Anatomi Dan Fisiologi - Hipertensi
Anatomi Dan Fisiologi - Hipertensi
Anatomi Dan Fisiologi - Hipertensi
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Hipertensiadalahpeningkatantekanandarahsistoliksedikitnya 140mmHg
atautekanan diastolic sedikitnya 90mmHg. SedangkanmenurutRusdi (2009),
hipertensiadalahpenyakitkelainanjantung yang
ditandaiolehmeningkatnyatekanandarahdalamtubuh. Seseorang yang
terjangkitpenyakitinibiasanyaberpotensimengalamipenyakit-penyakitlain, seperti
stroke danpenyakitjantung.
Hipertensisistolikterisolasibentukhipertensi yang paling menonjolpadalansia,
definisinyajikatekanandarahsistolik 140mmHg ataulebihdengantekanan diastolic
kurangdari 90mmHg. Sejalandenganbertambahnyausua, hamper setiap orang
mengalamikenaikantekanandarah (Potter & Perry, 2005)
Jadidapatdisimpulkanbahawahipertensiadalahsuatupeningkatantekanandarahde
ngantekanandarahsistolik 140mmHg ataulebihdantekanan diastolic kurangdari
90mmHg.
Sel endotel pada lapisan tunika intima tidak saja mempunyai fungsi
antitrombotik, dan dapat juga memprouksi molekul bersifat adhesi yang berperan
penting dalam respon inflamasi pada dinding arteri. Namun sacara hemodinamik,
fungsi yang terpenting adalah interaksi dengan otot polos pembuluh darah dalam
meregulasi diameter lumen pembuluh darah.
Endotel pun memberikan respon terhadap tangensial terhadap aliran darah
akibat friksi (share force). Akibat share force tersebut endotel melepaskan mediataor
yang mengurangi akiabat gaya tangensial tersebut. Mediator tersebut antara lain NO,
prostaglandin, endotelin dan angiotensin II. Akibat share force yang berlangsung
cukup lama, maka mediator tersebut akan menyebabkan struktural pada dinding
pembuluh darah, misalnya platelet-derived growt factor akan dapat menyebabkan
migrasi dan poliferasai sel otot. Hal ini dapat menyebakan perubahan aliran darah
yang akut maupun kronis, serta berpengaruh terhadap hemodinamika aliran darahdan
proses inflamasi dinding pembuluh darah. Dengan demikian respon adaptif tidak
hanya terdapat share stress, namun dapat juga terhadap stress hemodiamik. Stress
hemodinamik dikontrol olen tekanan darah intra lumen, kecepatan aliran darah,
diameter arteri, dan ketebalan dinding arteri. Perubahan regangan pada dinding
pembuluh darahdikendalikan oleh kemampuan relaksasi dan kontraksi otot polos pada
tunika media pembuluh darah arteri.
Adaptasi akut dan kronik terhadap stress hemodinamik memungkinkan arteri dapat
megakomidais perubahan pada aliran darah dan tekanan pada berbagai tingkatan.
Sebagai contoh, sistem arteri harus mengakomodasi perubahan cardic output sebanyak
lima kali lipat pada saat peningkatan aktivitas fisik dan harus pula mengubah
distribusialiran darah sesuai dengan kebutuhan metabolik. Hal inilah yang dapat
menyebabkan perbedaan ketebalan dan komposisi dinding arteri dimulai dari dinding
arteri terbesar sampai terkecil.
Meskipun ketiga lapisan arteri mempunyai fungsi masing – masing, tetapi terdapat
variasi pada tunika media. Selain itu serabut kolagen berperan penting dalam kekuatan
dinding pembuluh darah. Rasio serabut elastin dan serabut kolagen pada tunia media
menentukan complience arteri.Oleh karena itu pada pembuluh arteri besar complience
- nya lebih tinggi dari arteri yang lebih kecil. Hal in mendukung fungsi pembuluh
darah untuk mengatasi perubahan tekanan darah karena siklus kontraksi jantung
- Fungsi Endotel
Endotel mulanya dianggap sebagai sel yang secara biologis tidak aktif, ternyata
mempunyai peranan khusus dalam mengatur pengendalian tonus vaskuler. Fungsi
pengendalian tonus vaskuler dari endotel ini meliputi pemeliharaan mekanisme
vasokontriksi dan vasodilatasi.
