Nutrisi Parenteral
Nutrisi Parenteral
Nutrisi Parenteral
PEMBIMBING:
PENYUSUN
11 2017 111
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
1
Pendahuluan
Nutrisi parenteral (NP) telah menjadi pilihan utama dalam
penatalaksanaan anak sakit kritis. Nutrisi parenteral (NP) adalah salah satu bentuk
terapi nutrisi kebutuhan nutrien diberikan melalui parenteral.1 Bentuk nutrisi
lainnya adalah nutrisi oral (NO) dan nutrisi enteral (NE).
Definisi
Nutrisi parenteral (NP) adalah suatu cara pemberian nutrien melalui jalur
intravena, yang meliputi air, asam amino, lemak, karbohidrat, elektrolit, vitamin,
mineral, dan trace elements diberikan secara parenteral.2 Nutrisi parenteral
diberikan apabila usus tidak dipakai karena sesuatu hal, misalnya : malformasi
kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikan, dan distress respirasi yang berat.
Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat
mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan.3
2
Indikasi
Kondisi Contoh
Kelainan gastrointestinal bedah Gastroschizis, omphalocele, fistel trakeoesofagus,
atresia intestinal multipel, meconium ileus dan
peritonitis, malrotasi dan volvulus, penyakit
Hirschprung dengan enterokolitis, hernia
diafragmatika
Gagal ginjal
3
Kontraindikasi
Nutrisi parenteral tidak diindikasikan pada pasien dengan fungsi intestinal masih
adekuat, di mana nutrisi masih bisa diberikan melalui oral atau selang makanan.
Selain itu kontraindikasi realtif pemberian NP terutama yang mengandung lipid
intravena adalah:7
Pertama sekali perlu dinilai status nutrisi pada saat awal memulai NP, serta
viabilitas dan kapabilitas dari saluran cerna, yaitu gaster, duodenum, yeyenum,
ileum, dan seterusnya, agar dapat menentukan kapan diberikan NP dan metode
apa yang paling baik. Algoritme terapi nutrisi dijelaskan pada gambar 1.8
4
Gambar 1 . Algoritme terapi nutrisi8
2. Menentukan tujuan NP
5
4. Menentukan kebutuhan cairan
Contoh: anak sehat dengan berat badan 20kg membutuhkan cairan = 1000 + 50 x
10ml/hari=1500ml/hari. Penambahan kebutuhan cairan karena demam = 2x12,5%
= 25% =0,25x1500ml =375ml/hari. Total kebutuhan cairan = ( 1500+375)ml/hari
=1875ml/hari.
Keadaan tertentu misalnya gagal ginjal, gagal jantung, dan penyakit paru tertentu
memerlukan restriksi cairan, oleh karenanya jumlah cairan selain NP harus
dihitung volumenya, misalnya transfusi darah, bilasan dengan NaCl atau heparin,
dan obat intravena.
Ada banyak rekomendasi dan metode yang berbeda dalam menghitung kebutuhan
kalori anak. Rekomendasi World health organization (WHO) terbukti akurat
untuk anak mulai dari Energy Expenditure (REE), yang kemudian dikalikan
dengan faktor stres berdasarkan penyakit, faktor aktifitas, dan kebutuhan untuk
tumbuh kejar, sehingga diperoleh total kebutuhan kalori dalam sehari. Pada pasien
obesitas (BB >120% dari BB ideal), rumus Schoffield yang berdasarkan TB dan
BB lebih akurat dalam memperkirakan kebutuhan energi. Berikut adalah rumus
perhitungan REE berdasarkan rekomendasi WHO dan Schoffield:10 (Tabel 4)
(Tabel 5)
6
Tabel 4. Rumus WHO.10
Namun, menentukan kebutuhan energi sehari dengan perhitungan yang lazim dipakai,
misalnya dengan menggunakan tabel di bawah ini.10 (Tabel 6)
Tabel 6. Kebutuhan energi10
7
Tentukan kebutuhan kalori (basal energy expenditure/BEE atau resting
expenditure/ REE)
Total pemakaian kalori adalah jumlah REE (resting energy expenditure) + cold
thermogenesis + diet dan aktivitas atau stres. Pada penderita-penderita yang
dirawat di ICU diet dan cold thermogenesis sedikit dan dapat diabaikan.
Faktor stres dihitung berdasar basal metabolic rate (BMR) dan bervariasi
tergantung suhu tubuh, aktivitas fisik dan luasnya jejas.
