Laporan KP
Laporan KP
Laporan KP
HALAMAN JUDUL
ANALISIS SISTEM DAN RESPON TURBINE
SUPERVISORY INSTRUMENT (TSI) PADA KONDISI
START-UP TURBIN UNIT 2 PT. INDONESIA POWER
UNIT PEMBANGKIT DAN JASA PEMBANGKIT (UPJP)
KAMOJANG DENGAN SUB PEMBAHASAN CASING
EXPANSION
Aloysius Afriandi
NRP. 2413 100 127
Aloysius Afriandi
NRP. 2413 100 127
UNDERGRADUATE PROGRAM
DEPARTMENT OF ENGINEERING PHYSICS
FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
Halaman ini sengaja dikosongkan
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Manajer Operasi dan Pemeliharaan Kepala Divisi Instrumentasi
i
Halaman ini sengaja dikosongkan
“SYSTEM AND RESPONSE ANALYSIS OF TURBINE
SUPERVISORY INSTRUMENT (TSI) ON START-UP CONDITION
AT PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKIT DAN JASA
PEMBANGKIT (UPJP) KAMOJANG UNIT 2 TURBINE WITH THE
SUB DISCUSSION OF CASING EXPANSION”
Abstract
In the world of industry, one of the most (anticipated) aspects is
maintenance. In geothermal power plant like PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang, one of the most important components which
always have to be maintained its reliability and performance is
turbine because turbine itself is the component which is generate
the mechanical energy from the pressure of the steam which in this
case is geothermal and later it would be converted into electrical
energy. In turbine itself one of its methods of maintenance is
Turbine Supersivory Instrumentation (TSI). Variables which are
read by TSI are casing expansion, differential expansion, speed,
vibration, and eccentricity. In the world of instrumentation it is
important to know the static characteristics and dynamic
characteristics to know the instrumentation principle. In TSI the
analysis was done by looking at the data which is acquired from
the start-up phase of the turbine until it reache d the steady state
to know the static characteristics and dynamic characteristics.
iii
Halaman ini sengaja dikosongkan
KATA PENGANTAR
v
8. Atam, selaku pembimbing selama pelaksanaan kerja praktik
yang telah banyak membimbing dalam proses belajar di PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang.
9. Slamet Sriyadi, selaku supervisor selama pelaksanaan kerja
praktik yang telah banyak memberikan pengarahan dalam
proses belajar di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.
10. Seluruh karyawan PT Indonesia Power UPJP Kamojang.
11. Teman-teman peserta kerja praktik 2017 di Indonesia Power
UPJP Kamojang (Hafiz, Suci, Dita, Engine, Harsya, Aldi,
Haekal, Vidy, Ernest, Kaisya, Fitri, Pipin, Naomi, Firli, Elsa,
Geby, Adam, Ali, Fadli, Rizky, Rifky, Shagia ). Terima kasih
atas kecerian dan kebahagiaan selama menjalani Kerja Praktik
di PT Indonesia Power UPJP Kamojang
12. Teman-teman Triumphant Fighters, Teknik Fisika ITS
angkatan 2013 yang selalu memberikan dukungan.
Perlu disadari bahwa memang dalam penyusunan Laporan Kerja
Praktik ini terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik ini.
Penulis berharap agar penyusunan Laporan Kerja Praktik ini dapat
menjadi kebaikan bagi orang banyak dan digunakan sebagai mana
mestinya.
