Redesain ST - Tugu PDF
Redesain ST - Tugu PDF
Redesain ST - Tugu PDF
BAB II
KAJIAN DAN PETA KONFLIK
Lokasi Site Proyek Akhir Sarjana (PAS) ini di Stasiun Tugu Yogyakarta.
Usulan perancangan ini untuk merespon permasalahan di kota Stasiun Tugu dalam
permasalahan jumlah wisatawan yang tinggi, sirkulasi dan program ruang. Kawasan ini
merupakan salah satu kawasan padat pemukiman dan aktivitas komersial lainnya,
selain itu tidak lupa bahwa Stasiun Tugu merupakan salah satu pintu gerbang masuknya
pendatang dan wisatawan dari dalam maupun luar kota Yogyakarta akan tetapi fasilitas
penunjang umum masih kurang mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat dan
pariwisata.
Batas – batas:
- Utara : Jalan Wongsodirjan
- Selatan : Jalan Pasar Kembang
- Timur : Jalan Pangeran Mangkubumi
- Barat : Jalan Letjen Suprapto
Pemanfaatan lahan untuk bangunan gedung sesuai gambar diatas dan Peraturan
Pemerintah Kota Yogyakarta mengenai
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB): 70%
2. Tinggi Bangunan (TB):
3. stasiun operasi.
d. Stasiun semenanjung, letak gedung stasiun pada sudut dua sepur yang bergandengan.
Selain itu pada sebuah gedung stasiun juga diperlukan fasilitas gedung untuk jasa
pelayanan khusus. Gedung pelayanan khusus ini berfungsi untuk menunjang kegiatan
jasa pelayanan khusus di stasiun. Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di
stasiun kereta api, yang terdiri atas:
1. Ruang tunggu penumpang
2. Bongkar muat barang
3. Pergudangan
4. Parkir kendaraan
5. Penitipan barang
6. Ruang atm
7. Ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak langsung kegiatan
stasiun kereta api.
Kedua jenis gedung pelengkap stasiun berfungsi sebagai pelengkap gedung pokok.
Gedung –gedung ini memiliki persyaratan tersendiri dalam perancangan, diantaranya
adalah :
1. Lokasi sesuai dengan pola operasi stasiun kereta api.
2. Tata letak ruang tidak mengganggu alur proses kedatangan dan keberangkatan
penumpang kereta api dan pengaturan perjalanan kereta api.
3. Menunjang kegiatan stasiun kereta api dalam rangka pelayanan pengguna jasa
stasiun.
4. Terjamin keselamatan dan keamanan operasi kereta api.
c. Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta api penumpang yang
beroperasi.
d. Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula di atas tidak boleh kurang dari
ketentuan lebar peron minimal sebagai berikut:
1)lampu;
2)papan petunjuk jalur;
3) papan petunjuk arah; dan
4)batas aman peron.
2.5.2 Sirkulasi
Berikut aturan mengenai sirkulasi di stasiun menurut Pedoman Standarisasi Stasiun
PT. KAI Persero
1. Hall
2. Tempat parkir
3. Halaman stasiun; dan semua ruang yang yang dibatasi oleh tempat pemeriksaan
tiket/portir.
2. Besaran Ruang
Besaran Ruang ditentukan berdasarkan kegiatan, jumlah pelaku kegiatan serta
kenyamanan sirkulasi bagi pelaku kegiatan. Berikut besaran ruang minimum kelas
sedang di Stasiun Kereta Api yang diperoleh dari Pedoman Standarisasi Stasiun
PT. KAI tahun 2011 :
Tabel 1: Standar Minimum Kebutuhan dan Besaran Ruang untuk Stasiun Kelas Sedang
3 Ruang PPKA 18 1 18
4 Ruang Serbaguna 50 1 50
5 Ruang Peralatan 12 1 12
11 Ruang Loket 12 2 24
16 Toilet 45 4 180
17 Ruang Mushola 30 2 60
TOTAL = 1045 m2
h) balustrade.
Gambar 2.17 Macam Bentuk Dormer Gambar 2.18 Macam Bentuk Gevel
A. Etika Konservasi
Selain prinsip umum, terdapat peran lain yang mendasari dalam tahap konservasi yaitu
etika dalam konservasi. pendekatan terhadap nilai yang didapatkan mendukung suatu
kegiatan konservasi juga harus didasari oleh unsur keutuhan dan keaslian.
1. Kondisi bangunan harus direkam terlebih dahulu intervensi.
2. Bukti sejarah tidak boleh dihancurkan, dipalsukan atau dipindahkan.
3. Intervensi diusahakan seminim mungkin.
4. Intervensi harus didasari oleh penghargaan terhadap integritas, estetika,
kesejarahan dan fisik dari properti budaya yang bersangkutan.
5. Semua metoda dan material yang digunakan dalam intervensi harus
didokumentasi.
