Pengenalan Karbohidrat
Pengenalan Karbohidrat
Pengenalan Karbohidrat
Biokimia
PENGENALAN KARBOHIDRAT
Abstrak
Abstact
Carbohydrates are an energizing source for the body that is food for us,
there are also carbohydrates that we can not eat or do not function as food such as
wood, cotton fibers, and other plants. In these plants, carbohydrates exist as
cellulose, the compounds that make up the cell wall of plants. Carbohydrate
metabolism results include glucose contained in the blood, and glycogen is a
carbohydrate that is synthesized in the liver and is used by cells in muscle tissue
as a source of energy. Proving polysaccharides include starch, glycogen, lactose,
fructose, and glucose, which can be done by testing various foods mixed with two
drops of iodine solution. By doing the test there is a color deity. In 1% purple (+)
1% iodine-tested substances, 1% red-brick (1%) glycogen, 1% lactose 4% white,
1% orange fructose (-) and 1% orange-brown glucose 1% (-).
Keywords : carbohydrates, monosaccharides, polysaccharides
Pendahuluan
Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu, untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat dalm suatu bahan, serta mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi,
dan untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dekstrin, dll).
Metode
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 Maret 2018 pukul
13:00 WITA sampai selesai di Laboratorium Agroklimatologi dan Statistika,
dengan alat dan bahan yaitu, tepung maizena, air kelapa, susu beruang, minuman
ale-ale, air gula, larutan iodium, tabung reaksi dan pipet tetes. Adapun metode
yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Menyiapkan semua alat dan bahan untuk lebih memudahkan dalam proses
pengamatan.
2. Memasukkan semua bahan ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 tetes.
3. Menambahkan larutan iodium sebanyak 2 tetes.
4. Mengamati dan melihat perubahan warna yang terjadi secara spesifik yang
terbentuk.
5. Mencatat hasil pengamatan.
Untuk melakukan pengujian kelarutan biomolekul lipid, dapat pula
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Praktikum uji iod pertama dimasukkan 5 tetes sampel (glukosa dan
amilum) ke dalam tabung reaksi (sebagai kontrol gunakan akuades), lalu
ditambahkan 2 tetes larutan iod ke dalam masing-masing tabung reaksi
kemudian dikocok larutan dan diamati perubahan warna yang terjadi.
2. Praktikum uji benedict dengan cara dimasukkan 5 tetes sampel (glukosa dan
arabinosa) ke dalam tabung reaksi (sebagai kontrol, gunakan akuades), lalu
ditambahkan 5 tetes reagen benedict ke dalam masing-masing tabung reaksi.
Kemudian dipanaskan 4 sampai dengan 5 kali hingga larutan tepat akan
mendidih setelah itu diamati warna yang terbentuk dan apakah terbentuk
endapan atau tidak.
3. Praktikum uji selliwanoff dilakukan dengan cara dimasukkan satu pipet
sampel (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) ke dalam tabung reaksi (sebagai
kontrol, gunakan akuades), lalu ditambahkan 10 tetes reagen selliwanoff
setelah itu dimasukkan ke dalam air mendidih selama satu menit dan
diamati perubahan warna yang terjadi.
4. Praktikum uji bial dilakukan dengan cara dimasukkan 5 tetes sampel
(glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, dan amilum#) ke
dalam tabung reaksi (sebagai kontrol, gunakan akuades), lalu ditambahkan
5tetes reagen bial ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian
dipanaskan pada nyala bunsen sebanyak 1 sampai 3 kali dengan hati-hati
sampai larutan tepat akan mendidih. Setelah itu diamati perubahan warna
yang terjadi.
5. Praktikum pengujian sampel mie instant dilakukan dengan cara
ditumbuk mie instant yang telah direbus dengan menggunakan mortar dan
pestle lalu ditambahkan akuades secukupnya kemudian diambil ekstrak mie
instant denganmenggunakan pipet tetes dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Setelah itu diuji dengan pengujian molisch jika terdapat karbohidrat
lalu dilanjutkan dengan pengujian iod, jika positiif mungkin terdapat
amilum, glikogen, atau dekstrin. Jika negatif dilanjutkan dengan pengujian
benedict bila hasilnya positif mungkin terdapat monosakarida atau
disakarida sedangkan bila negetif mungkin sukrosa atau polisakarida.
Bentuk yang positif dilakukan pengujian selliwanoff bila hasilnya positif
maka terdapat sukrosa, sedangkan bila negatif dilanjutkan uji bial. Bentuk
hasil negatif dari uji benedict dilanjutkan uji selliwanoff.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada zat uji
hanya amilum dalam hal ini bahan yang digunakan adalah tepung maizena yang
menghasilkan warna ungu pekat dan glikogen yang digunakankan adalah air
kelapa yang bersifat atau yang termasuk kedalam polisakarida. Dalam praktikum
telah terbukti tidak membentuk kristal dan tidak mempunyai sifat mereduksi. dan
dari bahan uji lainnya tidak bersifat polisakarida, yakni susu, ale-ale, dan air gula.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Poedjiadi dan Supriyanti (2012), bahwa
polisakarida memiliki molekul yang lebih besar daripada monosakarida yang
menyebabkan polisakarida tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat
reduksi, dan tidak pula membentuk kristal.
Reagen adalah zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk sebuah
analisis atau percobaan. Reaksi kimia yaitu proses perubahan kimia antara zat-
zat pereaksi (reaktan) yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada
reaksi kimia, suatu zat berubah menjadi satu atau lebih zat lain, yang jenisnya
baru. Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat. Uji ini efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh
asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi,
seperti Hidroksimetil furfural. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua
karbohidrat menghasilkan cincin berwarna ungu. Dalam larutan asam yang encer,
walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan
dengan asam kuat yang pekat dalam hal ini uji karbohidrat di atas, monosakarida
menghasilkan furfural atau derifatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Pada percobaan
ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan
yangmenghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain)
menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan
turunannya (Sumardjo, Damin, 2009:235)
Pada percobaan uji molish dengan menguji kesembilan larutan karbohidrat
yang telah ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam
sulfat pekat (H2SO4) maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai
karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida.
Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan
yang diuji (glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum,
arabinosa, dan akuades) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya
perubahan warna pada kedelapan tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat
tersebut. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna
ungu ketika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Percobaan uji iod ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida,
monosakarida dan disakarida. Iod memberikan warna kompleks
dengan polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iod, sedangkan
glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan
warna merah sampai coklat dengan iodium. Pada percobaan yang telah dilakukan,
satu sampel amilum yang diujikan menghasilkan warna iodium yaitu biru tua,
sedangkan sampel glukosa dan akuades menghasilkan warna kuning. Percobaan
ini membuktikan bahwa glukosa dan akuades bukanlah polisakarida dan amilum
termasuk pada polisakarida (Sumardjo, Damin. 2009:273)
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi merupakan
uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas.
Uji benedict berdasarkan reduksi CU2+ menjadi CU+ menjadi oleh gugus aldehid
atau keton bebas dalam suasana alkalis biasanya ditambahkan zat pengompleks
seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan, CuCO3 uji
positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata
serta adanya endapan. Pada percobaan ini dengan menguji larutan karbohidrat (5
tetes) sampel ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan reagen benedict serta
dipanaskan. Dimana dari ketiga larutan karbohidrat (glukosa, arabinosa, dan
akuades) ditambahkan larutan benedict, larutan karbohidrat yang bereaksi adalah
larutan glukosa dan arabinosa. Dan reaksi yang diberikan oleh kedua larutan
karbohidrat tersebut berupa hasil warna larutan yang berwarna coklat dan terdapat
endapan (Sumardjo, Damin. 2009:239).
Uji seliwanoff bertujuan membuktikan adanya ketosa (fruktosa).
Dasar teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksimetil furfural dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami
kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye. Pereaksi
Seliwanoff dibuat dengan mencampurkan 3,5 ml resorcinol 0,5 % dengan 12 ml
HCl pekat, lalu encerkan dengan akuades sampai 35 ml. Pada percobaan uji
saliwanoff dengan menggunakan 10 tetes saliwanoff, ditambahkan 1 pipet tetes
dari masing-masing larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, sukrosa).
Untuk glukosa tidak mengalami reaksi (warna bening atau warnanya tidak
berubah). Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya gugus keton dapat
dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yang
memiliki gugus keton, jika karbohidrat yang mengandung gugus keton
direaksikan dengan saliwanoff akan menunjukkan warna merah (kuning +)
sebagai reaksi positifnya (Sumardjo, Damin. 2209:238).
Pengujian bial dilakukan untuk membuktikan adanya pentosa. Uji
Bial bertujuan membuktikan adanya pentosa. dasar teori dari uji bial adalah
dehidrasi pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan
orsinol (3,5-dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna biru. Pereaksi Bial dibuat dengan melarutkan 5,0 gram
orsinol dalam alkohol 95% sampai volume 100 ml. Pemanasan pentosa akan
menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri. Hasil
pemanasan akan menghasilkan warna biru kehijauan yang menunjukkan adanya
gula pentosa. Untuk sampel mie instan dapat diketahui bahwa terdapat karbohidrat
dengan uji mollisch yang menghasilkan warna ungu dari sebelumnya berwarna
kuning. Uji iod juga menunjukan bahwa terdapat karbohidrat dengan perubahan
warna dari kuning menjadi ungu yang menandakan terdapat amilum dalam mie
instan. Darisetiap uji terdapat kontrol akuades yang merupakan pembanding dari
hasil reaksi yang telah dilakukan (Sumardjo, Damin. 2009:239).
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil Pada
zat uji iodium dengan amilum 1% berwarna ungu (+), glikogen 1% berwarna
merah bata (+), laktosa 1% berwarna putih pekat (-), fruktosa 1% berwarna jingga
(-) dan glukosa 1% berwarna jingga kecoklatan(-).
Karbohidrat penting peranannya dalam kehidupan, selain sebagai sumber
tenaga, karbohidrat memiliki fungsi sebagai pusat metabolisme, struktural dan
penyangga. Berdasarkan hasil percobaan, karbohidrat dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat-sifantnya menurut pembagian jenisnya, yaitu monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Pada pengujian karbohidrat terdapat beberapa
metode yaitu uji molish, uji iod, uji benedict, uji selwanoff dan uji bial. Antara
larutan karbohidrat satu dengan yang lain memiliki sifat-sifat khusus
tersendiri,misal hanya monosakarida dan beberapa oligosakarida yang dapat
mereduksi gula. Suatu zat larutan yang mengandung karbohidrat dapat
ditunjukkan dengan adanya cincin furfural berwarna ungu bila ditambahkan
dengan pereaksi molish yang biasa disebut dengan uji molish. Suatu zat atau
larutan yang mengandung gula pereduksi dapat ditunjukkan dengan adanya
endapan berwarna kuning kecoklatan bila ditambhakan dengan pereaksi bial yang
dapat disebut sebagai uji bial. Pada mie instan saat melakukan uji molish
dihasilkan warna kuning menjadi ungu. Pada mie istant dengan uji iod
menghasilkan warna ungu karena mengandung amilum, sehingga glukosa akan
mengubah warna kuning pada ekstark mie menjadi ungu.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Biokimia, asisten pembimbing dan
teman-teman yang mendukung atas terselesaikannya artikel ini.
Daftar Pustaka
Lampiran