Navigasi Darat
Navigasi Darat
Navigasi Darat
NAVIGASI DARAT
ILMU MEDAN PETA & KOMPAS
NAVIGASI DARAT
Pendahuluan
Pengetahuan navigasi itu sendiri sebenarnya sudah ada sejak adanya
kebudayaan manusia beribu tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari tata kehidupan
manusia pada masa lalu yang bermula dengan berburu, bertani sampai dengan
berdagang. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari mereka harus berjalan jauh
keluar masuk hutan bahkan terkadang harus menyeberangi laut dan mereka dapat
pulang kembali ke kediamannya dengan selamat. Salah satu peninggalan yang
dapat membuktikan adanya hipotesa diatas adalah sketsa diatas yang
menggambarkan suatu daerah lengkap dengan tanda-tanda alamnya yang dibuat
oleh bangsa Babylonia pada 4500 tahun yang lalu. Disamping itu juga masih banyak
bentuk peninggalan lainnya seperti dari suku Indian Astec, bangsa Eskimo Tua, dsb.
Pengertian Navigasi
Navigasi adalah suatu tehnik dari proses menentukan suatu kedudukan serta
arah perjalanan yang terletak diantara dua lokasi secara tepat. Sedangkan untuk
personilnya disebut navigator. Istilah navigasi itu sendiri pada mulanya dipakai untuk
keperluan berlayar.
Navi : Laut
Gasi : Ukur
Sedangkan penambahan darat itu sendiri lebih ditekankan peggunaannya di
Gunung, Sungai dan Sungai. Ada 2 hal pokok yang penting dan harus dipahami
dalam navigasi darat :
Secara garis besar garis besar tehnik navigasi darat serta peralatan yang
dipergunakan dalam melakukan kegiatannya meliputi :
I. Kompas
II. Altimeter
III. Peta
IV. Peralatan Bantu
- Penggaris
- Busur
- Kurva Meter
- Protektor
- Pensil
- Spidol warna
- Buku tulis
I. Kompas
Adalah alat pengukur sudut datar yang jarumnya selalu menunjukkan arah
Utara magnetis bumi. Karena prinsip kerja kompas berdasarkan medan magnet
yang ditimbulkan, maka penggunaannya harus dijauhkan dari benda yang
terbuat dari besi atau logam serta medan listrik. Maksudnya agar kompas
dapat berfungsi seoptimal mungkin.
1. Bagian-bagian Kompas
a. Badan Kompas
Tempat beradanya komponen-komponen kompas
b. Skala Lingkar Mendatar
Menunjukkan besarnya sudut penyimpangan garis lintasan skala
lingkar mendatar medan magnetis bumi yang ditunjukkan oleh jarum
kompas
c. Jarum Kompas
Selalu menunjjukan arah Utara-Selatan medan magnetis bumi
bagaimanapun posis kompas dengan syarat kompas selalu datar
2. Jenis-jenis Kompas
Pada Umumnya dipakai 2 jenis kompas
a. Kompas Prisma
Kompas jenis Prisma biasanya dipergunakan untuk melakukan
pembidikan karena kompas jenis Prisma lebih baik dalam membaca
presesi besarnya sudut penyimpangan garis lintasan skala lingkar
mendatar yang ditunjukkan oleh jarum kompas
b. Kompas Silva
Kompas jenis Silva lebih membantu dalam membaca perhitungan pada
peta sebaliknya kompas jenis Silva kurang presesi orientaringnya
dalam melakukan pembidikan.
Kompas yang baik adalah pada ujungnya dilapisi fosfor agar tetap dapat
terlihat walaupun dalam kegelapan.
Catatan :
Penggunaan kompas malam tidak dianjurkan, terkecuali apabila tujuan atau
sasaran sudah relatif dekat, bersifat pertolongan (emergency) atau penting
(urgent). Kebanyakan penggunaan kompas malam adalah untuk latihan
pihak militer dimana jaraknya relatif dekat sekitar 300 meter dan untuk
setiap pos dibantu dengan sistem bintang (pada saat cuaca sedang cerah,
red).
II. Altimeter
Merupakan alat pengukur ketinggian dari permukaan laut. Alat ini dapat
membantu menentukan posisi. Pada medan yang bergunung tinggi kompas
sering sekali banyak tidak dipergunakan. Altimeter pada saat tersebut akan
lebih bermanfaat dalam menentukan arah perjalanan dengan menyusuri
punggungan yang sudah ditandai pada peta (dengan catatan kita juga harus
mengetahui posisi terakhir kita dimedan dan peta yang digunakan, red). Yang
harus diperhatikan dalam menggunakan altimeter adalah :
1. Setiap Altimeter harus di kalibrasi
2. Altimeter sensitif terhadap guncangan, cuaca dan perubahan temperatur
Gambar : Altimeter
Alat ini bekerja berdasarkan tekanan udara. Digunakan untuk
mengukur batas ketinggian suatu tempat dari permukaan laut (dpl).
