Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia
Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia
Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam itu
sendiri. Tentunya pendidikan islam yang paling awal adalah pendidikan yang
terjadi melaui kontak informal, yaitu kontak yang terjadi pada setiap harinya di
antara masyarakat muslim waktu itu. Perjalanan waktu pun menjadikan
pendidikan Islam berkembang, dalam hal ini pendidikan Islam telah
diselenggarakan secara nonformal melalui masjid, surau, rengkag, dayah dan lain
sebagainya.
Tidak hanya secara nonformal pendidikan Islam pun berkembang menjadi
pendidikan yang bersifat formal. Namun di Indonesia pendidikan yang bersifat
formal ini mengalami pasang surut bahkan beberapa perlawanan, terlebih pada
masa penjajahan sebelum kemerdekaan Indonesia.
Pendidikan Islam pada masa penjajahan, mendapat tantangan yang keras dari
pihak penjajah, sebagaimana pendidikan Islam, dalam hal ini pelajaran agama
Islam dilarang di muat dalam kurikulum sekolah-sekolah yang diselenggarakan
oleh penjajah.
Menghadapi kondisi tersebut masyarakat Islam pun tidak hanya tinggal diam,
beberapa tokoh Islam, melakukan perlawanan dengan mendirikan beberapa
sekolah dan memasukkan pelajaran agama dalam sekolah tersebut. Sebagian
lainnya memilih mendirikan pesantren, dimana dalam pengoperasiaannya tidak
tergantung pada pemerintahan penjajah.
Perjalananan sejarah pendidikan Islam Indonesia juga mencatat dinamika
madrasah, yang di Indonesia madrasah merupakan perpaduan sistem sekolah dan
sistem pesantren. Madrasah sebelum kemerdekaan merupakan cikal bakal yang
dirintis oleh beberapa tokoh, seperti Abdullah Ahmad yang mendirikan madrasah
Adabiyah sekitar tahun 1907, Zainuddin Labai el-Yunusiy yang mendirikan
madrasah diniyah sekitar tahun 1915, dan lain sebagainya. Sebagai cikal bakal
perkembangan madrasah di Indonesia, kedua madrasah di atas merupakan
B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka diperoleh suatu
rumusan masalah, yaitu Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia.
PEMBAHASAN
Kerajaan Islam yang kedua adalah Perlak di Aceh. Rajanya yang ke-6 bernama
Sultan Mahdum Alaudin Muhammad Amin, adalah seorang ulama yang
mendirikan Perguruan Tinggi Islam. Lembaga tersebut mengajarkan dan
membacakan kitab-kitab agama yang berbobot pengetahuan tinggi, seperti kitab
Al-Um karangan Imam Syafi’i. Dari Pasai dan Perlak ini, dakwah Islam
disebarkan ke negeri Malaka, Sumatera Barat, dan Jawa Timur.
Kerajaan Aceh Darussalam yang diproklamasikan pada tanggal 12 Zulkaedah
916 H, menyatakan perang terhadap buta huruf dan buta ilmu. Aceh pada saat itu
merupakan sumber ilmu pengetahuan dengan sarjana-sarjananya yang terkenal di
dalam dan di luar negeri. Bidang pendidikan di kerajaan Aceh Darussalam benar-
benar mendapat perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga Negara yang
bertugas dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, di antaranya:
a) Balai Seutia Hukama, lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpulnya para
ulama, ahli piker dan cendekiawan untuk membahas dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
b) Balai Seutia Ulama, jawatan pendidikan yang mengurusi masalah pendidikan.
Melihat lembaga dan jenjang di atas, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dan
pendidikan di kerajaan Aceh Darussalam telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat.
2. Zaman Walisongo
Peranan para Wali (Walisongo) dalam penyebaran agama Islam sudah tidak
diragukan lagi, sangat besar sekali. Dengan kerja keras dan ketekunan serat
keikhlasan beliau agama Islam mampu merebut hati masyarakat. Beliau
menyebarkan Islam di Jawa, dengan berdirinya kerajaan para wali yaitu kerajaan
Demak.