8
Tabel 7. Tabel kebutuhan kalori berdasarkan stres fisiologis11
a. Karbohidrat
9
Tabel 8. Panduan peningkatan asupan glukosa intravena (g/kg/hari) selama 4 hari pertama nutrisi
parenteral.6
Berat badan anak Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
(kg)
<3 10 14 16 18
3 – 10 8 12 14 16 – 18
10 – 15 6 8 10 12 – 14
15 – 20 4 6 8 10 – 12
20 – 30 4 6 8 <12
>30 3 5 8 <10
b. Asam amino
c. Lemak
10
risiko intoleransi lipid. Pada kondisi tertentu (mis. sepsis), sebaiknya digunakan
dosis terendah yang dapat memenuhi kebutuhan asam lemak esensial untuk
menghindari komplikasi.11
Sediaan lipid intravena pilihan adalah lipid 20%, karena larutan ini lebih efisien
pembersihannya dari darah dibanding lipid 10%. Rasio fosfolipid-trigliserida
yaitu 0.12 pada lipid 10% dan 0.06 pada lipid 20%. Fosfolipid dipercaya dapat
menghambat lipoprotein lipase, enzim utama yang berperan dalam pembersihan
lipid intravena; oleh karena itu penggunaan larutan lemak dengan rasio fosfolipid-
trigliserida yang terendah lebih disukai. 11
11
Yang lazim dipakai di rumah sakit adalah Benutrion VE. Berikut adakah
komposisinya.12 (Tabel 10)
Komposisi
L-Isoleusin 0,628 g
L-Leusin 0,698 g
L-Lisin 0,523 g
L-Metionin 0,244 g
L-Fenilalanin 0,454 g
L-Treonin 0,436 g
L-Triptofan 0,140 g
L-Valin 0,523 g
L-Arginin 0,872 g
L-Histidin 0,175 g
L-Alanin 2,314 g
L-Asam Aspartat 1,012 g
N-Asetil-L-Sistein 0,040 g
L-Asam Glutamat 2,375 g
Glisin 0,962 g
L-Prolin 1,047 g
N-Asetil-L-Tirosin 0,086 g
Nikotinamida 0,015 g
Piridoksin Hidroklorida 0,010 g
Riboflavin 5’ -Natrium Fosfat 0,625 mg
Kalium Hidroksida 0,351 g
Natrium Hidroksida 0,300 g
Kalsium Klorida.2H2O 0,184 g
Magnesium Asetat 0,134 g
Air untuk injeksi ad 250 ml
Na 30mEq/l
K 25 mEq/l
Ca 10mEq/l
Mg 5mEq/l
Asetat 5mEq/l
Cl 10mEq/l
Osmolaritas 600mOsm/l
Kandungan Nitrogen 1.8g/250ml
12
Elemen trace adalah mikronutrien yang diperlukan dalam jumlah sangat kecil
untuk metabolisme tubuh. Mikronutrien ini merupakan suplemen rutin pada NP
yang terdiri dari zinc (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), Chromium (Cr),
selenium (Se), dan molybdenum (Mo).12 Kebutuhan elemen trace ini antara lain
tercantum dalam tabel berikut: (Tabel 11)
Osmolaritas cairan perlu dihitung untuk menentukan akses yang akan dipakai
pada NP. Karena dekstrose, asam amino, dan elektrolit adalah penyumbang
terbesar osmolaritas cairan NP, maka sebelum memberikan NP dengan akses
perifer harus dihitung dulu osmolaritasnya dengan rumus sebagai berikut.(Tabel
12)12
Osmolaritas (mOsm/l) = (total gram dekstrose/l) x 5 + (total gram asam amino/l) x 10 + (total
mEq kation/l) x 2
13
8. Menentukan akses vena yang digunakan
Cara pemilihan akses vena bergantung pada lama pemberian, kebutuhan kalori,
dan status nutrisi pasien. Pada vena perifer, dapat digunakan akses ‘vena-vena
garis tengah’ (midline veins), misalnya v.basilica, v.cephalica, v.antecubiti media
dengan ujung kateter sampai vena besar di lengan atas. Lama pemberian <7-10
hari. Vena perifer tidak dapat mentoleransi larutan hipertonis, yaitu larutan yang
melebihi 700 mOsm/l. Oleh karena itu panduan konsentrasi nutrien yang
digunakan untuk mencapai osmolaritas akhir 700 mOsm/l adalah sebagai
berikut:12
Pemantauan
Pemberian NP memerlukan pemantauan yang baik, karena cara ini tidak melalui
pengaturan oleh usus dan hepar sehingga tidak melalui proses seleksi absorpsi,
detoksifikasi, dan metabolisme nutrien yang lazim sehingga kemungkinan terjadi
kelebihan atau toksisitas dapat meningkat. Panduan pemantauan NP sebagai
berikut: (Tabel 13) 12
14
Tabel 13. Pemantauan NP pada anak.12
15
Penghitungan Nutrisi Parenteral
Bila NP diberikan secara sentral atau TNP, nutrien dapat diberikan sepenuhnya
dengan cara ini. Rumah sakit yang mempunyai fasilitas pembuatan NP sendiri
dapat merancang NP secara individual sesuai dengan kebutuhan masing-masing
penderita. Langkah-langkah yang ditempuh untuk merancang nutrien yang
diberikan sebagai berikut:12
Langkah 1
Menentukan kebutuhan energi sehari dengan perhitungan yang lazim dipakai,
misalnya dengan menggunakan Tabel 6 di atas. Misalnya anak memerlukan 2250
kcal/hari.