III. Peta
A. Macam-macam Peta
1. Peta Geografik
Geo : Bumi
Grafik : Catatan
Menyajikan gambaran proyeksi dari seluruh permukaan bumi, seperti
Atlas dan Globe
Skalanya lebih kecil dari 1 : 250.000 cm
2. Peta Topografi
Topo : Lapangan
Grafi : Catatan
Menyajikan gambaran dari sebagian permukaan bumi, seperti Peta
Gunung Dempo, Peta Gunung Leuser, dsb.
Skalanya lebih kecil dari 1 : 50.000 cm
3. Peta Tehnik
Menyajikan gambaran proyeksi permukaan bumi untuk menunjang
suatu kebutuhan, seperti Peta Tehnik Jaringan Kereta Api, Peta Jalan
Tol, dsb.
Skalanya lebih besar dari 1 : 25.000 cm
4. Peta Tematik
Menyajikan data serta informasi mengenai tema tertentu dan sesuai
dengan kedudukan geografinya, seperti Peta Distribusi Peluru Kendali
U.S.A, dsb.
Untuk keperluan navigasi darat yang diperlukan adalah Peta Topografi.
Tentunya dengan memiliki catatan lapangan yang sesuai dengan
daerah-daerah atau medan yang akan dijelajahi.
Catatan :
Perlu ditambahkan bahwa gambaran daratan dari permukaan bumi atau
peta tidak berarti gambaran daratan semata-mata. Lautan beserta
dasarnyapun dapat disajikan dalam bentuk peta yang dinamakan Peta
Hidrografik dan Peta Oceangrafik.
B. Bagian-bagian Peta
1. Judul Peta
Identitas nama daerah yang tergambar pada peta umumnya terletak
pada bagian tengah atas peta, seperti Peta Gunung Dempo, Peta
Gunung Leuser, dsb.
2. Keterangan Pembuatan
Informasi dari pembuat peta yang meliputi keterangan tahun
pembuatan, sistem proyeksi, instansi yang membuat serta tujuan
dibuatnya peta umumnya terletak pada sisi kiri bawah.
3. Nomor Helai Peta
Menjelaskan registrasi Nomor Helai Peta dengan 2 cara penulisan,
yaitu Angka Latin dihitung dari batas wilayah Barat Indonesia ke Timur
(posisi Sabang 94°40’ BT) dan Angka Romawi dihitung dari batas
wilayah Utara Indonesia (6° LU) ke batas dari wilayah Selatan
Indonesia (11° LS). Di Indonesia menggunakan 2 sistem penomoran,
yaitu Sistem Penomoran Helai Peta Proyeksi (Polyder) dan LCO
(Lambert Contal Orthomorphis)
4. Lembar Derajat
Penjelasan dari nomor peta-peta lain yang telah digambar disekitar
peta yang digunakan. Hal tersebut untuk memudahkan melakukan
interprestasi dari suatu daerah yang lebih luas. Lembar Derajat
dicantumkan pada sisi kiri bawah
5. Sistem Kordinat
Cara untuk menyatakan suatu kedudukan titik pada bidang atau
terhadap 2 buah garis bilangan. Sistem Kordinat umumnya tertulis
dalam 2 sistem, yaitu Sistem Proyeksi (Grid) dengan menggunakan
satuan panjang dan Sistem Ellipsoid (Graticule) dengan menggunakan
satuan sudut
6. Skala Peta
Adalah perbandingan jarak antara 2 titik pada peta dengan jarak
mendatar (Horisontal) antara dua titik sebenarnya di medan
a. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta =
25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
Rumus :
o 1 : 50.000 cm
o Dengan angka pecahan 1 cm : 1
50.000 cm
b. Bentuk
Tanda-tanda di peta digambarkan sangat sederhana
Benda-benda berdenah digambarkan dengan arah yang tepat,
misalnya jembatan
Benda-benda yang tidak berdenah digambarkan dengan arah
Utara Peta, misalnya pohon
= 1 x 1 x 50.000 cm x 1
2 1.000
= 25 m
P.14
Primer
3120
Sekunder S.45
2530
T.145
Tertier
975
Q.45
Quartier
875
Antara T.P.23
670
30
KampungA
KV 2530
29
28
23 24 25
D. Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat.
Macam koordinat adalah :
1. Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang
dianggap 0° atau 106°48’ 27,29". Sehingga di wilayah Indonesia awal
perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan
berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang
adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu
diperhatikan adalah petunjuk letak peta.
2. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat
grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter),
sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
3. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada
gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta topografi.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi
peta. Kedua sistem koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara
internasional. Namun dalam pembacaan seiring membingungkan, karenaya
pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misalnya: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.
