Askep Komunitas
Askep Komunitas
Askep Komunitas
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami
Bapak Dr. Yusran Haskas, SKM, S. Kep., Ns., M. Kes dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Tujuan .........................................................................................
1. Tujuan Umum .......................................................................
2. Tujuan Khusus ......................................................................
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN ........................................................
A. Definisi ........................................................................................
B. Etiologi ........................................................................................
C. Manifestasi Klinis .......................................................................
D. Patofisiologi ................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS ...............................
A. Pengkajian ...................................................................................
B. Analisa Data ................................................................................
C. Intervensi .....................................................................................
D. Implementasi ...............................................................................
E. Evaluasi .......................................................................................
BAB IV PENUTUP ......................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penyakit jantung, termasuk penyakit jantung koroner,
telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Seperti dimaklumi
penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri koroner
yang menyuplai darah ke otot jantung. (Soeharto Iman, 2004)
Prevalensi angka kejadian PJK di Sulawesi Utara pada tahun 2014
berdasarkan hasil diagnose tenaga kesehatan dan gejala sebesar 1,7% dan
berdasarkan hasil diagnose oleh tenaga kesehatan prevalensi angka
kejadian PJK di Sulawesi Utara sebesar0,7% yang merupakan peringkat
kedua setelah Sulawesi Tengah. (Tappi, Nelwan & Kandou, 2018)
Penyakit jantung coroner (PJK) merupakan pembunuh nomor satu di
Indonesia. Angka kematian karena PJK 17,05% dari total kematian. Faktor
risiko dapat dimodifikasi yaitu: dyslipidemia, diabetes mellitus, stress,
infeksi, kebiasaan merokok, pola makan yang tidak baik, kurang gerak,
obesitas. Faktor risiko tidak dapat dicegah adalah usia, sex, serta riwayat
keluarga. Penyakit ini merupakan problem kesehatan utama di negara maju,
badan kesehatan dunia (WHO) mencatat lebih dari 7 juta orang meninggal
akibat PJK di seluruh dunia pada tahun 2002. Di Indonesia telah terjadi
pergeseran kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-10
tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian
tetap menduduki peringkat ke-3. Meski belum ada data epidemologis pasti,
angka kesakitan/kematiannya terlihat cenderung meningkat. Hasil survey
Kesehatan Nasional tahun2001 menunjukkan tiga dari 1.000 penduduk
Indonesia menderita PJK (Iskandar, Abdul Hadi & Alfridsyah, 2017).
Penyempitan arteri coroner ini biasa disebut arteriosclerosis, dan salah
satu bentuk arteriosclerosis, adalah penyempitan lemak jenuh, yang disebut
atherosclerosis. Dalam proses ini, lemak-lemak terkumpul di dinding arteri
dan penebalan ini menghasilkan permukaan yang kasar pada dinding arteri
4
dan juga penyempitan arteri coroner. Hal ini membuat kemungkinan adanya
penggumpalan, maka tidak ada lagi darah yang bisa mengalir karena darah ini
diblok oleh gumpalan darah yang sudah menjadi keras (Iskandar, Abdul Hadi
& Alfridsyah, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca khususnya bagi
para perawat pemula yang sedang kiat-kiatnya dalam menambah wawasan
untuk menuju perawat yang ahli, professional dan berwawasan luas dalan
menangani kesehatan yang ada di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui laporan pendahuluan asuhan keperawatan
pada pasien dengan PJK.
b. Mahasiswa dapat mengetahui model asuhan keperawatan komunitas
pada pasien dengan PJK
5
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
“PENYAKIT JANTUNG KORONER”
A. Definisi
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi akibat
penyempitan atau penyumbatan pembuluh nadi koroner karena adanya
endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan penyediaan darah ke
jantung terganggu. (Lapau Buchari, 2013)
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan
penyempitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis (kekakuan
arteri) maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak (plague) pada
dinding arteri koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun.
(Kabo Peter, 2008)
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang dapat di cegah
dengan mengendalikan factor resiko yang sebagian besar merupakan prilaku
gaya hidup. Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh aterosklerosis yang
merupakan suatu kelainan degeneratif yang dipengaruhi oleh adanya faktor
resiko (Judith.M, Wilkison dan Nancy, 2013).