Langkah 2
Mengalikan kcal dengan nutrien makro (karbohidrat, protein, dan lemak) yang
diinginkan.
Contoh: Anak tersebut di atas membutuhkan nutrien makro sebagai berikut:
• Karbohidrat sebanyak 55% = 0,55 x 2250 kcal/hari = 1240 kcal/hari
• Protein sebanyak 20% = 0,2 x 2250 kcal/hari = 450 kcal/hari
• Lemak sebanyak 25% = 0,25% x 2250 kcal/hari = 560 kcal/hari
Langkah 3
Menentukan total gram dengan membagi dengan kcal/g sebagai berikut:
• Dextrose = 1240 : 3,4 = 365 g
• Asam amino = 450 : 4 = 112,5 g
• Lemak 20% = 560 : 2 = 280 ml
Langkah 4
Menentukan volume nutrien makro sesuai dengan berat (g) sebagai berikut:
• Dextrose 70% = 365 : 0,7 = 520 ml
• Asam amino 15% = 112,5 : 0,15 = 750 ml
• Lemak 20% = 280 ml
16
Langkah 5
Menjumlah cairan sehari sebagai berikut:
Total cairan sehari = (520 + 750 + 280) ml = 1550 ml
Untuk mencapai kebutuhan sehari 1875 ml/hari, dapat ditambahkan air steril
sebanyak (1875 – 1760) ml = 115 ml.
17
2. Komplikasi Metabolik
Komplikasi metabolik sering terjadi pada pasien bayi baru lahir yang
menerima nutrisi parenteral. Hal ini berhubungan dengan pemberian yang
tidak adekuat dari nutrisi, cairan, elektrolit, dan elemen lain atau
ketidakmampuan dari individu untuk melakukan metabolisme pada diet yang
diberikan.12
Hiperglikemia sering terjadi selama pemberian dari nutrisi parenteral,
khususnya pada waktu konsentrasi dari glukosa pada infus meningkat, tetapi
kebanyakan pasien akan menghasilkan insulin endogen yang adekuat untuk
memetabolisme dari karbohidrat dalam beberapa jam. Penatalaksanaan dari
hiperglikemia simptomatik biasanya dengan mengurangi jumlah tetesan.12
Dosisi tinggi dari lemak atau infus cepat secara tiba-tiba dari lemak dapat
mengarah ke sindrom kelebihan lemak, ditandai dengan penyakit demam
mendadak dengan kuning dan koagulasi abnormal. Pemberian intravena dari
emulsi lemak pada bayi prematur dapat meningkatkan angka terjadinya
displasia bronkopulmoner dan retinopati. Perioksidasi pada emulsi lemak
yang tersimpan dan generasi dari radikal bebas selama infus lemak intravena
ada bayi prematur telah dilaporkan. (Tabel 14) 12
18
Tabel 14. Komplikasi Metabolik dari TPN12
Komplikasi
Karbohidrat
Hiperglikemi
Hipoglikemi
Infiltrasi lemak di hati
Hiperosmolariti dan osmotik diuresis
Peningkatan produksi co2
Protein
Hiperammoniamia azotemia
Abnormal profil asam amino dalam darah
Disfungsi hepatik
Kolestatik jaundice
Lemak
Hiperlipidemia
Sindrom lemak berlebihan
Cairan
Patent ductus arteriosus
Pulmonary oedema
Ketidakseimbangan elektrolit
Na, K, Cl
Ca, P
Defisiensi trace element dan vitamin
3. Komplikasi Mekanik
Komplikasi mekanik pada pemberian infus intravena jarang terjadi.