Aloysius Afriandi
(NRP. 2413 100 127)
vi
DAFTAR ISI
Abstrak ........................................................................................ i
Abstract ..................................................................................... iii
Kata Pengantar ........................................................................... v
Daftar Isi ................................................................................... vii
Daftar Gambar ........................................................................... ix
Daftar Tabel............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................. 2
1.3 Materi ............................................................................... 2
1.4 Realisasi Kegiatan ............................................................ 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................. 5
2.1 Tinjauan Umum Perusahaan ............................................ 5
2.2 Lokasi PT. Indonesia Power ............................................ 8
2.3 Paradigma, Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ............... 9
2.4 Makna dan Bentuk Logo ................................................ 10
2.5 Budaya Perusahaan, Lima Filosofi Perusahaan, dan
Tujuh Nilai Perusahaan PT. Indonesia Power (IP-
HaPPPI) .......................................................................... 11
2.6 Struktur Organisasi ........................................................ 14
BAB III DESKRIPSI UMUM PLTP KAMOJANG ................ 19
3.1 Sistem Pembangkitan PLTP Kamojang ......................... 19
3.2 Perangkat Utama PLTP Kamojang ................................ 21
3.3 Sistem Kelistrikan PLTP Kamojang .............................. 36
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............... 39
4.1 Turbine Supervisory Instrumentation (TSI): Casing
Expansion ...................................................................... 39
4.2 Casing Expansion di Turbin Unit 2 PT. Indonesia
Power Kamojang ........................................................... 43
4.3 Pengambilan Data dan Analisis Data ............................ 50
BAB V PENUTUP ................................................................... 59
5.1 Kesimpulan .................................................................... 59
5.2 Saran .............................................................................. 60
vii
DAFTAR PUSTAKA............................................................ 61
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR TABEL
xi
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
b. Materi II :
Materi II untuk menjawab tujuan kedua, yang terdiri dari
:
Studi spesifikasi dan instalasi Turbine Supervisory
Instrumentation
Studi prinsip kerja Turbine Supervisory Instrumentation
Pemahaman data hasil pembacaan Turbine Supervisory
Instrumentation pada steam turbine unit 2 PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
5
6
a) Bentuk
Karena nama yang kuat INDONESIA dan POWER
ditampilkan dengan menggunakan jenis huruf (font) yang
tegas dan kuat, yaitu futura book/regular danfutura bold.
11
b. Manager Engineering
Membantu GM dalam penyusunan anggaran keuangan dan
akuntasi, pembinaan, pengembangan, manajemen
pengelolaan lingkungan, serta melaksanakan evaluasi dari
realisasi dan pencapaian target kinerjanya. Dengan
membuat suatu analisis dan masukan kepada GM. Peranan
di perusahaan adalah memimpin dan mengelola bidang
masing – masing untuk mencapai target dan sasaran unit
bisnis. Manajer Engineer dibantukan oleh beberapa ahli
bidang, diantaranya :
BAB III
DESKRIPSI UMUM PLTP KAMOJANG
19
20
C. Separator
D. Demister
Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung
silinder yang berukuran 14.5 m3 didalamnya terdapat kisi –
kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir – butir air
yang terbawa oleh uap dari sumur – sumur panas bumi. Di
bagian bawahnya terdapat kerucut yang berfungsi untuk
menangkap air dan partikel – partikel padat lainnya yang lolos
dari separator, sehingga uap yang akan dikirim ke turbin
merupakan uap yang benar– benar uap yang kering dan bersih.
Karena jika uap yang masuk ke turbin tidak kering dan kotor,
25
E. Turbin
Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memilii
turbin sebagai penghasil gerakkan mekanik yang akan diubah
menjadi energi listrik melalui generator. Turbin yang
digunakan disesuaikan dengan keadaan dimana turbin
26
F. Generator
Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
merubah energi mekanik putaran poros turbin menjadi energi
listrik. PLTP kamojang mempergunakan generator jenis
hubung langsung dan didinginkan dengan air, memiliki 2
kutub, 3 fasa, 50 Hz dengan putaran 3000 rpm.
Sistem penguatan yang digunakan adalah rotating brushless
type AC dengan rectifier, sedangkan tegangannya diatur
dengan automatic voltage regulator (AVR). Kemampuan
generator maksimum untuk unit 1 adalah 30 MW, sedangkan
untuk unit 2 dan 3 adalah 55 MW.
Generator akan menghasilkan energi listrik bolak balik
sebesar 11,8 kV ketika turbin yang berputar dengan putaran
3000 rpm mengkopel terhadap generator. Perputaran pada
generator tersebut akan menghasilkan perpotongan gaya
gerak magnet yang menghasilkan energi listrik.
G. Transformer
Trafo utama yang digunakan adalah tipe ONAN dengan
tegangan 11,8kV pada sisi primer dan 150 kV pada sisi
sekunder. Tegangan output generator 11,8kV ini kemudian
dinaikkan (step up trafo) menjadi 150 kV dan dihubungkan
secara parallel dengan sistem Jawa – Bali. Kapasitas dari trafo
utama adalah 70.000 kVA.