B. Etiologi
Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah adanya gangguan pada
pembuluh darah akibat menumpuknya plak. (AgroMedia, 2009)
Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner.Penyakit janutng
koroner dapat diturunkan secara turun menurun (krturunan). Mungkin juga
merupakan perkembangan seperti pada usia lanjut dan pembentukan paque di
dalam arteri yang berlangsung lama. Anda bisa terkena penyakit jantung
koroner jika anda mempunyai berat badan yang berlebihan (overweight) atau
seseorang dengan tekanan darah tinggi dan diabetes. Kolesterol tinggi bisa
juga menjadi penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner bersumber
dari aneka gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kebiasaan makan
dengan tinggi lemak dan kurangnya olah raga (Yahya, Fauzy, 2010).
6
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadia
paling tinggi fitemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya
bukan merupakan factor penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik.
factor-faktor yang menigkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner
adalah diet kaya lemak, merokok, malas berolahraga. Resiko terjadinya
penyakit arteri koroner meningkat pada peningkatan kadar kolesterol total dan
kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Jika terjadi peningkatan kadar
kolesterol HDL (kolesterol baik), maka resikio terjadinya penyakit arteri
koroner akan menurun (Yahya, Fauzy, 2010).
Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena itu makanan
juga mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri koroner. Merubah pada
pola makan (dan bila perlu mengonsumsi obat dari dokter) bisa menurunkan
kadar kolesterol. Menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL bisa
memperlambat atau mencegah berkembangnya penyakit arteri coroner
(Yahya, Fauzy, 2010).
Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi seseorang
yang memiliki factor resiko berikut: merokok sigaret, tekanan darah tinggi,
kegemukan, malas berolahraga, kadar trigliserida tinggi, dan keturunan
(Yahya, Fauzy, 2010).
C. Manifestasi Klinis
Menurut (Kaplan, Norman M.1991), manifestasi klinis PJK ialah sebagai
berikut:
1. Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan
aktivitas yang cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan.
Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.
2. Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas
bawah, terjadi selama atau setelah olah raga Peka terhadap rasa dingin
3. Perubahan warna kulit.
4. Nyeri dada kiri seperti ditusuk-tusuk atau diiris-iris menjalar ke lengan
kiri.
5. Keringat dingindan berdebar-debar
7
6. Dada rasa tertekan seperti ditindih benda berat, leher rasa tercekik.
7. Denyut jantung lebih cepat
8. Mual dan muntah
9. Kelemahan yang luar biasa
D. Patofisiologi
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar dan
kecil yang ditandai dengan penimbunan endapan lemak, trombosit,
neutrophil, monnosit dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima
(lapisan sel endotel), dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos).Arteri
yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta dan arteri-arteri
serebral (Judith.M, Wilkison dan Nancy, 2013).
Langkah pertama dalam pembentukan aterosklerosis dimulai dengan
difungsi lapisan endotel lumen arteri, kondisi ini dapat terjadi setelah cedera
pada sel endotel atau dari stimulus lain, cedera pada sel endotel meningkatkan
permeabelitas terhadap berbagai komponen plasma, termasuk asam lemak
dan triglesirida, sehingga zat ini dapat masuk kedalam arteri, oksidasi asam
lemak menghasilkan oksigen radikal bebas yang selanjutnya dapat merusak
pembuluh darah (Judith.M, Wilkison dan Nancy, 2013).
Cedera pada sel endotel dapat mencetuskan reaksi infalmasi dan imun,
termasuk menarik sel darah putih, terutama neutrophil dan monosit, serta
trombosit ke aorta cedera, sel darah putih melepaskan siitokin poinflamatori
poten yang kemudian memperburuk situasi, menarik lebih banyak sel darah
putih dan trombosit ke area lesi, menstimulasi proses pembekuan,
mengaktifitasi sel T dan B, dan melepaskan senyawa kimia yang berperan
sebagai cheomactreactan (penarik kimia) yang mengaktifkan siklus inflamasi,
pembekuan dan fibrosis, pada saat ditarik ke area cedera, sel darah putih akan
menempel disana oleh aktivasi factor adhesive endothelial yang bekerja
seperti Velcro sehingga endotel lengket terutama terhadap sel darah putih,
pada saat menempel di lapisan endothelial, monosit dan neutrophil mulai
berimigrasi di antara sel-sel endotel ke ruang interstisial. Di ruang interstisial,
monosit yang matang meneruskan siklus inflamasi. Sitokin proinflamatori
8
juga merangsang, ploriferasi sel otot polos uang mengakibatkan sel otot polos
tumbuh di tunika intima (Judith.M, Wilkison dan Nancy, 2013).
