Bab I, Ii Dan Iii
Bab I, Ii Dan Iii
Bab I, Ii Dan Iii
PENDAHULUAN
A. Lartar Belakang
Banyak faktor yang berperan dalam timbulnya sindrom coroner akut antara lain,
suplai oksigen ke miokad berkurang yang disebabkan oleh faktor pembulu darah
dari penyakit jantung koroner ( PJK) Dimana yang termasuk kedalam sindrom
koroner akut adalah angina pektoris tidak stabil ( Unstable pectoris), infak
( riset kesehatan dasar, 2013). Berdasarkan data di ruangan ICCU RSUD AWS
selama bulan April tahun 2019 jumlah pasien yang dirawat dengan Acute
kerusakan aliran darah koroner miokar ( carpenito 2012). Infak miokard akut
1
(IMA) merupakan infak miokard akut adalah kematian jaringan miokars yang
diakibatkan oleh kerusakan aliran darah koroner miokard (carpenio, 2012) . infark
miocard akut ( IMA ) Merupakan gangguan aliran darah ke jantung yang
menyebabkan sel otot jantung mati . aliran darah di pembulu darah terhenti
setelah sumbatan koroner akut, kecuali jumalh kecil aliran kolateral dari pembulu
darah disekitarnya. Daerah otot disekitarnya yang sama sekali tidak mendapat
aliran darah atau aliran sanggat sedikit sehingga tidak dapat mempertahankan
fungsi otot jantung , dikatakan mengalmi infack ( Guyton & Hall, 2011).
secara permanen akibat insufisiensi aliran darah coroner oleh proses degeneratif
maupun dipengaruhi oleh banyak factor dengan ditandai keluhan nyeri dada,
yang berhubungan dengan gejala syindrom coroner akut 2). Tirah baring dan
pemberian oksigen 2 – 4 ltr/mnt, 3). Melakukan pemeriksaan EKG Segera
mungkin 4). Memberikan obat inhibitor, antikoogulan, 5). Pemasangan infus bila
memungkiknkan dan tindakan selanjutnya dilakukan PCI apanila ditemukan
(strenotic) pembuluh darah arteri jantung pada kasus penyakit jantung koroner
yang disebabkan oleh terjadinya penumpukan kolesterol pada pada dinding
pembuluh darah. Akibat dari penumpukan kolesterol ini, aliran darah menjadi
tidak lancer dan fungsi jantung menjadi terganggu sehingga berpotensi
orang klien STEMI post PCI di ruangan ICCU RSUD Awahab Sjahranie yang
2
dilakukan kelompok dengan wawancara ditemukan masalah yang berhubungan
dengan keluhan nyeri dada skala 5 – 6 (sedang). Selama ini tindakan keperawatan
dalam menangani masalah nyeri di ruang ICCU RSUD Awahab Sjahranie adalah
dengan mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam pada klien, belum pernah ada
penanganan nyeri dengan tekhnik massage. Berdasarkan fenomena di atas,
serabut saraf berdiameter besar yang memiliki input penghambat pada sel T
(Maria and Ruth 2010). Massage atau pijatan dapat menurunkan nyeri punggung
pada pasien infark miokard akut (Huang and Cheng, 2010) dan didukung
penelitian lainya tentang efektifitas food hand massage untuk menurunkan nyeri
dan tekanan darah (Abbaspoor, et al.). dan juga penelitian oleh Chang (2008)
menyebutkan bahwa terapi pijat tangan mempunyai efek positif pada penurunan
rasa sakit pada pasien di rumah sakit serta penelitian oleh Lu Wa, et al. (2011)
dengan hasil penelitian pijat kaki berdampak pada penurunan tekanan darah.
B. Rumusan Masalah
Prefalensi angka kejadian pasien stemi mengalami peningkatan setiap
tahunnya, salah satu keluhan khas padapasien STEMI adalah nyeri dada
retrostenal. Manajemen yang dilakukan dalam upaya mengurangi nyeri dada
selama ini adalah relaksasi napas dalam dan pemberian posisi. Pasien dengan
3
gangguan system kardiovaskuler seperti pada pasien STEMI paska PCI. Selama ini
tindakan pengurangan rasa nyeri dilakukan dengan pemberian obat dan teknik
relaksasi nafas dalam, belum pernah dilakukan tindakan dengan menggunakan
tekhnik pijat tangan dan kaki, maka yang menjadi rumusan masalah tugas bedah
jurnal stase gawat darurat adalah “bagaimana pengaruh penerapan food hand
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penulisan tuga bedah jurnal stase gawat darurat ini bertujuan untuk
melakukan analisa terhadap kasus kelolaan pada klien STEMI paska PCI
dengan intervensi inovasi food hand massage terhadap intensitas nyeri dada
di ruang ICCU RSUD Awahah Sjahranie Samarinda
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik kasus kelolaan pada klien dengan diagnosa
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara
5
Gambar 1.2. Lapisan Jantung
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol
disebut muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub
6
a) Katup atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium
kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup ( trikuspid).
Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah daun katup ( Mitral). Memungkinkan darah mengalir
dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada
fase sistolik.
b) Katup Semilunar
1) Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan
pembuluh ini dari ventrikel kanan.
2) Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah
daun katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah
1) Arteri.
