Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TinjauanUmum
Format Isian Akta Notaris Model I dan dokumen pelengkapnya serta Salinan Akta
(PT). Pendirian perusahaan Perseroan Terbatas disahkan oleh Menteri Hukum dan
hak Asasi Manusia pada tanggal 20 Marert 2006 dengan No. C-00137
ditetapkan pada tanggal 17 September 2014 oleh Direktur Jenderal Mineral dan
Batubara.
PT. Kutai Bara Abadi adalah pemegang Ijin Usaha Pertambangan IUP
KW.KTN 2006 053 PU, Perijinan ini dilanjutkan ke Ijin seluas 2.039 Ha (Tabel
1.1). Wilayah konsesi PT. KBA terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Muara
2.1
AMDAL dan pembuatan RKL dan RPL. Kegiatan penambangan dilaksanakan
012 Ep tanggal 26 Februari 2008 dan Ijin Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan
KTN 2010 2394 OP luas area 2039 Ha. Ijin Usaha Pertambangan IUP-OP ini
Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada PT. Kutai Bara Abadi, dan
2.2
Kilometer sebelah Barat Daya Kota Samarinda. Perjalanan dari kota Makassar ke
badara internasional sultan aji Muhammad sulaiman sempinggan atau pun kapal
yang langsung ke pelabuhan di samarinda. Setelah itu untuk mencapai lokasi PT.
Kutai Bara Abadi dapat dicapai melalui jalan darat kendaraan roda empat ataupun
roda dua untuk sampai di Desa sabintulung dan selanjutnya apabila ingin ke lokasi
Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah PT. Kutai Bara Abadi
2.3
2.1.3 Letak Administrasi
Wilayah KP PT. Kutai Bara Abadi dengan luas 2.039 Ha, secara
pada gambar 2.2 sedangkan wilayah coal preparation, stockpile dan pelabuhan
Tabel 2.1
2.4
Sumber : PT Kutai Bara Abadi
Gambar 2.2
PETA IUP PT. Kutai Bara Abadi
Pada daerah tambang PT Kutai Bara Abadi mempunyai iklim tropis, musim
hujan dan musim kemarau berganti sepanjang bulannya. Temperatur berkisar rata-
rata 250-300C. Berdasarkan data curah hujan bulan januari sampai dengan Bulan
desember Tahun 2016 diperoleh curah hujan rata-rata sekitar 58.27 mm dan
dimana bulan basah umumnya terjadi pada Bulan juni hingga desember ,
sedangkan bulan kering lebih sering terjadi pada Bulan januari hingga mei.
2.5
2.1.6 Struktur Organisasi PT. Kutai Bara Abadi
dan Safety Healt Environment. Site Manager sebagai Kepala Teknik Tambang
dan Kepala Bagian SHE sebagai wakil Kepala Teknik, dan dibantu oleh pengawas
operasional dan pengawas teknis. Adapun struktur organisasi dalam diagram tabel
di bawah.
Tabel 2.2
STRUKTUR ORGANISASI
SITE MENAGER
KTT
2.2 SURVEY
LandasanTeori MEKANIK CREW EMPIRO
PORD
dan mengeluarkan air yang terdapat atau menggenangi suatu daerah tertentu.
2.6
lingkungan tambang yang dilakukan untuk mencegah masuknya air atau
mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah penambangan. Upaya ini dilakukan
penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan terutama pada
musim hujan.
dikendalikan dengan baik. Penanganan masalah ini dapat dilakukan dengan cara
penyerapan). Dari kedua aspek tersebut kandungan air tambang berasal dari:
Termasuk dalam air permukaan adalah air limpasan permukaan, air dari sungai,
rawa atau danau yang terdapat di daerah tersebut, air buangan (limbah) dan
b. Air tanah
Air tanah adalah air yang bergerak didalam tanah yang terdapat didalam
ruangan-ruangan antar butir tanah yang berasal dari anfiltrasi air permukaan.
2.2.1 SiklusHidrologi
Daur atau siklus hidrologi adalah gerakan air ke udara, kemudian jatuh ke
permukaan tanah dan akhirnya mengalir ke sungai atau ke laut. Hujan merupakan
2.7
komponen utama dalam proses hidrologi dan sangat berpengaruh pada sistem
secara keseluruhan dan juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan
air.