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
“PENYAKIT JANTUNG KORONER”
SKENARIO KASUS
Di Kec. Tanralili Kota Maros RT 1 RW 2 terdapat penduduk yang
menderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) berjumlah 300 orang, 60 % wanita
yaitu sebanyak 180 orang dan 40 % laki-laki sebanyak 120 orang. Dari jumlah
penduduk yang menderita PJK tersbut, sebanyak 80 orang (20%) usia dewasa dan
30% usia lansia sebanyak 150 orang, serta 25% faktor genetik sebanyak 50 orang
dan 25% sebanyak 30 orang pengkonsumsi rokok. Dari penduduk yang menderita
penyakit jantung koroner sangat sedikit sekali penderita penyakit jantung koroner
yang rutin memeriksakan kesehatannya. Dari Data tersebut perekonomian warga
setempat juga tidak memadai sehingga itu yang menjadi alasan utama mereka
tidak rutin memeriksakan kesehatannya.
10
A. Pengkajian
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi: data
inti dan data sub sistem.
1. Data Inti Komunitas Meliputi ;
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Lokasi :
Propinsi daerah tingkat 1 : Sulawesi Selatan
Kabupaten/ Kotamadya : Maros
Kecamatan : Tanralili
RW :2
RT :1
Luas wilayah : 10.000 m2
Batas wilayah/wilayah
1) Utara : Kec. Moncongloe
2) Selatan : RT 06 /RW 04
3) Barat : RT 07
4) Timur : RT 18/ RW 03
b. Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Pemukiman : 7510 m2
c. Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Pemukiman : 7510 m2
d. Data demografi sebaran penyakit
1. Jumlah penderita hipertensi : 100 orang
2. Jumlah penderita gagal ginjal : 50 orang
3. Jumlah penderita DM : 150 orang
e. Berdasarkan jenis kelamin
1. Laki-laki : 120 orang (40 %)
2. Perempuan : 180 orang (60 %)
11
f. Berdasarkan kelompok penderita PJK :-
1. Dewasa : 25 orang (5%)
2. Lansia : 100 orang (30 %)
3. Faktor Genetik : 50 orang (15%)
4. Pengkonsumsi Rokok : 125 orang (50 %)
g. Berdasarkan agama
1. Islam : 230 orang (88 %)
2. Kristen : 15 orang (9 %)
3. Hindu : 5 orang (3 %)
4. Budha :-
5. Katolik :-
h. Berdasarakan suku bangsa
1. Bugis : 162 orang (77%)
2. Makassar : 78 orang (23%)
i. Suku bangsa
1. Jawa : 210 orang (70%)
2. Madura : 75 orang (25%)
3. Sunda : 9 orang (3%)
4. WNI keturunan : 6 orang (2%)
j. Status perkawinan
1. Kawin : 154 orang (65%)
2. Tidak kawin : 56 orang (20%)
3. Duda : 15 orang (10%)
4. Janda : 25 orang (5%)
12
Data Sub Sistem
A. Data Lingkungan Fisik
13
g. Jamban
1. Kepemilikan jamban
a) Memiliki jamban : 80%
b) Tidak memiliki jamban : 20%
2. Macam jamban yang dimiliki
a) Septitank : 75%
b) Disungai : 25%
3. Keadaan jamban
a) Bersih : 45%
b) Kotor : 55%
h. Keadaan rumah
1. Tipe rumah
a) Tipe A/permanen : 225 orang (70%)
b) Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
c) Tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
2. Status rumah
a) Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
b) Kontrak : 70 orang (40%)
3. Lantai rumah
Lantai rumah menggunakan keramik dan tehel
4. Ventilasi
Rumah memiliki ventilasi (jendela)
5. Luas kamar tidur
Memiliki 3 kamar dengan luas 3x3
6. Penerangan rumah oleh matahari
Penerangan menggunakan lampu
7. Kepemilikan pekarangan
Warga memiliki pekarangan yang cukup luas
14
Fasilitas Umum dan Kesehatan
A. Fasilitas umum
1. Sarana Kegiatan Kelompok
a. Karang taruna : tidak ada
b. Pengajian : ada
c. Ceramah agama : tidak ada
d. PKK : ada
B. Fasilitas Kesehatan
1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
a. Puskesmas : ada
b. Rumah Sakit : tidak ada
c. Para Dokter Swasta : tidak ada
d. Praktek Kesehatan Lain : tidak ada
15
Ekonomi
1. Karekteristik Pekerjaan
a. PNS/ABRI : tidak ada
b. Pegawai swasta : ada
c. Wiraswasta : ada
d. Buruh tani/pabrik : ada
16
c) Jarang memakai : 10% ( 30 org )
2) Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
a) Sering : 10% ( 30 org )
b) Kadang-kadang : 15% ( 40 org )
c) Tidak pernah : 75% ( 225 org )
g. Transportasi
1. Fasilitas transportasi : Jalan Raya, Angkutan Umum, Ambulans
2. Alat transportasi yang dimiliki
