0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
528 tayangan15 halaman

Makalah Ragam Bahasa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa
bunyi suara, tanda/isyarat atau lambang yang dikeluarkan oleh manusia untuk
menyampaikan isi hatinya kepada manusia lain.
Macam-macam bahasa di dunia ini sungguh beragam, terutama di
Indonesia yang mempunyai banyak suku bangsa, budaya dan bahasa. Proses
menguasai bahasa melibatkan soal-soal luaran seperti latar belakang sosial
penutur, kedudukan dan kebudayaan penutur dalam masyarakat
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi
sosiolinguistik. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara (Bachman, 1990).
Dalam pembicaraan mengenai ragam bahasa kita berbicara tentang satu
bahasa yang memiliki berbagai ragam yang berkenaan dengan penutur
penggunaannya secara konkret. Sehingga dalam makalah ini membahas tentang
variasi atau ragam bahasa karena penting untuk kita ketahui bersama serta untuk
menambah wawasan kita tentang hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Ragam Bahasa itu?
2. Apa saja macam Ragam Bahasa?
3. Apa saja faktor penyebab timbulnya keragaman Bahasa?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang diharapkan
adalah sebagai berikut:
2

1. Untuk mengetahui maksud Ragam Bahasa.


2. Untuk mengetahui macam-macam Ragam Bahasa.
3. Untuk mengetahui faktor penyebab timbulnya keragaman Bahasa.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ragam Bahasa

Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi


sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefinisikan Sosiolinguistik
sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa
tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan.

Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang


berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara
(Bachman, 1990).

Pengertian ragam bahasa menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:

1. Pengertian ragam bahasa menurut Bachman

Menurut Bachman (1990), “Ragam Bahasa adalah variasi bahasa


menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicara.”

2. Pengertian ragam bahasa menurut Dendy Sugono

Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan


pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar,
kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”
4

3. Pengertian ragam bahasa menurut Fishman ed

Menurut Fishman ed (1968), suatu ragam bahasa, terutama ragam


bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk
menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi
anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu
yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang
berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku
bicara, dan topik pembicaraan.

B. Macam-Macam Ragam Bahasa


Bahasa menjadi beragam dan bervariasi (catatan: istilah variasi sebagai
padanan kata Inggris variety bukan variation). Terjadinya keragaman atau
kevariasian bahasa bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak
homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat
beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman
bahasa itu. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut
digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat
luas.
Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama,
variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial
penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi atau ragam
bahasa itu terjadi sebagai akibat adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi
bahasa. Andaikata penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen, baik etnis,
status sosial maupun lapangan pekerjaannya, maka variasi atau keragaman itu
tidak akan ada; artinya, bahasa itu menjadi seragam. Kedua, variasi atau ragam
bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam
kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Variasi atau ragam bahasa itu dapat
diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di
dalam masyarakat sosial.
Adapun macam-macam ragam bahasa tersebut yaitu:
5

1. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur


a. Idiolek
Ideolek adalah bahasa perseorangan. Artinya setiap individu
memiliki karakter bahasanya sendiri. Misalnya dari suara, jika kita
dekat dan akrab dengan orang yang sedang bicara itu, maka
mendengar suaranya saja kita sudah bisa mengenali. Tanpa melihat
wajahnya. Seandainya ada seribu penutur, maka akan ada seribu
idiolek. Dua orang kembar pun warna suaranya akan berbeda.
b. Dialek
Dialek adalah ragam bahasa dari sekelompok penutur,
dalam jumlah yang relatif, satu wilayah, tempat, atau area tertentu.
Sehingga bisa disebut juga dialek area, dialek regional, dan dialek
geografi. Meskipun para penutur dialek ini memiliki idiolek
masing-masing, tetapi ada ciri-ciri bahasa yang menunjukkan
bahwa mereka satu dialek. Ketika berinteraksi dengan penutur
dialek lain yang juga memiliki ciri-ciri tersebut, maka dia tetap bisa
dikenali dari rumpun manakah dia berasal.
Misalnya dialek Madura Bangkalan, Madura Sampang,
Madura Pamekasan, dan Madura Sumenep. Penutur dialek Madura
Sumenep mampu berkomunikasi dengan Pamekasan, Bangkalan
dan Sampang. Kenapa? karena dialek-dialek tersebut masih dalam
satu bahasa, Madura.
c. Kronolek atau Dialek Temporal
Kronolek atau Dialek Temporal yaitu ragam bahasa yang
digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya,
ragam bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, ragam
bahasa yang digunakan pada tahun lima puluhan, dan ragam bahasa
yang digunakan pada masa kini.
Ragam bahasa pada ketiga zaman itu tentunya berbeda, baik
dari segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. Yang paling
tampak biasanya dari segi leksikon, karena bidang ini mudah sekali
6