Daur hidrologi dimulai dengan penguapan air dari laut dan sungai. Uap
dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut untuk sementara
tertahan pada tanah di tempat dekat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi ke
Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan atau bagian atas tanah
menuju sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah
gravitasi baik air permukaan (surface steamflow) maupun air dalam tanah
bergerak menuju tempat yang lebih rendah dan akhirnya dapat mengalir ke laut.
menyebabkan terjadinya hujan. Air yang jatuh ke daratan sebagian akan menguap,
sebagian akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi mengalir ke permukaan
menuju tempat yang rendah seperti sungai dan akhirnya akan kembali ke danau
atau ke laut, kemudian akan terjadi penguapan dan daur hidrologi dimulai
kembali.
2.8
Sumber : google images
Gambar 2.3
Siklus Hidrologi
Salah satu hal yang dihadapi jika sistem penambangan yang diterapkan
dengan cara tambang terbuka adalah penanganan air yang melimpas di permukaan
tanah, baik yang berasal dari air hujan maupun dari air tanah. Akibatnya dapat
untuk merancang suatu sistem penirisan tambang dapat dibagi menjadi 2 macam
metode, yakni:
a. Mine Drainage
Sistem ini merupakan upaya untuk mencegah atau mengurangi air sekecil
mungkin yang akan masuk ke lokasi penambangan. Sistem ini terbagi atas 4
2.9
a. Siemens Method, yaitu suatu cara dimana casing dimasukkan pada
lubang bor agar air mudah masuk ke dalam pipa untuk dipompa keluar.
b. Small Pipe System with Vacuum Pump, yaitu suatu cara dengan
berdiameter lebih kecil daripada diameter lubang bor. Agar lubang bor
tidak vakum, maka antara pipa dan lubang bor dimasukkan material pasir
sebagai saringan.
c. Deep Well Pump Method, yaitu suatu cara drainase untuk material
pada daerah dengan permeabilitas rendah dan kuantitas air yang sangat
minim, dimana dibuat dua lubang bor yang berdiameter besar dijadikan
sebagai katoda dan lubang bor yang berdiameter kecil dijadika sebagai
anoda. Pada katoda, ion H akan mengikat ion OH sehingga akan terjadi
terkumpul dipompa.
b. Mine Dewatering
Merupkan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke dalam lokasi
penambangan yang berasal dari air tanah, maupun yang berasal dari air hujan.
2.10
2. Open Sump, yaitu suatu cara dimana air dikumpulkan dahulu pada sump lalu
dibiarkan air tersebut keluar secara perlahan-lahan tanpa ada material yang
Daerah tangkapan hujan adalah daerah dimana air hujan yang jatuh akan
tertampung dan menuju ke suatu tempat konsentrasi yang sama. Air hujan yang
mempengaruhi suatu sistem drainase tambang adalah air hujan yang mengalir di
atas permukaan tanah (air permukaan) ditambah sejumlah pengaruh air tanah.
kondisi dan luas daerah tangkapan hujan di sekitar lokasi penambangan. Luas
Daerah tangkapan hujan ini dibatasi oleh pegunungan dan bukit-bukit yang
Setelah daerah tangkapan hujan ditentukan, maka diukur luasnya pada peta
kontur, yaitu dengan menarik hubungan dari titik-titik yang tertinggi di sekeliling
mengalirnya air, maka luas dapat dihitung dengan menggunakan millimeter blok.
Hasil pembacaan kemudian dikalikan dengan skala yang digunakan dalam peta,
Curah hujan rencana adalah besarnya air hujan yang jatuh ke bumi pada
satuan luas. Satuan curah hujan dinyatakan dalam millimeter (mm). dengan
2.11
demikian apabila diketahui curah hujan 1 mm berarti curah hujan tersebut adalah
Data curah hujan yang akan dianalisis adalah data curah hujan harian
pengamatan data curah hujan dianalisis dengan 3 (tiga) metode statistik yaitu
Metode Gumbel, Distribusi Normal, dan Metode Log Pearson Type III dengan
Xt = x + K. Sx ………………………………………….….. ( 2.1 )
Dimana :
n( X 2 ) x
2
Sx
nn 1 ………………………………. ( 2.2 )
1 n 1
P = Probabilitas =
T m ………………………….…………... ( 2.3 )
2. Metode Gumbel
X = X + K . Sx ………………………….…………….… ( 2.4 )
Y Yn
K =
Sn ………………………………………………… ( 2.5)
2.12
Y = - 0,834 – 2,303 Log Log ( T/T – 1) …………….. (2.6)
Dimana:
K = Faktor frekuensi
Sx = Standar deviasi
3
n LogX Logx
G=
n 1n 2Sd 2
…………………………… ( 2.8 )
Dimana :
Log x =
Logx = Rata – rata dari Log x
n
n = Jumlah data
K = Faktor frekuensi
Sd = Standar deviasi
2.13
log X log x
2
= σ log x =
n 1 ……………………… ( 2.9 )
G = Koefisien skewness
Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah hujan
akan berulang pada periode tertentu yang dikenal dengan periode ulang
hujanPeriode ulang hujan didefinisikan sebagai waktu dimana curah hujan dengan
besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya periode ulang hujan (T) 10 tahun, maka hujan akan terjadi rata-rata
setiap periode 10 tahun, berarti 10 kali dalam periode 100 tahun, 25 kali dalam
periode 250 tahun, dan seterusnya. Makin besar periode ulang hujan akan semakin
kecil kemungkinan terjadi dalam 1 tahun. Periode ulang hujan ini memberi
gambaran bahwa semakin besar periode ulang hujan, semakin besar pula curah
hujan rencananya, dalam hal ini tidak akan berulang secara teratur setiap kala
ulang tersebut.