H. Switch Yard
Switch yard adalah perangkat yang berfungsi sebagai
pemutus dan penghubung aliran listrik yang berada di wilayah
PLTP maupun aliran yang akan didistribusikan melalui sistem
inter koneksi Jawa – Bali.
31
I. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan
uap bekas dari turbin dengan kondisi tekanan yang hampa.
Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor,
kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan
panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray
nozzle. Uap bekas yang tidak terkondensasi dikeluarkan dari
kondensor oleh ejector. Ejector ini juga berfungsi untuk
mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi normal
dan membuat hampa kondensor sewaktu start awal. Air
kondensat dipompakan oleh dua buah pompa pendingin utama
(Main Cooling Water Pump) ke menara pendingin (Cooling
Tower) untuk didinginkan ulang sebelum disirkulasikan
kembali ke kondensor.
32
K. Cooling Tower
Cooling tower (menara pendingin) yang terpasang di PLTP
Kamojang merupakan bangunan yang terbuat dari kayu yang
telah diawetkan sehingga tahan air. Terdiri dari 3 ruang dan 3
kipas untuk unit 1, sedangkan untuk unit 2 dan 3 terdiri dari 5
ruang dengan 5 kipas hisap paksa. Jenis yang digunakan
adalah Mechanical Draught Crossflow Tower.
Air yang dipompakan dari kondensor didistribusikan
kedalam bak (Hot Water Basin) yang terdapat di bagian atas
cooling tower. Bak tesebut juga dilengkapi dengan noozle
yang berfungsi utuk memancakan air sehingga menjadi
butiran butiran halus dan didinginkan dengan cara kontak
langsung dengan udara pendingin. Setelah terjadi proses
pendinginan, air akan turun karena gaya gravitasi untuk
36
a) Sistem 150 kV
Listrik yang dihasilkan dari PLTP Kamojang Unit 1, 2, dan
3 dengan total daya yang dihasilkan yakni mencapai 140
MW akan dialirkan ke berbagai wilayah di pulau Jawa dan
Bali melalui jaringan transmisi listrik 150 kV. Tegangan
sebesar 150 kV tersebut dapat dihasilkan dengan cara
menaikan tegangan 11,8 kV yang keluar dari generator
dengan menggunakan trafo utama (step up transformator)
pada masing–masing unit (T21 dan T31). Hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi kehilangan daya pada saluran
transmisi.
b) Sistem 11,8 kV
Sistem tegangan 11,8 kV merupakan hasil dari
pembangkitan dari generator unit 1, unit 2, dan unit 3.
Tegangan 11,8 kV ini kemudian akan dialirkan ke trafo
utama step–up untuk dinaikkan menjadi sebesar 150 kV.
c) Sistem 6,3 kV
Untuk mendapatkan tegangan sebesar 6,3 kV, dipasang
beberapa transformator yaitu transformator T8 (step-down
transformator) yang menghasilkan listrik dengan tegangan
6,3 kV dari tegangan primer 150 kV. Kapasitas trafo ini
adalah 7 MWA yang berfungsi untuk menyediakan listrik
pada saat start up, baik unit 1, unit 2, maupun unit3.
Trafo T22 dan T32 (step-down transformator) yang
menghasilkan tegangan listrik 6,3 kV dari tegangan
generator 11,8 kV. Tegangan dari kedua trafo ini akan
digunakan setelah unit beroperasi normal.
d) Sistem 380/220 V
Sistem tegangan 380/220 V, dipasang beberapa trafo yaitu
trafo T5, T6, T13, T23, dan T33 yang menghasilkan listrik
dengan tegangan 380/220 V dari tegangan primer 6,3 kV.
Trafo ini digunakan untuk mensuplai peralatan-peralatan
yang berkapasitas daya di bawah 380/220 V. Seperti :
Motor-motor PS, dan perlatan gedung lainnya.
38
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
39
40
4.2.3. Kontruksi
4.2.3.1. Detektor Casing Expansion
Detektor diakomodasi dalam sebuah kotak baja.