Dibagi menjadi dua :
Left Coronary Arteri (LCA) : left main kemudian bercabang besar menjadi:
left anterior decending arteri(LAD), left circumplex arteri (LCX)
Right Coronary Arteri
7
2) Vena: vena tebesian, vena kardiaka anterior, dan sinus koronarius.
Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik
dan sirkulasi pulmonalis
- Sirkulasi Sistemik
a. Mengalirkan darah ke berbagi organ.
- Sirkulasi Pulmonal
a. Hanya mengalirkan darah ke paru.
- Sirkulasi Koroner
8
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa
a. Aktifitas
b. Denyut jantung
- Traktus iternodal
- Brachman bundle
b Nodus AV (atrio ventrikel)
c Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):
9
- Left bundel brac
d. Sistem PURKINJE
c. Fase diastasis
d. Fase pengisian cepat
Faktor jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling berkaitan dalam
menentukan isi sekuncup (stroke volume) dsan curah jantung (cardiac output)
10
volume sirkulasi
dipompaakan ke aorta
b. Dalam batas-batas fisiologis jantung memompkan keseluruh tubuh darah
yang kembali ke jantung tanpa menyebabklan penumpukan di vena
c. Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah
darah yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali ke
vena.
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah coroner berkurang (Smeltzer&
Bare,2006). Sedangkan menurut Barbara (2006) akut miokard infark merupakan
blok total yang mendadak dari arteri koroner besar atau cabang-cabangnya.
Lamanya kerusakan miokardial bervariasi dan bergantung kepada besar daerah
yang diperfusi oleh arteri yang tersumbat. Akut miokard infark dapat berakibat
nekrosis karena parut atau fibrosis, dan mendatangkan kematian mendadak.
Akut miokard infark (AMI) merupakan kematian sel-sel miokardium yang
11
letal terakhir terhadap iskemia miokard yang tidak teratasi. Sel- sel miokardium
miokard.
2. Etiologi
Akut miokard infark disebabkan oleh terlepasnya plak ateroklerosis dan
membentuk thrombus sehingga menyebabkan oklusi arteri. Penyebab lain AMI
2010).
Terlepasnya suatu plak aterosklerosis dari salah satu arteri koroner, dan
kemudian tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah ke seluruh
trombotik yang melekat ke suatu arteri yang rusak menjadi cukup besar untuk
menyumbat secara total aliran darah ke bagian hilir, atau apabila suatu ruang
untuk laki- laki dan diatas 65 tahun untuk perempuan. Penyakit jantung
koroner seiring meningkat dengan usia dan peningkatan ini sangat
12
3) Riwayat Keluarga
Adanya riwayat keluarga dekat yang terkena penyakit jantung koroner
adalah :
1) Merokok
Risiko penyakit jantung koroner pada perokok 2-4 kali lebih besar
daripada yang bukan perokok. Kandungan zat racun dalam rokok antara
total adalah dari 160 sampai 180 mg/dl. Kadar diatas 180 mg/dl akan
menggandakan risiko terhadap penyakit jantung. Kolesterol, lemak dan
13
aliran darah pada pembuluh darah koroner yang fungsinya memberi
14
mengalami kekurangan oksigen. Berkurangnya oksigen mendorong miokardium
substernal hebat atau diseluruh pericardium yang menetap dengan durasi lebih
dari 20 menit ‘yang berlangsung selama lebih kurang 20 menit yang bisa
kesulitan bernafas (nafas pendek), keringat dingin, pusing, mual dan muntah
(Smeltzer & Bare, 2006).
Tanpa ATP, pompa natrium kalium berhenti dan sel terisi ion natrium dan
air yang akhirnya menyebabkan sel pecah (lisis). Adanya lisis, sel melepaskan
kalium intrasel dan enzim intrasel, yang mencederai sel- sel disekitarnya. Protein
intrasel mulai mendapatkan akses ke sirkulasi sistemik dan ruang interstitial dan
ikut menyebabkan edema dan pembengkakan interstitial di sekitar sel
miokardium. Akibat dari kematian sel, tercetus reaksi inflamasi. Pada tempat
inflamasi, terjadi penimbunan trombosit dan pelepasan faktor pembekuan.
enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat, jalur hantaran
listrik jantung terganggu.
Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolarisasi atrium atau ventrikel
atau terjadinya distritmia. Matinya sel otot, pola listrik jantung berubah,
pemompaan jantung menjadi kurang terkoordinasi sehingga kontraktilitasnya
15
meningkat. Demikian juga pada ginjal, terjadi penurunan aliran darah sehingga
produksi urin juga berkurang dan ikut merangsang sistem renin- angiotensin.
Perangsangan simpatis ke kelenjar keringat dan kulit menyebabkan individu
daerah sel yang cedera dan sistemik di sekitar zona nekrotik yang akan beresiko
mengalami kematian. Akibatnya kemampuan pompa jantung semakin
tekanan ventrikel kiri dan vena pulmonal. Hal ini meningkatkan tekanan
hidrostatik yang mengakibatkan cairan merembes keluar dan lolos ke jaringan
alveoli di sekitarnya melalui hubungan antara bronkioli dan bronki. Cairan ini
kemudian bercampur dengan udara selama pernapasan. Akibat adanya
timbunan cairan, paru menjadi kaku dan tidak dapat mengembang dan udara
tidak dapat masuk sehingga terjadi gangguan pertukaran O 2 dan CO2 (Smeltzer
miokardium.