Ekstravasasi dari nutrisi parenteral merupakan komplikasi yang biasa terjadi
pada nutrisi parenteral melalui perifer. Walaupun cairan dengan osmolaritas
rendah tetapi tetap memiliki kemungkinan saat pemberian melalui vena
perifer mengarah kepada inflamasi dan ekstravasasi dari cairan, dimana dapat
menyebabkan nekrosis jaringan dan infeksi. Aliran intravena dapat terbentuk
clot dari pembentukan trombus, sedimen kalsium atau penyimpanan lemak.
Terdapat perdebatan mengenai posisi ideal dari central venous lines (CVL)
untuk nutrisi parenteral pada infan. Beberapa peneliti menganjurkan atriu
sebagai posisi ideal karena memberikan kemungkinan kecil untuk terjadinya
disfungsi dari kateter. Peneliti lain menganjurkan penempatan kateter pada
vena cava superior dapat mengurangi resiko dari perforasi. Pada sejumlah
19
besar literatur menunjukkan bahwa perforasi yang biasa terjadi terletak pada
atrium kanan.13 (Tabel 15)
Tabel 15. Komplikasi mekanikal dari nutrisi parenteral13
Komplikasi
Kesimpulan
Nutrisi parenteral (NP) adalah salah satu bentuk terapi nutrisi kebutuhan nutrien
diberikan melalui parenteral. NP diindikasikan untuk pasien yang tidak toleransi
terhadap pemberian makanan secara enteral selama periode waktu tertentu,
umumnya 4 atau 5 hari asupan oral tidak adekuat merupakan indikasi memulai
NP. NP tidak diindikasikan pada pasien dengan fungsi intestinal masih adekuat,
dimana nutrisi masih bisa diberikan melalui oral atau selang makanan.
NP dapat diberikan melalui jalur vena perifer atau vena sentral, dimana cara
pemilihan akses vena bergantung pada lama pemberian, kebutuhan kalori, dan
status nutrisi pasien. Dengan langkah-langkah yang benar, dan pemantauan yang
baik, pemberian NP dapat menjadi terapi primer maupun suportif pada anak.
20
Daftar pustaka
1. Villares JM, Carrión FF, Díaz JS, Muñoz PG, Sanz ML. Current use of
parenteral nutrition in a pediatric hospital; comparison to the practise 8 years
ago. Nutr Hosp. 2005; 20(1):46-51
2. Prawirohartono EP. Nutrisi parenteral. Dalam: Sjarif DR, Lestari ED,
Mexitalia M, Nasar SS, penyunting. Buku ajar nutrisi pediatrik dan penyakit
metabolik. Jilid 1. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia;2011.h.63-76
3. Shulman RJ, Philips S. Parenteral nutrition in infants and children. JPGN.
2003; 36:587-607
4. Spagnuolo MI, Pirozzi MR, Guarino A. Enteral and parenteral in pediatric
patients: main clinical indications and the fundamental role of artificial
nutrition to avoid malnutrition. Nutr Ther and Met. 2010; 28:21-4
5. Brunschweig CL, Levy P, Sheean PM, Wang X. Enteral compared with
parenteral nutrition: a meta-analysis. Am J Clin Nutr. 2001; 74:534-42
6. Koletzko B. Parenteral nutrition support. Dalam: Koletzko B, Cooper P,
Makrides M, Garza C, Uauy R, Wang W, penyunting. Pediatric nutrition in
practice. Basel: Karger; 2008.h.147-50
7. Kerner JA, Hurwitz M. Parenteral nutrition. Dalam: Duggan C, Watkins JB,
Walker WA. Nutrition in pediatrics, basic science and clinical applications.
Hamilton:BC Decker Inc.; 2008.h.777-93
8. Aquilina A, Bisson R, Brennan J, Carricato M, Connoly B, Green G, et al.
Parenteral nutrition. Dalam: Guidelines for the administration of enteral and
parenteral nutrition in paediatrics. Toronto: Sickkids; 2007.h.57-83
9. Kleinman RE. Parenteral nutrition. Dalam: Pediatric nutrition handbook. Edisi
ke-6. American Academy of Pediatrics. 2008.h.519-37
10. Burjonrappa SC, Miller M. Role of trace elements in parenteral nutrition
support of the surgical neonate. J Pedsurg. 2012; 47:760-71
11. Krohn K, Babl J, Reiter K, Koletzko B. Parenteral nutrition with standard
solutions in paediatric intensive care patients. Clin Nutr. 2005; 24: 274-80
12. Hendarto A., Nasar S.S. Aspek praktis nutrisi parenteral pada anak. Sari
Pediatri, 2002 Maret; Vol. 3 (4) : 227 – 234
21
13. Btaiche, Imad F. Review of Therapeutics Parenteral Nutrition Associated
Liver Complications in Children. Journal of Pharmacotherapy
2002;22(2):188-211
22