Teori Pemrosesan Informasi Fix
Teori Pemrosesan Informasi Fix
Teori Pemrosesan Informasi Fix
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Dra. Haniek Sri Pratini M.Pd
2
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapa tokoh pencetus teori pemrosesan informasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan teori pemrosesan informasi menurut Gagne ?
3. Bagaimana pendekatan dalam pemrosesan informasi ?
4. Bagaimana aplikasi teori pemrosesan informasi dalam pembelajaran terutama
dalam pembelajaran matematika ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori pemrosesan informasi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui siapa tokoh pencetus teori pemrosesan informasi.
2. Untuk mengetahui dan memahami teori pemrosesan informasi menurut Gagne.
3. Untuk mengetahui pendekatan dalam teori pemrosesan informasi.
4. Untuk mengetahui aplikasi teori pemrosesan informasi dalam pembelajaran
terutama dalam pembelajaran matematika.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori pemrosesan informasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Teori Pemrosesan Informasi oleh Gagne
Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik.
Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan
informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif mengkaji proses belajar penting dari hasil
belajar namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi,
sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar. Teori
pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik. Secara
sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan informasi.
Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif mengkaji proses belajar penting dari hasil belajar
namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem
informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar.
Berdasarkan kondisi internal dan eksternal, Gagne menjelaskan bagaimana proses
belajar itu terjadi. Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori
pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut :
1. Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses
sebagai informasi.
2. Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori
jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat
diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Seperangkat proses yang bersifat internal yang dimaksud oleh Gagne adalah kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan
terjadinya proses kognitif dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan
dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Teori pemrosesan informasi bermula dari asumsi bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan salah satu hasil kumulatif dari
pembelajaran. Menurut teori ini, belajar merupakan proses mengelola informasi, namun teori
ini menganggap sisitem informasi yang diproses yang nantinya akan dipelajari siswa adalah
yang lebih penting. Karena informasi inilah yang akan menentukan proses dan bagaimana
proses belajar akan berlangsung akan sangat oleh sistem informasi yang dipelajari.
2
Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar yang
mencapai kulminasinya (titik uncak) pada “The Condition of Learning”. Banyak gagasan
Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemrosesan informasi, pada
bukunya “The Condition of Learning” mengemukakan bahwa: Learning is change in human
disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to
process a groeth.
Dalam bukunya Robert M. Gagne disebutkan bahwa : A very special kind of intellectual
skill, of particular in probelem solving, is called a cognitive strategy. In term of modern
learning theory, a cognitive strategy is a control process. An internal process by means of which
thinking. Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar. Fase-fase itu
merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru. Setiap
fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa. Kejadian-kejadian
belajar itu akan diuraikan dibawah ini, yaitu:
Fase Proses
Motivasi siswa yang belajar harus diberi motivasi
untuk memanggil informasi yang telah
dipelajari sebelumnya
Pengenalan siswa harus memberikan perhatian pada
bagian-bagian yang esensial dari suatu
kejadian instruksional, jika belajar akan
terjadi
Perolehan apabila siswa memperhatikan informasi
yang relevan, maka ia telah siap untuk
menerima pelajaran
Retensi informasi baru yang diperoleh harus
dipindahkan dari memori jangka pendek
ke memori jangka panjang. Ini dapat
terjadi melalui penggulangan kembali
Pemanggilan pemanggilan dapat ditolong dengan
memperhatikan kaitan-kaitan antara
konsep khususnya antara pengetahuan
baru dengan pengetahuan sebelumnya
2
Generalisasi biasanya informasi itu kurang nilainya,
jika tidak dapat diterapkan diluar konteks
di mana informasi itu dipelajari.
2
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Sistem syaraf
menggunakan kode internal yang merepresentasikan stimulus eksternal. Dengan cara ini
representasi objek/kejadian eksternal dikodekan menjadi informasi internal dan siap disimpan.
