Kak Pelacakan Hiv

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PUSKESMAS MAESAN
Jl. Raya Jember – Bondowoso No. 43  (0332) 426381
Email:pkm.maesan@gmail.com
BONDOWOSO

KERANGKA ACUAN KERJA


PENYULUHAN PENYAKIT HIV
PUSKESMAS MAESAN
TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi
genetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang
berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA
sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi. Virus HIV
ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama
sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk penyembuhan
penyakit HIV. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit
pada orang dewasa memakan waaktu 5-10 tahun. Selama kurun waktu tersebut
walaupun masih tampak sehat, secara sadar maupun tidak, pengidap HIV dapat
menularkan virusnya kepada orang lain. Orang yang telah mengidap virus AIDS akan
menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit
dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat
ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang
terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena
sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan
penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS
yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit
yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III
(HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik
dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi

1
asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2
adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di seluruh
dunia.
II. LATAR BELAKANG
Penyakit HIV merupakan salah satu masalah utama di indonesia begitu pula di
Kabupaten Bondowoso. Laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 24 Mei 2017,
menunjukkan jumlah kasus kumulatif HIV/ADS secara nasional sejak tahun 1987 sd.
Maret 2017 berjumlah 330.152 yang terdiri atas 242.699 HIV dan 87.453 AIDS.
Kegagalan kesembuhan ataupun kegagalan terhadap angka keberhasilan
pengobatan dapat disebabkan oleh dua hal penting, yaitu kegagalan pengobatan, lalai
minum obat atau mangkir dari pengobatan TB. Kegagalan pengobatan disini
maksudnya adalah pasien TB tidak mengalami konversi hingga bulan kelima pada
pasien kategori I atau tidak konversi hingga bulan ketujuh pada pasien kategori II.
Lalai minum obat adalah pasien TB yang tidak minum obat kurang dari 2 bulan.
Sedangkan mangkir pengobatan TB adalah pasien TB yang tidak minum obat lebih
dari 2 bulan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir angka kegagalan
pengobatan TB adalah dengan meningkatkan pengetahuan pasien TB dan
keluarganya tentang pentingnya pengobatan TB. Sedangkan upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya kelalaian minum obat atau mangkir dari
pengobatan adalah dengan cara penyuluhan tentang pentingnya pengobatan TB dan
melakukan pelacakan terhadap pasien TB yang lalai atau mangkir dar pengobatan.
Maka pada tahun 2017, Puskesmas Maesan menetapkan kegiatan penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir sebagai kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka
meningkatkan cakupan angka kesembuhan dan angka keberhasilan pengobatan TB.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk Mencegah Kegagalan pengobatan TB dan mencegah munculnya kasus TB
MDR atau XDR.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah pasien TB lalai atau berhenti minum obat.
b. Mencegah pasien TB salah cara minum obat.
c. Meningkatkan cakupan angka kesembuhan dan angka keberhasilan
pengobatan TB.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok

2
a. Melakukan pelacakan ke rumah pasien yang berhenti ambil obat atau lalai
minum obat.
b. Memberikan penyuluhan kepada pasien TB yang lalai atau mangkir dari
pengobatan TB sehingga dapat berobat kembali dan minum obat TB secara
teratur.
c. Memberikan penyuluhan kepada pasien yang salah cara minum obat TB
sehingga dapat minum obat dengan cara yang benar.
2. Rincian kegiatan
Rincian kegiatan dalam kegiatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir antara
lain:
a. Melakukan penyuluhan TB secara komprehensif pada pasien TB yang baru
diobati agar tidak lalai atau mangkir dari pengobatan serta tidak salah cara
minum obat.
b. Melakukan pencatatan rutin dan real time terhadap formulir TB 01, 02 dan
03.
c. Melakukan validasi kesesuaian data pada formulir TB 01, 02 dan 03 setiap
pasien TB ambil obat dan secara periodik sebulan sekali.
d. Memantau formulir TB 01 setiap hari dalam rangka mengevaluasi adakah
pasien TB yang tidak ambil obat tepat waktu.
e. Memantau formulir TB 03 setiap hari dalam rangka mengevaluasi adakah
pasien TB yang tidak konversi pada bulan ke 2 atau 3.
f. Melakukan pelacakan ke rumah pasien yang berhenti ambil obat atau lalai
minum obat.
g. Memberikan penyuluhan kepada pasien TB yang lalai atau mangkir dari
pengobatan TB sehingga dapat berobat kembali dan minum obat TB secara
teratur.
h. Memberikan penyuluhan kepada pasien yang salah cara minum obat TB
sehingga dapat minum obat dengan cara yang benar.
i. Melibatkan lintas program dan lintas sektor dalam rangka penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir.