Kerusakan miokardium baik iskemia dan infark pada miokardium
mengakibatkan perubahan metabolisme dan terjadinya asidosis metabolik pada
16
berakibat pada penurunan volume sekuncup yang dikeluarkan oleh ventrikel.
lebih lanjut akan meningkatkan hipoksia miokardium yang bersiklus ulang dan
dapat berkembang menjadi tahap irreversibel yang menuju ke aritmia dan
durasi lebih dari 20 menit, nyeri menyebar luas ke dada dan disertai nyeri
pada bahu, lengan, rahang, perut, atau punggung.
b. Sesak Nafas
Sesak nafas dapat disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
lebih sering terjadi pada infark inferior. Stimulasi diafragmatik pada infark
inferior juga dapat menyebabkan cegukan.
d. Keadaan mental berupa perasaan sangat cemas disertai perasaan mendekati
17
Tabel 1.1. Trias Diagnostik AMI
epigastrium.
e. Kadang disertai gejala penyerta berupa keringat dingin,
mual, berdebar, atau sesak. Sering didapatkan faktor
18
3. Kenaikan enzim a. Creatinin Kinase (CKMB) merupakan enzim yang spesifik
otot jantung sebagai penanda terjadinya kerusakan pada otot jantung,
enzim ini meningkat 6-10 jam setelah nyeri dada dan
4. Penatalaksanaan
Penanganan akut miokard infark menurut PERKI (2013) dikenal dengan
istilah MONA. MONA merupakan singkatan yang digunakan untuk membantu para
profesional medis dalam penanganan awal akut miokard infark. MONA singkatan
dari morfin, oksigen, nitrigliserin, dan aspirin.
a. Morfin
Morfin diberikan pada pasien akut miokard infark untuk mengurangi rasa
nyeri yang tidak teratasi oleh nitrogliserin. Morfin ini diberikan sebanyak 2,5 mg
(2-4 mg) mg intravena, dapat diulang setiap 5 menit sampai dosis total 20 mg.
morfin berupa rasa pusing, mual, mulut kering, sakit kepala, hipotensi, dan lain-
lain. Selain menghilangkan nyeri, morfin juga mendilatasi pembuluh darah,
19
oksigen tambahan untuk meningkatkan oksigenasi jantung. Oksigen harus
diberikan segera jika saturasi oksigen arteri < 95% atau yang mengalami
distress respirasi. Oksigen dapat diberikan melalui kanula nasal atau masker
6 liter/ menit dan konsentrasi oksigen kecil dari 50%. Indikasi pemberian
nasal kanul adalah pada pasien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan
sampai 0,4 mg setiap lima menit sampai tiga dosis. Nitrogliserin ini tidak
boleh diberikan kepada pasien dengan tekanan darah sistolik kurang dari 90
5. Komplikasi
Perluasan infark dan iskemia pasca infark, aritmia (sinus bradikardi,
20
rupture miokard, aneurisma ventrikel kiri, perikarditis, dan thrombus mural.
(Nurarif, 2013)
6. Pemeriksaan Penunjang
CPKMB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung), LDH, AST (Aspartat
aminonittransferase), Troponin I, Troponin T.
c. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, misal
hipokalemi, hiperkalemi
d. Sel darah putih
Leukosit (10.000 – 20.000) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
e. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
f. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau
kronis
g. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
h. Kolesterol atau Trigliserida serum
j. Ecokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
21
1) Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia
m. Angiografi coroner
aliran getah bening dan aliran balik vena, mengurangi pembengkakan dan
memobilisasi serat otot, tendon dengan kulit. Dengan demikian, massage therapy
dapat digunakan untuk meningkatkan relaksasi otot untuk mengurangi rasa sakit,
stres, dan kecemasan yang membantu pasien meningkatkan kualitas tidur dan
22
Massage tidak hanya mengurangi emosi, gugup, tapi juga mempertahankan
keseimbangan yang baik dari saraf vagus dan simpatik. Dari beberapa penelitian
menggambarkan bahwa massage tangan dan kaki adalah salah satu metode yang
paling umum dari terapi komplementer. Terapi pijat dan refleksi merupakan
pendekatan terapi manual yang digunakan untuk memfasilitasi penyembuhan
kesehatan, dan dapat digunakan oleh perawat di hamper setiap pelayan perawatan
(Kaur,Kaur, & Bhardwaj, 2012). Mekanisme massage tangan dan kaki yang dilakukan
pada tangan dan kaki kiri dan bagian kanan selama 10 menit dimulai dari pemijatan
pada kaki yang diakhiri pada telapak kaki diawali dengan memberikan gosokan pada
memperbaiki sifat otot dan memberikan efek relaksasi (Potter & Perry, 2011).
Menurut Puthu sseril (2006), foot massage mampu memberikan efek relaksasi yang
Massage tangan dan kaki dapat memberikan efek untuk mengurangi rasa nyeri
karena pijatan yang diberikan menghasilkan stimulus yang lebih cepat sampai ke
endorfin, sehingga membuat tubuh terasa rileks karena aktifitas saraf simpatis
menurun (Field, Hernandez-Reif, Diego, & Fraser, 2007; Gunnar sdottir&Jonsdottir,
2007).