Endotel merupakan zat yang merangsang pertumbuhan pembuluh darah yang baru dan
proliferasi sel otot polos di dinding pembuluh darah . Endotel berperan pula dalam
pembentukan penyumbatan oleh trombosit, pembekuan darah dan pelarutan bekuan
darah.
- Mediator Vasoaktif Lokal
Mediator vasoaktif lokal adalah nitrat oksida (NO). NO menyebabkan vasodilatasi
arteriol lokal dengan memicu relaksasi otot polos arteriol disekitarnya. Proses ini
terjadi oleh karena NO menghambat masuknya ion Ca2+ sehingga terjadi relaksasi.
NO adalah molekul gas yang kecil, sangat reaktif dan berumur pendek.
- Nitrat Oksida
- Endotelin
Endotem menghasilkan bahan yang penting yaitu endotelin. Endotelin terdiri dari
tiga jenis, yaiut endotelin – 1, endotelin – 2dan endotelin – 3. Endotelin – 1
berfungsi untuk kontraksi otot polos dan salah satu endotelin yang berfungsi
sebagai vasikontriktor kuat. Sekaran ni telah diisolasi menjadi endotelin – 2 dan
endotelin -3 yang merupakan familidan tiga polipetida 21 – asam amino.
Fungsi endotelin pada organ tubuh :
o Efek pda hemodinamika : membuat kontraksi otot polos vaskuler arteri
dan vena. Akantetapi efek endotelin lebih sensitif pada arteri
o Efek pada jantung : menimbulkan efek inotropik dan kronotropoik positif
pada miokardium. Merangsang vasokontriksi kuat pada arteri koroner
o Efek pada ginjal : meningkatkan tahanan pembuluh darah ginjal.
Menimbulkan laju filtrtasi glomelurus, aliran darah ginjal dan efisiensi
ultrafiltrasi glomelurus. Meningkatkan reapsorbsi Na+ pada tubulus ginjal.
- Kemoreseptor Sentral
Selain kemoreseptor perifer, terdapat pula kemoreseptor sentral di medula
oblongata. Berbeda dengan kemoreseptor perifer yang sensitif terhadap PO2 yang
rendah, sedangkan kemoreseptor sentral sensitif terhadap kemoreseptor pH yang
rendah di otak (penurunan pH tercermin dari peningkatan PCO2)
Kemoreseptor sentral mempengaruhi area vasomotor yang dapat menyebabkan
peningkatan tonus simpatis sehingga terjadi vasokontriksi. Dari uraian ini
menunjukkan bahwa PO2 yang rendah akan merangsang kemoreseptor perifer
sedangkan PCO2 yang tinggi merangsang kemoreseptor sentral
C. Etiologi
Etiologi dari hipertensi esensial belum diketahui jelas. Namun sejumlah interaksi
beberapa interaksi beberapa energi homeostatik saling terkait. Defek awal
diperkirakan pada mekanisme pengaturan cairan tubuh dan tekanan oleh ginjal. Faktor
hereditas berperan penting bilamana ketidakmampuan genetik dalam mengelola kadar
natrium normal. Kelebihan intake natrium dalam diet dapat meningkatkan volume
cairan dan curah jantung. Pembuluh darah memberikan reaksi atas peningkatan aliran
darah malalui kontriksi dan tahanan perifer. Tahanan darah tinggi adalah adalah hasil
awal dari peningkatan curah jantung yang kemudian dipertahankanpada tingkat yang
lebih tinggi sebagai suatu timbal balik penigkatan tahanan perifer.
Etiologi hipertensi sekunder pada umumnya dapat diketahui. Berikut beberapa
kondisi yang menjadi penyebaba hipertensi sekunder.
