Pengenalan Karbohidrat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Artikel Ilmiah

Biokimia

PENGENALAN KARBOHIDRAT

Nama : Nurul Asmi


NIM : G011171036
Kelas : Biokimia A
Kelompok : 29
Asisten : 1. M. Rizal Fathurrahman
2. Renandy Diaz Raga

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PENGENALAN KARBOHIDRAT

Nurul Asmi, G011171036


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin, Makassar

Abstrak

Karbohidrat merupakan sumber enegri bagi tubuh yang merupakan bahan


makanan bagi kita, ada pula karbohidrat yang tidak dapat kita makan atau tidak
berfungsi sebagai makanan misalnya kayu, serat kapas, dan tumbuhan lainnya.
Pada tumbuhan tersebut, karbohidrat terdapat sebagai selulosa, yaitu senyawa
yang membentuk dinding sel tumbuhan. Hasil metabolisme karbohidrat antara
lain adalah glukosa yang terdapat dalam darah, dan glikogen adalah karbohidrat
yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai
sumber energi. Membuktikan adanya polisakarida yaitu amilum, glikogen,
laktosa, fruktosa, dan glukosa, yang dapat dilakukan dengan menguji berbagai
bahan makanan yang dicampurkan dengan larutan iodium sebanyak dua tetes.
Dengan melakukan uji tersebut terjadi perbuhan warna. Pada zat uji iodium
dengan amilum 1% berwarna ungu (+), glikogen 1% berwarna merah bata (+),
laktosa 1% berwarna putih pekat (-), fruktosa 1% berwarna jingga (-) dan glukosa
1% berwarna jingga kecoklatan(-).
Kata Kunci : karbohidrat, monosakarida, polisakarida.

Abstact
Carbohydrates are an energizing source for the body that is food for us,
there are also carbohydrates that we can not eat or do not function as food such as
wood, cotton fibers, and other plants. In these plants, carbohydrates exist as
cellulose, the compounds that make up the cell wall of plants. Carbohydrate
metabolism results include glucose contained in the blood, and glycogen is a
carbohydrate that is synthesized in the liver and is used by cells in muscle tissue
as a source of energy. Proving polysaccharides include starch, glycogen, lactose,
fructose, and glucose, which can be done by testing various foods mixed with two
drops of iodine solution. By doing the test there is a color deity. In 1% purple (+)
1% iodine-tested substances, 1% red-brick (1%) glycogen, 1% lactose 4% white,
1% orange fructose (-) and 1% orange-brown glucose 1% (-).
Keywords : carbohydrates, monosaccharides, polysaccharides
Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah


merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan, dan hal-hal yang
biasa saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi.
Energi yangdiperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada
umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia,
yaitu karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid. Di Indonesia, bahan makanan
pokok yang biasa kita makan adalah beras, jagung, sagu, dan kadang-kadang juga
singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan dan senyawa
yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat, yang terdapat
sebagai amilum atau pati. Karbohidrat ini, tidak hanya terdapat sebagai pati saja,
tetapi terdapat pula sebagai gula misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebah
dan lain-lainnya. Karbohidrat adalah senyawa yang paling banyak terdapat dalam
bahan makanan dibanding protein dan lemak (Poedjiadi dan Supriyanti, 2012).
Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh tiga unsur
utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Susunan atom-atom
tersebut dan ikatannya membedakan karbohidrat satu dengan yang lainnya,
sehingga ada karbohidrat yang masuk kelompok struktur sederhana seperti
monosakarida dan disakarida dan dengan struktur kompleks atau polisakarida
seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa. Analisis kualitatif karbohidrat
umumnya didasarkan atas reaksi- reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk-
produk dari hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan berbagai
senyawa organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari
gugusan hidroksil yang berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam
sulfat, hidroklorat dan fosfat pada karbohidrat menghasilkan pembentukan produk
terurai yang berwarna (Kusbandari, 2015).
Menurut Poedjiadi dan Supriyanti (2012), karbohidrat merupakan sumber
enegri bagi tubuh yang merupakan bahan makanan bagi kita, ada pula karbohidrat
yang tidak dapat kita makan atau tidak berfungsi sebagai makanan misalnya kayu,
serat kapas, dan tumbuhan lainnya. Pada tumbuhan tersebut, karbohidrat terdapat
sebagai selulosa, yaitu senyawa yang membentuk dinding sel tumbuhan. Serat
kapas dikatakan seluruhnya yang terdiri atas selulosa. Batang tebu juga terdiri atas
selulosa, sedangkan cairan yang terasa manis yang terkandung pada batang tebu
itu adalah gula atau sukrosa. Karbohidrat yang berasal dari bahan makanan, dalam
tubuh mengalami perubahan atau meetabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat
antara lain adalah glukosa yang terdapat dalam darah, dan glikogen adalah
karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan
otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk
dalam golongan karbohidrat ini. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu
pada dasarnya berasal dari energi matahari. Karbohidrat dalam hal ini glukosa,
dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil
dalam daun. Selanjutnya, glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan
disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah atau umbi. Proses pembentukan
glukosa dari karbondioksida dan air disebut proses fotosintesis yang reaksinya
dapat ditulisakan sebagai berikut :
𝑆𝑖𝑛𝑎𝑟 𝑀𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖
6 CO2 + 6 H2O → C6H12O6 + 6 O2
Menurut Risnoyatiningsih (2011), Pada umumnya karbohidrat dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan suatu molekul yang terdiri dari 5 atau 6 atom C.
Monosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldose, sedangkan
ketosa mempunyai satu gugus keton. Monosakarida dengan 6 atom C disebut
heksosa, misal glukosa (dekstrosa atau gula anggur), fruktosa (levulosa atau gula
buah), dan galaktosa. Sedangkan yang mempunyai 5 atom C disebut pentosa,
misal xilosa, arabinosa, dan ribosa.
b. Olidosakarida
Olidosakarida merupakan polimer dari 2-10 monosakarida. Biasanya
bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul monosakarida
disebut disakarida. Contoh paling umum dari disakarida adalah sukrosa.
Oligosakarida dapat diperoleh dari hasil hidrolisis dari hasil hidrolisis polisakarida
dengan bantuan enzim tertentu atau hidrolisis dengan asam.
c. Polisakarida
Disusun oleh banyak sekali molekulmolekul monisakarida. Polisakarida
dalam bahasa makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa,
pektin, dan lignin) dan sebagai sumber energi (pati, glikogen, fruktan).
Polisakarida merupakan molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus
atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya.
Glukosa adalah monosakarida yang paling banyak terdapat di dalam buah-
buahan, tumbuh-tumbuhan, madu, darah, dan cairan binatang. Glukosa juga dapat
di hasilkan melalui hidrolisis polasakarida atau disakarida baik menggunakan
asam atau enzim.
Menurut Poedjiadi dan Supriyanti (2012), beberapa dengan sifat fisika yang
telah diuraikan, yaitu aktivitas optik, sifat kimia karbohidrat berhubungan erat
dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekulnya, yaitu gugus –OH, gugus
aldehida dan gugus keton. Sifat mereduksi , monosakarida dan beberapa
disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam suasana basa. Sifat
sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identfikasi karbohidrat
maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus
aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi
reduksi ion-ion logam yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. Beberapa
contoh yang diberikan adalah :
1. Pereaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain dari karbohidrat yang mempunyai sifat
mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas
dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B. Larutan fehling A
CuSO4 dalam air, dan larutan fehling B adalah larutan garam KN atartrat dan
NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur
menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Pereaksi fehling akan
menghasilkan endapan berwarna merah bata dan hijau kuningan.
2. Pereaksi Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat,
dan natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi
benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna kuning,
hijau atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat
yang diperiksa. Pereaksi benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan
glukosa dalam urine daripada pereaksi fehling.
3. Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan
digunakan untuk membedakan antara monosakaridan dan disakarida.
Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida dengan anggapan
bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda
banyak. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif
dengan suasana asam. Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam,
karbohidrat ini akan teroksidasi. Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi
menjadi asam galaktona, sedangkan glukosa akan menjadi glukonat.
Monosakarida mempunyai gugus fungsiyang dapat dioksidasi menjadi gugus
karboksilat.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan percobaan mengenai uji
pengenalan karbohidrat pada berbagai bahan. Dengan dilaksanakannya praktikum
ini diharapkan menjadi informasi yang penting untuk meningkatkan pengetahuan
dan untuk selanjutnya dapat digunakan untuk acuan penelitian selanjutnya.

Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu, untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat dalm suatu bahan, serta mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi,
dan untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dekstrin, dll).