V. CARA PELAKSANAAN
A. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Pra Pelacakan
a. Penanggung jawab program P2 TB melakukan sosialisasi SOP atau cara
pelaksanaan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir pada semua pelaksana
TB, yaitu perawat desa, bidan desa dan petugas poli TB.

3
b. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB melakukan
penyuluhan TB secara komprehensif pada pasien TB yang baru diobati agar
tidak lalai atau mangkir dari pengobatan serta tidak salah cara minum obat.
c. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB pencatatan rutin
dan real time terhadap formulir TB 01, 02 dan 03.
d. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB melakukan
validasi keseuaian data pada formulir TB 01, 02 dan 03 setiap pasien TB
ambil obat dan secara periodik minimal seminggu sekali.
e. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB memantau
formulir TB 01 setiap hari dalam rangka mengevaluasi adakah pasien TB
yang tidak ambil obat tepat waktu.
f. Penanggung jawab program P2 TB dan/atau petugas Poli TB memantau
formulir TB 03 setiap hari dalam rangka mengevaluasi adakah pasien TB
yang tidak konversi pada bulan ke 2 dan 3.
2. Tahap Pelaksanaan Pelacakan
a. Penanggung jawab program P2TB mendata pasien-pasien yang berhenti ambil
obat TB;
b. Menghubungi pelaksana TB (perawat atau bidan desa) agar melacak ke rumah
pasien yang berhenti ambil obat TB;
c. Pelaksana TB memberikan penyuluhan tentang TB dan resiko berhenti minum
obat TB kepada pasien TB yang berhenti ambil obat;
d. Pelaksana TB menganjurkan kepada pasien yang berhenti ambil obat untuk
periksa kembali ke puskesmas;
e. Pelaksana TB memberikan penyuluhan tentang cara minum obat TB yang
benar kepada pasien TB yang tidak konversi pada bulan 2 atau 3;

3. Tahap Pasca Pelacakan


a. Pelaksana TB melaporkan kepada penanggung jawab P2 TB perihal hasil
pelacakan;
b. Penanggung jawab P2 TB menindaklanjuti dengan memantau apakah pasien
yang telah dilacak, kembali berobat atau tidak. Penanggung jawab P2 TB
menindaklanjuti hasil pelacakan dengan membahasnya di forum komunikasi
internal, minilokakarya bulanan dan minilokakarya lintas sektor;
B. Pelaksana Kegiatan

JENIS PELAKSANA TUGAS DAN PERAN DALAM


NO
KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN

4
1 Sosialisasi a. Penanggung Jawab a. Memberikan materi cara minum obat
Kegiatan Program TBC yang benar, cara pemantauan
Penyuluhan dan Puskesmas Maesan pengobatan, cara minum obat yang benar
Pelacakan TB serta cara penyluhan dan pelacakan TB
mangkir mangkir kepada pelaksana TB di desa
dan petugas poli TB.

b. Petugas Desa (Perawat b. Mengikuti sosialisasi cara minum obat


dan Bidan Desa) dan yang benar, cara pemantauan
petugas Poli TB. pengobatan, cara minum obat yang benar
serta cara penyuluhan dan pelacakan TB
mangkir kepada pelaksana TB di desa
dan petugas poli TB oleh penanggung
jawab P2 TB Puskesmas Maesan.
2 Pemantauan a. Penanggung Jawab a. Melakukan melakukan penyuluhan TB
Formulir TB 01, Program P2 TBC dan secara komprehensif pada pasien TB
02 dan 03. Petugas Poli TB di yang baru diobati agar tidak lalai atau
Puskesmas Maesan mangkir dari pengobatan serta tidak salah
cara minum obat.
b. Melakukan pencatatan rutin dan real time
terhadap formulir TB 01, 02 dan 03.
c. Melakukan validasi kesesuaian data pada
formulir TB 01, 02 dan 03 setiap pasien
TB ambil obat dan secara periodik
minimal seminggu sekali.
d. Memantau formulir TB 01 setiap hari
dalam rangka mengevaluasi adakah
pasien TB yang tidak ambil obat tepat
waktu.
e. Memantau formulir TB 03 setiap hari
dalam rangka mengevaluasi adakah
pasien TB yang tidak konversi pada
bulan ke 2 dan 3.