berubah akibat perubahan sosial budaya, ilmu pengetahuan, dan


teknologi.
d. Sosiolek
Sosiolek atau dialek sosial yaitu ragam bahasa yang
berkenaan dengan status, golongan dan kelas sosial para
penuturnya. Dalam Sosiolinguistik variasi atau ragam inilah yang
sering diperbincangkan dan paling banyak menyita waktu untuk
diperbincangkan karena ragam ini menyangkut masalah pribadi
penuturnya, seperti usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya.
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Pemakaian
Ragam bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya
atau fungsinya disebut fungsiolek (Nababan 1984), ragam atau register.
Ragam ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya,
atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Ragam bahasa
berdasarkan bidang pemakaian ini menyangkut bahasa itu digunakan untuk
keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer,
pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan
kegiatan keilmuan. Ragam bagasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang
paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata.
a. Ragam Bahasa Jurnalistik
Ragam bahasa jurnalistik memiliki ciri tertentu, yaitu bersifat
sederhana, komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus
dipahami dengan mudah, kamonikatif karena jurnalistik harus
menyampaikan berita secara tepat; dan ringkas karena keterbatasan
ruang (dalam media cetak), dan keterbatasan waktu (dalam media
elektronika).
b. Ragam Bahasa Militer
Ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan
bersifat tegas, sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang
penuh dengan disiplin dan instruksi. Ragam militer di Indonesia
7

dikenal dengan cirinya yang memerlukan keringkasan dan ketegasan


yang dipenuhi dengan berbagai singkatan atau akronim. Bagi orang
diluar kelangan militer, singkatan, dan akronim itu memang seringkali
sukar dipahami, tetapi bagi kalangan militer itu sendiri tidak menjadi
persoalan.
c. Ragam Bahasa Ilmiah
Ragam bahasa ilmiah dikenal dengan cirinya yang lugas,
jelas, dan bebas dari keambiguan, serta segala macam metafora dan
idiom. Bebas dari segala keambiguan karena bahada ilmiah harus
memberikan informasi keilmuan secara jelas, tanpa keraguan akan
makna, dan terbebas dari kemungkinan tafsiran makna yang
berbeda. Oleh karena itulah juga, bahasa ilmiah tidak menggunakan
segala macam metafora dan idiom.
Ragam bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register.
Dalam pembicaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan
masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu
digunakan oleh siapa, dimana, dan kapan, maka register berkenaan
dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa.
3. Ragam Bahasa Berdasarkan Keformalan
Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (1967) dalam
bukunya The Five Clock membagi ragam bahasa menjadi lima macam
gaya (Inggris: Style), yaitu:
a. Ragam Beku (frozen)
Ragam beku adalah ragam bahasa yang paling formal, yang
digunakan dalam situasi-situasi khidmat, dan upacara-upacara
resmi, misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah di mesjid, tata
cara pengambilan sumpah; kitab undang-undang, akte notaris, dan
surat-surat keputusan. Disebut ragam beku karena pola dan
kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, tidak boleh diubah.
b. Gaya atau Ragam Resmi (formal)
8