Stroge adalah informasi yang diambilkan dari memori jangka pendek kemudian
diteruskan untuk diproses dan digabungkan ke dalam memori jangka panjang. Namun tidak
semua informasi dari memori jangka pendek dapat disimpan. Kunci penting dalam
penyimpanan di memori jangka panjang adalah adanya motivasi yang cukup untuk mendorong
adanya latihan berulang hal-hal dari memori jangka pendek.
Retrieval adalah hasil akhir dari proses memori. Mengacu pada pemanfaatan informasi
yang disimpan. Agar dapat diambil kembali, informasi yang disimpan tidak hanya tersedia
tetapi juga dapat diperoleh karena meskipun secara teoritis informasi yang disimpan tersedia
tetapi tidak selalu mudah untuk menggunakan dan menempatkannya.
Teori ini ditemukan oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor
yang kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya diamksudkan untuk menemukan
teori pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar,
yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat
mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks.
Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak pada tiga asumsi berikut :
1. Antara stimulus dan respon berpijak pada asumsi, yaitu pemrosesan informasi ketika
pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu
2. Stimulus yang diproses melalui tahap-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk
ataupun isinya
3. Salah satu tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen, yaitu komponen
struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol). Komponen-komponen
pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas bentuk informasi, serta
proses terjadinya ”lupa”. Ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut :
2
b. Working Memory (WM)
Working Memory diasumsikan mampu menangkap informasi yang mendapat perhatian
individu, perhatian dipengaruhi oleh persepsi. Karekateristik Working Memory adalah
memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan 15 detik jika tidak diadakan
pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi
kapasitas disamping melakukan pengulangan.
2
mereka sedang melakukan proses berpikir. Siegler percaya bahwa pikiran adalah
sesuatu yang sangat fleksibel, yang menyebabkan individu bisa beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan, tugas, dan tujuan. Tetapi, ada
batas kemampuan berpikir manusia ini. Individu hanya dapat memerhatikan sejumlah
informasi yang terbatas pada satu waktu, dan kecepatan untuk memproses informasi
juga terbatas.
2. Mekanisme Pengubah
Siegler berpendapat bahwa dalam pemrosesan informasi fokus utamanya adalah pada
peran mekanisme pengubah dan perkembangan. Dia percaya bahwa ada empat mekanisme
yang bekerja sama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak: encoding
(penyandian), otomatisasi, konstruksi strategi, dan generalisasi.
a. Encoding (penyandian)
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori . Seperti halnya teori Gagne
yang menyatakan informasi dipilih secara selektif, maka dalam encoding menyandikan
informasi yang relevan dengan mengabaikan informasi yang tidak relevan adalah aspek utama
dalam problem solving. Namun, anak membutuhkan waktu dan usaha untuk melatih encoding
ini, agar dapat menyandi secara otomatis.
Ada enam konsep yang dikenal dalam encoding, yaitu :
1). Atensi
Atensi adalah mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental. Salah satu keahlian
penting dalam memerhatikan adalah seleksi. Atensi bersifat selektif karena sumber daya otak
terbatas.
2). Pengulangan (rehearsal)
Pengulangan (rehearsal) adalah repitisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih
lama berada di dalam memori. Pengulangan akan bekerja dengan baik apabila murid perlu
menyandikan dan mengingat daftar item untuk periode waktu yang singkat.
3). Pemrosesan mendalam
Setelah diketahui bahwa pengulangan (rehearsal) bukan cara yang efisien untuk menye-diakan
informasi untuk memori jangka panjang menyatakan bahwa kita dapat memproses informasi
pada berbagai level.
4) Elaborasi
2
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Jadi saat anda
menyajikan konsep demokrasi kepada murid, mereka kemungkinan mengingatnya dengan
lebih baik jika mereka diberi contoh lebih bagus dari demokrasi. Mencari contoh adalah cara
yang bagus utuk mengelaborasi informasi. Misalnya, referensi diri (self-reference) adalah cara
yang efektif untuk mengelaborasi informasi.