2. Dengan Prosentase
T/A x 100% = (200/1.000) x 100% = 20% pml
3. Dengan Derajat
T/A x 57,3° = (2/10) x 57,3° = 11,46°
Dalil ilmu ukur yang menyatakan besarnya sudut tangen dibuat dari titik
tengah lingkaran menuju keliling lingkaran adalah sama dengan
busurnya, dimana keliling suatu lingkaran
(2 x 27/7) x r = 6,28 x r = 360°
360° : 6,28 = 57,3°
Ini dinamakan Faktor 57,3° yang sama dengan 1 radian
Catatan :
Cara ini tidak dapat dipergunakan untuk sudut yang lebih besar dari
20°
1. Utara Sebenarnya
Yaitu arah yang ditunjukkan oleh Meridien dan menuju ke kutub Utara
Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara
yang melalui Kutup Utara di Selatan Bumi.
2. Utara Peta
Utara Peta (Grid North/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang
sejajar dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
3. Utara Magnetis
Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak panah
separuh), yaitu Utara yang ditunjukan oleh jarum kompas. Utara
magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau
Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi. Hanya ada di medan,
karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka
akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sudut.
4. Ikhtilab Magnetis
Penyimpangan sudut antara US-UM baik ke Barat maupun ke Timur,
disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yang menjadi patokan
adalah Utara Sebenarnya (US).
5. Ikhtilab Peta
Penyimpangan sudut antaraUS - UP baik ke Barat maupun ke Timur,
disebut ikhlaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion. Yang menjadi
patokan adalah Utara Sebenarnya
7. Sudut-sudut
Yaitu sudut yang dibentuk oleh 2 buah garis yang menuju Utara Peta
dan Utara Magnetis. Untuk mengubah susdut kompas ke sudut peta
dan sebaliknya dapat menggunakan rumus :
a. Sudut Kompas
Sudut Peta - Ikhtilab UP.UM bila UP.UM di Timur
Sudut Peta + Ikhtilab UP.UM bila UP.UM di Barat
b. Sudut Peta
Sudut Kompas + Ikhtilab UP.UM bila UP.UM di Timur
Sudut Kompas - Ikhtilab UP.UM bila UP.UM di Barat
8. Variasi Magnetis
Adalah perbedaan antara Ikhtilab Magnetis pada waktu-waktu yang
berlainan. Variasi Magnetis pada beberapa tempat tidak sama. Variasi
magnetis ini ditulis pada bagian bawah peta topografi untuk
menentukan Deklinasi dan Variasi Magnetis. Untuk Peta Topografi
Indonesia yang baru digambarkan dengan diagram sudut yang
terdapat disebelah kiri bawah peta. Biasanya dituliskan dengan :
GN = Grid North (Utara Peta)
TN = True North ( Utara Sebenarnya)
MN = Magnetic North (Utara Magnetis)
Disamping itu pula dinyatakan pula beberapa variasi magnetis rata-rata
tiap tahun. Ada juga diantaranya yang tidak menggambarkan Ikhtilab
Peta hanya Ikhtilab Magnetisnya saja. Untuk mencari Ikhtilab Peta
harus dilihat batas kiri dan kanan Peta tertulis kata Grid Deklination
yang artinya sama juga dengan Ikhtilab Peta. Kalau Grid Deklination ini
juga tidak ada, berarti Utara Peta dan Utara Sebenarnya dianggap
Sejajar.
8. Increase - Decrease
Dalam Variasi Magnetis tak jarang sering ditemukan kata Increase dan
Decrease, maksudnya adalah :
a. Bilamana suatu Variasi bertambah, sehingga setiap tahunnya
makin lama makin bertambah, maka dikatakan Variasi Magnetis
tersebut Increase
b. Bilamana suatu variasi berkurang, sehingga setiap tahunnya makin
lama makin berkurang, maka dikatakan Variasi Magnetis tersebut
Decrease
9. Pemberian Nomor Pada Peta
a. Lembar Peta
Umumnya peta di Indonesia mempunyai luas gambar peta 37.1 cm
x 37.1 cm (kecuali pada bagian medan yang mendekati pantai
terdapat semenanjung yang menjorok)
b. Jalur Bagian Derajat (JBD)
Suatu bidang JBD adalah 1° atau berjarak 111.3 km.
Keliling Katulistiwa (keliling bumi) adalah 360°.
Jadi jarak keliling bumi adalah :
1° x 360° = 111.3 km x 360 = 40.068 km
c. Lembar Bagian Derajat (LBD)
Potongan-potongan JBD dinamakan LBD (Lembar Bagian
Derajat). Potongan-potongan LBD diterangkan pada indeks
petunjuk Lembar Derajat pada sisi kiri bawah peta. LBD
mempunyai panjang 20’ dan lebar 20’.
