 29,70 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 17. Data tinggi tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda(Transformasi √x).
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 2,98 2,94 2,61 8,53 2,84
k0m2 2,44 3,03 2,75 8,23 2,74
k0m3 2,62 2,50 3,47 8,60 2,87
k1m1 2,70 3,66 3,24 9,60 3,20
k1m2 2,57 3,21 3,52 9,30 3,10
k1m3 2,62 2,81 3,51 8,95 2,98
k2m1 2,57 2,60 3,29 8,47 2,82
k2m2 2,58 2,71 3,63 8,92 2,97
k2m3 2,64 2,66 3,14 8,44 2,81
k3m1 3,05 3,08 2,63 8,76 2,92
k3m2 2,47 3,58 3,21 9,25 3,09
k3m3 2,82 2,56 2,78 8,15 2,72
Jumlah 32,06 35,32 37,80 105,18 35,06
Rata-rata 2,67 2,94 3,15 8,76 2,92
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 18. Hasil analisis ragam tinggi tunas dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 1,38 0,69 5,49 * 3,44
Perlakuan 11 0,74 0,07 0,54tn 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,39 0,13 1,04 tn 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 0,11 0,06 0,45 tn 3,44
KxM 6 0,24 0,04 0,31 tn 2,55
Acak 22 2,76 0,13
Total 35 4,89
Lampiran 19. Data jumlah akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
---------------buah---------------
k0m1 13,20 10,40 6,00 29,60 9,87
k0m2 15,00 15,80 10,20 41,00 13,67
k0m3 11,80 11,20 12,00 35,00 11,67
k1m1 15,20 10,20 11,80 37,20 12,40
k1m2 10,20 13,60 11,80 35,60 11,87
k1m3 10,00 11,60 13,20 34,80 11,60
k2m1 9,60 11,20 11,20 32,00 10,67
k2m2 11,40 10,40 16,20 38,00 12,67
k2m3 14,20 9,60 12,60 36,40 12,13
k3m1 14,60 9,80 13,20 37,60 12,53
k3m2 10,40 18,40 14,80 43,60 14,53
k3m3 12,20 15,40 9,00 36,60 12,20
Jumlah 147,80 147,60 142,00 437,40 145,80
Rata-rata 12,32 12,30 11,83 36,45 12,15
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 20. Analis ragam jumlah akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 1,81 0,90 0,12tn 3,44
Perlakuan 11 49,50 4,50 0,60 tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 10,80 3,60 0,48 tn 3,44
Jumlah mata tuna (M) 2 20,93 10,46 1,41 tn 3,05
KxM 6 17,74 2,96 0,40 tn 2,55
Galat 22 163,80 7,45
Non-Aditif 1 1,84 1,84 0,24 tn 4,18
Sisa 21 161,96 7,71
Total 35 215,07 KK= 22,46%
Keterangan :
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x - Hitung = 23,35 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 21. Data jumlah akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 3,63 3,23 2,45 9,31 3,10
k0m2 3,87 3,98 3,19 11,04 3,68
k0m3 3,44 3,35 3,46 10,25 3,42
k1m1 3,90 3,19 3,44 10,53 3,51
k1m2 3,19 3,69 3,44 10,32 3,44
k1m3 3,16 3,41 3,63 10,20 3,40
k2m1 3,10 3,35 3,35 9,79 3,26
k2m2 3,38 3,23 4,03 10,63 3,54
k2m3 3,77 3,10 3,55 10,42 3,47
k3m1 3,82 3,13 3,63 10,58 3,53
k3m2 3,23 4,29 3,85 11,36 3,79
k3m3 3,50 3,92 3,00 10,42 3,47
Jumlah 41,98 41,85 41,01 124,84 41,61
Rata-rata 3,50 3,49 3,42 10,40 3,47
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air
Lampiran 22. Hasil analisis ragam jumlah akar dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,045797 0,022898 0,1470 tn 3,440
Perlakuan 11 1,024597 0,093145 0,5980 tn 2,265
K 3 0,208421 0,069474 0,4460 tn 3,050