Gambar 4.2. Menunjukkan gambaran outline dari
dimensinya. Plunger digunakan dengan tonjolan pegas
dari salah satu sisi dari kotak. Satu gir dan rak
berhubungan berisi bagian dalam plunger. Gerakan linear
dari plunger akan dikonvert ke gerakan putar. Satu set dari
gerakan putaran gir akan mengubah sudut dari
potensiometer dengan nilai yang sesuai. Rasio dari gir
adalah satu gerakan dari plunger menyebabkan ful satu
putaran potensiometer.
4.2.3.4. Recorder
Recorder adalah tipe 2-pen yang merekam casing
expansion dan differential expansion pada grafik yang sama.
Pada kasus ini, recorder merekam juga eccentricity dan
vibration.
3.5
Casing expansion (mm)
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
2.5
Voltase output (mV)
2.0
1.5
1.0
5.0
Arus (mA)
4.8
4.6
4.4
4.2
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Voltase output (mV)
𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑒𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛𝑇𝑟,2 =
(𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑒𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑑𝑦
− 𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑒𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑤𝑎𝑙 ) 𝑥 90%
+ 𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑒𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐶𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑒𝑥𝑝𝑎𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛𝜏 = ( 3.72 − 1.094)𝑥 0.9 + 1.094 = 3.4574
Maka,
600 − 𝜏 3.499291 − 3.4574
=
600 − 590 3.499291 − 3.453877
600 − 𝜏 0.041891
=
10 0.045414
0.41891 = 27.2484 − 0.045414 𝜏
𝜏 = 590.775 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Dengan demikian, waktu naik (Tr) adalah sebagai berikut
:
𝜏2 − 𝜏1 = 590.775 − 204.975 = 385.800 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Maka,
710 − 𝜏 3.675551 − 3.66748
=
710 − 700 3.675551 − 3.662489
710 − 𝜏 0.008071
=
10 0.013062
0.08071 = 9.27402 − 0.013062 𝜏
𝜏 = 703.821 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan melaksanakan kerja praktik pada PT. Indonesia
Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pemangkitan Kamojang,
kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1. PT. Indonesia Power Unit Pembangkit dan Jasa
Pembangkit Kamojang merupakan pembangkit listrik
tenaga panas bumi yang menyalurkan energi listrik ke
daerah Garut dan Bandung dengan kapasitas sebesar
55MW masing-masing unit.
2. Turbin unit 2 PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
menggunakan Turbine Supervisory Instrumention untuk
memantau kondisi turbin dan membantu mendapatkan data
yang berguna untuk proses operasional dan pemeliharaan.
Adapun fungsi instrumen ini adalah 1) mendeteksi kondisi
yang ada pada peralatan, 2) memastikan operasi pada
batasan yang aman, 3) memberikan peringatan jika ada
abnormalitas pada turbin.
3. Casing expansion adalah salah satu dari turbine
supervisory instrument yang mengindikasikan pemuaian
dari keseluruhan casing turbin dengan mengukur
pergerakan relatif antara tumpu bearing dan bantalan. Pada
PT. Indonesia Power UPJP Kamojang unit 2 digunakan
potensiometer untuk pengukurannya.
4. Pada saat start-up unit 2, casing expansion mengalami
kenaikan dan penurunan sampai akhirnya steady pada titik
tertentu, yaitu 3,72 mm pada menit ke-800. Nilai casing
expansion terkecil adalah 0,903044 mm dan nilai terbesar
adalah 3,726067 mm.
5. Berdasarkan spesifikasi sensor potensiometer pada casing
expansion turbin unit 2, didapatkan karakteristik statik
sensor yaitu, range 0-50 mm, span 50 mm, dan sensitivitas
0,8 mV/mm.
59
60
5.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan, antara lain:
1. Bagi perusahaan
Data untuk parameter turbin supervisory instrument
saat turbin start-up dapat diakses melalui control room dan
dapat diakses dalam bentuk file microsoft excel agar lebih
mudah dalam pengambilan dan pengolahan data.
2. Bagi mahasiswa
Melakukan penelitian lebih lanjut untuk turbin
supervisory instrument khususnya bagian casing
expansion saat turbin shut-down, kemudian melakukan
perbandingan dengan trend ketika turbin start-up yang
telah dikerjakan pada laporan ini.
61
DAFTAR PUSTAKA
61