2. Pengertian Foot Hand Massage
Massage dapat diartikan sebagai pijat yang telah disempurnakan dengan
pada kaki atau tangan yang didasarkan pada premis bahwa ketidaknyamanan atau
23
nyeri diarea spesifik kaki atau tangan berhubungan dengan bagian tubuh atau
negara berbeda-beda.
a. Pijat Tradisional
Pijat tradisional atau biasa disebut urut merupakan teknik pijat yang paling
dikenal di Indonesia. Pijat tradisional terutama di daerah pedesaan,
secara kuat. Teknik lain yang dapat dilakukan adalah teknik kerok dengan
menggunakan alat koin. Bahan pelengkap yang sering digunakan untuk urut
ataupun kerok ini adalah minyak kelapa. Pijat tradisional dipercaya dapat
merelaksasi tubuh dan menyembuhkan masuk angin.
b. Pijat Prancis
Sesuai dengan namanya, pijat ini berasal dari Prancis. Pijat ini berfungsi
beraktivitas.
d. Shiatsu
Shiatsu berasal dari Jepang. Teknik yang digunakan dalam pemijatan ini
adalah menekan titik-titik tertentu dengan jari atau telapak tangan secara
kuat selama 2-8 detik untuk memperbaiki aliran energy dan membantu
menyeimbangkan tubuh. Meskipun ditekan secara kuat, biasanya pasien
pemijat dengan telapak tangannya akan menekan otot dan tulang dengan
lembut. Pijat ini sangat cocok untuk relaksasi tubuh.
f. Pijat Thai
24
Teknik pemijatan dalam pijat ini sama seperti menari. Pemijat akan memijat
otot-otot tubuh.
a. Pijat Aroma Terapi
Pada terapi ini, terapis menggunakan minyak yang berasal dari ekstrak
tumbuhan. Minyak tersebut sangat wangi dan memiliki beberapa fungsi.
SAlah satu jenis minyak yang paling sering digunakan adalah minyak
lavender. Pijat dengan aroma terapi sangat pas digunakan untuk relaksi.
b. Pijat Batu Panas
Pada pijat jenis ini , alat yang digunakan adalah batu vulkanik yang
dipanaskan. Batu panas bisa digunakan sebagai alat pijat. Batu pana akan
diletakkan dibagian tubuh tertentu selama beberapa waktu, yaitu sampai rasa
hangat yang ada dibatu menghilang. Batu panas yang diletakkan ditubuh
mengakibatkan pembuluh darah melebar sehingga aliran darah menjadi
dari energy negative yang bersifat tak kasat mata. Adapun totok aura adalah
penggabungan dua teknik pernapasan. Teknik pernapasan. Teknik
25
sari makanan. Darah juga bermanfaat menjaga keseimbangan temperature
mengurangi zat – zat pelelah yang menggumpal dalam sel sel otot,
memperbaiki proses metabolism di dalam tubuh, dan menyempurnakan
Baik bagi bayi maupun orang dewasa, pijat memerikan manfaat yang
berbeda-beda.
a. Pijat untuk Bayi
Pijat sangat bermanfaat bagi tubuh bayi. Berbagai penelitian menunjukkan
sulit tidur, meningkatkan fungsi motorik dan memperbaiki fungsi otot lengan
dan kaki. Selain itu, pijat bayi juga memberikan makna tersendiri bagi orang
tua. Pijat akan mempengaruhi hubungan emosional bayi dan orang tua.
Pijatan orang tua dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih saying yang sangat
menganggap bahwa bayi tidak boleh sering-sering dipijat karena tubuh bayi
masih lemah. Banyak pula orang tua yang tidak mau memijat bayinya sendiri.
dan stress. Dengan demikian, pijat dapat member efek relaksasi secara
menyeluruh. Baik bagi tubuh, pikiran maupun jiwa. Salah satu penelitian di
26
untuk menanggulangi stress bagi orang yang telah menggunakan kursi pijat
selama 15 menit.
c. Pijat untuk Wanita Hamil
Bagi wanita hamil, pijat berfungsi untuk mengurangi stress, membantu
memperlancar proses kehamilan dengan cara memperlancar aliran darah,
mengurangi nyeri sendi akibat beban tambahan dan. Namun pijat tidak boleh
dilakukan secara sembarangan. Pijat harus dilakukan dengan teknik dan
lokasi yang tepat. Bila teknik dan lokasi tidak tepat, pijat berdampak buruk
bagi kesehatan janin. Lokasi Pijat wanita hamil akan mengalami perubahan
fisik yang drastic. Dengan demikian, teknik pijat yang digunakan juga harus
sesuai dengan perubahan tersebut. Terdapat beberapa bagian tubuh
memerlukan perhatian khusus saat dipijat, Perut, otot dan kulit pada dinding
perut akan mengalami peregangan. Oleh sebab itu, hindari melakukan pijatan
pijat yang dianjurkan kepada wanita hamil adalah posisi setengah berbaring.
Posisi ini mungkin tidak terlalu nyaman, tetapi aman untuk sang bayi.
d. Pijat untuk Lansia
Tidak hanya bagi bayi dan orang dewasa, pijat juga bermanfaat bagi orang
lanjut usia. Bagi orang lanjut usia, pemijatan secara berkala dapat menekan
laju tekanan darah, meningkatkan sirkulasi darah, mengendurkan otot,
seluruh tubuh, pijat wajah, pijat tangan, jaripunktur, dan pijat kaki (refleksi)
a. Pijat Akupresur
Menurut ilmu pengobatan tradisional Cina, masih ada system lain yang
disebut system meridian. Dalam system meridian inilah mengalir energy vital.
