Referensi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Apa persamaan dan perbedaan Luther dan Calvin dalam menghadapi reformasi gereja? ?

Persamaan
- Pembenaran orang berdosa hanya karena iman, anugerah, dan firman Tuhan dalam Alkitab

Perbedaan:
Luther
- Mengacu pada kesatuan antara manusia dan Kristus
- Pembenaran orang yang berdosa sebagai pusat dan puncak ajaran Kristen

Calvin
- Mengacu pada perbedaan antara manusia dengan Kristus
-Kemuliaan Allah adalah tujuan utamanya
- Kelahiran baru atau pengkudusan menyertai pembenaran mereka yang berdosa

I. LUTHERAN
Aliran Lutheran diturunkan dari ajaran-ajaran Martin Luther (1483-1546) yang berasal dari Jerman.
Ajaran-ajaran Luther itu ditujukan untuk mengoreksi ajaran-ajaran gereja Katolik Roma (GKR).
Perbedaan antara ajaran dan praktek GKR dengan ajaran Alkitab adalah sebab dasar reformasi
Luther. Namun, reformasi itu dipicu oleh penjualan surat penghapusan siksa oleh Johann Tetzel.
Melawan propaganda Tetzel, Luther menyusun 95 dalil dan tanggal 31 Oktober 1517 dalil itu
dipasang di pintu gereja Wittenberg. Kemudian hari Luther banyak menuangkan gagasan-
gagasannya.

Beberapa Pokok Ajaran Lutheran


1. Firman
2. Sakramen.
3. Jabatan Gereja
Gereja-gereja yang berpedoman pada ajaran Luther disebut Lutheran. Di Indonesia ada delapan (8)
gereja yang mengaku penganut aliran Lutheran, yakni: HKBP, GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI,
GKPA dan GKPM.

II. CALVINIS
Johannes Calvin membangun teologinya di atas dasar yang telah diletakkan Luther. Calvin
menjadikan reformasi Luther lebih konkret dan jelas wujudnya dalam kehidupan bergereja.

Calvin menekankan kedaulatan Allah dalam perkara penciptaan dan keselamatan dan kemuliaan
Allah sebagai tujuan karya-Nya maupun hidup dan tugas manusia.

Beberapa Pokok Ajaran Calvinis


1. Otoritas Alkitab
2. Kemuliaan Allah
3. Pengudusan (Santificatio)
4. Keselamatan
Gereja-gereja Calvinis adalah gereja-gereja yang berpedoman pada ajaran Johannes Calvin dari
Perancis (1509-1564). Di Indonesia terdapat banyak gereja yang mengaku Calvinis, seperti: GMIM,
GPM, GMIT, GPIB, GBKP, GKI, GKP, GKJ, GMIST, GKST, Gereja Toraja, GKE dan lain-lain.

III. METHODIS
Aliran Methodis muncul pada abad ke-18 dan menandai bangkitnya semangat kebangunan rohani
(revival), mula-mula di Inggris lalu menyebar ke seluruh dunia, dengan tokoh utama John dan
Cahrles Wesley. Aliran Methodis masuk kategori arus utama di lingkungan Protestan, karena
memelihara dan mempertahankan sebagian besar ajaran para reformator; dengan kata lain ia
berada pada garis ortodoksi reformatoris.
Pokok-Pokok Ajaran Methodis
1. Kelahiran kembali (lahir baru)
2. Penebusan Universal
3. Jatuh dan kehilangan kasih karunia
IV. PENTAKOSTALISME
Tahun 1900/1901 sebagai awal kemunculan gerakan atau aliran Pentakostal di Amerika Serikat
dengan mengacu pada peristiwa yang terjadi dengan Charles F. Parham 1873-1929, seorang kulit
putih. Namun ada yang mengatakan juga bahwa yang menjadi titikawal gerakan Pentakostal adalah
peristiwa yangterjadidi Azusa Street Los Angeles dengan tokoh utamanya William J. Seymour,
seorang kulit hitam.