5). Mengkonstruksi citra (imaji)
Ketika kita mengkonstruksi citra dari sesuatu, kita sedang mengelaborasi informasi. Allan
Paivio percaya bahwa memori disimpan melalui satu atau dua cara: sebagai kode verbal atau
sebagi kode citra/imaji. Paivio mengatakan bahwa semakin detail dan unik dari suatu kode
citra, maka semakin baik memori anda dalam mengigat informasi itu. Para peneliti telah
menemukan bahwa mengajak anak untuk menggunakan imaji guna mengingat informasi verbal
adalah cara yang baik bagi anak yang lebih tua ketimbang anak yang lebih muda.
6). Penataan
Apabila murid menata (mengorganisasikan) informasi ketika mereka menyediakanya, maka
memori mereka akan banyak terbantu. Semakin tertata imformasi yang disampaikan, semakin
mudah untuk mengingatnya. Ini terutama berlaku jika menata imformasi secara hirarkis atau
menjelaskannya. Chunking (“pengemasan”) adalah strategi penataan memori yang baik, yakni
dapat mengelompokan atau “mengepak” informasi menjadi unit-unit “higherorder” yang dapat
diingat sebagai satu tunggal. Chunking dilakukan dengan membuat sejumlah besar informasi
menjadi lebih mudah dikelola dan lebih bermakna.
b. Otomatisasi
Otomatisasi adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit atau tanpa usaha .
Peristiwa ini terjadi karena pertambahan usia dan pengalaman individu sehingga otomatis
dalam memproses informasi, yaitu cepat dalam mendeteksi kaitan atau hubungan dari
peristiwa-peristiwa yang baru dengan peristiwa yang sudah tersimpan pada memori dan
akhirnya akan menemukan ide atau pengetahuan baru dari setiap kejadian.
c. Konstruksi Strategi
Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses informasi. Dalam hal ini
Siegler menyatakan bahwa anak perlu menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan
mengkoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk
memecahkan masalah.
d. Generalisasi
2
Untuk melengkapi mekanisme pengubah, maka manfaat dari langkah ketiga yaitu konstruksi
strategi akan terlihat pada proses generalisasi, yaitu kemampuan anak dalam mengaplikasikan
konstruksi strategi pada permasalahan lain. Pengaplikasian itu melalui proses transfer, yaitu
suatu proses pada saat anak mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk
mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi yang baru.
3. Modifikasi Diri
Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang dalam metakognisi,
yang berarti kognisi atau kognisi atau mengetahui tentang mengetahui, yang di dalamnya
terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif dengan aktivitas kognitif.
Pengetahuan kognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada pemikiran seseorang pada
saat sekarang, sedangkan aktivitas kognitif terjadi saat murid secara sadar menyesuaikan dan
mengelola strategi pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu
tujuan.
Berkaitan dengan modifikasi diri Deanna Kuhn mengatakan metakognisi harus lebih
difokuskan pada usaha untuk membantu anak menjadi pemikir yang lebih kritis, terutama di
sekolah menengah. Baginya ketrampilan kognitif terbagi dua, yaitu mengutamakan
kemampuan murid untuk mengenali dunia, dan ketrampilan untuk mengetahui pengetahuannya
sendiri.
Michael Pressly dan rekan - rekannya seperti yang telah dikutip Santrock, mereka telah
mengembangkan model metakognitf yang disebut model pemrosesan informasi yang baik.
Model ini menyatakan bahwa kognisi yang kompeten adalah hasil dari sejumlah faktor yang
saling berinteraksi.
2
1. Pembelajaran yang dilakukan dikondisikan untuk menimbulkan minat peserta didik,
dan dikondisikan agar perhatian peserta didik terpusat pada pembelajaran sehingga
mereka siap untuk menerima pelajaran.
2. Memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik
mengetahui apa yang diharapkan setelah menerima pelajaran.
