KMB 1 Asma
KMB 1 Asma
KMB 1 Asma
TENTANG
PENYAKIT ASMA
Website : www.umtas.ac.id
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Medikal Bedah I tentang Penyakit Asma.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Keperawatan Medikal Bedah I tentang
Penyakit Asma semoga dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit asma merupakan salah satu masalah kesehatan diseluruh dunia, baik
di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Saat ini, penyakit asma
juga sudah tidak asing lagi di masyarakat indonesia. Asma dapat di derita oleh semua
lapisan masyarakat dari usia anak-anak sampai usia dewasa. Asma dapat timbul pada
segala umur, dimana 30% penderita mempunyai gejala pada umur 1 tahun, sedangkan
80-90% anak yang menderita asma gejala pertamanya muncul sebelum umur 4-5
tahun, asma juga merupakan salah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa
disembuhkan secara total. Terutama apabila pekerjaan dan lingkungannya serta faktor
ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi
penyebab serangan.
Berbagai penelitian telah mengemukakan bahwa latihan pernafasan
memberikan perbaikan pada pasien dengan kondisi asma. fisioterapi juga dapat
membantu mengatasi permasalahan yang ditimbulkan asma. Dari berbagai macam
modalitas fisioterapi untuk mengatasi asma,secara umum paling banyak digunakan
adalah latihan kontrol pernafasan, teknik pembersihan saluran nafas, latihan pola
pernafasan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep teoritis asma bronkhial?
2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan klien dengan asma?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep teoritis asma bronkhial?
2. Untuk mengetahui tentang konsep asuhan keperawatan klien dengan asma?
BAB II
PEMBAHASAN
Tanda:
Respon imunologi
Brochospasmus
Edema
Kompensasi tubuh
terhadap adanya
kekurangan suplai
02 yaitu dengan
meningkatkan
frekuensi nafas
2. DS: Klien mengatakan batuk adanya Resiko tinggi
DO: Pasien terlihat batuk-batuk, peningkatan infeksi
sekret (+), suhu tubuh 36-37ᵒC, sekresi mukosa
sekret terakumulasi
di jalan nafas
Mukus adalah
media media yang
cocok untuk
perkembangbiakan
bakteri
4. Diagnosa keperawatan
a. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkosepasme,
penurunan produksi sekret, sekresi tertahan, sekresi kental, penurunan energi,
kelemahan.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai O2, kerusakan
alveoli.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea,
kelemahan, produksi seputum, anoreksia, mual atau muntah.
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahannan
utama (penurunan kerja silia, menetapnya sekret).
5. Intervensi keperawatan
a. Diagnosa keperawatan:
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme,
penurunan produksi sekret, sekresi tertahan, sekresi kental, penurunan energi,
kelemahan.
1) Dibuktikan oleh:
Adanya keluhan kesulitan bernafas, perubahan kedalaman atau kecepatan
pernafasan, penggunaan otot aksesoris pernafasan, bunyi nafas tidak
normal (mengi, rhonci), batuk (menetap), dengan atau tanpa produksi
sputum.
2) Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan paien jalan nafas
bersih dan bunyi jelas.
3) Kriteria hasil:
Menunjukan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas, misalnya;
batuk efektif dan mengeluarkan sekret. Menunjukan jalan nafas pasien
dengan bunyi nafas bersih.
4) Rencana tindakan keperawatan
no Intervensi Rasional
MANDIRI
1 Auskultuasi bunyi nafas. Catat Beberapa derajat sepasme bronkus
adanya bunyi nafas, seperti; terjadi dengan obstruksi jalan nafas
mengi, ronchi dan dapat atau tidak dimanifestasikan
adanya bunyi nafas adventisius,
misalnya; bunyi nafas redup dengan
ekspirasi mengi (emvisema), atau
tidak adanya bunyi nafas (asma
berat), krekels basah (bronkitis).
2 Kaji atau pantau frekuensi Tacipnea biasanya ada pada beberapa
pernafasan derajat dan dapat ditemukan pada
penerimaan atau selama setres atau
adanya proses infeksi akut.
3 Catat adanya atau derajat dipsnea dispungsi pernafasan adalah fariabel
yang tergantung pada tahap proses
kronis.
4 Kaji pasien untuk posisi yang Peninggian kepala tempat tidur
nyaman mempermudah fungsi.
5 Pertahankan polusi lingkungan Pernafasan dengan menggunakan
minimum gravitasi pencetus tipe reaksi alergi
pernafasan yang dapat mentriger
episode akut.
6 Dorong atau bantu latihan nafas Memberikan pasien beberapa cara
abdomen dan mengeluarlkannya untuk mengatasi dan mengontrol
melalui mulut atau bibir dispnea.
7 Obserpasi karakteristik batuk Batuk dapat menetapa tetapi tidak
efektif, khususnya bila pasien lansia,
sakit akut atau kelemahan.
8 Tingkatkan masukan cairan Hidrasi membantu menurunkan
sampai 3000 ml/hari sesuai kekentalan sekret, mempermudah
toleransi jantung pengeluaran .
KOLABORASI
1 Berikan obat sesuai indikasi: Merilekskan otot halus dan
bronkodilator, xantin menurunkan kongesti lokal,
menurunkan sepasme jalan nafas,
mengi dan produksi mukosa.