27
istimewa yang diajarkan di sini hanya 2 meridian istimewa (meridian Tu dan
c. Pijat Telinga
Telinga terdiri atas banyak saraf. Saraf-saraf tersebut menghubungkan telinga
jari tangan dan kaki. Pada tiap jari, terdapat titik meridian. Titik-titik tersebut
berawal di satu jari dan berakhir di jari lainnya. Semua titik saling
sedang dank keras. Jaripunktur tidak melibatkan alat apapun karena cukup
menggunakan tangan terapis. Namun jika penekanan tepat di titik sakit, baik
28
laki-laki maupun perempuan bisa menjerit kesakitan. Pemijatan dapat
dilakukan di antara batas kuku kiri dan kanan pada jari-jari dengan menekan,
memutar tekan dari kiri dan ke kanan, serta menekan gerak dari dalam ke
luar. Mungkin terlihat mudah, tetapi kalau dilakukan orang awam, biasanya
sedikit meleset dari titik tersebut. Ketika seorang terapis memegang atau
menekan berbagai titik pada tubuh dan system otot, itu bertujuan untuk
merangsang energy dari tubuh sendiri supaya dapat menyingkirkan
sumbatan energy dan rasa lelah. Jika semua jalur energy terbuka dan aliran
energy tidak terhalang oleh ketegangan otot atau hambatan lain, energy
keluhan di letak organ jari yang bersangkutan. Bila telah diketahui organ
yang memiliki keluhan, dilakukan terapi jari tersebur selama beberapa
menit, seperti lima menit dan dapat dilakukan selama tiga kali sehari
bahkan lebih tergantung keluhan penyakit. Terapi ini akan mengurangi
dengan mengarah pada titik usat urat-urat syaraf. Pada tubuh manusia
terdapat banyak titik-titik meridian yang berhubungan dengan organ-organ
tubuh. Tangan dan kaki kita ikut merasakan ketika tubuh kita terasa pegel-
pegel. Dengan memijat tangan dan kaki dapat mengurangi beberapa rasa
sakit di tubuh
1) Titik Refleksi
2) Cara Memijat
29
Ada beberapa cara untuk memijat, yaitu menekan dengan kekuatan
ringan, sedang dank eras. Beberapa teknik pijat bisa menggunakan jari
tangan, beras, ataupun benda tumpul. Memijat juga bisa menggunakan
sekali untuk mencegah penyakit dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi
gangguan penyakit. Kondisi telapak kaki pasien pun tidak dalam
keadaan luka. Harus pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti
dilakukan secara menyeluruh. Artinya pemijatan tidak hanya pada satu
30
g. Merangsang otot-otot yang dipersiapkan untuk bekerja yang lebih berat,
menambah tonus otot, efisiensi otot (kemampuanguna otot) dan elsitas otos
(kekenyalan otot)
h. Merangsang jaringan syaraf, mengaktifkan syaraf sadar dan kerja syaraf
minggu
c. Menjadikan tubuh rileks
d. Terapi massage bisa membantu tubuh kita menjadi rilek
e. Melancarkan sirkulasi darah
f. Terapi massage dapat memperlancar aliran darah, tekanan darah bias
menggerakkan darah melalui area yang tersumbat
g. Menambah aliran QI
h. Efek massage secara mekanis memiliki kemampuan untuk melatih saraf dan
otot tubuh yang mengarah ke otak sehingga dapat membuat tubuh lebih
sehat dan bugar
i. Mengurangi rasa sakit atau nyeri
j. Pijat membantu mempertahankan relaksasi dalam tahap yang optimal
k. Mempercepat pemulihan setelah sakit
l. Massage membantu tubuh memompa lebih banyak oksigen dan nutrisi
energy mengalir bebas melalui bagian tubuh tersebut sehingga pada titik yang
tepat pada kaki yang di massage dapat mengatasi gejala nyeri
31
b. Dalam penelitian jurnal ilmiah internasional yang berjudul Effect of Foot and
reduced after intervention compared with the intensity before the intervention
(p < .001). Also, there was a significant difference between groups in terms of
the pain intensity and requesting for analgesic (p < .001). According to these
findings, the foot and hand massage can be considered as a complementary
method to reduce the pain of sectio section caesareaean section effectively and
to decrease the amount of medications and their side effects” (Abbaspoor Z,
pijat kaki dan tangan dapat dianggap sebagai metode pelengkap untuk
mengurangi rasa sakit dari operasi caesar secara efektif dan untuk mengurangi
Turkish pregnant women “In the light of the results, it was reported that the
reduction in pain intensity was significantly meaningful in both intervention
groups when compared to the control group. It was also noted that vital
findings were measured comparatively higher before the massage in the test
32
hasil penelitian ini pijat kaki dan tangan menjadi, efektif, murah, strategi berisiko
rendah, fleksibel, dan mudah diterapkan untuk manajemen nyeri pasca operasi.