3. Guru harus mengingatkan kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
4. Guru siap untuk menyampaikan materi pelajaran.
5. Dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan atau pedoman kepada siswa untuk
belajar.
6. Guru memberikan motivasi untuk memunculkan respon siswa
7. Guru memberikan umpan balik atau penguatan atas respon yang diberikan siswa baik
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
8. Mengevaluasi hasil belajar.
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar.
Gagne merumuskan “ The domains of Learning “, yaitu kemampuan belajar manusia yang
terbagi kepada lima kategori :
a. Motor/skill ialah hasil pembelajaran yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh
otot dan fisik.
b. Informasi verbal ialah hasil pembelajaran yang berupa informasi dinyatakan dalam bentuk
verbal ( kata-kata atau kalimat) baik tertulis atau lisan. Hal ini dapat berupa pemberian nama
atau label terhadap sesuatu benda atau fakta, pemberian definisi, atau perumusan mengenai
berbagai hal dalam bentuk verbal.
c. Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan dunia luar
yang berkaitan dengan simbol-simbol. Misalnya dalam simbol-simbol matematik seperti
tambah, kurang, bagi, kali dan sebagainya.
2
d. Strategi kognitif ialah kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan mengelola
seluruh aktifitasnya. Strategi kognitif ini merupakan kemampuan mengendalikan ingatan dan
cara-cara berpikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Ini memberikan kemudahan bagi pelajar
untuk memilih informasi verbal dan kemampuan intelektual yang sesuai untuk diterapkan
selama proses pembelajaran dan berfikir.
e. Sikap : hasil pembelajaran yang berupa kecakapan indifidu untuk memilih tindakan. Sikap
dapat diartikan sebagai keadaan diri individu akan memberi arah dalam bertindak menghadapi
suatu objek atau rangsangan. Dalam sikap terdapat pemikiran, peradaan yang menyertai
pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
2
2.5 Kelebihan dan Kelemahan Teori Pemrosesan Informasi
2.5.1 Kelebihan
Teori pemrosesan informasi memiliki keunggulan dalam strategi pembelajaran, yaitu sebagai
berikut :
1. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
2. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
3. Membantu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam berpikir sehingga peserta didik
akan didorong untuk berfikir di dalam kegiatan pembelajaran.
4. Peserta didik akan berusaha untuk mengaitkan proses pembelajaran yang menarik
dengan materi yang disampaikan.
5. Guru dan peserta didik dituntut untuk kreatif dalam kegiatan belajar mengajar.
2.5.2 Kekurangan
1. Pendidik dituntut untuk lebih berkreasi dan melakukan inovasi-inovasi dalam
pembelajaran, sehingga jika pendidik tidak mampu berkreasi maka yang akan terjadi
adalah suasana jenuh yang akan membuat proses belajar mengajar tidak menyenangkan
dan akan berdampak buruk pada para peserta didik.
2. Pendidik juga dituntut untuk lebih mendalami karakter individual peserta didik agar
dapat mengetahui apakah siswanya dapat diajak lebih aktif atau tidak dalam proses
pembelajaran.
3. Bila pendidik maupun peserta didik tidak bisa berfikir aktif dan kreatif maka tujuan
pembelajaran yang dilakukan tidak akan bisa dicapai.
2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tokoh pencetus teori pemrosesan informasi adalah Robert Mills Gagne. Beliau
lahir pada tahun 1916 dan meninggal pada tahun 2002. Selama hidupnya beliau banyak
menorehkan prestasi. Sehingga beliau banyak memperoleh gelar. Kemudian pada tahun
1949 – 1958 Gagne menjadi directure perceptual and motor skills laboratory US Air
Force. Pada waktu inilah beliau mengembangkan teori “ Conditions of Learning “ yang
mengarah pada hubungan tujuan pembelajaran dan kesesuaiannya dengan desain
pembelajaran. Munculnya teori pemrosesan informasi karena adanya modifikasi teori
matematika.