𝑛+1
T = ........................................ ( 2.10 )
𝑚
Dimana :
2.14
b. Intensitas Curah Hujan ( I )
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh dalam areal tertentu
dalam jangka waktu yang relatif singkat, dinyatakan dalam mm/det, mm/menit,
atau mm/jam. Untuk mengetahui nilai intensitas curah hujan di suatu tempat,maka
digunakan alat pencatat curah hujan. Intensitas curah hujan biasanya dinotasikan
dengan huruf I dengan satuan mm/jam, yang artinya tinngi/kedalaman yang terjadi
sebagai berikut :
2/3
R 24 24
I= ……………………..( 2.11)
24 t
Dimana :
𝐻
= 72 ( 𝐿 )0.6
Keadaan dan intensitas curah hujan (I) menurut Takeda Kensaku dan
2.15
Tabel 2.3
Intensitas Curah
(mm/ menit)
genanga
Hujan Deras 0,25 – 1, 00
Air limpasan berasal dari sumber yang mengalir di atas permukaan tanah
dan air yang menginfiltrasi dan mencapai lapisan impermiabel atau disebut aliran
Aliran dibawah permukaan mencapai sungai dalam waktu yang cukup cepat
sehingga debit air tersebut termasuk dalam limpasan permukaan. Limpasan (run
2.16
a. Kondisi fisik daerah pengaliran, seperti tata guna lahan, luas daerah,
keluar tambang. Dengan demikian dimensi sumuran ini sangat tergantung dari
jumlah air yang masuk serta keluar dari sumuran. Dalam pelaksanaan kegiatan
keadaan kemajuan medan kerja (front) penambangan. Jumlah air yang masuk ke
dalam sumuran merupakan jumlah air yang dialirkan oleh saluran-saluran, jumlah
limpasan permukaan yang langsung mengalir ke sumuran serta curah hujan yang
langsung ke sumuran. Sedangkan jumlah air yang keluar dapat dianggap sebagai
yang berhasil dipompa, Karena penguapan dianggap tidak terlalu berarti. Dengan
melakukan optimalisasi antara input (masukan) dan output (keluaran), maka dapat
2.17
2.2.6 Pemompaan
1. Reciprocating Pump
silinder. Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan
Kerugiannya adalah beban yang berat serta perlu perawatan yang teliti.
Pompa jenis ini kurang sesuai untuk air berlumpur karena katup pompa
akan cepat rusak. Oleh karena itu jenis pompa ini kurang sesuai untuk
digunakan di tambang.
2. Centrifugal Pump
Air yang masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal
yang terjadi air akan dilemparkan dengan kuat kea rah lubang
3. Axial Pump
Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar
2.18
Dalam pemompaan, dikenal istilah julang (head), yaitu energy
Semakin besar debit air yang dipompa, maka head juga akan semakin
besar. Head total pompa untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang
sebagai berikut :
V 2
H h s h p h f
2g ……………… ( 2.13 )
Dimana :
Dimana :
2.19
b. Head Tekanan (hp)
Dimana :
LV 2
h f 1 f
2Dg ........................ ( 2.16 )
Dimana :
1 3,7 D
2 log
f k
..................... ( 2.17 )
Keterangan :
2.20
d. Head Belokan
V 2
h f 2 f
2g ................... ( 2.18 )
Keterangan :
D
3, 5 0,5
D
R =R
1
tan
2
V 2
h f 3 f
2g . ......................... ( 2.20 )
Dimana :
2.21
2.2.7 Kolam Pengendapan (Settling Pond)
partikel - partikel padatan yang ikut bersama air hasil pengaliran tambang.
Sebelum air berlumpur terbuang ke sungai, maka perlu diendapkan dulu partikel -
2.22