Metode pendidikan yang digunakan oleh para wali kebanyakan menggunakan
media pondok pesantren atau padepokan. Beliau-beliau mengajarkan para santri
dan masyarakat berbagai ilmu keagamaan. Walisongo adalah orang-orang yang
tingkat ketaqwaannya kepada Allah sangat tinggi, pejuang dakwah dengan
a) Pelatihan guru-guru:
Dengan melalui sekolah-sekolah diadakanlah pelatihan guru-guru. Mereka
dibebani tugas untuk menyebarkan ideologi baru tersebut. Setiap kabupaten
diwajibkan mengirimkan wakilnya untuk digembleng selama 3 bulan, jangka
waktu yang dirasa cukup menjepangkan para guru.
b) Perubahan-perubahan penting:
a) Hapusnya dualisme pangajaran: Berbagai jenis sekolah rendah yang
diselenggarakan pada zaman pemerintahan Belanda dihapuskan sama
sekali. Sekolah-sekolah desa diganti namanya menjadi Sekolah Pertama.
b) Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa pengantar, bahasa
Jepang dijadikan mata pelajaran wajib dan adapt kebiasaan Jepang harus
ditaati.
Pada dasarnya kedatangan Jepang di Indonesia tidak ubahnya dengan
Belanda. Pendidikan Islam pada zaman penjajahan Jepang mengalami
hambatan yang cukup besar. Jepang campur ikut tangan dalam seluruh bidang
pendidikan agama.
Di Minangkabau, penjajahan Jepang lebih ringan dibandingkan dengan
Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, pendidikan Islam berkembang cukup
pesat di Minangkabau, seperti madrasah Awaliyah. Di Kalimantan pada masa
penjajahn Jepang didirikan perkumpulan Madrasah-madrasah Islam Amuntasi
yang disingkat menjadi IMI.
Pesantren
1. Pengertian
Perkataan pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan “pe” dan
akhiran “an” yang berarti tempat tinggal santri.
Elemen-elemen pokok pesantren adalah : pondok, masjid, santri, pengajaran
kitab-kitab klasik dan kiai. Ada juga yang menyebutkan unsur-unsur pokok
pesantren itu hanya tiga, yaitu :
Kiai yang mendidik dan mengajar
Santri yang belajar
Masjid tempat mengaji
Sekolah
1. Pengertian
Dalam buku-buku mengenai teori pendidikan dijelaskan bahwa sekolah
adalah merupakan salah satu dari tripusat pendidikan disamping rumah tangga
dan masyarakat. Walaupun kegiatannya dikelompokkan kepada lingkungan
atau melieu pendidikan, namun dari segi-segi teknis pelaksanaan pendidikan
terdapat perbedaan antara satu dengan lainnya.
2. Perkembangan sekolah
a) Sebelum Kemerdekaan
Dalam rangka memperbaiki pengajaran rendah bagi bumi putera, maka
pada tahun 1907 diambil dua tindakan penting :
Member corak dan sifat ke Belanda-Belandaan pada sekolah-sekolah kelas
I. sekolah-sekolah kelas I dimasukkan bahasa Belanda sebagai mata
pelajaran, dan mulai diberikan sejak kelas III sampai kelas V. dikelas VI
Madrasah
1. Pengertian Madrasah
Madrasah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah tempat belajar.
Padanan Madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih dikhususkan
lagi sekolah-sekolah agama Islam.
System pendidikan di Madrasah mirip dengan system sekolah umum di
Indonesia. Pelajaran-pelajaran yang diajarkan telah tercentum dalam daftar
pelajaran yang telah diuraikan dari kurikulumnya.
Sekolah-sekolah dinas
Setelah Indonesia merdeka, ditetapkan departemen yang membidangi dan
mengurus masalah agama adalah Departemen Agama.
Sekolah dinas maksudnya adalah setelah lulus dari sekolah tersebut diangkat
menjadi pegawai negeri dank arena itu murid-murid di kedua sekolah ini harus
berkaitan dinas sesuai dengan Peraturan Menteri Agama 8 Tohon1951. Karena
kekurangan anggaran Negara sejak tahun 1969 tidak lagi di sediakan ikatan dinas.
PENUTUP
Kesimpulan