2) Bentuk wujud
3) Karakteristik detail
b. Datum
Suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan untuk
menghubungkan unsur - unsur lain di dalam suatu komposisi. Datum mengorganisi
suatu pola acak unsur –unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang
konstan. Sebagi contoh, garis – garis lagu berfungsi sebagai suatu datum yang memberi
dasar visual untuk membaca not dan irama secara relatif nada – nada yang ada.
Pada sebuah organisasi acak dari unsur – unsur yang tidak sama, sebuah datum dapat
mengorganisir unsur – unsur ini menurut cara – cara berikut:
1) Garis
Sebuah garis dapat memotong atau membentuk sisi – sisi bersama suatu pola; garis –
garis grid dapat membentuk sebuah bidang penyatu yang netral dari suatu pola.
2) Bidang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola unsur – unsur di bawahnya atau berfungsi
sebagai latarbelakang dan membatasi unsur – unsur di dalam bidangnya.
3) Ruang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola – pola di dalam batas – batasnya atau
mengorganisir mereka sepanjang sisi – sisinya.
bangunan itu berada. Sehingga kehadiran satu atau sekelompok banguanan baru lebih
menunjang dari pada menyaingi karakter bangunan yang sudah ada walupun terlihat
dominan (secara Kuantitatif).
2.6.3. Insertion
2.6.3.1 Pengertian Insertion
Menurut Keith Ray dalam buku Insertion Oleh Milla Ardiani mengaktakan
“Infill ialah Suatu usaha penyisipan bangunan baru pada lahan kosong dalam suatu
lingkungan dengan karakteristik kuat dan teratur”.
1. Proporsi Fasad
- Warna
2. Komposisi Massa
- Skala
1. Matching
Dalam pendekatan ini, bangunan baru dirancang dengan gaya arsitektur sama
seperti bangunan aslinya dengan membuat imitasi elemen bangunan bersejarah
sekitarnya, dengan menggunakan material dan detail-detail yang sama(mirip).
2. Contrasting
3. Compatible laras
Pada pendekatan ini, bangunan baru menyesuaikan dan diuat mirip dengan
krakter bangunan lama berdasarkan elemen-element visualnya namun lebih sederhana
dari bangunan aslinya.
4. Compatible kontras
Pada pendekatan ini, gubahan massa disesuaikan dengan bangunan lama namun
karakter, komposisi dan hubungannya dibuat kontras terutama pemilihan penggunaan
fasad dan bentuk bangunan
2.7.3.2 Preseden
1. Museum Louvre
Sumber: http.google.com
Museum Louvre merupakan salah satu museum terbesar, museum seni yang
paling banyak dikunjungi dan sebuah merupakan monumen bersejarah di dunia.
Museum Louvre terletak di Rive Droite Seine, paris dan memiliki luas area 60.600
meter persegi.
Sumber: http.google.com
Bangunan ini merupakan benteng yang dibangun pada abad ke-12 di bawah
pemerintahan Philip II. Sisa-sisa benteng dapat dilihat di ruang bawah tanah museum.
Bangunan ini diperluas beberapa kali hingga membentuk Istana Louvre yang sekarang
ini.kawasan benteng yang memiliki karakteristik dan memiliki nilai historis dipadukan
dengan arsitektur modern tanpa mengurangi atau menyaingi nilai dan karakter
bangunan dengan nilai historis yang tinggi sehingga museum ini sangat berhassil
menempatkan arsitektur modern di tengah-tengah bangunan lama(historis)
Memadukan bangunan modern dan bangunan yang memiliki nilai historis tinggi
dengan karakteristik yang berbeda/berlawanan, dimana yang satu menggunakan
material kaca dengan sifat transparan dan ringan sedangkan yang satu memiliki
karakteristik massiv, berat dan banyak ornamen.
Kemudian dari segi level ketinggian, louvre dengan bangunan heritage yang memiliki
level yang sama, dan keterkaitan bangunan baru dan lama dihubungkan melalui jalan
underground pada louvre yang dapat menuju bagian basement pada setiap bagian
museum.
Sumber: Wikipedia.com
Stasiun Gambir yaitu stasiun yang termasuk kereta api kelas besar yang terletak
di Gambir, Jakarta Pusat. Dengan nuansa Art Deco, Stasiun ini dibangun pada tahun
1930-an dan direnovasi menjadi jalur layang pada tahun 1990-an.(sumber:
Wikipedia.com). Stasiun ini melayani kelas Eksekutif dan Campuran dari dan menuju
kota-kota yang ada di Jawa. Stasiun Gambir merupakan pintu gerbang kota Jakarta yang
termasuk jenis Elevated Station. Stasiun ini memiliki 3 buah lantai dengan fungsi
masing-masing lantai yang berbeda. Pada lantai 1 terdapat aula, loket dan ticket gate,
beberapa restoran, lantai 2 terdapat ruang tunggu dan komersil dan platform pada lantai
3 (sumber: wikipedia.com). Dari stasiun gambir ini dapat dicontoh dalam zoning fungsi
perlantai yang sebenarnya dapat mempermudah sirkulasi dan pengawasan penumpang
terutama dalam peak hour.