1. Penggunaan kontrasepsi hormonal (esterogen)
Oral kontrasepsi yang berisi esterogen dapat menyebabkan
hipertensikarenapeningkatanresponpresor angiotensin II
denganmelibatkanjalur renin angiotensin system (RAS).
(OlatunjidanSoladoye, 2008)
2. Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskulerberhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar
yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri
renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau
febrous displasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit
parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasidan pertumbuhan struktur
serta fungsi ginjal.
3. Gangguan endokrin
Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabakan
hipertensi sekunder. Adrenal – mediated hypertensi disebabkan kelebihan
primer aldosteron, kortisol dan katekolamin. Pada aldosteronisme primer,
kelebihan aldosteron menyebabkan hipertensi dan hiperkalemia.
Aldosteronisme primer biasnya muncul akibat dari begin adenima korteks
adrenal. Pheochromocytomas pada medula adrenal yang paling umum dan
meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Pada Syndrome
Cushing, kelebihan glukokortikoid yang disekresi dari korteks adrenal.
Syndrome Cushing mungkin disebabkan oleh hiperplasi adrenokortikal
atau adenoma adrenokortikal.
4. Coarctation Aorta
Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin ynag terjadi
beberapa tingkat pada aort torasik atau aorta abdominal. Penyempitan
menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibtkan
peningkatan tekanan darah tas area kontriksi.
5. Neurogenik
Tumor otak, enchelopatis dan gangguan sikiatrik
6. Merokok
Nikkotin dalam rokok merangsang pelepasan kotikolamin. Peningkatan
kotikolamin dapat menyebabkan iritabilitas mioardial, peningkatan denyut
jantung dan menyebabkan vasokontriksi yang man pada akhirnya
meningkatkan tekanan darah.
D. Klasifikasi hipertensi
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial yang
didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui
penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya
hipertensi esensial seperti berikut ini.
o Genetik : individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi.
Beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
o Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusuia 35 – 50 tahun dan wanita pasca
menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
o Diet : komsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung
berhubungan dengan berkembnagnya hipertensi
o Berat badan: obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan
berkembanganya hipertensi
o Gaya hidup: merokok dan komsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan
darah.
2. Hipertensi sekunder.
Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, yang
didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang
ada sebelumnya seperti penyakit ginjal dan penyakit tiroid. Faktor pencetus
munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, coartation
aorta, neirogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan,
peningkatan volume inttravaskuler, luka bakar dan stress.
3. Tipe hipertensi Maligna merupakan hipertensi tipe berat yang berkembang secara
progesif. Seorang dengan hipertensi maligna biasanya memiliki morning
headaches, penglihatan kabur, dan sesak nafas atau dispnea, dan/ atau gejala
uremis. Tekanan darah diastolik > 115 mmHg, denagan rentang tekanan diastolik
130 – 170 mmHg. Hipertensi maligna dapat meningkatkan resiko gagal ginjal,
gagal jantung kiri dan stroke.
Klasifikasihipertensimenurut JNC 7 :
E. Gejala
Biasanya tanpa gejala atau tanda – yanda peringatan untuk hipertensi dan
sering disebut silent killer. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klien antar
lain sakit kepala (rasa berat di tengkuk), palpitasi, kelelahan, nausea, vomiting,
ansietas, keringat berlebihan, tremor otot, nyeri dada, epistasis, pandangan kabur atau
ganda, tinitus (telinga berdenging), serta kesulitan tidur.
F. Patofisiologi
Pengaturan tekanan arteri yang meliputikontrol sistem pernapasan yang
kompleks dan hormonal yang saling berhubungan satu sama lain dalam
mempengaruhi curah jantung dan tahanan vaskular perifer. Hal lain yang ikut dalam
pengaturan tekanan darah adalah refleks baroreseptor dengan mekanisme berikut ini.
Curah jantung ditentukan oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung.