nyaman nyeri saat ini bisa menggunakan terapi nonfarmakologi. Perawat dituntut agar
dapat memberikan perawatan nonfarmakologi yang tidak memiliki pengaruh negative
dan dapat melengkapi terapi farmakologi yang selama ini sudah diberikan dalam
perawatan pasien. Untuk kondisi pasien di ruangan menjadi pilihan karena tangan dan
kaki mudah diakses tanpa memerlukan reposisi dari pasien dan juga massage pada
tangan dan kaki, selain merangsang sirkulasi dapat menurunkan edema, serta melalui
intervensi ini perawat dapat memberikan rasa nyaman dan kesejahteraan bagi pasien
(Puthuseril, 2006; Prapti, Petpic hetchian & Chong charoen, 2012).
tangan dan kaki dianjurkan untuk perbaikan kualitas tidur (Oshvandi, Abdi1,
Karampourian, Moghimbaghi & Homayonfar, 2014). Upaya menurangi rasa nyeri
dengan menggunakan Massage tangan dan kaki di ruangan dimana secara kultur
budaya massage dapat diterima, dan massage aman diberikan pada pasien di ruang
ICCU, selain tidak perlu merubah posisi pasien, massage ini dapat memberikan rasa
aman karena kehadiran perawat yang kontak langsung skin to skin terhadap pasien,
sehingga hal tersebut melanda sipenulis untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh massage tangan dan kaki terhadap penurunan nyeri pada pasien di ruang
ICCU.
5. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
dalam bentuk kerusakan tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang
multidimensional Terdapat tiga jenis utama nyeri-nosiseptif akut, peradangan, dan
neuro praktik.
1. Sengatan lebah dan pergelangan kaki yang terkilir merupakan contoh nyeri
nosiseptif. Hal ini merupakan nyeri yang sering terjadi setelah kerusakan tulang,
sendi, kulit atau jaringan lunak tubuh.
2. Nyeri pada sendi akibat arthritis rheumatoid merupakan contoh nyeri peradangan.
33
3. Sakit kepala dan saraf yang terjepit dapat merupakan nyeri neuropatik
berdasarkan asalnya.
4. Nyeri neuropatik biasanya terjadi setelah kerusakan jaringan saraf.
Struktur spesifik dalam sistem syaraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi
sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai
sistem non iseptik. Sensivitas dari komponen sistem non iseptik dapat dipengaruhi
oleh sejumlah faktor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan
terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi yang
sangat nyeri bagi seseorang mungkin hamper tidak terasa bagi orang lain. Lebih jauh
lagi, suatu stimulus dapat mengakibatkan nyeri pada suatu waktu tetapi tidak pada
waktu lain. Sebagai contoh, nyeri akibat arthritis kronis dan nyeri pasca operatif sering
terasa lebih parah pada malam hari (Smeltzer, 2002).
Salah satu neuro modulator nyeri adalah endorfin (morfin endogen), merupakan
substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh yang terdapat pada otak, spinal dan
traktus gastrointestinal yang member efek analgesik, pada saat neuron nyeri perifer
mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi sinapsis antara nyeri perifer dan neuron yang
menuju keotak tempat seharusnya untuk substansi nyeri, pada saat tersebut endorphin
yaitu:
1. Nyeri ringan umumnya memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi
pupil.
3. Nyeri berat memiliki karakteristik :Muka pucat, Otot mengeras, Penurunan
34
yang merupakan neurotransmitter kuat. Nyeri nosiseptif dibagi menjadi nyeri
2. Nyeri neuropatik berasal dari kerusakan jaringan saraf akibat penyakit atau
trauma, disebut nyeri neuropatik perifer apabila disebabkan oleh lesi saraf
tepi, dan nyeri sentral apabila disebabkan lesi pada otak, batang otak atau
medula spinalis ([IASP],2012).
3. Nyeri inflamasi
Nyeri yang disebabkan adanya kerusakan jaringan baik jaringan kulit, otot ,
nyeri lambung
6. Hubungan Nyeri Dan Massage Tangan Dan Kaki
memperbaiki sifat otot dan memberikan efek relaksasi (Potter & Perry, 2011).
Massage yang dilakukan selama 5-10 menit pada pasien sakit dapat
intervensi tersebut dilakukan. Pada tindakan massage tangan dan kaki berarti
sentuhannya dapat merangsang oksitosin yang merupakan neurotrans miter di otak
stress, nyeri serta kecemasan (Mac Donald, 2010 & Zak, 2012).
Untuk kondisi pasien di ruang ICCU intervensi massage Kaki dan Tangan
menjadi pilihan karena kaki dan tangan mudah diakses tanpa memerlukan reposisi dari
35
pasien dan juga massage pada tangan dan kaki, selain merangsang sirkulasi dapat
menurunkan edema dan nyeri, serta melalui intervensi ini perawat dapat memberikan
rasa nyaman dan kesejahteraan bagi pasien (Puthuseril, 2006; Prapti, Petpichetc hian &
Chongc haroen,2012).
D. Konsep Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada Kasus Akut Miokard
Infark
1. Pengkajian
Pengkajian kegawatdaruratan terbagi atas dua, yaitu pengkajian primary survey
dan secondary survey.
Pengkajian penyakit akut miokard infark adalah sebagai berikut :
a. Data Awal
1) Identitas Pasien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, tanggal masuk,
alasan masuk, dan lain- lain.
b. Data Dasar
1) Survey Primer dan Resusitasi
a) Airway dan kontrol servikal
Pada pasien AMI biasanya tidak ditemukan sumbatan pada jalan
nafas.
b) Breathing.