Sumber: archdaily.com
Sumber: archdaily.com
Terlihat pada potongan Stasiun ini dibagi menjadi dua bagian yaitu bangunan
eksisting sebagai lobby dan retail sedangkan bangunan baru sebagai stasiun, hotel,
dan kantor. Pembagian zoning antara retail dan platform menggunakan sitem
vertikal dimana tepat dibawah zona komersil
Sumber: archdaily.com
Sumber: archdaily.com
Pembagian fungsi ruang pada bangunan lama dengan letak peron berada paling
bawah dan penggunaan atrium pada retail-retail memberi kesan besar dan luas dan
sedangkan ruang-ruang dengan privasi tinggi memberi kesan rapat dan rendah pada
peron.
Sumber: archdaily.com
-Stasiun baru dan lama memiliki skala ukuran ketinggian yang sama sehingga
terlihat setara.
- juga menerapkan atrium pada zona publik dan platform memberii kesan besar dan
luas sedangkan ruang-ruang platform memberi kesan rapat dan rendah pada peron.
Sumber: http.pinterest.com
Sumber: http.pinterest.com
Stasiun ini dipisahkan antara platform dan drop terpisah oleh jalan sehingga
terdapat skywalk untuk menyeberang, sehingga pengguna stasiun harus melewati
skywalk yang berada di lantai 3 dan harus melewati retail dan pusat perbelanjaan
kemudian platform ada di lantai ground floor. Alur sirkulasi kendaraan menuju drop
off menggunakan alur linier sehingga mobil hanya menurunkan penumpang dan
langsung keluar. Peletakan area parkir berada didepan sehingga dapat akses
langsung menuju Terminal.
-Penggunaan alur linier pada sirkulasi drop off dan parkir dimana menerus hingga
platform
Berikut denah bangunan utama Cagar Budaya Stasiun Tugu Sehingga bangunan
tersebut akan tetap dipertahankan tanpa mengganti atau merusak bagian luar maupun
dalam bangunan.
Stasiun Tugu diresmikan pada tahun 1887, sehingga dari segi umur termasuk
cukup tua, Stasiun ini memiliki arsitektur yang unik yang merupakan peninggalan
bangunan belanda dengan karakter bangunan indische dengan penggunaan ornamen
garis-garis vertikal dan horizontal yang banyak dianut pada akhir abad ke 19 dan
menjadi gaya arsitektur kolonial modern pada awal abad ke 20 di Hindia Belanda.
(sumber :wikipedia.org)
1. Irama
Komposisi simetris yang memiliki irama pengulangan dengan bagian tengah yang
merupakan pintu masuk utama sebagai pusat perhatian,
2. Elemen garis
Perpaduan garis — garis vertikal dan horizontal sebagai pemberi karakter bangunan
3. Ornament
lubang-lubang dinding yang berguna untuk cross ventilation sebagai pemberi
karakter bangunan..
4. Bentuk
Stasiun tugu pada dasarnya adalah geometris seperti persegi yang tersusun dalam
suatu pola yang memberikan kesan rapi, ini padukan dengan unsur-unsur hias
dengan bentukan diagonal. Namun harus tetap menjadi suatu kesatuan antara
bentukan dan hiasan.
5. Material Beton(masif)
Bahan yang digunakan pada bangunan Cagar Budaya stasiun tugu ini yaitu semen,
beton, batu yang permukaannya dihaluskan dan bersamaan dengan kaca dekoratif.
6. Gevel
bangunan biasanya dihias dengan bentuk seperti menara untuk menunjukan letak
entrance agar lebih terlihat dan menarik
7. Dormer
Terdapat bukaan-bukaan kecil pada atap sebagai cross ventilation
8. Ventilasi sebagai elemen vertikal
Terdapat jendela sebagai bukaan dalam bentuk persegi atau bulat. Untuk menjaga
elemen garis pada bangunan, biasanya jendela diatur dalam pola horisontal
menerus.
9. Warna
Memiliki warna dominan putih dengan penekanan warna pada pintu masuk dan
elemen garis horizontal.
10. Denah Simetris
NO Karakter Gambar
1 Irama
2 Element Garis
3 Ornament
4 Bentuk
5 Gevel
6 Ventilasi Sebagai
Elemen Vertikal
7 Warna
8 Dormer
9 Material Beton/Masiv
10 Denah Simetris
ada jalur ekonomi pada Stasiun ini kecuali Jogja-Solo. Berikut layout eksisting Stasiun
tugu :
1. Parkir 90o
2. Parkir 60o
3. Parkir 45o
4. Parkir 30o