Ragam resmi atau formal adalah ragam bahasa yang


digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat
dinas, ceramah keagamaan, buku-buku pelajaran, dan sebagainya.
c. Gaya atau Ragam Usaha (konsultatif)
Ragam usaha atau ragam konsultatif adalah ragam bahasa
yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, dan
rapat-rapat atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau
produksi. Jadi, dapat dikatakan ragam usaha ini adalah ragam
bahasa yang paling operasional. Wujud bahasa ini berada diantara
ragam formal dan ragam informal atau ragam santai.
d. Gaya atau Ragam Santai (casual)
Ragam santai atau ragam kasual adalah ragam bahasa yang
digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang
dengan keluarga atau teman karib pada waktu beristirahat, berolah
raga, berekreasi dan sebagainya.
e. Gaya atau Ragam Akrab (intimate)
Ragam akrab atau ragam intim adalah ragam bahasa yang
biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab,
seperti antaranggota keluarga, atau antarteman yang sudah karib.
4. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana
a. Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal
itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri
kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi
pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan
yang disampaikan secara lisan.
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang diucapkan oleh
pemakai bahasa. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata
9

bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini,


pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan,
gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan, antara lain:
 Memerlukan kehadiran orang lain.
 Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
 Terikat ruang dan waktu.
 Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Ragam bahasa lisan meliputi:
 Ragam bahasa cakapan
Ragam bahasa yang digunakan saat berbicara dengan teman,
berbicara dengan orang lain yang lebih muda atau berbicara
tidak resmi.
 Ragam bahasa pidato
Ragam bahasa yang digunakan untuk berpidato.
 Ragam bahasa kuliah
Ragam bahasa yang digunakan saat perkuliahan, misalnya saat
mahasiswa berbicara dengan dosen.
 Ragam bahasa panggung
Ragam bahasa yang digunakaan saat pentas untuk menghibur
orang lain.
Kelebihan ragam bahasa lisan:
 Lebih jelas karena pembicara menggunakan tekanan dan gerak
anggota badan, sehingga pendengar lebih mudah mengerti.
 Pembicara dapat langsung melihat ekspresi pendengar.
 Lebih bebas dalam mengungkapkan sesuatu.
Kelemahan ragam bahasa lisan:
 Pembicara sering mengulangi kalimat yang telah diucapkan.
 Pendengar belum tentu mendengar jelas apa yang dikatakan
pembicara.
10

 Tidak semua orang bisa menyampaikan sesuatu dengan baik


secara lisan.
Contoh ragam bahasa lisan, antara lain:
 Pidato
 Ceramah
 Presentasi, dll
b. Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam
ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di
samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam
ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata
bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan
pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda
baca dalam mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis:
 Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
 Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
 Tidak terikat ruang dan waktu
 Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Ragam bahasa tulis meliputi:
 Ragam bahasa teknis
Ragam bahasa yang memperhatikan teknis atau cara penulisan.
 Ragam bahasa undang-undang
Ragam bahasa menggunakan bahasa yang resmi.
 Ragam bahasa catatan
Ragam bahasa yang singkat untuk mengingatkan sesuatu.
 Ragam bahasa surat
Ragam bahasa untuk menyampaikan suatu informasi.
11

Kelebihan ragam bahasa tulis:


 Informasi yang disajikan dapat dikemas di dalam media cetak.
 Dapat menambah kosakata.
Kelemahan ragam bahasa tulis:
 Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur,
jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap
cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
 Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa
lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih
sempurna.
Contoh ragam bahasa tulis, antara lain:
 Buku-buku pelajaran
 Majalah
 Koran, dll

C. Faktor Penyebab Timbulnya Keragaman Bahasa


Ada banyak hal yang dapat menyebabkan keragaman suatu bahasa.
Hal-hal yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa diantaranya adalah letak
geografis, bahasa, adat istiadat, budaya, dan faktor sejarah atau orang
terdahulu yang menggunakan bahasa tersebut didaerah masing-
masing. Contoh: misalnya saja di lingkungan kampus ada 2 orang bersuku
lampung bertemu, dan berbicara menggunakan bahasa lampung, hal ini tentu
saja sulit dimengerti bagi orang yang mengetahui bahasa lampung. selain
faktor di atas ada pula faktor lain yang menyebabkan ragam bahasa yaitu ,
berikut penjelasannya :
1. Faktor Usia
Terlihat perbedaan cara bicara dari anak-anak kecil, para remaja,
dan orang tua. Pada anak-anak masih terdapat tata bahasa yang kurang
tersusun dengan rapih, dan masih sangat sederhana. Pada remaja umumnya
menggunakan bahasa gaul. Sedangkan pada orang tua/dewasa tata
bahasanya sudah lebih rapi dan lebih sopan meskipun bahasa yang
12