Teori pemrosesan informasi merupakan bagian dari teori sibernetik. Secara
sederhana pengertian teori sibernetik adalah pengolahan informasi. Gagne menjelaskan
bagaimana belajar itu terjadi dan terdapat model proses belajar yang dikembangkan
oleh Gagne yaitu rangsangan yang diterima oleh indera akan disalurkan ke pusat syaraf
dan langsung di proses sebagai informasi. Informasi tersebut diseleksi, ada yag dibuang
dan ada yang di simpan dalam memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
Kemudian informasi tersebut akan bergabung dengan informasi yang ada dan dapat
dipanggil kembali setelah melakukan pengolahan. Gagne mengungkapkan terdapat
2
delapan fase dalam belajar yaitu motivasi, pengenalan, perolehan, retensi, pemanggilan,
generalisasi, penampilan, dan umpan balik.
Pendekatan yang dilakukan teori ini adalah pendekatan kognitif dalam
mengolah informasi, memonitirnya dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi
tersebut. Ada tiga karakteristik utama pendekatan pemrosesan informasi, yaitu proses
berpikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri. Inti teori pemrosesan informasi
adalah teori yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan kembali
pengetahuan dari otak.
Aplikasi dalam pembelajaran ini terdapat sembilan tahapan dalam peristiwa
pembelajaran yang diasumsikan sebagai cara – cara eksternal yang berpotensi
mendukung proses – proses internalnya. Gagne juga membuat tujuh macam
pengelompokan media yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media
cetak,gambar diam, gambar gerak,film bersuara dan mesin belajar. Adapun lima
kategori dalam kemampuan belajarr manusia, yaitu motor/skill, informasi verbal,
kemampuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap. Mengingat matematika berkenaan
dengan konsep – konsep abstrak da penalaran deduktif maka proses belajar yang
dilakukan harus berkelanjutan. Didalam belajar matematika terjadi proses berpikir dan
didalam proses berpikir terjadi pemrosesan informasi yaitu konsep matematika yang
ada dalam pikiran diproses sehingga terjadi penyimpanan konsep baru, pemanggilan
konsep yang sudah ada sebelumnya atau pengaitan antar konsep yang sudah ada dengan
konsep yang baru masuk.
Setelah mengetahui lebih lanjut tentang teori pemrosesan informasi, hal itu
tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan dari sebuah teori. Teori pemrosesan
informasi lebih menonjolkan cara berpikir yang berorientasi pada proses. Teori ini
membantu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam berpikir sehingga peserta didik
akan didorong untuk berpikir dalam kegiatan pembelajaran, guru dan peserta
didikdituntut untuk lebih kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Tetapi, teori ini
menuntut pendidik untuk lebih berkreasi dan menuangkan inovasi-inovasi baru dalam
pembelajaran. Sehingga jika pendidik tidak mampu berkreasi maka yang akan terjadi
adalah suasana jenuh yang akan membuat proses belajar mengajar tidak menyenangkan
dan akan berdampak buruk pada peserta didik.
2
TANYA JAWAB
2
yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
2
2) EXAMPLES NON EXAMPLES
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD
Langkah-langkah :
3. Donata (171414049)
Pertanyaan : menurut pendapat kelompok, bagaimana solusi yang tepat jika peserta
didik tidak dapat diajak lebih aktif dalam proses pembelajaran ?
Jawab : Solusi yang ditawarkan kelompok jika siswa tidak dapat diajak lebih aktif
dalam kegiatan pembelajaran, pendidik dapat memberikan refleksi mengenai
bagaimana kegiatan belajar mengajar yang diinginkan oleh siswa dan meminta saran
dari siswa kegiatan belajar yang akan memudahkan siswa menyerap informasi.
Berdasarkan refleksi dan saran dari siswa, pendidik dapat mengambil saran dari siswa
dengan harapan siswa akan lebih aktif dan antusias selama proses pembelajaran.