Dimana 1° (JBD) ÷ 20’ adalah 3 LBD
Jumlah LBD melalui lingkar Katulistiwa adalah :
3 x 360 = 1.080 LBD
Panjang satuan jarak 1 LBD melalui lingkar Katulistiwa :
40.068 ÷ 1.080 = 37.1 km
1 JBD = 3 LBD
7 LS
7 20’ LS
7 40’ LS
8 LS
5 BT 5 20’ BT 5 40’ BT 6 BT
Gambar : 1 JBD (1 ) = 111.3 km x 111.3 km
1 LBD (20’ x 20’) = 37.1 k m 37.1 km
Peta Nomor 54/XLII
Jakarta 0 sebagai Meridian Indonesia
Posisi Jakarta dari Greenwich 106 48’27,29” BT
Posisi JBD 5 40’ BT dihitung dari posisi Jakarta ke Timur
54/XLII-A 54/XLII-B
7 50’ LS
54/XLII-C 54/XLII-D
8 LS
5 40’ BT 5 50’ BT 6 BT
Skala 1 : 100.000 cm
7 40’ LS
a b c d
Skala 1 : 25.000 cm
7 45’ LS
e f g h
7 50’ LS
j k l m
7 55’ LS
n o p q
8 LS
5 40’BT 5 45’BT 5 50’BT 5 55’BT 6 BT
Misalnya diketahui :
Peta Gunung Ardjuna
Peta Nomor 54/XLII-A
Skala 1 : 50.000 cm
Peta dibuat tahun 1943
Decrease 1’1” pertahun
Ikhtilab Magnetis 1°39’ ke Timur
Ikhtilab Peta/Grid Declination 21’
Sudut Kompas 170°
Ditanya : Hitung sudut kompasnya?
Jawab :
Sudut Kompas = Sudut Peta - Ikhtilab UP.UM (2005)
UP.UM 2005 = US UM - US UP
= 1°39’ - 21’ = 1°18’
Decrease = 1’1” x 62 tahun = 1°3’2”
UP.UM 2005 = 1°18’ - 1°3’2” = 14’58”
Jadi Sudut Kompas = 170° - 14’58” = 169°45’2”
18. Perhitungan Sudut Peta
Diketahui :
Peta Gunung Arjuna
Peta Nomor 54/XLII-A
Skala 1 : 50.000 cm
Peta dibuat tahun 1943
Decrease 1’1” pertahun ke Timur
Ikhtilab Magnetis 1°39’ ke Timur
Ikhtilab Peta/Grid Declination 21’
Sudut Kompas 170°
Ditanya : Hitung sudut peta?
Jawab :
Sudut Peta = Sudut Kompas + Ikhtilab UP.UM (2005)
UP.UM 2005 = US UM - US UP
= 1°39’ - 21’ = 1°18’
Decrease = 1’1” x 62 tahun = 1°3’2”
UP.UM 2005 = 1°18’ - 1°3’2” = 14’58”
Jadi Sudut Peta = 170° + 14’58” = 170°14’58”
a. Alternatif Pertama
Titik B
Arah Perjalanan A C Arah Perjalanan
Rintangan
b. Alternatif Kedua
A D
Arah Perjalanan Ri nt an ga n Arah Perjalanan
+ 90 + 90
Pelambungan >>
Pelambungan >>
- 90 - 90
B Pelambungan >> C
Catatan :
Harus selalu diingat, apabila berbelok ke arah kanan, maka sudut
kompas harus selalu ditambah (+90°). Dan sebaliknya, apabila
berbelok ke arah kiri sudut kompas harus selalu dikurangi (-90°)
3. Resection
B
A
B
A
Beberapa cara yang dapat dilakukan apabila kompas kita tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya lagi atau hilang pada saat tengah
melakukan kegiatan di medan
1. Tanda-tanda Alam
a. Kuburan Muslim selalu menunjukkan arah Utara
b. Masjid menghadap kearah Kiblat (untuk Indonesia menghadap
Barat Daya
c. Bagian pohon yang berlumut tebal, menunjukkan arah Timur Laut
2. Jarum Arloji
Daerah Utara dari sebelah Equator, jarum kecil arahkan ke Matahari,
garis pembagi sudut antara 12 dengan jarum kecil tersebut adalah
menunjukkan arah Utara
3. Perbintangan
a. Perhatikan arah Bulan, Bintang, serta Matahari yang terbit yaitu
disebelah Timur, demikianlah bila terpendam ada disebelah Barat
b. Perhatikan rasi Bintang Crux (Bintang Salib atau Gubuk Penceng),
perpotongan garis diagonal yang memotong Horizon atau kaki
langit dari tempat kedudukan kita adalah menunjukkan arah
Selatan