Tahanan perifer ditntukan oleh diameter arteriol. Bila diameternya menurun
(vasokontriksi), tahanan perifer meningkat, bila diameternya meningkat
( vasodilatasi), tahanan perifer akan menurun.
Pengaturan primer tekanan arteri dipengaruhi oleh baro reseptor pada
sinus karotikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan implus ke pusat saraf ke
pusat saraf simpatis yang terdapat di medula. Implus tersebut akan menghambat
stimulasi sistem saraf simpatis. Bila tekanan arteri meningkat, maka ujung – ujung
baroreseptor akan teregang. Sehingga bangkit dan menghambat pusat simpatis. Hal ini
akan menurunkan tegangan pusat simpatis akibatnya frekuensi jantung akan menurun,
arteriol akan mengalami dilatasi, dan tekanan arteri akan kembali ke level awal. Hal
yang sebaliknya terjadi bila da penurunan tekanan rateri. Baroreseptor mengontrol
perubahan tekanan darah untuk sementara.
Selanjutnya mekanisme dengan efek yang lebih lama. Renin diproduksi oleh
ginjal ketika aliran darah ke ginjal menurun, akibatnya terbentuklah angiotensin I,
yang akan berubah manjadi angiotensin II. Angiotensin II meningkatkantekanan darah
dengan mengakibatkan kontraksi langsung terhadap arteriol. Secara tidak langsung
juga merangsang pelepasan aldosteron, yang mengakibatkan retensi natrium adan air
dalam ginjal. Respon tersebut meningkat volume cairan ekstra seluler, yang pada
gilirannya meningkatkan aliran darah yang kembali ke jantung, sehingga menaikkan
volume sekuncup dan curah jantung. Ginjal juga mempunyai mekanisme instrinsik
untuk meningkatkan retensi natrium dan cairan.
Bila terdapat gangguan menetap yang menyebabkan kontriksi arteriol, tahanan
perifer total dan tekanan arteri rata-rata meningkat. Dalam menghadapi gangguan
menetap, curah jantung harus ditingkatkan untuk mempertahankan keseimbangan
sistem. Hal tersebut diperlukan untuk mengatasi tahanan, sehingga pemberian oksigen
dan nutrien ke sel dan pembuangan produk sampah dari sel tetap terpelihara. Untuk
meningkatakan curah jantung, sistem saraf simpatis akan merangsang jantung untuk
berdenyut lebih cepat, juga maningkatkan volume sekuncup dengan cara membuat
vasokontriksi sel aktif pda organ perifer, sehingga darah yang kembali ke jantung
lebih banyak. Dengan adanya hipertensi kronis baroreseptor akan terpasang dengan
level yang lebih tinggi, dan akan merespon meskipun level yang baru tersebut
sebenarnya normal.
Pada mulanya, mekanisme tersebut bersifat kompensasi. Namun proses adaptif
tersebut membuka jalan dengan memberikan pembebanan pda jantung. Pada saat
yang sama terjadilah perubahan degeneratuf pda arteriol yang menanggung tekanan
tinggi yang terus menerus. Perubahan tersebut terjadi dalam organ seluruh tubuh,
termasuk janutng, mungkin akibat berkurangnya pasokan darah ke miokardium.
Untuk memompa darah jantung harus bekerja keras unutk mengatasi tekanan balik
muara aorta.
Akibat beban kerja ini otot ventrikel kiri mengalami pembesaran atau
hipertrofi. Terjadilah dilatasi dan pembesaran jantung. Kedua perubahan struktural
tersebut bersufta adaptif, kedunya meningkatkan volume sekuncup jantung. Pada saat
istrirahat, respon kompensaasi tersebut mungkin memadai, namun dalam keadaan
pembebanan jantung tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh, orang tersebut
mengalami cepat lelah dan nafas pendek.
Gangguan awal yang mengakibatkan kenaikan tahanan perifer biasanya tidak
diketahui, seperti pada kasus hipertensi primer atau hipertensi esensial, meskipun ada
bebrapa agen yang diduga sebagai penyebab. Mekanisme patologis yang terjadi
adalah hipoksia akibat kegagalan sistem transportasi darah. Pada tahap berikutnya,
saturasi oksigen darah juga menurun akibat edema paru.
