Laporan Audit Energi Alat Penukar Kalor
Laporan Audit Energi Alat Penukar Kalor
Laporan Audit Energi Alat Penukar Kalor
(HEAT EXCHANGER)
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Audit Energi
Oleh:
Fajar Ramadhan NIM: 151734009
Satu bagian terpenting dari heat exchanger adalah permukaan kontak panas.
Pada permukaan inilah terjadi perpindahan panas dari satu zat ke zat yang lain.
Semakin luas bidang kontak total yang dimiliki oleh heat exchanger tersebut,
maka akan semakin tinggi nilai efisiensi perpindahan panasnya. Pada kondisi
tertentu, ada satu komponen tambahan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan luas total bidang kontak perpindahan panas ini. Komponen
tersebut adalah sirip.
Heat Exchanger tipe double pipe, terdiri dari 2 pipa yang dialiri Fluida
Freon R12, material yang digunakan sebagai bahan pipa adalah tembaga
dengan konduktivitas 385,066 W/m˚C pada temperatur 76,1˚F
Fluida 1 Freon R12 Cair masuk melalui pipe 1 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P)
Fluida 2 Freon R12 uap masuk melalui pipe 2 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P)
Analisis aliran Fluida dengan mencari bilangan Reynold untuk Fluida 1 dan
Fluida 2 sehingga didapat hasil Fluida 1 Freon R12 cair mengalir dalam
pipa dengan aliran transisi dan Fluida 2 Freon R12 uap mengalir dengan
aliran laminer
750 mm
Aliran fluida yang ada di Heat Exchanger ini adalah lawan arah atau counter flow.
Fluida 2 in
Fluida 2 out
Fluida 1 Freon R12 Cair mengalir melalui pipa 1 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P) kemudian mentransfer kalor sebesar Q1 dan
diterima oleh Fluida 2 Freon R12 Uap yang mengalir melalui pipa 2 dengan
flow rate (ṁ), temperatur (T), dan tekanan (P) kalor yang diterima sebesar
Q2.
Proses yang mempengaruhi transfer kalor yaitu pengaruh dari Fouling Factor, Fouling
pembentukan lapisan deposit pada permukaan perpindahan panas dari bahan atau senyawa yang
tidak diinginkan. Bahan atau senyawa itu berupa kristal, sedimen, senyawa biologi, produk reaksi
kimia, ataupun korosi.
Pembentukan lapisan deposit (Fouling) ini akan terus berkembang selama alat penukar kalor
dioperasikan. Akumulasi deposit pada permukaan alat penukar kalor menimbulkan kenaikan
pressure drop dan menurunkan efisiensi perpindahan panas.
Pressure Drop
Presurre drop (△P) untuk masing-masing aliran tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan atau
tergantung dari sistem atau alat penggerak media yang digunakan. Kriteria pressure drop
tersebut adalah:
- Maksimal 10 psi untuk aliran liquida
- Maksimal 1,5-2 psi untuk aliran gas atau uap.
Effect of fouling on pressure drop
Fluida 1 Freon R12 Cair keluar melalui pipe 1 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P)
Fluida 2 Freon R12 uap keluar melalui pipe 2 dengan flow rate (ṁ),
temperatur (T), dan tekanan (P)
𝜇 . 𝐶𝑝
Pr = ...(i)
𝑘
Keterangan :
Pr = Bilangan Pradl
μ = Viskositas (kg/m.s)
𝜌 . 𝐷𝑖 . 𝑣
Red = ...(ii)
𝜇
Keterangan :
Red = Bilangan Reynold
Bilangan Reynold digunakan untuk mentukan jenis aliran dari suatu fluida yang
mengalir di dalam pipa, apabila bilangan Reynold di bawah 2000 maka jenis
alirannya Laminer, apabila bilangan Reynold diantara 2000 dan 4000 maka jenis
alirannya Transisi, dan apabila bilangan Reynoldnya di atas 4000 maka jenis
alirannya Turbulen.
𝐷𝑖
Nud = 0,036 Red0,8 Pr1/3 ( 𝐿 )0,055 ...(iii)
Keterangan :
Nud = Bilangan Nusselt
L = Panjang Pipa (m)
Bilangan Nusselt adalah rasio pindah panas konveksi dan konduksi normal
terhadap batas dalam kasus pindah panas pada permukaan fluida.
𝑁𝑢𝑑 . 𝑘
hi = ...(iv)
𝐷𝑖
Keterangan :
Koefisien pindah panas digunakan dalam perhitungan pindah panas konveksi atau
perubahan fase antara cair dan padat.
Ai = 𝞹 Di L ...(v)
Keterangan :
Ai = Luas Permukaan Bidang (m2)
1
Ui = 𝑟𝑜 ...(vi)
1 𝐴𝑖 . 𝑙𝑛( 𝑟𝑖 ) 𝐴𝑖
ℎ𝑖
+ 2𝜋𝑘𝐿 +𝐴𝑜 . ℎ𝑜
1
Uo = 𝑟𝑜 ...(vii)
1 𝐴𝑜 . 𝑙𝑛( 𝑟𝑖 ) 𝐴𝑜
ℎ𝑜
+ 2𝜋𝑘𝐿
+𝐴𝑖 . ℎ𝑜
Qi = Ui x Ai x ∆t LMTD ...(viii)
Qo = Uo x Ao x ∆t LMTD ...(ix)
C = ṁ x Cp ...(x)
𝐶𝑚𝑖𝑛
C = 𝐶𝑚𝑎𝑥 ...(xi)
𝑈𝑜 𝑥 𝐴𝑜
NTU = ...(xii)
𝐶𝑚𝑖𝑛
ᵋ =
1−exp(−𝑁𝑇𝑈(1+𝐶)
1−𝐶 exp(−𝑁𝑇𝑈(1+𝐶)
...(xiii)
DATA AUDIT ENERGI ALAT PENUKAR KALOR (HEAT EXCHANGER)
DOUBLE PIPE