M 2 0,423604 0,211802 1,3597 tn 3,440
KxM 6 0,392571 0,065429 0,4200 tn 2,550
Acak 22 3,426951 0,155771
Total 35 4,497345
Lampiran 23. Data panjang akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
----------------cm--------------
k0m1 19,30 16,00 22,20 57,50 19,17
k0m2 11,60 20,00 18,50 50,10 16,70
k0m3 19,50 18,30 17,70 55,50 18,50
k1m1 16,80 20,80 15,30 52,90 17,63
k1m2 20,20 20,60 16,00 56,80 18,93
k1m3 18,60 16,40 15,20 50,20 16,73
k2m1 20,80 21,50 16,10 58,40 19,47
k2m2 17,60 18,30 17,50 53,40 17,80
k2m3 17,40 20,40 12,40 50,20 16,73
k3m1 22,60 19,60 21,60 63,80 21,27
k3m2 19,20 17,20 22,60 59,00 19,67
k3m3 20,70 12,30 12,60 45,60 15,20
Jumlah 224,30 221,40 207,70 653,40 217,80
Rata-rata 18,69 18,45 17,31 54,45 18,15
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 24. Analisis ragam panjang akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 13,10 6,55 0,73 tn 3,44
Perlakuan 11 92,18 8,38 0,93 tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 4,37 1,46 0,16 tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 40,58 20,29 2,25 tn 3,05
KxM 6 47,23 7,87 0,87 tn 2,55
Galat 22 198,35 9,02
Non-Aditif 1 11,70 11,70 1,32 tn 4,18
Sisa 21 186,65 8,89
Total 35 303,63 KK= 16,54%
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x - Hitung= 27,80 % > x2-Ttabel = 19,70 (Data tidak homogen)
2
Lampiran 25. Data panjang akar dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 4,39 4,00 4,71 13,11 4,37
k0m2 3,41 4,47 4,30 12,18 4,06
k0m3 4,42 4,28 4,21 12,90 4,30
k1m1 4,10 4,56 3,91 12,57 4,19
k1m2 4,49 4,54 4,00 13,03 4,34
k1m3 4,31 4,05 3,90 12,26 4,09
k2m1 4,56 4,64 4,01 13,21 4,403
k2m2 4,20 4,28 4,18 12,66 4,22
k2m3 4,17 4,52 3,52 12,21 4,07
k3m1 4,75 4,43 4,65 13,83 4,61
k3m2 4,38 4,15 4,75 13,28 4,43
k3m3 4,55 3,507 3,55 11,61 3,87
Jumlah 51,73 51,41 49,70 152,85 50,95
Rata-rata 4,31 4,28 4,14 12,74 4,25
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 26. Hasil analisi ragam panjang akar dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,20 0,10 0,75tn 3,44
Perlakuan 11 1,36 0,12 0,94tn 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,04 0,01 0,11tn 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 0,59 0,30 2,22tn 3,44
KxM 6 0,73 0,12 0,92tn 2,55
Acak 22 2,91 0,13
Total 35 4,47
Lampiran 27. Data luas daun khusus dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
---------------cm2/g---------------
k0m1 34,75 27,27 25,05 87,07 29,02
k0m2 23,93 22,83 15,64 62,40 20,80
k0m3 26,69 22,68 27,96 77,33 25,78
k1m1 17,09 40,16 36,81 94,06 31,35
k1m2 40,87 25,13 29,61 95,61 31,87
k1m3 25,16 36,57 36,26 97,99 32,66
k2m1 35,29 35,87 22,93 94,09 31,36
k2m2 36,00 33,26 25,53 94,79 31,60
k2m3 31,44 24,88 10,68 67,00 22,33
k3m1 39,71 29,76 24,08 93,55 31,18
k3m2 25,04 33,31 25,70 84,05 28,02
k3m3 12,67 14,93 8,99 36,59 12,20
Jumalah 348,64 346,65 289,24 984,53 328,18
Rata-rata 29,05 28,89 30,32 88,26 29,42
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 28. Analisis ragam luas daun khusus dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 189,68 94,84 2,04tn 3,440