Pendidik dapat pula melakukan selingan ketika kegiatan belajar dengan permainan atau
cerita motivasi agar membangun minat siswa. Ketika minat siswa terbangun, maka
siswa akan otomatis menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Solusi lainnya,
pendidik dapat melakukan pembiasaan berbicara, menulis, dan mendengar agar siswa
terlatih menjadi siswa yang aktif dan kritis. Kemudian pendidik harus dituntut lebih
kreatif dalam memberikan pengajaran. Misalnya dengan memberikan sebuah alat
peraga, percobaan, atau pengamatan dalam pembelajaran. Dapat pula dengan mengajak
siswa tersebut untuk maju mengerjakan soal, banyak memberikan latihan soal dan lain-
lain.
4. (151414022)
Pertanyaan :
a. Bagaimana mengkondisikan pembelajaran agar perhatian siswa terpusat pada
pembelajaran sehingga mereka siap untuk belajar ?
Jawab : mengkondisikan pembelajaran agar perhatian siswa berpusat pada
pembelajaran sehingga mereka siap untuk belajar dapat dilakukan dengan
2
memberikan pengantar materi pelajaran dengan suasana yang menyenangkan
seperti game dalam penerapan materi dalam kehidupan.
b. Dalam contoh matematika dikatakan bahwa siswa akan lebih mudah untuk
mengingat simbol – simbol pada himpunan ataupun logika. Namun, pada
kenyataannya siswa seringkali keliru dengan simbol-simbol yang
diajarkan/diberikan. Bagaimana kita sebagai guru mengatasi kasus tersebut ?
Jawab : cara mengatasi kasus tersebut bisa dengan melakukan perulangan/review
materi tersebut. Kemudian, bisa dengan memberikan latihan soal dan mendatangi
siswa satu persatu dengan harapan siswa paham dengan yang diajarkan. Selain itu,
dapat dilakukan dengan membuka sesi pertanyaan dengan harapan siswa mau
bertanya kepada guru yang bersangkutan.
2
bagaimana menyelesaikan soal tersebut karena lupa dengan teori-teori matematika
lainnya telah diajarkan.
6. (151414062)
Pertanyaan : diketahui bahwa orang yang mengalami dimensia pada tahap tertentu,
misalnya dementia moderate akan kehilangan pengetahuan seperti cara makan
(sesuatu yang sering dilakukan, otomatis akan masuk Long Term Memory). Apakah
sesorang yang mengalami demensia masih mampu menggunakan memori jangka
panjangnya ?
Jawab : menurut kelompok kami seorang yang mengalami demensia masih mampu
menggunakan memori jangka panjang. Sebab, demensia terjadi tergantung dari
penyebab. Ada beberapa penyakit yang biasanya menimbulkan demensia seperti
Alzheimer, Demensia vaskuler, Lewy body Disease,dan lain-lain. Biasanya demensia
menyerang memori jangka pendek dan fungsi memori jangka panjangnya sendiri
kebanyakan tidak bermasalah, sehingga jangan salah jika mereka masih bisa
menceritakan hal-hal di masa lalu dengan baik, tapi malah lupa jika ditanya makan apa
saja sejam yang lalu.
2
DAFTAR PUSTAKA
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/kekurangan-dan-kelebihan-teori-
pemrosesan-informasi-dan-kerja-otak/ (diakses tanggal 9 Maret 2018 pukul 15.25
WIB).
http://damyke0330.blogspot.co.id/2013/04/teori-pemrosesan-informasi-oleh-
damyke.html (diakses tanggal 9 Maret 2018 pukul 15.55 WIB).
eprints.umm.ac.id/23021/2/jiptummpp-gdl-fitriamufi-42481-2-babi.pdf (diakses
tanggal 14 Maret 2018 pukul 15.24 WIB).
http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/teori-pemrosesan-
informasi-robert-mills.html (diakses tanggal 9 Maret 2018 pukul 15.00 WIB).
http://www.academia.edu/8975414/TEORI_PEMROSESAN_INFORMASI (diakses
tanggal 10 Maret 2018 pukul 13.40 WIB).