0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
329 tayangan7 halaman

Teknik Follow Up PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 7

SUBJECT :

TEKNIK FOLLOW UP

0
TEKNIK-TEKNIK FOLLOW UP

Saat jualan, ada kondisi dimana calon pembeli butuh di


follow up. Entah karena memang calon pembeli ingin
menunda-nunda, atau calon pembeli memang lupa untuk
transfer, hehe

Menurut pengamatan Saya, calon pembeli yang butuh di


follow up itu bukan 1 atau 2 orang, bahkan jumlahnya
banyak. Sayangnya, banyak penjual enggan melakukan
follow up. Entah karena sungkan atau memang gak paham
caranya.

Jika mau closing dengan maksimal, kita butuh skill Follow


up. Follow up bukan berarti kita ngemis-ngemis minta
pembeli transfer, bukan. Tapi follow up ini adalah bagian
dari prosedur.

Pembeli tidak jadi transfer, ya itu terserah dia. Tapi penjual


yang paham sistematika jualan pasti melakukan follow up.

Nah, bagaimana caranya Follow up yang benar?

1
Pertama dan utama, saat Follow up, pastikan kita
menyertakan unsur Urgensi.

Adanya unsur urgensi ini untuk mensugestikan calon


pembeli agar segera transfer. Selama calon pembeli masih
dikasih kesempatan menunda-nunda, maka calon pembeli
akan menunda. (Tunda aja terus sampai gak jadi beli, hehe)

Nah, bagaimana caranya memasukan urgensi saat follow


up?

Suntikan unsur Pain and Pleassure.

Pain itu ditakut-takuti, kalau gak segera transfer, apa


kerugian yang akan dialami calon pembeli? Nah, beri tahu
itu.

Sedangkan Pleassure itu di imining-imingi, kalau cepat


transfer apa kenikmatan yang didapat.

Contoh, jika tidak segera transfer stock akan habis, atau


jika transfernya cepat, akan dapat bonus tambahan.

Nah, saat menyuntikan unsur Pain and pleasure, janga


nsekali-sekali berbohong ya. Misal stock masih banyak,
bilang sisa 3. Gak boleh seperti itu, gak berkah rezekinya.
^^

2
Kemudian, saat follow up sopan saja.

Awali dengan salam, tunggu dijawab, baru katakan apa


informasi yang ingin kita sampaikan.

Tidak usah terburu-buru, tugas kita adalah menjaga calon


pembeli tetap nyaman sekalipun itu belum transaksi
dengan kita. Oke?

TEKNIK FOLLOW UP
Ada beberapa teknik Follow up yang bisa Anda pergunakan.

1. Presuposisi
Kesalahan banyak penjual dalam menjual sesuatu adalah
terlalu banyak menggunakan kata “jika” atau
mengasumsikan bahwa pembeli bisa transfer bisa tidak.

Jika cara mengarahkannya salah, pasti otomatis pembeli


gak jadi transfer, hehe. Nah bagaimana seharusnya?

Ya, asumsikan aja bahwa calon pembeli pasti beli, hehe.


Teknik ini disebut Presuposisi.

3
Contoh kalimat :

“Sebelum Mba Momo Transfer, boleh Saya tanya . . . “

Perhatikan pola kalimatnya, kita seperti mensugestikan


bahwa pembeli akan transfer. ^^

2. Testimoni
Saat follow up calon pembeli, berikanlah testimoni,
testimoni yang powerfull. Dengan memberikan testimoni,
akan menambah kepercayaan calon pembeli.

3. Double Binding
Alias berikanlah pilihan pertanyaan yang jawabannya
menguntungkan kita.

Contoh kalimat :

“Mau transfer ke BNI atau Mandiri?”

“Mau transfer Siang ini atau nanti sore?”

Apapun jawabannya, calon pembeli tetap transfer toh? ^^

4
4. Intens Interaction
Alias interaksi sebanyak-banyaknya dengan calon pembeli.
Bayang-bayangi calon pembeli. Hubungi calon pembeli
walaupun itu sekedar menyapa, ngobrol ringan, like
statusnya, respon update DP nya.

Munculkan perasaan gak enak, karena calon pembeli punya


janji yang belum dipenuhi. (Janji transfer, hehe)

5. Recall
Saat follow up calon pembeli, ingatkan lagi apa alasannya
membeli.

Contoh Kalimat :

“Kemarin kalau gak salah alasan ambil produk ini karena bla
bla bla ya?”

Dengan mengingatkan alasannya kembali, ini


menstimulus pikirannya untuk segera membeli.

5
6

Anda mungkin juga menyukai