Perlakuan 11 1250,82 113,71 2,45 * 2,260
Konsentrasi ZPT (K) 3 357,07 119,02 2,56 tn 3,440
Jumlah mata tunas (M) 2 345,86 172,93 3,73 * 3,050
KxM 6 547,89 91,31 1,97 tn 2,550
Galat 22 1020,96 46,41
Non-Aditif 1 19,54 19,54 0,41 tn 4,180
Sisa 21 1001,42 47,69
Total 35 2461,45 KK= 22,91 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x2-Hitung = 52,7828 % > x2-Tabel = 19,7 (Data tidak homogen)
Lampiran 29. Data luas daun khusus dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 5,90 5,22 5,01 16,12 5,37
k0m2 4,89 4,78 3,96 13,63 4,54
k0m3 5,17 4,76 5,29 15,22 5,07
k1m1 4,13 6,34 6,07 16,54 5,51
k1m2 6,39 5,01 5,44 16,85 5,62
k1m3 5,02 6,05 6,02 17,09 5,70
k2m1 5,94 5,99 4,79 16,72 5,57
k2m2 6,00 5,77 5,05 16,82 5,61
k2m3 5,61 4,99 3,27 13,87 4,62
k3m1 6,30 5,46 4,91 16,67 5,56
k3m2 5,00 5,77 5,07 15,85 5,28
k3m3 3,56 3,86 3,00 10,42 3,47
Jumlah 63,91 63,99 57,87 185,77 61,92
Rata-rata 5,33 5,33 4,82 15,48 5,16
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 30. Hasil analisis ragam luas daun khusus dengan beberapa konsentrasi
ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x).
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 2,06 1,03 2,33 tn 3,44
Perlakuan 11 14,19 1,29 2,92 * 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 3,52 1,17 2,66 tn 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 3,91 1,96 4,43 * 3,44
KxM 6 6,76 1,13 2,55 * 2,55
Acak 22 9,71 0,44
Total 35 25,95
Lampiran 31. Data laju asimilasi bersih dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
2
---------------g/cm /hari----------------
k0m1 0,0004 0,0042 0,0006 0,0052 0,0017
k0m2 0,0012 0,0033 0,0054 0,0099 0,0033
k0m3 0,0017 0,0024 0,0016 0,0057 0,0019
k1m1 0,0011 0,0006 0,0020 0,0037 0,0012
k1m2 0,0008 0,0006 0,0015 0,0029 0,0010
k1m3 0,0004 0,0015 0,0013 0,0032 0,0011
k2m1 0,0021 0,0013 0,0038 0,0072 0,0024
k2m2 0,0018 0,0008 0,0013 0,0039 0,0013
k2m3 0,0020 0,0034 0,0106 0,0160 0,0053
k3m1 0,0004 0,0016 0,0006 0,0026 0,0009
k3m2 0,0007 0,0028 0,0010 0,0045 0,0015
k3m3 0,0009 0,0014 0,0007 0,0030 0,0010
Jumlah 0,0135 0,0239 0,0304 0,0678 0,0226
Rata-rata 0,0011 0,0020 0,0025 0,0056 0,0019
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l airaquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l airaquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l airaquades
Lampiran 32. Analisis ragam laju asimilasi bersih dengan beberapa konsentrasi
ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 12,11 6,06 2,28 tn 3,44
Perlakuan 11 55,29 5,03 1,89tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 23,99 8,00 3,01tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 3,77 1,89 0,71tn 3,05
KxM 6 27,53 4,59 1,73tn 2,55
Galat 22 58,39 2,65
Non-Aditif 1 28,49 28,49 20,00 * 4,18
Sisa 21 29,90 1,42
Total 35 125,79 KK= 86,50 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji Homogenitas: x2-Hitung = 20,094 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Lampiran 33. Datalaju asimilasi bersih dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x + ½).
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 0,95 2,17 1,05 4,17 1,39
k0m2 1,30 1,95 2,43 5,68 1,89
k0m3 1,48 1,70 1,45 4,64 1,55
k1m1 1,27 1,05 1,58 3,90 1,30
k1m2 1,14 1,05 1,41 3,60 1,20
k1m3 0,95 1,41 1,34 3,71 1,24
k2m1 1,61 1,34 2,07 5,03 1,68
k2m2 1,52 1,14 1,34 4,00 1,33
k2m3 1,58 1,98 3,33 6,89 2,30
k3m1 0,95 1,45 1,05 3,45 1,15
k3m2 1,10 1,82 1,23 4,14 1,38
k3m3 1,18 1,38 1,10 3,66 1,22
Jumlah 15,03 18,43 19,38 52,84 17,61
Rata-rata 1,25 1,54 1,62 4,40 1,47
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades
Lampiran 34. Analisis ragam laju asimilasi bersih dengan beberapa konsentrasi
ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x + ½).
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,87 0,44 2,69tn 3,44
Perlakuan 11 3,80 0,35 2,13tn 2,27
Konsentrasi ZPT (K) 3 1,87 0,62 3,85 * 3,05
Jumlah mata tunas (M) 2 0,23 0,12 0,72tn 3,44
KxM 6 1,69 0,28 1,74tn 2,55
Acak 22 3,57 0,16
Total 35 8,24
Lampiran 35. Data laju pertumbuhan relatif stek melati dengan beberapa
konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
---------------g/g/hari--------------
k0m1 0,01 0,11 0,02 0,14 0,05
k0m2 0,03 0,08 0,08 0,19 0,06
k0m3 0,05 0,06 0,04 0,15 0,05
k1m1 0,02 0,02 0,07 0,11 0,04
k1m2 0,03 0,02 0,04 0,09 0,03
k1m3 0,01 0,05 0,05 0,11 0,04
k2m1 0,07 0,04 0,08 0,19 0,06
k2m2 0,07 0,03 0,05 0,15 0,05
k2m3 0,04 0,08 0,11 0,23 0,08
k3m1 0,02 0,05 0,02 0,09 0,03
k3m2 0,02 0,10 0,02 0,14 0,05
k3m3 0,01 0,03 0,01 0,05 0,02
Jumlah 0,38 0,67 0,59 1,64 0,55
Rata-rata 0,03 0,06 0,05 0,14 0,05
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades
Lampiran 36. Analisis ragam laju pertumbuhan relatif stek melati dengan
beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 0,374 0,187 2,509tn 3,440
Perlakuan 11 0,936 0,085 1,141tn 2,260
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,638 0,213 2,853tn 3,440
Jumlah mata tunas (M) 2 0,007 0,004 0,049tn 3,050
KxM 6 0,291 0,048 0,650tn 2,550
Galat 22 1,639 0,075
Non-Aditif 1 0,015 0,015 0,197tn 4,180
Sisa 21 1,624 0,077
Total 35 2,949 KK= 59,923 %
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Uji homogenitas: x2-Hitung = 29,743 % > x2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Lampiran 37. Data laju pertumbuhan relatif stek melati dengan beberapa
konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda
(Transformasi √x + ½).
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 0,78 1,27 0,84 2,88 0,96
k0m2 0,89 1,14 1,14 3,17 1,06
k0m3 1,00 1,05 0,95 3,00 1,00
k1m1 0,84 0,84 1,10 2,77 0,92
k1m2 0,89 0,84 0,95 2,68 0,89
k1m3 0,78 1,00 1,00 2,78 0,93
k2m1 1,10 0,95 1,14 3,18 1,06
k2m2 1,10 0,89 1,00 2,99 1,00
k2m3 0,95 1,14 1,27 3,35 1,12
k3m1 0,84 1,00 0,84 2,67 0,89
k3m2 0,84 1,23 0.84 2,06 1,03
k3m3 0,78 0,89 0,78 2,44 0,82
Jumlah 10,76 12,23 10,99 33,98 11,67
Rata-rata 0,90 1,02 1,00 2,83 0,97
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades
Lampiran 38. Hasil analisis ragam laju pertumbuhan relatif stek melati dengan
beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda
(Transformasi √x + ½).
