Kak Pelacakan Hiv
Kak Pelacakan Hiv
Kak Pelacakan Hiv
PUSKESMAS MAESAN
Jl. Raya Jember – Bondowoso No. 43 (0332) 426381
Email:pkm.maesan@gmail.com
BONDOWOSO
I. PENDAHULUAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang
berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA
sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi. Virus HIV
ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk penyembuhan
penyakit HIV. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit
pada orang dewasa memakan waaktu 5-10 tahun. Selama kurun waktu tersebut
walaupun masih tampak sehat, secara sadar maupun tidak, pengidap HIV dapat
menularkan virusnya kepada orang lain. Orang yang telah mengidap virus AIDS akan
menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit
dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat
ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang
terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena
sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan
penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS
yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit
yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III
(HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik
dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi
1
asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2
adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh
dunia.
II. LATAR BELAKANG
Penyakit HIV merupakan salah satu masalah utama di indonesia begitu pula di
Kabupaten Bondowoso. Laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 24 Mei 2017,
menunjukkan jumlah kasus kumulatif HIV/ADS secara nasional sejak tahun 1987 sd.
Maret 2017 berjumlah 330.152 yang terdiri atas 242.699 HIV dan 87.453 AIDS.
Kegagalan kesembuhan ataupun kegagalan terhadap angka keberhasilan
pengobatan dapat disebabkan oleh dua hal penting, yaitu kegagalan pengobatan, lalai
minum obat atau mangkir dari pengobatan TB. Kegagalan pengobatan disini
maksudnya adalah pasien TB tidak mengalami konversi hingga bulan kelima pada
pasien kategori I atau tidak konversi hingga bulan ketujuh pada pasien kategori II.
Lalai minum obat adalah pasien TB yang tidak minum obat kurang dari 2 bulan.
Sedangkan mangkir pengobatan TB adalah pasien TB yang tidak minum obat lebih
dari 2 bulan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir angka kegagalan
pengobatan TB adalah dengan meningkatkan pengetahuan pasien TB dan
keluarganya tentang pentingnya pengobatan TB. Sedangkan upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya kelalaian minum obat atau mangkir dari
pengobatan adalah dengan cara penyuluhan tentang pentingnya pengobatan TB dan
melakukan pelacakan terhadap pasien TB yang lalai atau mangkir dar pengobatan.
Maka pada tahun 2017, Puskesmas Maesan menetapkan kegiatan penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir sebagai kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka
meningkatkan cakupan angka kesembuhan dan angka keberhasilan pengobatan TB.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk Mencegah Kegagalan pengobatan TB dan mencegah munculnya kasus TB
MDR atau XDR.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah pasien TB lalai atau berhenti minum obat.
b. Mencegah pasien TB salah cara minum obat.
c. Meningkatkan cakupan angka kesembuhan dan angka keberhasilan
pengobatan TB.
2
a. Melakukan pelacakan ke rumah pasien yang berhenti ambil obat atau lalai
minum obat.
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien TB yang lalai atau mangkir dari
pengobatan TB sehingga dapat berobat kembali dan minum obat TB secara
teratur.
c. Memberikan penyuluhan kepada pasien yang salah cara minum obat TB
sehingga dapat minum obat dengan cara yang benar.
2. Rincian kegiatan
Rincian kegiatan dalam kegiatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir antara
lain:
a. Melakukan penyuluhan TB secara komprehensif pada pasien TB yang baru
diobati agar tidak lalai atau mangkir dari pengobatan serta tidak salah cara
minum obat.
b. Melakukan pencatatan rutin dan real time terhadap formulir TB 01, 02 dan
03.
c. Melakukan validasi kesesuaian data pada formulir TB 01, 02 dan 03 setiap
pasien TB ambil obat dan secara periodik sebulan sekali.
d. Memantau formulir TB 01 setiap hari dalam rangka mengevaluasi adakah
pasien TB yang tidak ambil obat tepat waktu.
e. Memantau formulir TB 03 setiap hari dalam rangka mengevaluasi adakah
pasien TB yang tidak konversi pada bulan ke 2 atau 3.
f. Melakukan pelacakan ke rumah pasien yang berhenti ambil obat atau lalai
minum obat.
g. Memberikan penyuluhan kepada pasien TB yang lalai atau mangkir dari
pengobatan TB sehingga dapat berobat kembali dan minum obat TB secara
teratur.
h. Memberikan penyuluhan kepada pasien yang salah cara minum obat TB
sehingga dapat minum obat dengan cara yang benar.
i. Melibatkan lintas program dan lintas sektor dalam rangka penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir.
V. CARA PELAKSANAAN
A. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Pra Pelacakan
a. Penanggung jawab program P2 TB melakukan sosialisasi SOP atau cara
pelaksanaan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir pada semua pelaksana
TB, yaitu perawat desa, bidan desa dan petugas poli TB.
3
b. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB melakukan
penyuluhan TB secara komprehensif pada pasien TB yang baru diobati agar
tidak lalai atau mangkir dari pengobatan serta tidak salah cara minum obat.
c. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB pencatatan rutin
dan real time terhadap formulir TB 01, 02 dan 03.
d. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB melakukan
validasi keseuaian data pada formulir TB 01, 02 dan 03 setiap pasien TB
ambil obat dan secara periodik minimal seminggu sekali.
e. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB memantau
formulir TB 01 setiap hari dalam rangka mengevaluasi adakah pasien TB
yang tidak ambil obat tepat waktu.
f. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB memantau
formulir TB 03 setiap hari dalam rangka mengevaluasi adakah pasien TB
yang tidak konversi pada bulan ke 2 dan 3.