Tahun 1900 Parham yang membuka sekolah Alkitab Bethel menugaskan murid-muridnya untuk
mempelajari ciri-ciri utama gerakan kesucian dan penyembuhan ilahi, juga baptisan Roh yang
bertolak dari empat peristiwa yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul. Dari tugas para muridnya itu
Parham berkesimpulan bahwa baptisan dengan Roh Kudus selalu ditandai oleh bahasa lidah
(glosolalia). Berdasarkan itu Parham mengajar murid-muridnya berupaya memperoleh baptisan roh
yang disertai dengan bahasa lidah dengan berjaga semalam suntuk pada tanggal 31 Desember
1900. Pada tanggal 1 Januari 1901, Agnes N. Ozman meminta Parham meletakkan tangannya di
atas kepalanya dan berdoa baginya agar ia memperoleh baptisan roh disertai dengan bukti
berbahasa lidah. Menurut mereka hal itu benar-benar terjadi, Agnes tiba-tiba berbahasa Cina yang
tak pernah dipelajarinya. Beberapa hari kemudian hal yang sama terjadi pada murid-murid yang lain
dan akhirnya atas diri Parham sendiri.
Pokok-Pokok Ajaran Pentakostal
1. Alkitab
2. Keselamatan
3. Baptisan
4. Bahasa lidah
5. Penyembuhan ilahi
6. Ibadah dan upacara gerejawi
V. KHARISMATIK
Gerakan Kharismatik berawal di Amerika Serikat dan dikenal sebagai gerakan Pentakosta baru. Ia
mempunyai banyak kesamaan dengan gerakan Pentakosta. Baptisan Roh dan penyembuhan ilahi
menjadi ciri utama gerakan ini.

Jangkauan gerakan Pentakostal baru yang melampaui batas-batas menjadi semakin nyata melalui
organisasi The Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI) yang dibentuk oleh
Demos Shakarian, milyuner dari California.
Pada tahun 1953 FGBMFI menyebut diri sebagai organisasi bisnismen yang dipenuhi Roh Kudus
dan terpanggil melaksanakan penginjilan dan kesaksian kepada umat non-Pentakostal. Salah satu
kegiatannya adalah doa bersama (persekutuan doa) pada saat sarapan atau makan malam dalam
suasana santai di restauran atau hotel bergengsi. Sejak semula FGBMFI memakai nama
persekutuan kharismatik. Gerakan Kharismatik tidak pernah punya ikatan formal dengan gereja
Pentakostal mana pun, dan sebagian besar yang berhasil mereka jaring adalah bisnismen non-
Pentakostal, sebab mereka mereka tidak ”metobatkan” dan menggiring anggotanya ke dalam gereja
Pentakostal. FGBMFI mendorong para anggotanya untuk tetap berada di gerejanya masing-masing,
bahkan lebih rajin lagi sambil melakukan ”pembaruan kharismatik” di dalamnya.
Alasan mereka tidak mau bergabung dengan gerakan Pentakostal : (1) banyak gereja Pentakostal
yang sudah menjelma menjadi gereja mapan dan sudah kehilangan Roh yang semula. (2) Mereka
justru mau tetap tinggal di dalam lingkungan gereja masing-masing agar bisa dan membawa ”Roh
pembaharuan” ke dalamnya. Gerakan Kharismatik bermaksud membantu untuk menghidupkan
kembali apa yang pernah ada di dalam gereja mula-mula melalui karunia-karunia Roh.

Pokok-Pokok Ajaran Kharismatik


1. Berpumpun pada Yesus.
2. Pujian.
3. Kuasa Rohani.
VI. ADVENTIS
Adventis lahir di USA pada tahun ± 1830. Pada abad ke-19 gereja-gereja utama (Episkopal,
Methodis, Baptis, Presbiterian dan Kongregasional) secara umum sedang lemah, sedangkan
kemajemukan dan kebebasan beragama dijamin oleh undang-undang negara turut melahirkan
gerakan-gerakan baru dari gereja-gereja Protestan, salah satu di antaranya adalah Adventis.