JENIS PELAKSANA TUGAS DAN PERAN DALAM


NO
KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN

3 Penyuluhan dan a. Penanggung Jawab Menginformasikan kepada Petugas Desa


Pelacakan TB Program P2 TBC daftar pasien yang lalai atau mangkir
Mangkir pengobatan TB serta daftar pasien TB yang
tidak konversi.

b. Penanggung Jawab a. Memberikan penyuluhan tentang TB dan


Program P2 TBC dan resiko berhenti minum obat TB kepada
Pelaksana TB (Petugas pasien TB yang berhenti ambil obat;
Desa: Perawat dan b. Menganjurkan kepada pasien yang
Bidan Desa) berhenti ambil obat untuk periksa

5
kembali ke puskesmas;
c. Memberikan penyuluhan tentang cara
minum obat TB yang benar kepada
pasien TB yang tidak konversi pada
bulan 2 atau 3;
d. Pelaksana TB melaporkan kepada
penanggung jawab P2 TB perihal hasil
pelacakan;

c. Petugas promosi Ikut melakukan usaha promotif pada saat


kesehatan kegiatan penyuluhan dan pelacakan TB
mangkir.

d. Koordinator UKM Melakukan monitoring dan evaluasi,


Essential pembinaan dan pendampingan kegiatan
penyuluhan dan pelacakan TB mangkir.

e. Ketua Tim Mutu Melakukan monitoring dan evaluasi dan


pembinaan kegiatan penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir.

f. Lintas sektor (Toga, Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan


Toma, Kader Kesehatan dan pelacakan TB mangkir dalam bentuk
serta penanggung jawab kegiatan, antara lain: membantu petugas desa
wilayah ) untuk menemukan tempat tinggal penderita
TB yang lalai atau mangkir, membantu
petugas dalam konseling agar penderita TB
yang lalai atau mangkir agar bersedia untuk
berobat kembali ke puskesmas dan membantu
petugas desa dalam rangka pengawasan
menelan obat.

JENIS PELAKSANA TUGAS DAN PERAN DALAM


NO
KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN

4 Pembahasan Pasca g. Penanggung Jawab a. Menindaklanjuti dengan memantau


Penyuluhan dan Program P2 TBC apakah pasien yang telah dilacak,
Pelacakan TB kembali berobat atau tidak;
mangkir b. Menindaklanjuti hasil pelacakan dengan
membahasnya di forum komunikasi
internal, minilokakarya bulanan dan
minilokakarya lintas sektor;

VI. SASARAN

6
Sasaran kegiatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir antara lain:
1. Angka kesembuhan (cure rate) minimal sebesar 85% pada tahun 2017.
2. Angka keberhasilan pengobatan TB (Treatment Success Rate = TSR) minimal
sebesar 85% pada tahun 2017.
3. Angka Konversi minimal 80% pada tahun 2017.

VII. JADWAL PELAKSANAAN DAN BIAYA


A. Jadwal Pelaksanaan
N 2017
Jenis kegiatan
O Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sept Okt Nop Des
1 Pemantauan
formulir TB 01, P P P P P P P P P P P P
02 dan 03
2 Sosialisasi P
3 Pelaksaan
Penyuluhan dan
P P P P
Pelacakan TB
Mangkir
4 Pembahasan
hasil Penyuluhan
P P P P
dan Pelacakan
TB Mangkir

Keterangan:
P: Pelaksanaan.

VIII. Biaya
1. Sumber Dana: Dana BOK Tahun 2017.
2. Rincian Biaya:
Kegiatan Penyuluhan dan Pelacakan TB mangkir dilakukan oleh 2 petugas pada 5
pasien selama 4 bulan. Setiap petugas mendapatkan dana uang harian sebesar Rp.
10.000,-. Sehingga rincian biaya kegiatan Penyuluhan dan Pelacakan TB mangkir
adalah sebagai berikut: 2 petugas x 5 kali x 4 bulan @ Rp. 10.000,- = Rp. 400.000,-
(Empat Ratus Ribu Rupiah).

IX. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


A. SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

Sistem monitoring dan penilaian kinerja dari penyuluhan dan pelacakan TB


mangkir dilakukan dengan dua tahap, yaitu Pasca Kegiatan dan Periodik.

Monitoring dan evaluasi paska kegiatan mengevaluasi antara lain:

1. Ketepatan waktu, tempat, sasaran dan petugas pelaksana penyuluhan dan


pelacakan TB mangkir.

7
2. Peran serta lintas sektor dan pihak terkait lainnya dalam kegiatan penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir.
3. Respon pasien TB mangkir dan keluarganya berupa keluhan, umpan balik atau
saran.

Monitoring dan evaluasi secara periodik dilakukan setiap tiga bulan oleh
programmer TB, Koordinator UKM dan Ketua Tim Mutu Puskesmas Maesan.
Monitoring dan evaluasi periodik memonitor dan mengevaluasi antara lain:

1. Ketepatan waktu, tempat, sasaran dan petugas pelaksana contact tracing.


2. Peran serta lintas sektor dan pihak terkait lainnya dalam penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir.
3. Respon penderita TB, keluarga dan kontak intensif terhadap petugas dan kegiatan
penyuluhan dan pelacakan TB mangkir berupa keluhan, umpan balik atau saran.
4. Cakupan angka konversi, angka kesembuhan dan angka keberhasilan pengobatan.

