Makalah Sediaan Parenteral
Makalah Sediaan Parenteral
Makalah Sediaan Parenteral
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing :
Tahun 2017/2018
1. Pengertian
Parenteral berasal dari kata “para enteron” (Yunani) yang berarti
“menghindari usus”. Sediaan parenteral dapat difenisikan sebagai obat steril,larutan,
atau suspensi yang dikemas dengan cara yang sesuai untuk pemberian melalui
suntikan hiperdemis, baik dalam bentuk siap pakai maupun bentuk yang perlu
ditambahkan pelarut yang sesuai atau agen pensuspensi. Sediaan parenteral ialah
sediaan yang berupa larutan dalam air yang mengandung bahan aktif yang sama
dalam konsentrasi yang sama dan menggunakan eksipien yang sama dengan
konsentrasi yang sebanding. Bentuk sediaan parenteral (di luar usus) dapat berupa
larutan, suspensi, emulsi, dan serbuk steril dalam air atau minyak. Pencampuran
sediaan parenteral yaitu kombinasi penggunaan dua jenis obat atau lebih.
Produk parenteral didesain dan digunakan tanpa melalui mulut serta tidak
melawati saluran cerna tetapi melalui pembuluh darah. Untuk memperoleh efek yang
lama atau kerja depo, bentuk sediaan dapat dibuat suspensi dalam minyak yang hanya
dapat disuntikkan secara intramuskular (i.m), yaitu melalui otot.
2) Sediaan parenteral volume kecil adalah sebagai obat steril yang dikemas dalam
wadah di bawah 100ml,
Kategori parenteral volume kecil:
a. Produk permaseutikal yang terdiri dar bahan kimia organic dan anorganik
dalam larutan, suspense, emulsi, produk freezedried atau sebagai serbuk
steril.
b. Produk biologi yang disiapkan dari sumber bologi meliputi vaksi,
taksoid,ekstrak biologi.
c. Zat pendiaknosa seperti media kontras sinar x.
d. Produk radiofarmasi untuk deteksi dan diagnosis.
e. Produk bakteriologi.
f. Produk liposom dan lipid.
g. Produk gigi seperti anestetik lkal.
Jenis
Cair
Serbuk
Harus direkontitusi terlebih dahulu
Tablet susuk
4. Klasifikasi
1. Larutan dalam air.
Obat padat dengan partikel halus disolusi lalu obat larut dalam cairan tubuh,
didifusi dan partisi, sehingga obat diserap
2. Larutan dalam minyak.
Obat larut dalam minyak, dipartisi lalu obat larut dalam cairan tubuh didifusi dan
partisi, sehingga obat diserap.
3. Emulsi
Obat larut dalam fase minyak, dipartisi, sehingga obat larut dalam fase air, lalu di
didifusi dengan pencampuran pengenceran, lalu obat larut dalam cairan tubuh.
4. Susfensi dalam minyak.
Obat larut dalam fase air, dipartisi, sehingga obat larut dalam fase minyak, di
partisi ke cairan jaringan, lalu obat larut dalam cairan tubuh, lalu di difusi dan di
partisi, sehingga obat diserap.
5. Contoh
Cair
Contoh : cairan infus
Nacl 0,9% (normal saline)
Neurobion injeksi
Lidocaine
Serbuk
Contoh : antibiotika
Ampicilin
Tablet susuk
Daftar pustaka