Metode
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 Maret 2018 pukul
13:00 WITA sampai selesai di Laboratorium Agroklimatologi dan Statistika,
dengan alat dan bahan yaitu, tepung maizena, air kelapa, susu beruang, minuman
ale-ale, air gula, larutan iodium, tabung reaksi dan pipet tetes. Adapun metode
yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Menyiapkan semua alat dan bahan untuk lebih memudahkan dalam proses
pengamatan.
2. Memasukkan semua bahan ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes.
3. Menambahkan larutan iodium sebanyak 2 tetes.
4. Mengamati dan melihat perubahan warna yang terjadi secara spesifik yang
terbentuk.
5. Mencatat hasil pengamatan.
Untuk melakukan pengujian kelarutan biomolekul lipid, dapat pula
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Praktikum uji iod pertama dimasukkan 5 tetes sampel (glukosa dan
amilum) ke dalam tabung reaksi (sebagai kontrol gunakan akuades), lalu
ditambahkan 2 tetes larutan iod ke dalam masing-masing tabung reaksi
kemudian dikocok larutan dan diamati perubahan warna yang terjadi.
2. Praktikum uji benedict dengan cara dimasukkan 5 tetes sampel (glukosa dan
arabinosa) ke dalam tabung reaksi (sebagai kontrol, gunakan akuades), lalu
ditambahkan 5 tetes reagen benedict ke dalam masing-masing tabung reaksi.
Kemudian dipanaskan 4 sampai dengan 5 kali hingga larutan tepat akan
mendidih setelah itu diamati warna yang terbentuk dan apakah terbentuk
endapan atau tidak.
3. Praktikum uji selliwanoff dilakukan dengan cara dimasukkan satu pipet
sampel (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) ke dalam tabung reaksi (sebagai
kontrol, gunakan akuades), lalu ditambahkan 10 tetes reagen selliwanoff
setelah itu dimasukkan ke dalam air mendidih selama satu menit dan
diamati perubahan warna yang terjadi.
4. Praktikum uji bial dilakukan dengan cara dimasukkan 5 tetes sampel
(glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, dan amilum#) ke
dalam tabung reaksi (sebagai kontrol, gunakan akuades), lalu ditambahkan
5tetes reagen bial ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian
dipanaskan pada nyala bunsen sebanyak 1 sampai 3 kali dengan hati-hati
sampai larutan tepat akan mendidih. Setelah itu diamati perubahan warna
yang terjadi.
5. Praktikum pengujian sampel mie instant dilakukan dengan cara
ditumbuk mie instant yang telah direbus dengan menggunakan mortar dan
pestle lalu ditambahkan akuades secukupnya kemudian diambil ekstrak mie
instant denganmenggunakan pipet tetes dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Setelah itu diuji dengan pengujian molisch jika terdapat karbohidrat
lalu dilanjutkan dengan pengujian iod, jika positiif mungkin terdapat
amilum, glikogen, atau dekstrin. Jika negatif dilanjutkan dengan pengujian
benedict bila hasilnya positif mungkin terdapat monosakarida atau
disakarida sedangkan bila negetif mungkin sukrosa atau polisakarida.
Bentuk yang positif dilakukan pengujian selliwanoff bila hasilnya positif
maka terdapat sukrosa, sedangkan bila negatif dilanjutkan uji bial. Bentuk
hasil negatif dari uji benedict dilanjutkan uji selliwanoff.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil Pengenalan Karbohidrat pada beberapa Zat Uji

No. Zat Uji Hasil Uji Iodium Polisakarida (+/-)


