Audit Bab 21
Audit Bab 21
Audit Bab 21
PENYELEKSIAN AUDIT
Tujuan yang berhubungan dengan transaksi, tujuan yang berhubungan dengan saldo, dan
tujuan pengujian dan pengungkapan. Akan dibahas tiga tahap pertaman proses audit menjelaskan
bagaimana auditor merancang dan melaksanakan pengujian audit untuk memperoleh bukti yang
kuat untuk mendukung setiap kategori dari tujuan tujuan audit, auditor melakukan pendekatan
untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berhubungan penyajian dan pengungkapan,
konsisten dengan bagaimana mereka melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk
tujuan audit yag berkaitan dengan transaksi saldo.
1
Utang bersyarat adalah kewajiban potensial kepada pihak luar di masa dating yang
jumlahnya belum diketahui yang merupakan akibat dari aktivitas yang terjadi sebelumnya. Utang
bersyarat yang material harus diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan. Terdapat tiga
kondisi untuk keberadaan utang bersyarat, yaitu :
1. Terdapat potensi pembayaran kepada pihak luar atau pengurangan asset yang diakibatkan
oleh kondisi yang ada.
2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau penurunan aset di masa
mendatang.
3. Hasil akhirnya akan ditentukan oleh kejadian atau kejadian – kejadian di masa mendatang.
Perkara pengadilan akibat pelanggaran atas hak paten atau pelanggaran yang lainnya
Pajak penghasilan yang masih menjadi persoalan
Garansi produk
Utang wesel yang diskontokan
Jaminan atas utang pihak lain
Saldo belum digunakan dari letter of credit yang sedang berjalan
Tujuan utama auditor dalam memeriksa utang bersayara adalah menilai perlakuan
akuntansi atas utang bersyarat yang diketahui untuk memastikan apakah manajemen telah
menggolongkan kontingensi dengan tepat dan mengidentifikasi seberapa besar kemungkinan
kontingensi yang belum diidentifikasi oleh manajemen.
2
Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat
kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya
lebih sulit menemukan transaski yang tidak tercatat daripada melakukan verifikasi atas informasi
yang tercatat. Saat auditor mengetahui terjadi kontijensi mereka akan melakukan evaluasi
Materialitas dan Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur audit yang biasa
digunakan oleh para auditor dalam mengaudit kewajiban kontijensi :
3
d. Tanya Jawab Dengan Pengacara Klien
Prosedur utama yang diandalkan auditor untuk mengungkapkan tuntutan hukum yang
diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi klaim tambahan yaitu Tanya jawab
dengan pengacara klien. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara mengenai
masalah hukum guna memberikan pendapat professional atas hasil tuntutan hukum yang
diharapkan dan kemungkinan jumlah kewajiban kewajiban termasuk biaya sidang.
Telaah peristiwa kemudian atau kejadian setelah tanggal neraca harus dilakukan auditor
untuk menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan
apakah terdapat transaksi atau kejadian yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan pada
laporan periode berjalan. Prosedur audit ini disyaratkan di PSA 46 (SA 560). Tanggung jawab
auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal, yaitu
pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Oleh karena tanggal laporan
auditor merupakan saat penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien, maka telaah
kejadian setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit.
a) Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar karena
kondisi keuangan pelanggan memburuk.
b) Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan.
4
c) Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai buku.
d) Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.
Saat kejadian setelah tanggal neraca digunakan untuk mengevaluasi jumlah yang
dimasukkan dalam laporan keuangan akhir tahun, auditor harus memisahkan antara kondisi
pada tanggal neraca dan kondisi setelah akhir tahun.Informasi setelah tanggal neraca tidak
boleh dimasukkan dalam laporan jika keadaan yang menyebabkan perubahan nilai terjadi
setelah akhir tahun.
2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada Laporan Keuangan, tetapi memerlukan
pengungkapan.
Kejadian ini memberikan kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan,
tetapi tidak signifikan namun tetap memerlukan pengungkapan meskipun tidak memerlukan
penyesuaian akun. Akun ini biasanya diungkapkan dengan penjelasan tambahan, tetapi
terkadang bisa cukup signifikan sehingga memerlukan pengungkapan pada laporan keuangan
tambahan (supplemental financial statements) yang memasukkan dampak kejadian seolah-
olah kejadian tersebut muncul pada tanggal neraca.
Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan
pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:
a) Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau akan
dijual kembali
b) Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas
c) Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan produk
d) Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
e) Penggabungan usaha atau akuisisi.
b. Pengujian Audit
Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam dua kategori
yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.
5
Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai
bagiandari pengujian perincian saldo.Misalnya auditor memeriksa transaksi penjualan
danpembelian setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat.Auditor
juga menguji tertagihnya piutang dagang dengan menelaah penerimaan kasperiode setelah
tanggal neraca untuk mengevaluasi penilaian cadangan kerugian piutangtidak tertagih.
2. Prosedur yang Dilakukan Khususnya untuk Menemukan Kejadian atau Transaksi yang harus
Diakui sebagai Kejadian setelah Tanggal Neraca.
Kategori pengujian kedua adalah pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk
menguji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan
untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:
a) Tanya Jawab dengan Manajemen
Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai kejadian setelah tanggal neraca harus
dilakukan dengan pihak klien yang tepat untuk mendapatkan jawaban yang memadai.
Tanya jawab biasanya bervariasi pada masing-masing klien, tetapi biasanya ditujukan
untuk menemukan kewajiban kontijensi atau komitmen, perubahan signifikan atas atau
struktur modal perusahaan, status bagian-bagian yang belum diketahui dengan pasti pada
tanggal neraca, dan penyesuaian tidak lazim yang dilakukan setelah tanggal neraca.
b) Koresondensi dengan Pengacara.
Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian kewajiban
kontijensi. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberikan tanggal dan
mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan untuk memenuhi
kewajiban auditor atas kejadian setelah tanggal neraca.
c) Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.
Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan pada bisnis
perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah
akhir tahun.Mereka harus berhati-hati atas perubahan besar yang terjadi dalam bisnis atau
lingkunganr dimana klien beroperasi. Auditor harus membahas laporan intern dengan
manajemen untuk menentukan apakah laporan itu dibuat dengan dasar yang sama dengan
laporan periode berjalan dan melakukan tanya jawab mengenai perubahan signifikan atas
hasil operasinya.
6
d) Telaah atas Pencatatan yang Dibuat setelah Tanggal Neraca.
Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat
dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu
terbarui, maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk menyusun
jurnal tersebut.
1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.
2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian baru
setelah tanggal neraca.
7
melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan dalam standar audit,
rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan tambahan dan
mempertimbangkan hal berikut:
Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan
atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit.
Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa bukti audit tambahan
dibutuhkan.
Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian laporan
keuangan.
Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan dalam
laporan keuangan.
Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbaagai spek
dalam audit.
8
d. Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar
Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan keuangan dasar
yang dibuat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar.PSA 36 (SA 351) merujuk pada
informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam
dokumen yang diserahkan oleh auditor. Beberapa jenis informasi tambahan informasi, yaitu:
Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan
opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan
bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan
auditor untuk membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil
atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan: opini positif yang
mengindikasikan tingkat kepastian tinggi atau tidak memberikan pendapat yang
mengindikasikan tidak ada kepastian.
Saat auditor menerbitkan opini atas informasi tambahan yang menyertai laporan keuangan,
materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat opini terhadap laporan keuangan
dasar. Akibatnya, prosedur tambahan yang diperlukan tidak seluas saat auditor menerbitkan
opini atas informasi yang diambilnya sendiri, seperti atas laporan akun atau bagian tertentu.
c. Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan
dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. SA 550 hanya menyebutkan informasi yang
bukan bagian dari laporan keuangan, tetapi dipublikasikan bersama dengan laporan ini.
Misalnya, surat direktur dan penjelasan atas aktivitas perusahaan yang dimasukkan dalam
laporan tahunan untuk hampir sekuruh perusahaan publik. Jika auditor menyimpulkan bahwa ada
ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta klien untuk mengubah informasi
9
tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka auditor akan memasukkan paragraf
penjelasan dalam laporan audit atau mengundurkan diri.
5. MENGEVALUASI AKHIR
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk telaah
untuk kontinjensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi bukti akhir, auditor harus
mengintergrasikan hasil tersebut kedalam satu kesimpulan keseluruhan mengenai laporan
keuangan.
Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa penelaahan oleh auditor atas
seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah cukup diuji setelah
mempertimbangkan situasi penugasan. Langkah utama dalam proses ini adalah penelaahan
program audit untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara akurat diselesaikan dan
didokumentasikan dan bahwa seluruh tujuan audit dipenuhi. Kelima aspek dalam evaluasi hasil,
yaitu:
1) Bukti yang tepat dan memadai.
Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan
memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah
seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara memadai,
dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah adalah
memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi dengan akurat dan
didokumentasikandan seluruh tujuan audit terpenuhi.
Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka
memutuskan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, maka mereka memiliki dua
pilihan: (1) mengakumulasikan bukti tambahan atau (2) menerbitkan opini dengan
pengecualian atau tidak memberikan opini.
2) Bukti pendukung opini auditor.
Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar adalah
mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit.Manakala auditor menemukan
salah saji yang material, neraca saldo harus disesuaikan untuk mengkoreksi laporan
keuangan. Auditor dapat mencatat jejak kekeliruan dan menggabungkannya dalam
10
berbagai cara yang berbeda, tetapi kebanyakan auditor menggunakan skedul audit salah-
saji yang tidak disesuaikan atau ikhtisar salah-saji yang mungkin.
Jika auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin
kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang wajar, auditor sekali lagi
mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi hingga auditor puas atau memberikan
pendapat wajar tanpa syarat atau menolak untuk memberikan pendapat harus diterbtikan.
11
audit dengan mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan
keuangan keseluruhan. Evaluasi risiko audit dan estimasi salah saji dibuat pada waktu
bersamaan dan berdasarkan evaluasi tersebut, laporan audit diterbitkan untuk laporan
keuangan.
Penerbitan Laporan Audit
Sebagian besar auditor dalam mengaudit menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian
dengan kata-kata baku. KAP biasanya memiliki bentuk baku laporan audit dan hanya di ganti
nama klien, judul laporan keuangan, dan tanggalnya. Apabila KAP memutuskan bahwa laporan
standar tanpa pengecualian tidak memadai, maka pembahasan lebih lanjut dilakukan antara
rekanan dalam KAP dan juga klien. KAP memiliki manual laporan audit komprehensif yang
membantu mereka dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan jika diperlukan oleh
auditor
Setelah audit diselesaikan terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan auditor kepada
komite audit dan pihak yang berkaitan dengan tata kelola, diantaranya:
1) Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal
PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA 317) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan
seluruh kecurangan dan tindakan illegal kepada komite audit dan kelompok lain yang
sejenis, meskipun tidak material. Tujuannya adalah untuk membantu komite audit dalam
melakukan tugas pengawasan atas laporan keuangan.
2) Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal
Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan
material dalam desain atas pengoperasian pengendalian internal secara tertulis kepada
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
3) Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit
PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan informasi tambahan yang
diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, biasanya
adalah komite audit. Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan pihak lain
yang bertanggung jawab atas tata kelola mengetahui tentang informasi penting dan relevan
12
mengenai proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit
untuk membahas hal-hal penting dengan auditor.
4) Surat Manajemen (Management Letter)
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai
rekomendasi KAP (Kantor Akuntan Publik) guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi
biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan. Kombinasi antara pengalaman
auditor dalam berbagai area bisnis dan melalui pemahaman yang diperoleh dalam
melakukan audit membuat auditor dapat memberikan pengarahan kepada manajemen.
Setelah pengauditan selesai, auditor kadang – kadang merasa perlu untuk mengirim surat
ditunjukkan kepada manajemen. Tujuan dari pengiriman surat tersebut adalah untuk member
informasi kepada personil klien tentang rekomendasi yang diberikan akuntan public untuk
perbaikan suatu bidang tertentu dalam bisnis klien.
Banyak akuntan public membuat surat ditunjukkan kepada manajemen pada setiap audit
yang dilakukannya untuk menunjukkan kepada manajemen bahwa kantor akuntan public
memberi manfaat tambahan kepada entitas yang diauditnya diluar jasa audit. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan baik dengan manajemen dan menawarkan jasa –
jasa lain yang dapat dilakukan oleh kantor akuntan public, seperti misalnya jasa di bidang
perpajakan atau bantuan manajemen lainnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta : STIE YKPN
https://www.scribd.com/doc/254333796/Penyelesaian-Audit
14