digunakan tidak formal. Terlihat juga keragaman tersebut ketika seseorang


berbicara dengan orang yang usianya lebih tua, akan lebih sopan
dibandingkan berbicara dengan teman sebaya.
2. Faktor Gender
Contohnya, ketika bapak-bapak berkumpul dan mulai berbincang-
bincang diperbandingkan dengan ketika ibu-ibu yang berkumpul sangat
terlihat jelas perbedaannya.
Berdasarkan penelitian, diperoleh bahwa perbedaan gender (pria/wanita)
dapat mempengaruhi perbedaan pada fonologis, gramatikal, dan
sintaksis/morfologis bahasa.
3. Faktor Tingkat Pendidikan
Misalnya, orang yang hanya mengenyam pendidikan hingga SD
akan berbeda ragam bahasanya dengan orang yang mengenyam
pendidikan hingga sarjana, disebabkan oleh perbedaan pengetahuan dan
wawasan yang mereka miliki.
4. Faktor Profesi/Jabatan
Ilustrasinya, perbedaan cara bicara OB dengan Manajer.
5. Faktor Budaya Daerah
Bahasa lahir dari budaya. Budaya masing-masing daerah yang
berbeda melahirkan bahasa daerah dengan logatnya masing-masing.
Ketika 2 orang yang memiliki perbedaan budaya dan bahasa daerah
bertemu dan menggunakan 1 bahasa yang sama, tetap terdapat perbedaan
dialek di antara mereka. Ilustrasinya telah saya berikan di awal
pembahasan, mengenai orang Jawa dan orang Batak yang menggunakan
bahasa Indonesia.
6. Faktor Bidang yang Ditekuni
Misalnya, orang yang menekuni bidang kimia mengerti dengan
istilah-istilah kimia, namun orang awam belum tentu mengerti dengan
istilah tersebut.
13

7. Faktor Lingkungan Sosial


Di awal pembahasan saya juga telah memberikan ilustrasinya,
yaitu Arif yang berbicara dengan atasan berbeda dengan ketika ia
berbicara dengan teman lamanya, tergantung kepada siapa lawan
bicaranya.
14

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Ragam Bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara
(Bachman, 1990).
Bahasa Indonesia memiliki banyak sekali ragamnya, hal ini
dikarenakan bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-
macam ragam penuturnya, antara lain yaitu ragam bahasa berdasarkan
penutur, ragam bahasa berdasarkan pemakaian , ragam bahasa berdasarkan
keformalan, ragam bahasa berdasarkan sarana.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa
seperti faktor usia, faktor gender, faktor tingkat pendidikan, faktor
profesi/jabatan, faktor budaya daerah, faktor bidang yang ditekuni, faktor
lingkungan sosial.
B. Saran
Sebagai warna negara Indonesia, sudah seharusnya kita mempelajari
ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mengambil hal-hal yang bersifat
positif, yang dapat kita amalkan dan pakai untuk berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
15

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.


Jakarta: Rineka Cipta.

Yule, George. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumarsono. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA

Rahardi, Kunjana. 2004. Dinamika Kebahasaan. Yogyakarta: Mitra Gama Widya

Heris. “Ragam Bahasa”. 10 Oktober 2017.


http://herisllubers.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-indonesia.html.

Seto, Angling. “Faktor Penyebab Timbulnya Keragaman Bahasa”. 10 Oktober


2017. http://anglingseto.blogspot.co.id/2014/10/kali-ini-kita-akan-
mempelajari-tentang.html

Anda mungkin juga menyukai