Hasil pemeriksaan, didapatkan sesak dengan aktifitas ringan atau
dada.
2) Secondary Survey/ pengkajian sekunder
a) Riwayat Kesehatan
(1) Keluhan Utama
36
Keluhan utama biasanya nyeri dada seperti rasa tertekan, diperas
pada saat terjadi infark skala nyeri berkisar antara 3-4 (skala 0-4)
atau 7-9 (skala 0-10).
- T (Time) :
Sifat mula timbulnya (onset). Biasanya gejala nyeri timbul
37
berlangsung lebih lam. Gejala- gejala yang menyertai infark
derajat sedang (<38 oC) bisa timbul setelah 12-24 jam pacca
infark.
(2) Denyut nadi dan tekanan darah
Sinus takikardia (100-120 kali/menit) terjadi pada sebagian
tanpa komplikasi.
(d) Perkusi: Pelebaran batas jantung
38
(4) Pemeriksaan Paru : Ronkhi akhir pernapasan bisa terdengar
miokardium.
2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan pada Pengkajian Primer
1) Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
frekuensi, irama, konduksi elektrikal.
2) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
paru akut.
b. Diagnosa Keperawatan pada Pengkajian Sekunder
1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan
oksigen dengan kebutuhan miokardium akibat sekunder dari penurunan
perubahan kesehatan.
3. Rencana Keperawatan
39
mengontrol nyeri reduksi nyeri sampai pada
Definisi : Pengalaman sensori dan tingkat kenyamanan yang dapat
emosional yang tidak Nyeri terkontrol selama ... jam, diterima oleh pasien
menyenangkan yang muncul akibat dengan kriteria hasil
kerusakan jaringan yang aktual atau Mengenal faktor-faktor Lakukan pengkajian nyeri
potensial atau digambarkan dalam penyebab secara komprehensif
hal kerusakan sedemikian rupa (1, 2,3,4,5) termasuk lokasi,
(International Association for the Mengenal onset nyeri karakteristik, onset/durasi,
study of Pain); awitan yang tiba-tiba (1,2,3,4,5) frekuensi, kualitas, intensitas
atau lambat dari intensitas ringan Tindakan pertolongan non dan faktor pencetus
hingga berat dengan akhir yang farmakologi (1,2,3,4,5) monitor respon
dapat diantasipasi atau di prediksi Menggunakan analgetik yang ketidaknyamanan secara
dan berlangsung , 6 bulan. direkomendasikan (1,2,3,4,5) verbal dan non verbal.
Melaporkan gejala-gejala Pastikan pasien menerima
Batasan karakteristik: nyeri kepada tim kesehatan perawatan analgetik dengan
Perubahan selera makan (1,2,3,4,5) tepat.
Perubahan dalam parameter Nyeri terkontrol (1,2,3,4,5) Gunakan strategi
fisiologik ( mis: TD, nadi, komunikasi yang efektif
pernapasan, saturasi O2) untuk mengetahui respon
Diaporesis Indikator skala: penerimaan pasien terhadap
Perilaku distraksi (mis: berjalan 1. tidak pernah menunjukkan nyeri.
mondar mandir, aktivitas 2. jarang menunjukkan Evaluasi keefektifan
berulang) 3. kadang-kadang menunjukkan penggunaan kontrol nyeri
Bukti nyeri menggunakan standar 4. sering menunjukkan Monitoring perubahan nyeri
checklist perilaku nyeri untuk 5. secara konsisten baik aktual maupun
mereka yang tidak mampu menunjukkan potensial.
berkomunikasi secara verbal Sediakan lingkungan yang
Mengekpresikan perilaku (mis: Tingkat nyeri (2102) nyaman.
gelisah, menangis, waspada) Definisi : keparahan nyeri yang Kurangi faktor-faktor yang
Ekspresi wajah terhadap nyeri diamati atau dilaporkan dapat menambah ungkapan
(mis: mata kurang bercahaya, Nyeri berkurang selama .... jam, nyeri.
tampak kacau, gerakan mata dengan kriteria hasil Ajarkan penggunaan tehnik
berpencar atau menetap pada relaksasi sebelum atau
satu fokus) Melaporkan nyeri (1,2,3,4,5) sesudah nyeri berlangsung .
Sikap melindungi Frekuensi nyeri (1,2,3,4,5) Kolaborasi dengan tim
Tidak ada harapan Lamanya episode nyeri kesehatan lain untuk
Fokus menyempit (mis:persepsi (1,2,3,4,5) memilih tindakan selain
waktu, proses berpikir terhambat) Ekspresi nyeri; wajah obat untuk meringankan
Sikap melindungi area nyeri (1,2,3,4,5) nyeri.
Posisi untuk menghindari nyeri Perubahan respirasi rate Tingkatkan istirahat yang
Perilaku melindungi (1,2,3,4,5) adekuat untuk meringankan
Melaporkan perilaku nyeri Perubahan tekanan darah nyeri.
Pupil dilatasi (1,2,3,4,5)
Fokus diri sendiri Kehilangan nafsu makan
Laporan diri menggunakan skala (1,2,3,4,5) Manajemen pengobatan
nyeri yang standart ( mis:skala (2380)
wajah wong baker, skala nilai Indikator skala : Definisi : Fasilitasi penggunaan
numerik, skala visual analog) yang aman dan efektif resep
40
Laporan diri menggunakan 1. Berat dan obat bebas
istrument nyeri yang standar 2. Cukup berat Tentukan obat yang
( mis: McGill Pain Questionnare, 3. Sedang dibutuhkan pasien dan cara
brief Pain Inventory) 4. Ringan mengelola sesuai dengan
5. Tidak ada anjuran/ dosis.
Monitor efek teraupetik dari
Faktor yang berhubungan: pengobatan.