1. Amilum 1 % Ungu pekat +
2. Glikogen 1 % Merah bata +
3. Laktosa 1 % Putih pekat -
4. Fruktosa 1% Jingga -
5. Glukosa % Jingga kecoklatan -
Sumber : Data primer, 2018
Tabel 1. Hasil Pengamatan Karbohidrat dengan Berbagai Metode
Metode Sampel Hasil Reaksi Keterangan
Uji molish Glukosa Terbenetuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Fruktosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Galaktosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Maltosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Laktosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Sukrosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Amilum Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Arabinosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Aquades Keruh (-) Tidak terbentuk
Uji iod Glukosa Tidak berwarna – kuning (-) Tidak terbentuk
Amilum Tidak berwarna – biru tua (+) Amilum/pati
Aquades Tidak berwarna – kuning (-) Tidak terbentuk
Uji benedict Glukosa Biru – coklat (endapan) (+) Monosakarida
Arabinosa Biru – coklat (endapan) (+) Monosakarida
Aquades Biru – biru (-) Sukrosa
Uji Selliwanoff Glukosa Tidak berwarna (-) Tidak terbentuk
Fruktosa Merah muda (+) Aldoheksosa
Sukrosa Merah muda (+) Aldoheksosa
Uji bial Glukosa Kuning – kuning kecoklatan (+) Heksosa
Fruktosa Kuning – kuning kecoklatan (+) Heksosa
Galaktosa Kuning – kuning kecoklatan (+) Heksosa
Maltosa Kuning – kuning (-) Tidak terbentuk
Laktosa Kuning – kuning (+) Heksosa
Sukrosa Kuning – kuning kecoklatan (+) Heksosa
Amilum Kuning – kuning (+) Heksosa
Arabinosa Kuning – kuning kehijauan (+) Heksosa
Aquades Kuning (+) Heksosa
Tabel 2. Hasil Pengamatan Karbohidrat dalam Mie Instant dengan Berbagai
Metode
Sampel Metode Hasil Keterangan
Ekstrak mie Uji molish Kuning – ungu (+) Karbohidrat
instan Uji iod Kuning – ungu (+) Amilum