B. METODE MONITORING DAN EVALUASI


1. Yang melaksanakan evaluasi: Penanggung Jawab Program P2 TBC, Koordinator
UKM dan Ketua Tim Mutu Puskesmas Maesan.
2. Indikator evaluasi:
a. Kesesuaian SOP: Langkah dan tahapan sesuai dengan SOP penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir.
b. Ketepatan Jadwal: Pelaksanaan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir
dilaksanakan tidak lebih dari satu bulan setelah permintaan untuk
melaksanakan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir diterima oleh pelaksana
TB.
c. Ketepatan Tempat Pelaksanaan: Tempat pelaksanaan pada tempat tinggal
penderita TB.

d. Ketepatan sasaran: Pelaksanaan dilakukan pada pasien TB yang lalai, mangkir


atau salah minum obat.
e. Ketepatan alat yang digunakan: Penyuluhan menggunakan media promosi,
yaitu leaflet atau lembar balik.
3. Cara menganalisis: membandingkan antara indikator (poin 2 di atas) dengan
pelaksanaan oleh pelaksana penyuluhan dan pelacakan TB mangkir.
4. Waktu evaluasi dilaksanakan: Satu Bulan setelah pelaksanaan penyuluhan dan
pelacakan TB mangkir.

8
5. Pelaporan: Laporan terdiri dari poin hasil pemeriksaan fisik dan anamnesa pasien
TB, alasan mangkir pengobatan, kesediaan pasien untuk berobat kembali, alasan
menolak berobat kembali, penyuluhan yang sudah diberikan, umpan balik dari
sasaran, peran lintas program dan lintas sektor serta rencana tindak lanjut hasil
penyuluhan dan pelacakan TB mangkir. Laporan dibuat oleh pelaksana
penyuluhan dan pelacakan TB mangkir kepada penanggung jawab program P2 TB
setiap akhir bulan setelah kegiatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir.
6. Tindak lanjut pelaporan dan hasil evaluasi:
Setiap laporan dijadikan bahan evaluasi. Sedangkan hasil evaluasi digunakan
untuk menyusun rencana tindak lanjut (RTL) perbaikan. Laporan dan hasil
evaluasi serta RTL perbaikan disampaikan kepada pelaksana.
7. RTL akan disusun setelah dianalisis dan dibahas dalam pertemuan minilokakarya
bulanan, komunikasi internal program dan tinjauan manajemen jika ada masalah
yang sulit atau tidak bisa terpecahkan.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Instrumen, format pencatatan dan instrumen yang digunakan dalam kegiatan
contact tracing antara lain:
1. Buku Bantu Pencatatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir
Buku Bantu Pencatatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir digunakan oleh
petugas pelaksana penyuluhan dan pelacakan TB mangkir. Digunakan untuk mencatat
biodata pasien TB, alamat tempat tinggal, hasil pemeriksaan fisik dan anamnesa
pasien TB, alasan mangkir pengobatan, kesediaan pasien untuk berobat kembali,
alasan menolak berobat kembali, penyuluhan yang sudah diberikan, umpan balik dari
sasaran, peran lintas program dan lintas sektor serta rencana tindak lanjut hasil
penyuluhan dan pelacakan TB mangkir. (Lampiran 1).

2. Formulir TB 01, 02 dan 03.


Setiap pasien TB yang diobati dipantau pengobatannya menggunakan formulir TB 01,
02 dan 03 setiap pasien TB ambil obat dan secara periodik seminggu sekali.
Kesesuaian data antara formulir TB 01, 02 dan 03 juga dipantau setiap pasien TB
ambil obat dan secara periodik seminggu sekali.

Bondowoso, 24 Januari 2017.


Mengetahui, Penyusun

9
Kepala Puskesmas

drg. Cicik Norma Isa Anwar Hidayat, Amd. Kep


NIP. 19701225 200604 2 009 NIP. 19811230 200312 1 002

10
INSTRUMEN PELACAKAN TB MANGKIR
PUSKESMAS MAESAN
Nama dan Alamat Penderita TB Mangkir : .....................................................
Bersedia Untuk Berobat
Hasil Pemeriksaan Fisik Alasan Mangkir Kembali Alasan Menolak Untuk Penyuluhan Yang Sudah
No Nama Penderita
dan Anamnesa Pengobatan Rencana Tanggal Berobat Kembali Diberikan
Ya Tdk
Berobat Kembali

No Umpan Balik/Saran Dari Sasaran Peran Lintas Program Peran Lintas Sektor Rencana Tindak Lanjut Hasil Pelacakan TB Mangkir

Bondowoso,…………………….
Mengetahui, Pelaksana Pelacakan
Penanggung Jawab P2 TB
Puskesmas Maesan

........................................ ........................................
NIP…………………….. NIP…………………......
11

Anda mungkin juga menyukai