Hipertensi merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan peningkatan
tahanan perifer. Hal ini menyebakan beban kerja jantung sehingga terjadi hipertrofi
ventrikel kiri sebagai kompensasi adaptasi. Hipertrofi ventrikrl kiri ialah suatu
keadaan yang menggambarkan penebalan dinding dan penambahan massa ventrikel
kiri. Selain pertumbuhan miosit dijunpai juga penambahan struktur kolagen berupa
fibrosis pada jaringan intertsisial dan perivaskular fibrosis reaktif koroner
intramiokardial.
G. Komplikasi
Komplikasi penyakit jantung hipertensi , peningkatan darah secara sistemik
meningkatkan retensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban
jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri, untuk
meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan penebalan dinding yang
bertambah, fungsi ruang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi
kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhir terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Angina pectoris
juga dapat terjadi karena hubungan penyakit arteri koronaria yang cepat dan
kebutuhan oksigen.
Aorta disekans embuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang terpisah
sehingga ada ruangan yang memungkinkan darah masuk. Pelebaran pembuluh darah
bisa timbul akibat dinding pembuluh darah aorta terpisah atau disebut arteri disekans.
Hal ini dapat menimbulkan penyakit aneurisma, dimana gejalanya adalah sakit kepala
hebat, sakit perut sampai ke pinggang belakang dan di ginjal. Mekanisme terjadinya
pelebaran pembuluh darah aorta ( pembuluh nadi besar yang membawa darah ke
seluruh tubuh). Aneurisma pada perut dan dada penyebab utamanya pengerasan
dinding pembuluh darah kerena proses arterosklerosis. dan tekanan tinggi memicu
timbulnya aneurisma.
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal progesif dan ireversible
dari berbagai penyakit, salah satunya pada bagian yang menuju kardiovaskuler.
Mekanisme terjadinya gagal ginjal oleh karena penimbunan garam dan air atau sistem
renin angiotensin dan aldosteron.
Hipertensidapatmenyebabkan stroke,
karenaalirandarahbertekanantinggidanterjadipenyempitanpembuluhdarahmakadengan
seiringberjalannyawaktudapatpecah.
Karenahipertensi,
menyebabkangagaljantungkirisehinggajantungtidakbisapompakeseluruhtubuhdanmen
yebabkandarahmengendap.Laluterjadiakumulasidarahpadaparudantimbulah edema
paru.
H. Penatalaksanaan
1) Diet rendah lemak. Makanan disesuaikandenganberatbadandanaktivitasfisik.
Lemakkurangdari 30% makanan total, diutamakanlemaktidakjenuh. Kolesterol
200-300mg/hari.
2) Diet rendah garam dapur, soda, baring powder, natrium benzoat, monosodium
glutamat. Diet rendahgaramdapur 1500mg/hariatau 1-2 sendokatau ¼ sendok.
3) Hindari makanan daging kambing, buah durian, minuman beralkohol
4) Lakukan olahraga secara teratur
Frekuensi latihan 3-5x setiap minggu, lama latihan 20-60menit setiap latihan
Aerobic dengan intensitas sedang (70-100 denyut/menit)
Jalan kaki atau berlari dilakukan selama 16 minggu dapat mengurangi kadar
norepinefrin
Berenang, teknik pernapasan adalah cara termudah dan paling efektif untuk
mengurangi tekanan darah karena dengan mempertahankan
pernapasan=mempertahankan TD
Yoga dan meditasi dilakukan selama 2-3x/minggu dapat digunakan untuk
manajemen stress
Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air yang akan mengurangi
volume cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuterik juga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangnya
kalium melalui air kemih, sehingga kadar diberikan tambahan kalium atau obat
penahan kalium atau obat penahan kalium. Diuretik sangat efektif pada orang
kulit hitam, lanjut usia, kegemukan, penderita gagal jantung/penyakit ginjal
menahun.