2. Tahap Pelaksanaan Pelacakan
a. Penanggung jawab program P2TB mendata pasien-pasien yang berhenti ambil
obat TB;
b. Menghubungi pelaksana TB (perawat atau bidan desa) agar melacak ke rumah
pasien yang berhenti ambil obat TB;
c. Pelaksana TB memberikan penyuluhan tentang TB dan resiko berhenti minum
obat TB kepada pasien TB yang berhenti ambil obat;
d. Pelaksana TB menganjurkan kepada pasien yang berhenti ambil obat untuk
periksa kembali ke puskesmas;
e. Pelaksana TB memberikan penyuluhan tentang cara minum obat TB yang
benar kepada pasien TB yang tidak konversi pada bulan 2 atau 3;
4
1 Sosialisasi a. Penanggung Jawab a. Memberikan materi cara minum obat
Kegiatan Program TBC yang benar, cara pemantauan
Penyuluhan dan Puskesmas Maesan pengobatan, cara minum obat yang benar
Pelacakan TB serta cara penyluhan dan pelacakan TB
mangkir mangkir kepada pelaksana TB di desa
dan petugas poli TB.
5
kembali ke puskesmas;
c. Memberikan penyuluhan tentang cara
minum obat TB yang benar kepada
pasien TB yang tidak konversi pada
bulan 2 atau 3;
d. Pelaksana TB melaporkan kepada
penanggung jawab P2 TB perihal hasil
pelacakan;
VI. SASARAN
6
Sasaran kegiatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir antara lain:
1. Angka kesembuhan (cure rate) minimal sebesar 85% pada tahun 2017.
2. Angka keberhasilan pengobatan TB (Treatment Success Rate = TSR) minimal
sebesar 85% pada tahun 2017.
3. Angka Konversi minimal 80% pada tahun 2017.
Keterangan:
P: Pelaksanaan.
VIII. Biaya
1. Sumber Dana: Dana BOK Tahun 2017.
2. Rincian Biaya:
Kegiatan Penyuluhan dan Pelacakan TB mangkir dilakukan oleh 2 petugas pada 5
pasien selama 4 bulan. Setiap petugas mendapatkan dana uang harian sebesar Rp.
10.000,-. Sehingga rincian biaya kegiatan Penyuluhan dan Pelacakan TB mangkir
adalah sebagai berikut: 2 petugas x 5 kali x 4 bulan @ Rp. 10.000,- = Rp. 400.000,-
(Empat Ratus Ribu Rupiah).
7
2. Peran serta lintas sektor dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir.
3. Respon pasien TB mangkir dan keluarganya berupa keluhan, umpan balik atau
saran.
Monitoring dan evaluasi secara periodik dilakukan setiap tiga bulan oleh
programmer TB, Koordinator UKM dan Ketua Tim Mutu Puskesmas Maesan.
Monitoring dan evaluasi periodik memonitor dan mengevaluasi antara lain:
8
5. Pelaporan: Laporan terdiri dari poin hasil pemeriksaan fisik dan anamnesa pasien
TB, alasan mangkir pengobatan, kesediaan pasien untuk berobat kembali, alasan
menolak berobat kembali, penyuluhan yang sudah diberikan, umpan balik dari
sasaran, peran lintas program dan lintas sektor serta rencana tindak lanjut hasil
penyuluhan dan pelacakan TB mangkir. Laporan dibuat oleh pelaksana
penyuluhan dan pelacakan TB mangkir kepada penanggung jawab program P2 TB
setiap akhir bulan setelah kegiatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir.
6. Tindak lanjut pelaporan dan hasil evaluasi:
Setiap laporan dijadikan bahan evaluasi. Sedangkan hasil evaluasi digunakan
untuk menyusun rencana tindak lanjut (RTL) perbaikan. Laporan dan hasil
evaluasi serta RTL perbaikan disampaikan kepada pelaksana.
7. RTL akan disusun setelah dianalisis dan dibahas dalam pertemuan minilokakarya
bulanan, komunikasi internal program dan tinjauan manajemen jika ada masalah
yang sulit atau tidak bisa terpecahkan.
9
Kepala Puskesmas
10
INSTRUMEN PELACAKAN TB MANGKIR
PUSKESMAS MAESAN
Nama dan Alamat Penderita TB Mangkir : .....................................................
Bersedia Untuk Berobat
Hasil Pemeriksaan Fisik Alasan Mangkir Kembali Alasan Menolak Untuk Penyuluhan Yang Sudah
No Nama Penderita
dan Anamnesa Pengobatan Rencana Tanggal Berobat Kembali Diberikan
Ya Tdk
Berobat Kembali
No Umpan Balik/Saran Dari Sasaran Peran Lintas Program Peran Lintas Sektor Rencana Tindak Lanjut Hasil Pelacakan TB Mangkir
Bondowoso,…………………….
Mengetahui, Pelaksana Pelacakan
Penanggung Jawab P2 TB
Puskesmas Maesan
........................................ ........................................
NIP…………………….. NIP…………………......
11