a. Sepeda : orang (30%)
b. Motor : 230 orang (40%)
c. Mobil : 15 orang (2%)
d. Lain-lain/ becak : 2 orang (28%)
3. Penggunaan Sarana Transportasi Oleh Masyarakat
a) Angkutan umum : 45 orang (15%)
b) Kendaraan pribadi : 245 orang (85%)
17
2. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok PJK
a) Pamflet tentang penanganan PJK : ada
b) Leaflet tentang penanganan PJK : ada
3. Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
a) Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas kesehatan dari
Puskesmas : ada tapi jarang
Pendidikan
1. Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal
a) SD : 105 orang (45%)
b) SLTP : 45 orang (30%)
c) SLTA : 70 orang (20%)
d) Perguruan tinggi : 30 orang (5%)
Rekreasi
Tempat wisata yang biasanya dikunjungi Anjungan Panti Losari
18
ANALISA DATA
Do :
20
INTERVENSI
No Dx Intervensi
1 Ketidakpatuhan Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan
Masyarakat/Penderita PJK Tindakan:
terhadap pengobatan b/d (Observasi)
Beban pembiayaan Program 1. Identifikasi kepatuhan
Perawatan di Kec. Tanralili menjalani program
Kota Makassar RT 1 RW 2 pengobatan teraupeutik
2. Buat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik
3. Buat jadwal pendampingan keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama
menjalani program pengobatan, jika perlu
4. Dokumentasikan aktivitas selama menjalani
proses pengobatan
5. Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung
atau menghambat berjalannya program
pengobatan
6. Libatkan keluarga untuk mendukung program
yang dijalani
(Edukasi)
1. Informasikan program pengobatan yang harus
dijalani
2. Informasikan manfaat yang akan diperoleh
jika teratur menjalani program pengobatan
3. Anjurkan keluarga untuk mandampingi dan
merawat pasien selama menjalani program
pengobatan
4. Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan kesehatan terdekat,
jika perlu
2. Defisit Kesehatan Manajemen Lingkungan Komunitas
Komunitas b/d Hambatan Tindakan:
Akses ke Pemberi (Observasi)
Pelayanan Kesehatan di 1. Lakukan skrinig risiko gangguan kesehatan
Kecamatan Tanralili Kota lingkungan
Makassar Rt 1 Rw 2 2. Identifikasi faktor risiko kesehatan yang
diketahui
3. Libatkan partisipasi masyarakat dalam
memelihara keamanan lingkungan
(Edukasi)
1. Promosikan kebijakan pemerintah untuk
mengurangi risiko penyakit
2. Berikan pendidikan kesehatan untuk
kelompok resiko
3. Informasikan layanan kesehatan ke individu,
keluarga, kelompok berisiko dan masyarakat
(Kolaborasi)
1. Kolaborasi dalam tim multidisiplin untuk
mengidentifikasi ancaman keamanan di
masyarakat
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam
program kesehatan komunitas untuk
menghadapi resiko yangdiketahui
3. Kolaborasi dalam pengembangan program
aksi masyarakat
4. Kolaborasi dengan kelompok masyarakat
dalam menjalankan peraturan pemerintah
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dewasa ini penyakit jantung, termasuk penyakit jantung koroner, telah
menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Seperti dimaklumi
penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri koroner
yang menyuplai darah ke otot jantung. (Soeharto Iman, 2004)
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang dapat di cegah
dengan mengendalikan factor resiko yang sebagian besar merupakan prilaku
gaya hidup. Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh aterosklerosis yang
merupakan suatu kelainan degeneratif yang dipengaruhi oleh adanya faktor
resiko (Judith.M, Wilkison dan Nancy, 2013).
B. Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini yang berjudul, “Konsep Teori
Keperawatan Komunitas Penyakit Kronis PJK” ini, kelompok mengharapkan
dapat menambah wawasan pembaca khususnya bagi para perawat pemula
yang sedang kiat-kiatnya dalam menambah wawasan untuk menuju perawat
yang ahli, professional dan berwawasan luas dalan menangani kesehatan yang
ada di masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
24