Biodiv Tum

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah baik
flora maupuan fauna, keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,
diantaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang mengandung protein, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber pembagun tubuh dapat berasal
dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani).
Bryophyta adalah tumbuhan darat berklorofil yang tumbuh di tempat-tempat
lembab.Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran generasi dari sporofit diploid dengan
gametofit yang haploid. Meskipun sporofit secara morfologi dapat dibedakan dari gametofit
(heteromorf), tetapi sporofit ini tidak pernah merupakan tumbuhan mandiri yang hidup
bebas. Sporofit tumbuhnya selalu dalam ikatan dengan gametofit, yang berupa tumbuhan
mandiri, menyediakan nutrisi bagi sporofit.Pada lumut, gametofitlah yang dominan. Beberapa
tumbuhan lumut masih mempunyai talus, tidak mempunyai akar, batang, dan daun.
Bryophyta yang dapat dibedakan batang, dan daunnya, belum mempunyai akar sejati, hanya
ada rhizoid (Birsyam, 2004). Menurut Pusaribu (2013) Lumut dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun.
Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut disebut tumbuhan pelopor. Lumut yang
berukuran kecil ini hidup dengan membentuk koloni dan dapat menjangkau area yang cukup
luas. Manfaat tumbuhan lumut yang sudah mati adalah sebagai unsur hara dan pupuk bagi
tumbuhan lain disekitarnya termasuk untuk lumut yang masih hidup. Diterangkan dalam al-
quran surah Al- Anbiya’ ayat 30 yang artinya:
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan
daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.” [Al Anbiyaa’: 30]
Soal asal kehidupan tidak menimbulkan keragu-raguan. Ayat tersebut dapat berarti
bahwa tiap-tiap benda hidup, diciptakan dari air sebagai bahan baku, atau tiap-tiap benda
hidup berasal dari air. Kedua arti tersebut di atas adalah sesuai dengan Sains modern yang
mengatakan bahwa kehidupan itu berasal dari air, atau air itu adalah bahan pertama untuk
membentuk sel hidup. Tanpa air tak akan ada kehidupan. Jika seseorang berbicara tentang
adanya kehidupan dalam suatu planet, lebih dahulu ia bertanya apakah planet itu mengandung
air cukup. Hasil-hasil penyelidikan modern memungkinkan kita berpikir bahwa benda-benda
hidup yang paling kuno adalah termasuk didalamnya alam tumbuh-tumbuhan. Telah
diketemukan lumut-lumut yang berasal daripada tanah-tanah yang tertua yang diketahui
manusia. Unsur-unsur alam binatang muncul kemudian; binatang juga datang dari lautan.
Pentingnya dilakukannya Praktikum Sistematika Tumbuhan Bryophyta secara langsung
adalah agar mahasiswa mengetahui tumbuhan tingkat rendah dari Sub Divisi Bryophyta
secara langsung untuk diamati bagian-bagian dan ciri-ciri khususnya kemudian digunakan
sebagai acuan dalam mengidentifikasi. Selain itu agar mahasiswa mengetahui warna, bentuk
dan habitat asli dari Divisi Bryophyta.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja bagian-bagian morfologi talus gametofit dan sporofit?
2. Apa fungsi bagian-bagian morfologi talus gametofit dan sporofit?
3. Apa saja bagian-bagian anatomi talus gametofit dan sporofit?
4. Apa fungsi bagian-bagian anatomi talus gametofit dan sporofit?
5. Apa saja bagian-bagian morfologi dan anatomi organ reproduksi jantan dan
betina?
6. Bagaimana mengkomparasikan struktur talus gametofit dan sporoft dari 5 marga
lumut yang diamati?
1.3 Tujuan
1. Menunjukkan bagian-bagian morfologi talus gametofit dan sporofit.
2. Menjelaskan bagian-bagian morfologi talus gametofit dan sporofit.
3. Menunjukkan bagian-bagian anatomi talus gametofit dan sporofit.
4. Menjelaskan bagian-bagian anatomi talus gametofit dan sporofit.
5. Menunjukkan bagian-bagian morfologi dan anatomi organ reproduksi jantan dan
betina.
6. Mengkomparasikan struktur talus gametofit dan sporoft dari 5 marga lumut yang
diamati.

1.4 Manfaat
1. Dapat mengidentifikasi sample spesies dalam divisio Bryophyta
2. Dapat mengklasifikasikan sample spesies dari divisio Bryophyta
3. Dapat mengetahui perbedaan antara kelas Lumut hati (Hepaticopsida), Lumut
tanduk (Anthoceratopsida), Lumut daun (Bryopsida).

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hepaticosida (Lumut Hati)


Menurut Soeratman (1999), lumut hati (Hepaticae) merupakan suatu kelas kecil yang
biasanya terdiri atas tumbuhan berukuran relatif kecil yang dapat melakukan fotosintesis,
meskipun selalu bersifat multiseluler dan tampak dengan mata telanjang. Lumut hati dapat
dibedakan dalam dua bentuk utama yaitu yang bersifat tipis, pipih, yang merayap dan
cenderung membentuk percabangan berulang kali yang sama besar, dan yang bersifat mirip
kormus, terdiri atas sumbu pokok merayap yang panjangnya dapat mencapai beberapa inci
yang mempinyai bagian-bagian rumit mirip daun. Bagian-bagian yang seperti daun itu hanya
setebal satu sel dan tidak mempunyai rusuk tengah, biasanya tersusun dalam dua baris,
terletak pada kedua sisi sumbu yang biasanya bgerbaring, dengan biasanya terdapat deretan
ketiga yang terdiri atas cuping-cuping yang lebih kecil di sepanjang sisi bawah sumbunya.
Dalam lumut, peningkatan talus ukuran menyebabkan mengurangi tingkat penguapan,
meningkatkan penyimpanan air, dan berkepanjangan periode keuntungan karbon bersih dalam
kondisi laboratorium (Rice, et al. 2004).

Sp 1 (Riccia)
a. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan Riccia sp. Merupakan lumut hati, termasuk dalam famili
Hepaticopsida, karakter khusus yang dimiliki adalah tidak memiliki Gemae cup. Karakter
dari Riccia sp. yaitu: Habitat berada di tempat lembab, mempunyai Rhizoid, tipe gametofit
berupa taloid, gametofit berwarna hijau muda. Tidak memiliki Gemmae cup.
Loveless (1989), menyatakan bahwa semua lumut daun dan sebagian besar lumut hati
(yaitu lumut hati yng berdaun) memiliki batang yang berdaun, tetapi pada beberapa lumut
hati (yaitu lumut hati yang bertalus) tubuh tumbuhannya berupa talus yang memipih
dorsiventral tanpa tonjolan-tonjolan berdaun. Tidak ada Bryophyta yang memiliki akar sejati,
walaupun ada penonjolan berupa rambut yang disebut rhizoid, berupa jangkar yang
menancap pada substratnya dan dapat menyerap air dan bahan terlarut. Beberapa jenis Divisi
Bryophyta memiliki system pembuluh terpusat yang sederhana pada batangnya, tetapi sama
sekali tidak ada unsure penghantar yang berlignin (trakeid dan pembuluh) dan jaringan
pembuluh sejati (xylem dan floem). Kebanyakan Divisi Bryophyta selama sebagian besar
usia hidup bergantung pada penyaluran air secara kapiler dalam ruang sempit di antara
perdaunannya yang tumpang tindih. Perkembangan jaringan pembuluh yang sangat
sederhana ini merupakan alasan mengapa Divisi Bryophyta hanya dapat tumbuh subur pada
habitat yang lembab.
Menurut Gembong (1989), Lumut hati (Hepaticae): bentuk thallusnya pipih seperti
lembaran daun. Pada permukaan ventral terdapat rhizoid dan pada permukaan dorsal terdapat
kuncup.Anteredium memiliki tangkai yang disebut anteridiofor dan tangkai arkegonium
disebut arkegoniofor.Lumut hati dapat dipakai sebagai indikator daerah lembab dan basah.

Gambar 1. Morfologi Riccia sp. a.


Rizom. b. Frond
Klasifikasi :
Klasifikasi lumut Riccia menurut
Sulietijono (2011) adalah:
Divisi: Bryophyta
Klas: Hepaticopsida

Bangsa: Marchantiales
Marga: Riccia

b. Habitat
Lumut hati merupakan anggota kelompok tumbuhan lumut yang paling sederhana.
Pada umumnya tumbuhan ini menghuni tempat-tempat lembab dengan banyak naungan.
Seperti anggota kelompok lumut lainnya, fase gametofit merupakan generasi yang
dominan pada lumut hati. Gametofit berupa talus berwarna hijau pada umumnya
berbentuk lembaran. Permukaan atas talus tampak licin, terdapat pori-pori dan beberapa
noda berwarna gelap. Pada bagian tengah terdapat alur yang searah dengan sumbu
memanjang talus. Pada permukaan bawah dijumpai rizoid, jaringan yang berupa benang
halus menyerupai akar yang berfungsi untuk melekat pada tanah atau substrat tempat
tumbuhnya. Rizoid ini berbeda dengan akar yang sesungguhnya, karena tidak memiliki
jaringan vaskuler.
Menurut sulisetjono (2011) habitat dari famili Ricciaceae marga Riccia,
meruapakan marga yang paling luas penyebarannya, ditemukan di semua pelosok dunia.
Kecuali R. fluitans yang hidup di air aquatik mengapung, habitat spesies Riccia yang lain
ada di daratan/tanah

c. Tabel deskripsi
FAMILI : Hepaticopsida
NAMA ILMIAH/ NAMA LOKAL: Lumut Hati
KARAKTER KHUSUS FAMILI : Tidak memiliki gemmae cup

NO CHARACTER CHARACTER STATE


1 PLANT Habit Lembab
RHIZOID (+/-) Positif +
2 GAMETOPHYTE Type
(Hornworth)
Thallus colour
(Liverworth) +
Gametophyte type Thaloid
(Leafy/Thalloid)
Gametophyte colour Hijau muda
Gemmae cup (+/-) Tidak ada
Antheredium (+/-) -
Arkhegonium (+/-) -
(Moss)
Leaf colour
Leaf shape
Leaf edges
Leaf midrib
Leaf bases
3 SPOROPHYTE (+/-) -
SPOROPHYTE Type
(Hornworth)
Involucre (+/-)
Sporophyte (Mature/no)
(Liverworth) -
(Moss)
Seta shape
Seta surface
Seta colour
Capsule shape
Capsule orientation
Capsule surface
Calyptra (+/-)
Operculum (+/-)
Peristome (+/-)
Sp 2 (Marchantia)
a. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan Marchantia memiliki nama lokal lumut hati,
termasuk famili Hepaticopsida, karakter khusus yaitu memiliki gemmae cup, habitat di
tempat lembab, terdapat rhizoid yang terletak dibagian bawah, tipe gametofit berupa
talus, warna gametofit hijau, pada saat pengamatan gemmae cup tidak terlihat, umunya
memiliki anteridium namun saat pengamatan tidak terlihat, tidak memiliki arkegonium,
dibagian bawah terdapat sisik, talus pada marchantia lebih besar daripada riccia.
Salah satu contoh lumut hati yang terkenal adalah Marchantia yang banyak
dijumpai pada batuan lembab di sepanjang bantaran sungai. Talus Marchantia selalu
membentuk percabangan menggarpu (dikotom) pada bagian ujungnya. Bagian tengah
talus lebih tebal, kira-kira terdiri atas 30 lapis sel, sedangkan pada bagian tepi lebih tipis,
terdiri atas sekitar 10 lapis sel. Pada setiap ujung cabang terdapat noktah yang
merupakan jaringan meristem. Pembelahan sel-sel pada jaringan tersebut menyebabkan
pertumbuhan talus (Sulistyaningsih, 2007).
Pada beberapa jenis lumut hati, misalnya Marchantia dan Lunularia, gametofit
memiliki struktur khas berbentuk seperti mangkok yang disebut gemmae cup (piala
tunas). Gemmae cup berfungsi sebagai alat reproduksi secara vegetatif karena di
dalamnya terdapat gemmae atau tumbuhan lumut kecil yang bila terlepas dan terpelanting
oleh air hujan akan tumbuh menjadi lumut baru. Selain dengan gemmae cup, reproduksi
vegetatif lumut hati juga dapat dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian
tubuhnya). Pada umumnya, lumut hati berumah dua, misalnya Marchantia sp (Paryono,
dkk. 2017).
Menurut Mundir, dkk (Tanpa tahun) terdapat beberapa macam jenis Marchantia:
1. Marchantia polymorpha (L.). Berbentuk lembaran-lembaran dengan daun yang
berwarna hijau dan bagian-bagian tepinya berlekuk seperti kuping, lumut ini tumbuh
menggerombol dan tingginya hanya beberapa sentimeter. Rhizoid yang berada di
bawah permukaan daunnya berfungsi untuk mengumpulkan zat hara dari tanah.
Hanya terdiri atas rhizoid dan thalus, biasanya tersusun berkelompok (cluster).
2. Marchantia streimannii Bischler Lumut ini termasuk ke dalam lumut hati
berthalus. Umumnya tumbuhan epifit di batu atau terrestrial diatas permukaan tanah.
Struktur tubuh gametofitnya hanya terdiri atas rhizoid dan thalus. Rhizoid membantu
melekatkan thalus di atas substrat, biasanya tersusun berkelompok (cluster). Aneura
sp.
Gambar 2. Morfologi Marchantia sp.
d. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Marchantia menurut Gembong (1989) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Marchantiopsida
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Spesies : Marchantia polymorpha

b. Habitat
Spesies ini ditemukan di seluruh dunia, mulai dari tropis hingga dengan iklim kutu
b. Tumbuh di tanah lembab, bebatuan di tempat yang lembab seperti tepi sungai dan tepi
kolam renang dan rawa
Riccia fluitans Riccia fluitans ditemukan pada substrat tumbuh berupa tanah di
taman terbuka dan taman yang terdapat pepohonan maupun rerumputan. Warna talus
hijau muda dan tepian talus rata (entire). Talus berbentuk roset tidak penuh dan kecil
memanjang dengan pemanjangan talus menyerupai bentuk huruf Y. Alur tengah talus
lebih tampak pada ujung talus. Riccia sorocarpa R. Sorocarpa ditemukan pada substrat
tumbuh berupa tanah ditaman terbuka dan taman yang terdapat pepohonan maupun
rerumputan. Talus berwarna hijau dan tepian talus (entire) Talus membentuk percabangan
roset tidak penuh. Ujung talus melebar dan alur pada ujung talus membentuk huruf V
(Paryono, dkk. 2017).
Menurut Marisa (2016), Marchantia sp tinggal di Alpine kolam, EH Lohbrunner
Alpine Garden. Hal ini dianggap sebagai gulma oleh tukang kebun dan hortikultura,
tetapi di awal musim semi itu adalah yang paling menarik, dalam mode reproduksi.
tanaman jantan memiliki tegak batang dan perempuan liverwort acara batang mirip tapi
bukannya piring ada payung seperti disc dengan banyak lobus bawah menunjuk

c. Tabel deskripsi

FAMILI: Hepaticopsida
NAMA ILMIAH/ NAMA LOKAL: Lumut hati/ Marchantia sp.
KARAKTER KHUSUS FAMILI: Memiliki gemmae cup

NO CHARACTER CHARACTER STATE


1 PLANT Habit Tempat lembab
RHIZOID (+/-) Positif +
2 GAMETOPHYTE Type
(Hornworth)
Thallus colour
(Liverworth) +
Gametophyte type Thalloid
(Leafy/Thalloid)
Gametophyte colour Hijau
Gemmae cup (+/-) Negatif -
Antheredium (+/-) Punya tapi tidak terlihat
Arkhegonium (+/-) Negatif -
(Moss)
Leaf colour
Leaf shape
Leaf edges
Leaf midrib
Leaf bases
3 SPOROPHYTE (+/-)
SPOROPHYTE Type
(Hornworth)
Involucre (+/-)
Sporophyte (Mature/no)
(Liverworth) +
(Moss)
Seta shape
Seta surface
Seta colour
Capsule shape
Capsule orientation
Capsule surface
Calyptra (+/-)
Operculum (+/-)
Peristome (+/-)
2.2 Bryopsida (lumut daun)
Sp 1 (leucobrium)
a. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan Bryopsida memiliki nama lokal lumut daun, famili
Bryopsida, jenis lumut yang diamati pada praktikum ini adalah Leucubrium sp. Karakter
khusus yang dimiliki yaitu terdapat midrib, habitat berada di tempat lembab, memiliki
Rhizoid, warna daun pada lumut berwarna hijau, bentuk daun linear, tepi daun rata,
pangkal daun runcing. Ciri lain adalah memiliki seta, terdapat sporangium, talus jantan
berbentuk seperti bulat kapsul, talus betina seperti botol.
Briofita yang paling terkenal adalah lumut daun (Moss). Hamparan lumut
memiliki sifat seperti karet busa yang memungkinkannya untuk menyerap dan menahan
air. Masing-masing tumbuhan yang ada dalam hamparan tersebut melekat pada substrat
dengan sel yang memanjang atau filamen seluler yang disebut rhizoid. Sebagian besar
fotosintesis terjadi pada bagian atas tumbuhan, yang memiliki banyak tambahan seperti
batang dan seperti daun. Akan tetapi batang, daun dan akar (rhizoid) lumut daun tidak
homolog dengan struktur yang sama pada tumbuhan vaskuler. Akan tetapi bila tidak
terlalu teliti kita melihat daun dari lumut daun ( Moss ) sangat mirip daun pada tanaman
tingkat tinggi (Pratiwi, 2010).
Menurut Gembong (1989), Lumut daun (musci): bentuk thallusnya seperti
tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun
spiral. Baik batang maupun daun belum memiliki jaringan pengangkut. Pada bagian dasar
batang semu terdapat rhizoid yang berupa benang halus dan berfungsi sebagai akar.Pada
bagian pucuk terdapat alat pembiakan seksual berupa anteredium dan arkegonium.
Contohnya: Spaghnum yang hidup di rawa dan merupakan komponen pembentuk tanah
gambut.

Gambar. Morfologi Bryopsida sp.


b. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari bryopsida menurur Gembong (1989) adalah sebagai berikut:
Regnum: Mucsi
Division: Bryophyta
Ordo: Bryoceales
Family: Bryopceae
Genus: Briopsida
Species: Bryopsida
c. Habitat
Prawirohartono (1989), menyatakan bahwa lumut dapat tumbuh di atas tanah-
tanah yang gundul yang periodic mengalami kekeringan, bahkan di atas pasir yang
bergerak pun tumbuhan ini edapt hidup. Kebanyakan dari lumut-lumut daun suka akan
tempat-tempat yang basah, tetapi ada p-ula yang tumbuh di tempat yang kering. Beberapa
macam di antaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan sampai bertahun-
tahun. Pada tempat yang kering lumut membentuk talus yang berupa bantal atau gebalan,
dan di atas tanah-tanah hutan sering kali merupakan suatu lapisan yangyang menyerupai
beludru. Dalam hutan-hutan di pegunungan daerah tropik batang-batang dan cabang-
cabang pohon-pohonanpenuh dengan lumut-lumut yang menempel berupa bantalan atau
bergantungan dari semua bagian tanaman hingga hutan iti pohon-pohonnya seakan-akan
penuh dengan lumut yang selalu mencucurkan air. Suasana dalam hutan yang demikian
amat lembab, berkabut, dari itu hutan tadi sering disebut hutan lumut atau hutan berkabut.

d. Tabel deskripsi

FAMILI:Bryopsida
NAMA ILMIAH/ NAMA LOKAL:Lumut daun/ Leucobrium sp.
KARAKTER KHUSUS FAMILI: Mempunyai midrib
NO CHARACTER CHARACTER STATE
1 PLANT Habit Tempat lembab
RHIZOID (+/-) Positif +
2 GAMETOPHYTE Type
(Hornworth)
Thallus colour
(Liverworth)
Gametophyte type
(Leafy/Thalloid)
Gametophyte colour
Gemmae cup (+/-)
Antheredium (+/-)
Arkhegonium (+/-)
(Moss) Ada
Leaf colour Hijau
Leaf shape Linear
Leaf edges Ada
Leaf midrib Runcing
Leaf bases
3 SPOROPHYTE (+/-)
SPOROPHYTE Type
(Hornworth)
Involucre (+/-)
Sporophyte (Mature/no)
(Liverworth)
(Moss)
Seta shape
Seta surface
Seta colour
Capsule shape
Capsule orientation
Capsule surface
Calyptra (+/-)
Operculum (+/-)
Peristome (+/-)

2.3 Anthocerotopsida (lumut tanduk)


Sp 1 (Anthoceros)
a. Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan Anthocerotopsida memilki nama lokal adalah lumut
tanduk, tergolong famili Anthocerotaeae pengamatan yang dilakukan menggunakan
spesieslumut tanduk Anthoceros. Berdasarkan hasil pengamtan karakteristik dari lumut
tanduk ini adalah: karakter khusunya adalah tidak berbentuk roset, habitat di tempat
lembab, memilki rhizoid, tipe gamteofit lumut tanduk talus berwarna hijau. Sporofit ada
memiliki penutup, sudah membentuk sporofit. Lumut tanduk terdapat 3 jenis yaitu:
1. Foliocheros: tidak berbentuk roset
2. Anthoceros: berbentuk roset (bertumpuk-tumpuk)
3. Sporoceros: berbentuk sporofit
Lumut tanduk, lumut yang mendekati kekerabatan paku, memiliki infolukrum yaitu
selaput yang menyelubungi lumut tanduk.
Menurut Gembong (1989), Lumut Tanduk (Anthoceratopsida). Bentuk tubuhnya
seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang.Sel
lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.Hidup di tepi sungai, danau, atau
sepanjang selokan.Reproduksi seperti lumut hati.Contohnya Anthocerros sp.
Sebagai fungsi sporophyte lumut untuk memproduksi dan membubarkan spora,
pemilihan harus mendukung sporofit tinggi yang ditinggikan di atas gametofit dan di
atas lapisan batas menjadi trans- jarak jauh porting pada arus udara
Gambar. Morfologi Anthoceros sp.
b. Klasifikasi
Menurut Sulisetijono (2016) adapun klsifikasi dari lumut tanduk (Anthoceros)
Divisi : Bryophyta
Klas : Anthocerotopsida
Bangsa : Anthocerotales
Suku : Anthocerotaceae
Marga : Anthoceros
c. Habitat
Menurut Sulisetijono (2016), tumbuhan lumut ini penyebaraanya kosmopolitan.
Habitatnya tanah liat yang lembab atau batu-batuan yang sangaat lembab dan teduh.
Biasanya tumbuh di tebing-tebing jalan gunung, tebing sungai, atau di pinggir kolam.
Jenis yang ditemukan lebih dari 200 spesies; diantaranya A. himalayensis (bersifat
perenial: tumbuh terus sepanjang tahun), dan A. erectus (bersifat annual: tumbuh hanya
pada musim tertentu.
Tumbuhan lumut sering dijumpai di tempat tempat yang lembab dan basah,
misalnya di hutan dan hidup menempel pada berbagai substrat, antara lain misalanya
tanah dalam rimba, batu-batu, cadas-cadas, gambut, kulit pohon, dan lain lain (Wati, dkk.
2016).

d. Tabel deskripsi

FAMILI: Anthocerotaeeae
NAMA ILMIAH/ NAMA LOKAL: Lumut tanduk/ Anthoceros
KARAKTER KHUSUS FAMILI: tidak berbentuk roset
NO CHARACTER CHARACTER STATE
1 PLANT Habit Tempat lembab
RHIZOID (+/-) Positif +
2 GAMETOPHYTE Type Ada
(Hornworth) Ada
Thallus colour Hijau muda
(Liverworth)
Gametophyte type
(Leafy/Thalloid)
Gametophyte colour
Gemmae cup (+/-)
Antheredium (+/-)
Arkhegonium (+/-)
(Moss)
Leaf colour
Leaf shape
Leaf edges
Leaf midrib
Leaf bases
3 SPOROPHYTE (+/-) Positif +
SPOROPHYTE Type
(Hornworth)
Involucre (+/-) Positif +
Sporophyte (Mature/no) Mature
(Liverworth)
(Moss)
Seta shape
Seta surface
Seta colour
Capsule shape
Capsule orientation
Capsule surface
Calyptra (+/-)
Operculum (+/-)
Peristome (+/-)

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut.
Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan,
bebatuan atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang
terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab. Ukuran
tinggi tubuh ± 20 cm. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung
kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya dan sebagainya.
Klasifikasi Bryophyta (lumut) antara lain Lumut daun (Bryopsida), Lumut tanduk
(Anthocerotaceae) dan Lumut hati (Hepaticeae). Reproduksi lumut bergantian antara
seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang
dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet
-gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.

Anatomi dan morfologi talus gametofit dan sporofit:

Penyusun lumut:

gametofit: rizoid , kaulodia, dan filodia

Sporofit : Kaliptra ,kolumela, vaginula

1. Gametofit lumut tanduk: berbentuk cakram, bersifat dorsiventral, adanya risoid,


penyusun talus bersifat homogen, meiliki kloroplas, bagian ventral gametofit terdapat
stoma.
Sporofit lumut tanduk: terdiri dari kaki dan kapsul, tidak memiliki seta, sporofit tidak
bertangkai dan mempunyai bentuk seperti tanduk
2. Gametofit lumut hati: gametofit berupa talus dan berbentuk lembaran-lembaran
seperti hati.
Sporofit lumut hati: sporofit selalu tumbuh dan berkembang di dalam gametofit
betina.
3. Gametofit lumut daun: gametofit berupa talus yang bentuknya seperti tumbuhan
kecil.
Sporofit lumut daun: tumbuh pada gametofitnya atau pada tumbuhan lumut itu
sendiri.bersifat parasit
Berdasrakan pengamatan perbandingan antara 5 marga lumut yang diamati memiliki talus
gametofit dan sporofit yang sama.

3.2 Saran
Dalam praktikum ini harus dengan teliti agar hasilnya lebih tepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Lovelles. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2. Jakarta: Gramedia.

Marisa. 2016. Change of Marchantia sp. Site and colour related to distance from water rejurce in

ceghup embun, south sumatera. Biological research journal. Vol.2, No.1.

Mundir, dkk. (Tanpa tahun). Inventarisasi lumut terestial di kawasan wisata air terjun irenggolo

kabupaten kediri. Seminar nasional & pendidikan Biologi FKIP UNS.

Paryono, dkk. 2017. Inventarisasi Lumut Hati Bertalus Kompleks (Kelas Marchantiopsida) Di

Taman Kota Pontianak. Protobiont. Vol. 6 (2) : 16 – 21

Pasaribu. 2013. Studi pendahuluan lumut di lau kamar, kabupaten karo. Prosiding semirata

FMIPA Universitas Lampung.

Pratiwi, 2010. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan metode proyek

dan resitasi ditinjau dari kreativitas dan konsep diri (self concept) j.