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada zat uji
hanya amilum dalam hal ini bahan yang digunakan adalah tepung maizena yang
menghasilkan warna ungu pekat dan glikogen yang digunakankan adalah air
kelapa yang bersifat atau yang termasuk kedalam polisakarida. Dalam praktikum
telah terbukti tidak membentuk kristal dan tidak mempunyai sifat mereduksi. dan
dari bahan uji lainnya tidak bersifat polisakarida, yakni susu, ale-ale, dan air gula.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Poedjiadi dan Supriyanti (2012), bahwa
polisakarida memiliki molekul yang lebih besar daripada monosakarida yang
menyebabkan polisakarida tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat
reduksi, dan tidak pula membentuk kristal.
Reagen adalah zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk sebuah
analisis atau percobaan. Reaksi kimia yaitu proses perubahan kimia antara zat-
zat pereaksi (reaktan) yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada
reaksi kimia, suatu zat berubah menjadi satu atau lebih zat lain, yang jenisnya
baru. Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat. Uji ini efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh
asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi,
seperti Hidroksimetil furfural. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua
karbohidrat menghasilkan cincin berwarna ungu. Dalam larutan asam yang encer,
walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan
dengan asam kuat yang pekat dalam hal ini uji karbohidrat di atas, monosakarida
menghasilkan furfural atau derifatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Pada percobaan
ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan
yangmenghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain)
menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan
turunannya (Sumardjo, Damin, 2009:235)
Pada percobaan uji molish dengan menguji kesembilan larutan karbohidrat
yang telah ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam
sulfat pekat (H2SO4) maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai
karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida.
Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan
yang diuji (glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum,
arabinosa, dan akuades) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya
perubahan warna pada kedelapan tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat
tersebut. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna
ungu ketika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Percobaan uji iod ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida,
monosakarida dan disakarida. Iod memberikan warna kompleks
dengan polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iod, sedangkan
glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan
warna merah sampai coklat dengan iodium. Pada percobaan yang telah dilakukan,
satu sampel amilum yang diujikan menghasilkan warna iodium yaitu biru tua,
sedangkan sampel glukosa dan akuades menghasilkan warna kuning. Percobaan
ini membuktikan bahwa glukosa dan akuades bukanlah polisakarida dan amilum
termasuk pada polisakarida (Sumardjo, Damin. 2009:273)
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi merupakan
uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas.
Uji benedict berdasarkan reduksi CU2+ menjadi CU+ menjadi oleh gugus aldehid
atau keton bebas dalam suasana alkalis biasanya ditambahkan zat pengompleks
seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan, CuCO3 uji
positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata
serta adanya endapan. Pada percobaan ini dengan menguji larutan karbohidrat (5
tetes) sampel ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan reagen benedict serta
dipanaskan. Dimana dari ketiga larutan karbohidrat (glukosa, arabinosa, dan
akuades) ditambahkan larutan benedict, larutan karbohidrat yang bereaksi adalah
larutan glukosa dan arabinosa. Dan reaksi yang diberikan oleh kedua larutan
karbohidrat tersebut berupa hasil warna larutan yang berwarna coklat dan terdapat
endapan (Sumardjo, Damin. 2009:239).
Uji seliwanoff bertujuan membuktikan adanya ketosa (fruktosa).
Dasar teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksimetil furfural dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami
kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye. Pereaksi
Seliwanoff dibuat dengan mencampurkan 3,5 ml resorcinol 0,5 % dengan 12 ml
HCl pekat, lalu encerkan dengan akuades sampai 35 ml. Pada percobaan uji
saliwanoff dengan menggunakan 10 tetes saliwanoff, ditambahkan 1 pipet tetes
dari masing-masing larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, sukrosa).
Untuk glukosa tidak mengalami reaksi (warna bening atau warnanya tidak
berubah). Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya gugus keton dapat
dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yang
memiliki gugus keton, jika karbohidrat yang mengandung gugus keton
direaksikan dengan saliwanoff akan menunjukkan warna merah (kuning +)
sebagai reaksi positifnya (Sumardjo, Damin. 2209:238).
Pengujian bial dilakukan untuk membuktikan adanya pentosa. Uji
Bial bertujuan membuktikan adanya pentosa. dasar teori dari uji bial adalah
dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan
orsinol (3,5-dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna biru. Pereaksi Bial dibuat dengan melarutkan 5,0 gram
orsinol dalam alkohol 95% sampai volume 100 ml. Pemanasan pentosa akan
menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri. Hasil
pemanasan akan menghasilkan warna biru kehijauan yang menunjukkan adanya
gula pentosa. Untuk sampel mie instan dapat diketahui bahwa terdapat karbohidrat
dengan uji mollisch yang menghasilkan warna ungu dari sebelumnya berwarna
kuning. Uji iod juga menunjukan bahwa terdapat karbohidrat dengan perubahan
warna dari kuning menjadi ungu yang menandakan terdapat amilum dalam mie
instan. Darisetiap uji terdapat kontrol akuades yang merupakan pembanding dari
hasil reaksi yang telah dilakukan (Sumardjo, Damin. 2009:239).
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil Pada
zat uji iodium dengan amilum 1% berwarna ungu (+), glikogen 1% berwarna
merah bata (+), laktosa 1% berwarna putih pekat (-), fruktosa 1% berwarna jingga
(-) dan glukosa 1% berwarna jingga kecoklatan(-).
Karbohidrat penting peranannya dalam kehidupan, selain sebagai sumber
tenaga, karbohidrat memiliki fungsi sebagai pusat metabolisme, struktural dan
penyangga. Berdasarkan hasil percobaan, karbohidrat dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat-sifantnya menurut pembagian jenisnya, yaitu monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Pada pengujian karbohidrat terdapat beberapa
metode yaitu uji molish, uji iod, uji benedict, uji selwanoff dan uji bial. Antara
larutan karbohidrat satu dengan yang lain memiliki sifat-sifat khusus
tersendiri,misal hanya monosakarida dan beberapa oligosakarida yang dapat
mereduksi gula. Suatu zat larutan yang mengandung karbohidrat dapat
ditunjukkan dengan adanya cincin furfural berwarna ungu bila ditambahkan
dengan pereaksi molish yang biasa disebut dengan uji molish. Suatu zat atau
larutan yang mengandung gula pereduksi dapat ditunjukkan dengan adanya
endapan berwarna kuning kecoklatan bila ditambhakan dengan pereaksi bial yang
dapat disebut sebagai uji bial. Pada mie instan saat melakukan uji molish
dihasilkan warna kuning menjadi ungu. Pada mie istant dengan uji iod
menghasilkan warna ungu karena mengandung amilum, sehingga glukosa akan
mengubah warna kuning pada ekstark mie menjadi ungu.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada dosen mata kuliah Biokimia, asisten pembimbing dan
teman-teman yang mendukung atas terselesaikannya artikel ini.
Daftar Pustaka

Kusbandari A. 2015. Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam Tepung dan


Pati Umbi Ganyong. Pharmaҫiana, Vol. 5 (1).

Poedjiadi A, Suproyanti T. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia :


Jakarta.

Risnoyatiningsih S. 2011. Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa


Secara Enzimatis. Teknik Kimia. Vol.5 (2).

Sulistiyono A. 2011. Penentuan Jenis Karbohidrat Dengan Uji Kualitatif


Menggunakan Reagen Pada Sampel Mie Instan. Biologi. Vol : 235-239.

Lampiran

Air kelapa+iodium Susu+iodium Ale-ale+iodium

Air gula+iodium Maizena+iodium


Lembar Kerja

Anda mungkin juga menyukai