Salah satu tokoh Adventis adalah William Miller 1782-1849 dari Massachusetts. Pokok perhatian
Miller adalah ajaran Eskatologi/tentang hal-hal zaman akhir, peristiwa di sekitar kedatangan kembali
Yesus Kristus untuk mendirikan kerajaan seribu tahun di bumi. Miller menentukan kedatangan
Yesus berdasarkan nubuat kitab Daniel 8:14, 22 Oktober 1843 dan 1844. Ternyata Miller mengakui
bahwa ia salah menetapkan tanggal, namun ia tetap berpegang pada ajaran bahwa Kristus akan
segera datang.

Salah satu murid Miller adalah Ellen G. White. Gereja Advent hari ke-Tujuh percaya bahwa
perhitungan kedatangan Tuhan tanggal 22 Oktober 1844 tidaklah keliru. Di tanggal itu nubuat dari
Kitab Daniel bukanlah tentang pengudusan dunia, melainkan menunjuk kepada perubahan yang
terjadi di sorga. Pada hari itu Tuhan Yesus tidak turun ke dunia, melainkan memulai tahap karya
penebusan yang baru, yaitu Tuhan Yesus memasuki ruang mahakudus di sorga untuk melihat
perbuatan-perbuatan orang Kristen dan menetapkan nama-nama mereka apakah dimasukkan ke
dalam kitab kehidupan atau tidak.

Desember 1844 Ellen bersekutu dalam doa dengan empat wanita lainnya. Lalu ia mengaku
menerima penglihatan yang pertama bahwa 144.000 umat Advent berjalan menuju gerbang sorgawi
dan Yesus membukakan pintu gerbang sorgawi bagi mereka. Setelah diberi kecapi emas 144.000
orang itu berhimpun dekat pohon kehidupan di singgasana Allah. Ada malaikat yang berkata kepada
Ellen, ”Engkau harus kembali ke bumi, memberitahukan kepada orang lain apa yang diwahyukan
kepadamu.”

Setelah memberitahukan penglihatan ini kepada sekelompok kecil orang Adven di Portland, mereka
bersepakat mendukung Ellen bahwa itu adalah terang dari Allah. Tak lama kemudian Ellen mengaku
menerima sejumlah penglihatan lain. Demikianlah selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya ia
menyatakan diri sebagai alat di tangan Allah. Dan dalam kenyataannya setiap penetapan ajaran
gereja Advent harus terlebih dulu didahului dan disahkan oleh penglihatan yang diterima Ellen G.
White.

Hiram Edson, Joseph Bates dan Ny. Ellen Gould-White menekankan bahwa hari perhentian dan
peribadahan adalah hari Sabat (Sabtu) sesuai dengan titah ke-4 dalam Dasa Titah. Ny. Ellen Gould-
White mengklaim bahwa ia mendapat penglihatan yang menyatakan bahwa Tuhan Allah tidak
pernah mengubah hari Sabat ke hari Minggu. Penggantian ini hanyalah ciptaan paus dan kaisar
Roma. Gereja yang benar adalah gereja yang menguduskan hari Sabat. Miller mengatakan bahwa
perayaan hari Minggu adalah dosa gereja yang terberat. Gereja Advent hari ke-Tujuh berpusat di
Battle Creek, Michigan, USA. Dalam Adventisme terdapat dua aliran yang besar: Gereja Kristen
Advent dan Gereja Advent hari ke-Tujuh yang terbentuk sesudah kegagalan tahun 1844.

Pokok-Pokok Ajaran Adventis


Pokok ajaran gereja Advent hari ke-Tujuh termuat dalam Statment of Faith (Pernyataan Iman) yang
terdiri dari 25 pasal pada tahun 1872. Pernyataan iman ini kemudian direvisi menjadi 22 pasal di
tahun 1932 dan direvisi kembali tahun 1980 menjadi 27 pasal
VII. SAKSI JEHOVA
Kemunculan aliran Saksi Jehova terkait dengan gerakan Adventisme dan pokok-pokok ajarannya
pun banyak mirip dengan Adventisme. Tokoh utama aliran ini adalah Charles Taze Russell, Joseph
F. Rutherford, Nathan R. Knorr dan Frederick W. Franz.