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,096 0,048 2,664tn 3,440
Perlakuan 11 0,240 0,022 1,216tn 2,265
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,167 0,056 3,093 * 3,050
Jumlah mata tunas (M) 2 0,003 0,001 0,070tn 3,440
KxM 6 0,071 0,012 0,660tn 2,550
Acak 22 0,393 0,018
Total 35 0,730
Lampiran 39. Data rasio tunas akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT dan
jumlah mata tunas yang berbeda.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
Lampiran 40. Analisis Ragam Tunas Akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT
dan jumlah mata tunas yang berbeda.
SK DB JK KT F.Hitung F.Tabel
Kelompok 2 0,05 0,03 0,20tn 3,44
Perlakuan 11 1,43 0,13 1,00tn 2,26
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,80 0,27 2,04tn 3,44
Jumlah mata tunas (M) 2 0,16 0,08 0,62tn 3,05
KxM 6 0,47 0,09 0,60tn 2,55
Galat 22 2,88 0,13
Non-Aditif 1 0,05 0,05 0,36tn 4,18
Sisa 21 2,83 0,13
Total 35 4,36 KK= 24,43%
Keterangan :
tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien Keragaman
Lampiran 41. Data tunas akar stek dengan beberapa konsentrasi ZPT dan jumlah
mata tunas yang berbeda (Transformasi √x + ½).
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-rata
I II III
k0m1 1,29 1,52 1,41 4,22 1,41
k0m2 1,39 1,27 1,29 3,95 1,32
k0m3 1,40 1,27 1,53 4,20 1,40
k1m1 1,44 1,51 1,71 4,66 1,55
k1m2 1,44 1,39 1,55 4,38 1,460
k1m3 1,46 1,53 1,23 4,21 1,41
k2m1 1,39 1,37 1,40 4,16 1,39
k2m2 1,46 1,66 1,20 4,33 1,44
k2m3 1,39 1,46 1,51 4,37 1,46
k3m1 1,49 1,37 1,28 4,14 1,38
k3m2 1,12 1,33 1,35 3,80 1,27
k3m3 1,36 1,23 1,49 4,07 1,36
Jumlah 16,62 16,90 16,95 50,47 16,82
Rata-rata 1,39 1,41 1,41 4,21 1,40
Keterangan:
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades
Lampiran 42. Hasil Analisis Ragam Tunas Akar stek dengan beberapa konsentrasi
ZPT dan jumlah mata tunas yang berbeda (Transformasi √x + ½).
SK DB JK KT F.Hit F.Tab
Kelompok 2 0,005 0,003 0,159tn 3,440
Perlakuan 11 0,178 0,016 0,975tn 2,265
Konsentrasi ZPT (K) 3 0,099 0,033 1,999tn 3,050
Jumlah mata tunas (M) 2 0,023 0,011 0,685tn 3,440
KxM 6 0,056 0,009 0,559tn 2,550
Acak 22 0,365 0,017
Total 35 0,548
Tata letak percobaan
Keterangan:
I, II, III : Ulangan
m1 : 2 mata tunas
m2 : 3 mata tunas
m3 : 4 mata tunas
k0 : Kontrol
k1 : Konsentrasi Atonik 0,2 ml/l air aquades
k2 : Konsentrasi Atonik 0,4 ml/l air aquades
k3 : Konsentrasi Atonik 0,6 ml/l air aquades
Tata letak tanaman
50 cm
75 cm
Keterangan:
: Plot percobaan
: Tanaman sampel
: Tanaman destruktif
Gambar 6. Bahan stek