0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
121 tayangan14 halaman

Laporan Tetap Praktikum Proses (CRL 1)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 14

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

PENGENDALIAN PROSES

Di Susun Oleh

Nama : ALVIN PRAYOGA 061540411906


ANGGY PERMATASARI 061540411907
DINA EKA PRANATA 061540411909
FADILAH RABIUL N.M. 061540411910
IDHAM SATRIAWAN 061540411913
M. QURAIS AKBAR 061540411914
M. ADHI PRANATA M. 061540411916
M.HIDAYAT REFTALANi 061540411917
M. NURIZMAN ALFARIZI 061540411918
RADEN AYU SEPTYA W.S. 061540411920
RAKA PRASETYO 061540411921
Kelompok : 1 (SATU)
Kelas : 4 EG D
Judul Percobaan : CRL -1
Guru Pembimbing / : ANERASARI M., B.Eng., M.Si.
Instruktur

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2015-2017
PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN RESISTIVE
PROBES

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktek ini mahasiswa diharapkan mampu :
 Melakukan simulasi pengendalian On – Off dengan mempergunakan
peralatan CRL.
 Menjelaskan pengertian set point, hysterisis, open time.
 Memahami mekanisme pengendalian On – Off
 Mencetak grafik pengendalian On – Off dan menjelaskan grafik tersebut.

II. ALAT DAN BAHAN


 Satu set unit CRL
 Air dalam tangka penampungan

III. DASAR TEORI


Peralatan simulasi proses CRL dibuat oleh DIDACTA Italia dan dikembangkan
untuk mempelajari teknik pengendalian level (ketinggian) permukaan fluida cair,
yang dalam hal ini fluida yang digunakan adalah air.
Konfigurasi yang digunakan untuk simulasi ini adalah sistem loop terbuka
(open loop) dan sistem loop tertutup ( closed loop). Selain itu, juga dipelajari
mode pengendalian dengan pengendali tak kontinyu ( ON-OFF Controller) dan
pengendali kontinyu (Three term-controller; P/I/D).
Peralatan CRL ini terdiri dari beberapa unit :
1. Tangki air kapasitas 20 liter.
2. Pompa sentrifugal dengan laju 20 liter/menit.
3. Katup jenis pneumatik proporsional dengan input 3-5 psi.
4. Transduser I/P.
5. Inlet udara tekan (dioperasikan pada 2 bar, min).
6. Pengukur tekanan udara tekan.
7. Alat pengatur tekanan udara tekan secara manual.
8. Controller elektronik MiniReng (alat tambahan).
9. Peralatan listrik (panel CRL).
10. Komputer dan printer (aplikasi window, min window (95).
11. Tangki bening berskala.
12. Katup pengeluaran manual V1 dan V2.
13. Transduser P TI.

14. Katup solenoid untuk input gangguan (disturbance).


X. Sinyal Penggerak (actuating signal)
Y. Sinyal variable yang dikendalikan (controller var, signal)
N. Sinyal gangguan (noise)

Liquid yang berada di tangki (1) dipompakan ke tangki berskala (11) oleh
pompa sentrifugal (2) di bawah pengendaliankatup pneumatic proporsional (3).
Pengisian tangki berskala (11) menghasilkan tekanan pada bagian dasar
tangki yang ekivalen terhadap ketinggian (level) liquid dalam tangki, di deteksi
oleh tranduser P/I (13) dan di transmisikan sebagai sinyal Y ke unit pengkondisi
(panel) kontrol (9). Outputnya berupa sinyal X yang berasal dari panel kontrol (9)
di transmisikan ke katup (3) oleh tranduser I/P (4) yang kemudian menggerakkan
katup pneumatik proporsional dengan bantuan udara tekan yang disuplai oleh inlet
udara tekan (5).
Katup V1 dan V2 dapat diatur secara manual untuk tertutup dan terbuka penuh
dalam hubungan dengan tangki berskala (11). Katup solenoid (14) memungkinkan
untuk pengendalian gangguan aliran air. Untuk pemakaian katup 14, V1 harus
dalam keadaan terbuka penuh.

PANEL KONTROL
Panel kontrol (9) terdiri dari beberapa indikator yang menunjukkan kerja
peralatan pada unit CRL ini,
1. Saklar utama (main switch) yang mensulai arus listrik dari socket dinding ke
peralatan CRL.
2. Lampu indikator kerja pompa menunjukkan pompa sedang hidup.
3. Lampu indikator kerja level minimal dan maksimal untuk pemakaian resistive
probe. Resistive probe terletak di dalam tangki berskala berbentuk seperti
elektroda terbuat dari logam dalam 3 ukuran panjang berbeda.
4. Penunjuk ketinggian (level indikator) dalam satuan (%).
5. Lampu indikator, menunjukkan posisi katup untuk menimbulkan gangguan
sesuai posisi selektor NOISE (gangguan)
0 : Katup solenoid tidak diaktifkan
Man : Katup solenoid diaktifkan secara manual
PC : Katup solenoid dikendalikan melalui komputer
6. Sinyal pengaturan , X, dalam bentuk output analog.
7. Sinyal yang dikendalikan , Y , Controller var dalam bentuk output analog.
8. Selektor pemilih untuk jenis mode control :
 Pengendalian gerakan katup secara manual
 Unit Off (0), posisi pengendali tidak hidup
 Pengendalian dengan resistive probes
 Pengendalian dengan PC ( komputer)
 Pengendalian dengan Mini Reg ( alat tambahan)
 Pengendalian dengan MRRP (alat tambahan)
9. Pengaturan katup secara manual
10. Lampu penunjuk power suplai.