Zaman C. T. Russell
C. T Russell lahir di Pittsburgh-Pennsylvania. Ia tertarik pada hal-hal keagamaan terutama
menyangkut kedatangan Kristus kedua kali dan zaman akhir, sehingga tahun 1870 iabergabung
dengan kelompok Adventis. Pada tahun 1881, persekutuan yang dipimpin Russell yaitu kelompok
Bible Study dan yayasan Watch Tower menjadi lembaga resmi dan legal. Menurut Russell
kedatangan Kristus akan terjadi tahun 1914, setelah didahului ”masa panen” selama 40 tahun
(1874-1914). Berdasarkan Wahyu 7 : 4 – 9 Russell berpandangan bahwa di masa panen itu dan
kedatangan Kristus akan terjadi perang Harmagedon; yang akan dipanen atau selamat melintasi
perang itu akan memasuki kerajaan seribu tahun hanya 144.000 orang. Russell juga mengatakan
bahwa tidak ada neraka sebagai tempat penghukuman kekal bagi orang-orang jahat, sebab setiap
orang jahat segera ditiadakan (annihilated) pada saat ia mati.
Ajaran-ajaran Russell ini sesungguhnya menolak pokok-pokok ajaran gereja yang baku, seperti:
Trinitas, kekekalan jiwa, kebangkitan Kristus secara jasmani, dan kepribadian tersendiri dari Roh
Kudus. Ramalan Russell mengenai kedatangan Kristus, Oktober 1914, meleset.

Zaman J. F. Rutherford
Rutherford bersama yang lain menentang keterlibatan AS dalam PD I dan menolak ikut wajib militer.
Kemudian mereka juga menolak memberi hormat kepada bendera, karena hal itu dianggap sebagai
kekafiran dan kekejian di hadapan Tuhan. Berdasarkan Mazmur 43:10; 83:18-19 sejak tahun 1931
Rutherford memperkenalkan nama baru bagi para warganya yakni Saksi Jehova. Tahun 1932
Rutherford menyatakan bahwa yang diselamatkan adalah 144.000 orang saksi Jehova dan
”golongan Yonadab”. Kedua golongan ini akan memenuhi bumi selama masa kerajaan seribu tahun.
Ia memperbarui ajaran Russell tentang penebusan Kristus: Penebusan itu tidak berlangsung untuk
semua orang, melainkan hanya untuk umat Saksi Jehova. Rutherford tidak segan menyerang
gereja-gereja resmi beserta pendetanya dan pemerintah sebagai alat-alat iblis.
Zaman Nathan H. Knorr dan Frederick Franz.
Prestasi dalam kepemimpinan Knorr adalah terbitnya Alkitab terjemahan mereka sendiri yakni New
World Translation of Holy Scripture tahun 1961 yang diduga keras diterjemahkan oleh Frederick
Franz.
Beberapa Pokok Ajaran Saksi Jehova

1. Allah Bapa Mahatinggi, Yesus Kristus dan Roh Kudus versi Saksi Jehova
2. Alkitab versi Saksi Jehova
3. Kedatangan Kristus kembali
Daftar Pustaka
1. Aritonang, Jan S. 1995, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta; BPK Gunung Mulia.
2. Berkhof, H dan Enklaar, I.H. 1991, Sejarah Gereja, Jakarta BPK Gunung Mulia.
3. Curtis, Kenneth A, dkk. 2001, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Jakarta; BPK Gunung
Mulia
4. van den End, Thomas. 1995, Harta dalam Bejana, Jakarta; BPK Gunung Mulia, Cet.-11.
5. de Jonge, Christian. 1998, Apa itu Calvinisme, Jakarta; BPK Gunung Mulia, Cet-2
6. Lane, Tony. 2001, Runtut Pijar, Jakarta; BPK Gunung Mulia, Cet-4.
7. Wellem, F. D. 1994, Kamus Sejarah Gereja, Jakarta; BPK Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai