Laporan Praktikum Acara I, II, III
Laporan Praktikum Acara I, II, III
Laporan Praktikum Acara I, II, III
ILMU TANAH
(GEL 0104)
Disusun oleh :
Nama : Aji Wijaya Abadi
NIM : 17/408904/GE/08447
Hari, Jam : Jumat, 09.00-11.00 WIB
Asisten : 1. Rumaisha
I. TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi kondisi morfologi tanah di lapangan.
2. Mengetahui dan memahami cara penggunaan alat dan bahan yang dibutuhkan dan
digunakan pada saat lapangan.
3. Menentukan dan melakukan sampling tanah dengan teknik yang sesuai dengan kondisi
di lapangan.
Cetok
Bor tanah
Pipet
Tabung reaksi
Larutan KCl
Larutan H2O2 3%
Ring Permeabilitas
Karet gelang
Smartphone
Checklist lapangan
Keterangan
Input
Proses
Output
Curah hujan tidak hanya berdampak pada kadar air di dalam tanah, tetapi juga
mempengaruhi konfigurasi DAS. Dengan luas 300 ha, DAS Bompon memiliki kondisi
morfologi yang beragam dari wilayah hulu, tengah, dan hilir dan didominasi oleh lereng
yang memiliki kemiringan rata-rata lebih dari 15% (Malik dan Sartohadi, 2016). Secara
umum, lereng di DAS Bompon diklasifikasikan menjadi tiga zona yaitu zona residual,
zona erosional, dan zona deposisional. Setiap zona merepresentasikan aktivitas
geomorfik yang dominan terjadi. Zona residual merupakan zona yang hampir tidak
terusik dalam artian pengolahan dan pemanfaatan lahan yang minimum. Faktor alami
seperti curah hujan yang lebih dominan bekerja. Sehingga, karakteristik fisik dan kimia
tidak mengalami dinamika yang signifikan. Pada zona erosional, kemiringan lereng
curam sehigga tanah mengalami erosi yang intensif. Hal ini menyebabkan karakteristik
fisik dan kimia tanah mudah berubah-ubah karena materialnya selalu diperbaharui serta
tidak cukup waktu yang diperoleh untuk perkembangan lapisan tanah. Pada lereng ini
ditemukan bentuk konservasi seperti pemotongan lereng dan terasiring. Zona
deposisional memiliki morfologi yang lebih landai sehingga material induk tanah dapat
terendapkan dan material memperoleh waktu untuk perkembangan tanah lebih lanjut.
Selain itu, pada zona ini pengolahan dan pemanfaatan lahan lebih intesif yang
dibuktikan dengan banyaknya lahan pertanian basah seperti sawah.
Selain lereng, vegetasi juga berpengaruh pada proses perkembangan tanah.
Vegetasi yang umum dijumpai di DAS Bompon antara lain bambu, salak, kelapa,
sengon, ketela, dan empon-empon (Rokhmaningtyas dan Setiawan, 2017). Keberadaan
vegetasi menyebabkan karakteristik fisik dan kimia tanah berubah. Sistem perakaran
tumbuhan menyebabkan lapisan tanah atas mempunyai aerasi yang baik (Gambar
4.b.2). Unsur organik maupun anorganik yang ada di lapisan atas akan terangkut
bersama air dan mengubah komposisi kimiawi tanah.
Secara lebih rinci, pemahaman karakteristik tanah baik secara fisik maupun
kimia dapat dilakukan dengan pengambilan sampel tanah. Terdapat tiga macam sampel
tanah yaitu contoh tanah terganggu (disturbed soil sample), agregat tidak terganggu
(undisturbed soil aggregate), dan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed soil
sample) (Suganda dkk, 2012). Pengambilan sampel tanah di DAS Bompon dilakukan
di dua titik di dua zona berbeda. Sampel pertama diambil pada sebuah pit di zona
residual dan sampel kedua diambil melalui pembuatan lubang bor (borehole) di zona
deposisional. Kedua sampel tersebut termasuk contoh tanah terganggu. Contoh tanah
terganggu merupakan contoh tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul, sekop
atau bor tanah dari kedalaman tertentu (Suganda dkk, 2013). Hasil pengujian
karakteristik fisik dan kimia tanah pada dua sampel tanah yang berbeda ditampilkan
pada tabel 4.b.1.
Tabel 4.b.1.Hasil Identifikasi Tanah di Zona Residual dan Deposisional DAS Bompon
Parameter Zona Residual Zona Deposisional
Uji Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 1 Lapisan 2
Jeluk (cm) 0-12 12-85 85-135 0-40 40-150
Cokelat
Cokelat Cokelat tua Cokelat Cokelat
Warna muda
kemerahan kemerahan kemerahan kehitaman
kemerahan
Gumpal Gumpal Gumpal
Granuler – Granuler -
Struktur Membulat Menyudut Membulat
Lemah Lemah
- Sedang - Kuat – Lemah
Lempung Lempung
Lempung Lempung Lempung
Tekstur liat liat
liat bergeluh bergeluh bergeluh
bergeluh bergeluh
Konsistensi Kering Kering Lembab Lembab Basah
Akar Akar
Akar serabut Akar serabut
tunggang tunggang Tidak ada
Perakaran densitas densitas
densitas densitas perakaran
tinggi tinggi
kecil sedang
pH Aktual 5 5 5 5-6
pH
5 5 4-5 5-6
Potensial
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Fe dan Mn
bercak Tidak bercak bercak bercak
Bahan Berbuih dilakukan Berbuih Berbuih Berbuih
Organik banyak pengujian sedikit sedikit banyak
Berbuih Tidak Tidak Tidak
CO3 Bebas
sedikit berbuih berbuih berbuih
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Drainase
bercak bercak bercak bercak
E : 396318,995 mT (49S) E : 397033,392 mT (49S)
Posisi
N : 9165548,014 mU N : 9164507,738 mU
Geografis
Z : 520,78 m Z : 446,57 m
Sumber : Checklist Lapangan Ilmu Tanah 2018, diolah
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Morfologi tanah di DAS Bompon bervariasi dari zona residual yang memiliki morfologi
berombak-berbukit hingga zona deposisional yang memiliki morfologi datar-landai.
Morfologi terkait dengan variasi kemiringan lereng yang dapat mempengaruhi proses
perkembangan tanah.
2. Persiapan alat-alat untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia tanah dapat
dikategorikan menjadi persiapan sampling tanah dan alat untuk pengujian karakteristik
fisik dan kimia tanah. Karakteristik tanah di DAS Bompon bervariasi baik dari segi
warna, struktur, tekstur, pH, drainase, kandungan zat kimia, dan sebagainya. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengaruh faktor-faktor pembentuk tanah baik yang alami
maupun manusia.
3. Metode sampling tanah dapat dilakukan pada tanah yang terganggu dan tanah yang
tidak terganggu. Pengambilan sampel tanah untuk identifikasi karakteristik fisika dan
kimia tanah di DAS Bompon dilakukan pada tanah terganggu akibat tubuh tanah yang
terkoyak oleh alat sampling tanah yaitu bor tanah, sekop, dan cetok.
DAFTAR PUSTAKA
Boedianto, Yoesep dan Junun Sartohadi. 2016. Keterdapatan Sensitive Clay Pada Lokasi
Longsorlahan di DAS Bompon, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Laporan
Penelitian. Universitas Gadjah Mada.
Malik, R. F. dan Junun Sartohadi. 2016. Pemetaan Geomorfologi Detail Menggunakan
Teknik Step-Wisegrid di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bompon Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Universitas Gadjah Mada.
Rokhmaningtyas, R. P. dan M. A. Setiawan. 2017. Estimasi Kehilangan Tanah Aktual
Terkait Pengaruh Vegetasi di DAS Bompon Kabupaten Magelang. Laporan
Penelitian. Universitas Gadjah Mada.
Sartohadi, Junun dkk. 2016. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suganda, Husein, dkk. 2013. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Bogor : Balai
Penelitian Tanah Balitbang Pertanian.
Vorob’eva, L.A. dan A. A. Avdon’kin. 2006. Potential Soil Acidity: Notions and
Parameters. Jurnal Eurasian Soil Science, Vol. 39, No. 4, Hal. 377–386.