Karakteristik Konseling
Karakteristik Konseling
Karakteristik Konseling
Karakteristik Konseling
1. Konseling adalah hubungan dalam suasana belajar mengajar.
Hubungan antara konselor dan konseli adalah hubungan tatap muka.
2. Konseling dilaksanakan untuk mengatasi masalah.
3. Konseling bertujuan untuk mengenali diri sendiri, menerima diri secara
realistis, dan mengembangkan tujuan, dapat memutuskan plihan, dan
menyusun rencana yang lebih bijaksana sehingga dapat berkembang secara
konstruktif dilingkungannnya.
4. Konseling memberi bantuan kepada individu untuk mengembangkan
pengetahuan, kesehatan mental, serta perubahan sikap dan prilaku.
4. Privasi
Pada dasarnya dalam hubungan konseling perlu adanya keterbukaan klien.
Keterbukaan klien bersifat konfidental ( rahasia) Konselor harus menjaga
kerahasiaan masalah klien. Perlindungan atau jaminan hubungan ini adalah unik
dan akan meningkatkan kemauan klien untuk membuka diri.
5. Dorongan
Dalam hubungan konseling konselor juga perlu memberikan dorongan atas
keinginan atas perubahan perilaku dan memperbaiki keadaanya sendiri sekaligus
memberikan motivasi untuk berani mengambil risiko dari keputusannya.
6. Kejujuran
Hubungan konseling didasarkan atas kejujuran dan keterbukaan serta adannya
komunikasi teraarah antara konselor dengan klien. Dalam jalan ini tidak ada
sandiwara dengan jalan menutupi kelemahan atau menyatakan yang bukan
sejatinya.
Karakteristik konseling untuk perkembangan :
1. Konselor/pembimbing selalu berusaha melihat potensi individu dan dari
sinilah dimulai penjelajahan dalam proses konseling. Akan tetapi bukan
sebaliknya, bahwa seorang konselor hanya melihat sisi
kelemahan/problem/kesulitan klien belaka. Akibatnya proses konseling
dipandang oleh para klien adalah suasana yang tidak menyenangkan.
2. Jika sekiranya klien memiliki masalah/kelemahan atau kesulitan, biarlah
klien yang mengungkapkannya berkat dorongan dari konselor. Kemudian
konselor berupaya membantu agar klien mampu mengatasi masalahnya.
3. Konselor berusaha dengan menggunakan ketrampilan, kepribadian dan
wawasannya, untuk menciptakan situasi konseling yang kondusif bagi
pengembangan potensi klien.
4. Konselor berusaha memberikan kesempatan kepada klien untuk
memberikan alternatif-alternatif pilihan yang sesuai dengan kondisi dan
situasi dirinya. Konselor akan ikut membantu agar klien dapat
mempertimbangkan alternatif-alternatif secara realistik.
5. Konseling pengembangan berjalan melalui proses konseling yang
menggairahkan, mengembirakan klien, yaitu melalui dialog/wawancara
konseling yang menyentuh hati nurani dan kesadaran klien.