JENIS PENGENDALIAN LEVEL


1. JENIS PENGENDALIAN LEVEL
Pengendalian yang paling sederhana adalah jenis on-off, dimana
pengeerak (actuator) hanya berada pada dua keadaan posisi ON (hidup) atau
posisi membuka atau menutup aliran yang menuju tangki berskala.
Pada keadaan ini, katup akan terbuka apabila level air berada dari level
yang diinginkan (setr point)atau katup menutup napabila aiar melebihi dari set
point.disini akan terdapat batasan level (level threshold) yang berhubungan
dengan set point, apabila ada batasan ini dilampaui karena level bertambah
atau berkurang, katup juga berubah posisinya, hal ini akan menimbulakan
perubahan posisi katup disekitar batasan level yang diatur secara simetris
diatas dan dibawah set point.
 Batasan atas dilampaui apabila level meningkat, katup akan menutup
 Batasan dibawah dilampaui apabila level berkurang, katup akan
membuka.
Interval antara level yang dikehendaki dengan salah satu batas level
dinamakan HISTERISIS.semakin besar histerisis, semakin besar histerisis,
semakin rendah tekanan pada actuator.

2. PENGENDALIAN P/I/D
System pengendalian secara kontinyu berbeda dengan system
pengendalian tak kontinyu (ON-OFF).pada system control kontinyu, system
control melakukan evaluasi antara error dan set point dan secara kontinyu pula
memberikan masukan (input) bagi eleman control akhir untuk melakukan
perubahan agar harga pengendalian (control point) mendekati atau sama
dengan harga set point.
Sistem pengendalian kontinyu ini menggunakan kontinyu ini
menggunakan tiga terminology berikut :
 Proposional
 Integral
 Derivative
Sinyal yang diregulasi, yang didasarkan atas error (perbedaan antara set
point dengan control point) ditentukan oleh jumlah ketiga definisi diatas.

PROPOSIONAL
Bagian atau komponen mode pengendali ini menyatakan eror yang
terjadi sebanding antara set point dan harga terukur.sebanding ini dinyatakan
sebagai harga konstanta (Kp).
Ketika sinyal regulasi mencapai 100 % atau katup pneumatic terbuka
penuh, eror mencapai level salurasi (jenuh), penambahan eror tidak akan
meningkatkan sinyal regulasi.
Disini perlu diketahui range interval eror agar sinyal regulasi dapat
beroperasi antara 0% -100%.range variasi antara 0-PB, maka persen harga
sinyal regulasi, X adalah

X = e . PB

Semakin besar PB, semakin kecil keluaran controller (X), untuk error
yang sama, dengan kata lain, semakin rendah gain proposional controller.
System pengendalian yang hanya menggunakan mode proposional ini
mempunyai ketentuan berikut :
- Error tidak dapat dieliminasi (dikurangi dan sulit mencapai set point
- Adanya error sisa (residu) yang disebut OFFSET yang bertambah
dengan bertambahnya PB.
INTEGRAL
Mode control integral selalu digunakan berpasangan dengan mode
proposional dengan persamaan :

X(t) =Kp . E(t) + Ki

Dengan mode gabungan ini eror pertama-tama meningkatkan kemudian


berkurang dengan cepat oelh aksi proposional.error tidak akan menjadi nol
dikarenakan oleh adanya offset.aksi control integral akan mengurangi eror
secara tunas, sedangkan kondisi equilibrium baru memrlukan aliran masuk
yang baru yang digerakkan oleh mode integrasi juga.
Umumnya mode gabungan ini digunakan ketika variable yang
dikendalikan diharapkan mngalami perubahan besar namun lambat yang
memerlukan perubahan cukup besar pada sinyal regulasi X.

DERIVATIF
Mode derivative juga dipergunakan bergabung dengan mode
proposional dengan persamaan:

X (t) = Kp . e(t) + Kd . d/dT e (t)

Jika error konstan, derivative sebagai fungsi waktu akan mempunyai


harga nol (tidak ada output).mode proposional derivative ini digunakan apabila
diharapkan perubahan yang cepat dan dalam batas level yang diizinkan.oleh
karena level control mempunyai variasi beban yang rada lambat, penggunaan
mode proposional derivative kurang memberikan pengertian yang jelas.
Mode gabungan yang melibatkan derivative yang digunakan pada CRL
adalah mode gabungan atau PID (proposional, integral, derivative) dengan
persamaan :

X (t) = Kp . e(t) + Ki. + Kd . d/dT e(t)