Menurunkan edema mukosa dan
sepasme oto polos.
b. Diagnosa keperawatan:
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai O2,
kerusakan alveoli
1) Kemungkinan dibuktikan oleh :
Dispnea, bingung, gelisah, ketidak mampuan membuang sekret, nilai GDA
tidak normal (hipoksia dan hiperkapnia), perubahan tanda vital penurunan
toleransi terhadap aktifitas
2) Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperwatan diharapkan pentilasi dan
oksigenasi jaringan adekuat
3) Kriteria hasil:
Menunjukan perbaikan pentilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan
GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan.
Berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai dengan tingkat
kemampuan atau situasi kilen
4) Rencana tindakan keperawatan
Intervensi Rasional
MANDIRI
1 Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. Berguna dalam
evaluasi derajat distres
pernafasan dan atau
kronisnya proses
penyakit
2 Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien Pengiriman oksigen
untuk memilih posisi yang mudah untuk dapat diperbaiki
bernafas dengan posisi duduk
tinggi dan latihan nafas
untuk menurunkan
kolaks jalan nafas,
dipsne dan kerja nafas.
3 Plpasi fremitus Penurunan getaran
vribasi diduga ada
pengumpulan cairan
atau udara terjebak.
4 Awasi tingkat kesadaran atau status mental Gelisah dan ansietas
adalah manivestasi
pada hipoksia
KOLABORASI
1 Awasi atau gambarkan seri GDA dan nadi PaCO2 biasanya
oksimetri meningkat (broncitis,
emfisema) dan PaO2
secara umum menurun,
sehingga hipoksia
terjadi dengan derajat
lebih kecil atau lebih
besar.
c. Diagnosa keperawatan: perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan dispnea, kelemahan, produksi sputum, anoreksia, mual
atau muntah.
1) Kemungkinan dibuktikan oleh:
Penurunan berat badan, kehilangan masa otot, tonus otot buruk,
kelemahan, mengeluh gangguan sensasi pengecap keengganan untuk
makan, kurang tertarik pada makanan.
2) Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan klien
terpenuhi
3) Kriteria hasil:
Menunjukan prilaku atau perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan
mempertahankan berat badan yang ideal.
4) Rencana tindakan keperawatan
Intervensi Rasional
MANDIRI
1 Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat Pasien distres
ini pernafasan akut sering
anoreksia karena
dispnea, produksi
seputum dan obat
2 Dorong periode istirahat semalam satu jam Membantu menurunkan
sebelum dan sesudah makan kelemahan selama
waktu makan dan
memberikan kesmpatan
untuk meningkatkan
masukan kalori total
3 Hindari makanan pengasil gas dan Dapat menghasilkan
minuman karbonat distensi abdomen yang
mengganggu nafas
abdomen dan gerakan
diafragma dapat
meningkatkan dispnea
4 Timbang berat badan sesui indikasi Berguna untuk
menentukan kebutuhan
kalori, menyusun
tujuan berat badn dan
evaluasi keadekuatan
rencana nutrisi
KOLABORASI
1 Konsul ahli gizi untuk memberikan Metode makan dan
makanan yang mudah dicerna, dan nutrisi kebutuhan kalori
yang seimbang. didasarkan pada situasi
atau kebutuhan
individu untuk
memberikan nutrisi
maksimal kepada
pasien.
6. Evaluasi
a. Diagnosa I
1) Pasien mempunyai frekuensi pernafasan sesuai usia
2) Pasien mampu menyebutkan bahwa ia dapat bernafas dengan lebih baik
3) Pasien mampu membuang sekresi
4) Pasien mengatakan mengi minimal
5) Pasien mampu mentoleransikan aktivitas yang normal
b. Diagnosa II
1) Pasien mampu menunjukan bunyi paru bersih
2) Warna kulit normal
3) Gas-gas darah dalam batas normal
c. Diagnosa III
1) Klien mengatakan mual dan muntah tidak ada
2) Selera makan klien kembali dan klien tampak segar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang disebabkan oleh
reaksi hiperresponsif sel imun tubuh. Penyakit asma menimbulkan gejala seperti
dispnea, wheezing, dan batuk akibat obstruksi jalan nafas yang bersifat refersibel dan
terjadi secara episodik berulang. Menejemen pengendalian asma terdiri dari 6 tahapan
yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan
2. Monitor
3. Menghindari faktor resiko
4. Pengobatan medis jangka panjang
5. Metode pengobatan alternatif
6. Terapi penanganan terhadap gejala dan pemeriksaan teratur
B. Saran
Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit asma, maka beberapa saran
penulis sebagai beriku:
1. Untuk para penderita
Jangan menganggap remeh penyakit asma. namun, seringlah berkonsultasi
bersama dokter dan jangan terlalu memikirkan tentang penyakit yang di derita
karena itu akan bisa memicu asma akan kambuh kembali
2. Untuk para keluarga penderita
Perhatikanlah keluarga yang menderita penyakit asma. karena asma adalah
penyakit yang serius.
3. Untuk para dokter atau ahli medis
Rawatlah pasien dengan baik, jangan pernah meremehkan tingkat keparahan
penyakit asma yang diderita oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Andra Saferi dan Putri, Yessie Mariza.2013.Keperawatan Medikal Bedah
I.Yogyakarta:Nuha Medika