0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
94 tayangan5 halaman

Skripsi Bab 1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 5

Pengaruh Perubahan Scan Lenght Terhadap Dosis Pada Kasus ICH

Dengan Menggunakan Ct Scan 128 Slice Di Instalasi Radiodiagnostik


RSU Haji Surabaya
Disusun untuk proposal skripsi
Di Instalasi Radiodiagnostik RSU Haji Surabaya

Disusun oleh :
SEPTIAN BAYU AJI
NIM : 151510383026

PROGRAM STUDI DIV RADIOLOGI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Trauma kepala merupakan kasus yang benyak terjadi dan berakibat cukup
serius karena berkaitan dengan otak sebagai bagian dari susunan saraf pusat dan dapat
mengancam jiwa. Penyebab terbesar trauma kepala adalah akibat kecelakaan lalu
lintas disamping penyebab lain yaitu kecelakaan industri, olah raga, jatuh dari
ketinggian dan juga tindak kekerasan. Angka kematian pada trauma berat mencapai
50 %. Faktor-faktor penting pada kasus fatal adalah perdarahan otak yang luas, shock,
asphyxia dan edema. Lebih dari 50 % trauma otak yang fatal terjadi tanpa fraktur.
Seperti terjadinya pendarahan di otak akibat tekanan darah tinggi kronis disebut
dengan penyakit Intracerebral haemorrhage (ICH).

Perdarahan intracerebral atau Intracerebral haemorrhage (ICH) adalah penyakit


yang sering dengn insiden dari 11-23 kasus dari 100,000 pertahun.walaupun ia
termasuk 10-15% dari semua strokes, tetapi ia adalah paling fatal subtype stroke yang
bisa mengakibatkan kematian lebih dari 40%.Perdarahan intracranial dapat
diklasifikasikan dari aspek anatomi dan aspek etiologi. Berdasarkan dari anatomi
terdapat beberapa perdarahan seperti perdarahan parenkim, subarachnoid, subdural,
epidural, perdarahan supra dan infratentorial. Berdasarkan aspek etilogi perdarahan
primer atau spontan boleh dibedakan dengan perdarahan sekunder. Perdarahan primer
merupakan perdarahan spontan yang mana disebabkan oleh penyakit hipertensi arteri.
Perdarahan sekunder terjadi akibat trauma,tumor, dan akibat pengunaan obat.
(Raichart,2011)

Dengan berkembangnya CT-Scan generasi multislice yang begitu cepat


khususnya dengan diperkenalkan 128 slice yang lebih banyak, membuat pemeriksaan
CT-Scan menjadi efektif untuk mendiagnosa kelainan yang ada di tubuh khususnya
otak dengan hasil yang akurat, cepat, dan non invasive. Namun resiko radiasi
pemeriksaan CT-Sacn kepala terhadap pasien masih menjadi topik yang sering
diperbingcangkan. Hal ini sangat penting karena dosis radiasi yang mungkin cukup
besar dapat menyebabkan resiko timbulnya kanker ditambah lagi dealam pemeriksaan
CT-Scan kepala banyak organ yang sensitif terhadap radiasi seperti lensa mata, ptak,
dan kelenjar air ludah.

Banyaknya radiasi yang diterima pasien selama pemeriksaan CT-Scan


merupakan fungsi dari pengaturan beberpa parameter CT. Parameter tersebut meliputi
tegangan tabung (kV), arus tabung (mA), waktu (s), pitch, slice thickness, scan length.
(jacngsri,2004).

Tegangan tabung (kV) dimana apabila energy kV meningkat, maka dosis


radiasi yang dierina pasien meningkat tapi noise semakin menurun. Parameter
selanjutnya yaitu Arus tabung (mA) yaitu kuat lemahnya arus yang dihasilkan sinar-X,
apabila arus tabung besar maka elektron yang dihasilkan akan semakin besar. Waktu
rotasi (s) yaitu lamanya waktu eksposi. Semakin besar waktu eksposi, semakin besar
pula dosis radiasi yang diterima pasien. Slice thinckness, semakin besar slice thickness,
noise akan berkurang. Pitch yang merupakan jarak pergerakan meja CT-Scan selama
satu putaran tabung sinar-X. Semakin kecil nilai pitch semakin besar dosis radiasi
yang diterima pasien. Slice thickness atau tebal irisan adalah tebalnya irissan atau
potongan objek yang diperiksa. Scan length merupakan luas area yang akan di scan.
Semakin luas scan length dosis yang akan diterima pasien juga semakin besar. Pada
CT-Scan kepala dengan kasus ICH sendiri harusnya scan length yang diterapkan yaitu
meliputi basis cranii s/d vertex namun dalam praktek kami masih menjumpai
pemeriksaan C-Scan kepala dengan menggunakan scan length yang panjang, tanpa
mempertimbangkan berapa dosis yang diterima pasien. Hal ini dapat meningkatkan
dosis radiasi yang diterima pasien.(Bontrager,2001).

Generasi CT-Scan saat menyediakan estimasi besar dosis dalam berbagai


pemeriksaan CT. Oleh karena itu dalam tulisan ini penulis tertarik untuk mengetahui
estimasi perubahan nilai dosis radiasi yang diterima pasien dalam pemeriksaan CT-
Scan kepala non kontras di Instalasi Radiodiagnostik Rsu Haji Surabayadengan
kondisi pemeriksaan yang kurang memperhatikan pengaturan scan length. Penulis
mengambil judul “PENGARUH PERUBAHAN SCAN LENGHT TERHADAP
DOSIS PADA KASUS ICH DENGAN MENGGUNAKAN CT SCAN 128 SLICE
DI INSTALASI RADIODIAGNOSTIK RSU HAJI SURABAYA”

2.1 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penyusuanan skripsi ini adalah:
Berapa perubahan scan lenght terhadap dosis pada kasus ICH dengan
menggunakan CT-Scan 128 slice di Instalasi Radiodiagnostik RSU Haji
Surabaya ?

3.1 Batasan masalah


Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui estimasi perubahan scan
length terhadapa dosis pada kasus ICH dengan menggunakan CT-Scan 128
slice di Instalasi Radiodiagnostik RSU Haji Surabaya.

4.1 Tujuan
4.1.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui estimasi perubahan scan length terhadap dosis pada
kasus ICH dengan menggunakan CT-Scan 128 slice di Instalasi
Radiodiagnostik RSU Haji Surabaya

4.1.2 Tujuan Khusus


Sebagai persyaratan kelulusan Studi DIV Radiologi Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga.

5.1 Manfaat Penelitiaan


5.1.1 mengestimasi perubahan scan length terhadap dosis pada kasus ICH
dengan menggunakan CT-Scan 128 slice di Instalasi Radiodiagnostik
RSU Haji Surabaya
5.1.2 mempersingkagt waktu pemeriksaan
5.1.3 Proteksi radiasi minimal terhadap pasien

Anda mungkin juga menyukai