Prawirohartono, Slamet. 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Rice & Nicole. Chusion size, surface roughness, and the control of water balance and carbon flue

in the cushion moss Leucobrium Glaucamn(Leucobry aceae). American journal of botany

91(8): 1164-1172.

Rose, et al. 2016. Ahpe analysis of moss (Bryophyta) sporophytes: Insights into land plant

evolution. American journal of botany. 103 (4): 652-662.

Soeratman. 1999. Penggelompokan Tumbuhan Bryophyta. Jakarta: Erlangga.

Sulisetijono. 2011. Botani tumbuhan lumut. Malang: UIN malang.

Sulistyaningsih. 2007. Struktur dan perkembanagan ganggang, lumut, dan tumbuhan paku.

Modul 1.

Sumila. 2015. Identifikasi tumbuhan epifit berdasarkan ciri morfologi dn anatomi batang di hutan
perhutani sub BKPH kedunggalar, sondo dan natah. Jurnal floera. Vol. 2, No.1.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonnomi tumbuhan (Schizophita, Thallophyta, Bryophita,

Pteridophita). Yogyakarta: Gadjah mada University Press.

Wati, dkk.2016. Keanekaragaman hayati tanaman lumut (Bryophita) di hutan sekitar waduk

kedung brubus kecamatan pilang keceng kabupaten madiun. Jurnal floera. Vol. 3, No. 1.
LAMPIRAN PERTANYAAN

1. Ada berapa macam rhizoid pada marchantia?


Pada bidang ventral muncul banyak sekali rhizoid yang merupakan perpanjangan sel
epidermis bawah. Ada dua macam rhizoid, yitu rhizoid bersekat tidak sempurna dan rhizoid
berdinding halus, selain itu juga tumbuh sisik. Berbentuk pipih dan terbentuk dari banyak sel.
2. Dipandang dari susunan daerah fotosintesis, menurut anda manakah yang lebih maju
antara Riccia dan Marchantia? Jelaskan mengapa?
Menurut saya lebih maju Marchantia, karena dibandingkan dengan Riccia, struktur talus
Machantia lebih kompleks. Struktur dalam talus dapat dibedakan menjadi tiga daerah, yaitu
1) daerah epidermis, 2) daerah fotosistesis, 3) daerah penyimpanan makanan. Sedangkan pada
riccia hanya tersusun atas dua daerah yaitu daerah fotosintesis/asimilasi, dan daerah
penyimpanan makanan.
3. Apakah bukti bahwa gametangiofor marchantia berkembang dari lobus talus gametofit?.
Pada periode gametofit yang telah dewasa susunan tubuh sebagai berikut. Struktur luar
dan struktur dalam. Pada struktur luar tubuh tersusun dari talus dorsi-ventral yang berwarna
hijau, pipih, gelap, bercabang dikotom. Percabangan talus disebut lobus dari talus. Jika talus
telah dewasa, pada bidang dorsal tumbuh gametangiofor (struktur pembawa alat kelamin)
yang berbentuk seperti payung. Arkegoniofor (pembawa arkegonium, dan anteridiofor
(pembawa anteridium).
4. Apakah fungsi sel elater?.
Elater sel atau bagian sel yang membantu penyebaran spora, elater berubah bentuk karena
mereka kehilangan atau memperoleh air, dan kemudian akan mendorong terhadap sekitarnya
spora
5. Bagaimana proses terlepasnya gemmae dari kupula?.
Gemma ini tumbuh pada taus bagian atas. Pada Marchantia, kupula berbentuk mangkuk
dan gemmanya sangat kecil berbentuk lensa yang menempel pada tangkai pendek di dasar
kupulla. Gemma dapat terleapas bebas oleh air hujan dan dapat terbawa agak jauh dari
tetuanya. Bilamana gemma melekat pada bagian pipih di tanah, maka dari bagian bawahnya
keluar rizoid, lalu talus yang baru akan muncul.

Anda mungkin juga menyukai