Gabungan ketiganya disini memberikan kemungkinan pengendalian
yang sempurna dan menghasilkan pengendalian yang optimal.
IV. LANGKAH KERJA
1. Menghidupkan unit CRL dengan menekan MAIN SWITCH. Lampu merah
akan menyala.
2. Kosongkan tangka dengan membuka katup V2
3. Mengubah mode selector (24) dipanel control ke resistive probes dan klik
tombol start untuk memulai
4. Perhatikan bahwa pompa hidup apabila ketinggian air berada dibawah atas
batas. Mengambil kejadian didalam tangka. Pompa akan mati saat ketinggian
air menyentuh bagian bawah dari probes. Mencatat waktu mulai dari pompa
mati hingga pompa hidup kembali (t1) dan catat waktu pompa mulai hidup
hingga pompa mati kembali (t2)
5. Mengulangi pengamatan waktu hidup dan mati pompa pada ketinggian
resistive, hingga didapat 3x data yang identic
6. Mengukur diameter, tinggi maksimum dan minimum untuk menentukan
volume
7. Menghitung laju kenaikan dan laju pengosongan air didalam tangka
8. Menentukan laju masuk dan laju alir keluar
V. DATA PENGAMATAN

No Waktu Untuk Laju Alir Naik Waktu Untuk Laju Alir Turun
(detik) (detik)
1 18,67 18,40
2 18,46 18,35
3 18,03 18,04
4 18,27 18,08
5 18,03 18,23
Rata- rata 18,29 18,22
VI. PERHITUNGAN
Diketahui : Diameter tabung (D) = 48,1 cm, maka r = 24,05 cm
Ketinggian (t) = 5,3 cm

Volume air yang dipindahkan


V = π r2t
= 3,14 x (24,05cm)2 x 5,3 cm
= 9625,774 cm3

Laju alir naik (t = 18,29 sekon)


Q = V/ T
= 9625,774 cm3 / 18,29 s
= 526,286 cm3/s

Laju alir turun (t = 18,22 sekon)


Q = V/ T
= 9625,774 cm3 / 18,22 s
= 528,308 cm3/s
VII. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini, tentang pengendalian ketinggian fluida (CRL -1) yang
bertujuan untuk melakukan simulasi pengendalian on – off menggunakan
resistives probes. Alat yang kami gunakan adalah seperangkat alat CRL.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa CRL adalah suatu
peralatan pengendalian level yang memanfaatkan sinyal tekanan dalam suatu
aliran fluida. Alat ini dihubungkan dengan personal computer (PC) sebagai media
pemantau jalanya proses pengendalian ketinggian. Namun pada praktikum kali ini,
tidak menggunakan personal computer. Jadi, proses pengendalian dilakukan secara
manual.
Pada tangki pengukuran level, teradapat tiga elektroda logam (probes). Namun
pada praktikum ini digunakan dua elektroda logam (probes) karena dilakukan
sebagai pengendalian dua posisi. Elektroda ini berfungsi sebagai sensor level baik
itu batas bawah dan batas atas. Apabila batas atas terkena air maka pompa akan
mati karena mendapat sensor dari probes. Sedangkan, jika batas bawah tidak
terkena air maka pompa akan hidup. Pada alat ini setting untuk batas atas yaitu
85% dan batas bawah yaitu 75%.
Dengan demikian, saat air dipompakan dari tangka penampung akan mulai
mengisi bagian tangki bening berskala tetap terus mengalir sampai fluda (air)
menyentuh elektroda batas atas (85%). Saat fluida menunjukkan angka 85% pada
skala tangki bening maka penampung akan berhenti bekerja dan mengakibatkan
air tidak keluar lagi. Namun pada bagian bawah tangki terdapat pipa keluaran air
yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan volume air. Dimana, saat air yang
tetap turun kebagian bawah tangki memungkinkan volume air dalam tangka terus
berkurang. Namun , saat air mulai menyentuh elektroda batas bawah (75%). Air
akan kembali terisi kedalam tangki bening berskala tersebut hingga mencapai
batas atas (85%), maka pompa akan kembali hidup sehingga air terisi kembali
kedalam tangki dan begitu seterusnya. Jadi, dengan adanya batas atas dan batas
bawah ini akan menjaga level air didalam tangka sehingga tidak kurang/kosong
ataupun terlalu meluber.
VIII. KESIMPULAN
 CRL adalah suatu peralatan pengendalian level yang memanfaatkan sinyal
tekanan dalam suatu aliran fluida.
 Pengendalian level bertujuan untuk menjaga level cairan di dalam suatu
tangka agar tidak terlalu kosong atau terlalu penuh.
 Air akan mengalir kedalam tabung apabila level air didalam tangka
menyentuh elektroda batas bawah dan akan berhenti mengalir saat level air
mulai menyentuh elektroda batas atas.
IX. DAFTAR PUSTAKA
 Jobsheet.Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses.2017.Politeknik Negri
Sriwijaya:Palembang.
 Leoyuda.blogspot.com/2013/05/laporan-tetap-pengendalian-
ketinggian.html.// (diunduh, pada 01 juni 2017)
X. GAMBAR ALAT

Unit CRL

Anda mungkin juga menyukai