- Penghambat adrenergic
Merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta blocker dan
alfabeta blocker labetatol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem
saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon
terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
- Angiotension
- Vasodilator langsung
Menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu
digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.Kedaruratan
hipertensi(misalnya:hipertensi maligna)memerlukan obat yang menurunkan
tekanan darah tinggi dengan segara.
Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian
besar diberikan secara intravena(melalui pembuluh darah).
- Diazoxide
- Nitroprusside
Vasodilator direk kuat baik arteri maupun vena, secara intravena mempunyai
onsep of action yang cepat yaitu 1-2 dengan dosis 1-6g/kg/menit. Efek samping :
mual, muntah, berkeringat, fotosensitif dan hipotensi.
- Nitroglycerin
Vasodilator yang mudah menguap, yang mengurangi angina pectoris dengan cara
merangsang quamylate cyclase dan merendahkan kalsium sitotoksik. Dosis 5-
10mcg/menit melalui infus setelah dilusi. Tambahkan 5-10mcg/menit secara iv
tiap 3-5menit sampai beberapa respon terlihat. Jika tidak ada respon beri
20mcg/menit.
- Labeltalol
- Nifedipine
Kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-
oral(ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya
harus diawasi secara ketat.
I. Test Diagnostik
A. Test Diagnostik
Kimia darah.
Elektrolit
- Serum potasium atau kalium (hipokalemia mengindikasikan adanya
aldosteronisme atau efek samping terapi diuretik).
- Serum kalsium bila meningkat berkontribusi terhadap hipertensi.
- Serum sodium ataunatriummemberikontribusiterhadaphipertensi,
karenanatriumdiabsorbsisecaraaktifsetelahitudibawaolehalirandarahkeginjalun
tukdisaringdandikembalikankealirandarahdalamjumlah yang cukup.
Urine.
- Analisa urine adanya darah, protein, glukosa dalam urine mengindikasikan
disfungsi renal atau diabetes.
- Urine VMA (catecholamine metabolite): peningkatan kadar mengindikasikan
adanya pheochromacytome.
- Steroid urine: Peningkatan kadar mengindikasikan hiperadrenalisme,
pheochromacy, atau disfungsi pituitary, Sindrom Cushing’s; kadar renin juga
meningkat.
Radiologi.
- Intra Venous Pyelografi (IVP): Mengidentifikasikan penyebab hipertensi
sepert renal pharenchymal disease, urolithiasis, benign prostate hyperplasia
(BPH).
- Rontgen toraks: Menilai adanya klasifikasi obstruksi katup jantung, deposit
kalsium pada aorta, dan pembesaran jantung.
EKG: Menilai adanya hipertrofi, pola strain, gangguan konduksi atau dysritmia
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanafaktorpenyebabdangejalaterjadinyapenyakithipertensiataudarahtinggi?
2. Bagaimanapenatalaksanaan yang tepatuntukmengatasihipertensi ?
3. Bagaimana prosesterjadinyapenyakithipertensi?
4. Bagaimanatandadangejaladaripenyakithipertensi?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. untukmengetahuifaktorpenyebabdangejalapenyakithipertensiataudarahtinggi
2. untukmengetahuipenatalaksanaanhipertensi yang tepat
3. untukmengetahui proses terjadinyapenyakit.
4. Untukmengetahuitandadangejalahipertensi.
BAB IV
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik
sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Faktor genetik, Usia, keadaan
emosi seseorang, konsumsi Na terlalu tinggi, Obat, Hormonal, Neurologik ,dll.
Orang yang sudah terkena hipertensi dapat juga mengalami banyak komplikasi yang
diderita, diantaranya Stroke, kebutaan, angina pectoris, CHF, gagal ginjal, infark miokard.
B. Saran
Untuk menghindari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita selaku petugas medis
sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
dan juga tidak mengkonsumsi makanan sembarangan yang belum teruji kesehatannya.
DaftarPustaka