Agen cedera biologi (mis: infeksi, Monitor tanda dan gejala
ischemic, neoplasma) serta efek samping dari
Agen cedera kimia (mis: terbakar, obat.
capsaicin, methylen chloride, Monitor interaksi obat.
mustard agen) Ajarkan pada pasien
Agen cedera fisik ( mis: abses, keluarga cara mengatasi
amputasi, luka bakar, terpotong, efek samping pengobatan.
prosedur operasi, trauma, latihan Pengelolaan analgetik
berlebih) Periksa perintah medis
tentang obat, dosis &
frekuensi obat analgetik.
Periksa riwayat alergi pasien.
Pilih obat berdasarkan tipe
dan beratnya nyeri.
Pilih cara pemberian IV atau
IM untuk pengobatan, jika
mungkin.
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgetik.
Kelola jadwal pemberian
analgetik yang sesuai.
Evaluasi efektifitas dosis
analgetik, observasi tanda
dan gejala efek samping,
misal depresi pernafasan,
mual & muntah, mulut
kering, & konstipasi.
Kolaborasi dgn dokter untuk
obat, dosis & cara
pemberian yg diindikasikan.
Tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas, dan
keparahan sebelum
pengobatan.
Berikan obat dengan prinsip
5 benar
41
farmakologik untuk
menghilangkan atau
mengurangi nyeri
Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
(efek samping
2 Defisiensi pengetahuan (00126) NOC : NIC :
Domain 5 (persepsi / kognisi) Pengetahuan : proses penyakit Pengajaran : Proses Penyakit
Kelas 4 (kognisi) (1803). (5602)
Definisi : Membantu pasien
Definisi : Definisi : tingkat pemahaman untuk memahami informasi
Tidak adanya atau kurangnya yang disampaikan tentang yang berhubungan dengan
informasi kognitif sehubungan proses penyakit tertentu dan proses penyakit secara spesifik
dengan topic spesifik. komplikasinya
Berikan penilaian tentang
Batasan karakteristik : Pengetahuan klien bertambah tingkat pengetahuan pasien
memverbalisasikan adanya masalah, selama .... jam dengan kriteria tentang proses penyakit
ketidakakuratan mengikuti instruksi, hasil klien atau keluarga dapat yang spesifik
42
perilaku tidak sesuai. menyebutkan dan mengerti: Jelaskan patofisiologi dari
Faktor penyebab dan faktor penyakit dan bagaimana hal
yang berkontribusi (1,2,3,4,5) ini berhubungan dengan
Faktor yang berhubungan : Faktor resiko (1,2,3,4,5) anatomi dan fisiologi,
keterbatasan kognitif, interpretasi Tanda dan gejala (1,2,3,4,5) dengan cara yang tepat.
terhadap informasi yang salah, Proses perjalanan penyakit Gambarkan tanda dan
kurangnya keinginan untuk mencari (1,2,3,4,5) gejala yang biasa muncul
informasi, tidak mengetahui Potensial komplikasi (1,2,3,4,5) pada penyakit, dengan cara
sumber-sumber informasi. Tanda dan gejala komplikasi yang tepat
penyakit (1,2,3,4,5) Gambarkan proses penyakit,
dengan cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan
Indikator Skala : penyebab, dengna cara
1. Tidak ada pengetahuan yang tepat
2. Pengetahuan terbatas Sediakan informasi pada
3. Pengetahuan sedang pasien tentang kondisi,
4. Pengetahuan banyak dengan cara yang tepat
5. Pengetahuan sangat banyak Hindari jaminan yang
kosong
Sediakan bagi keluarga atau
SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses pengontrolan
penyakit
Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
43
yang tepat
Aktivitas
1. Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
44
yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi
dan social
4. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
5. Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
6. Bantu untu
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
7. Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
8. Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
9. Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
11. Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan spiritual
4 Ketidakefektifan Perfusi Jaringan NOC : NIC :
Perifer (00204) Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi:
Domain 4 (aktivitas / istirahat) keperawatan selama 3 x 24 jam insufisiensi vena (4066).
Kelas 4 (respon kardiovaskuler / perfusi jaringan perifer tidak Definisi : promosi sirkulasi vena
Pulmonal), efektif dapat teratasi dengan 1) lakukan pengkajian
Faktor yang berubungan kriteria hasil: komprehensif terhadap
Perubahan afinitas sirkulasi perifer
hemoglobin terhadap Fungsi sensori : perabaan 2) pantau tingkat
oksigen (2400) ketidaknyamanan atau
Penurunan konsentrasi Definisi : kemampuan untuk nyeri saat melakukan
hemoglobin dalam darah merasakan dengan benar latihan fisik
Keracunan enzim rangsangan kulit 3) ajarkan klien untuk
Gangguan pertukaran Skala : melakukan perawatan kaki
Hipervolemia 1. Selalu di kompromikan yang tepat
Hipoventilasi 2. Sering di kompromikan 4) beri obat antitrombosit
Hipovolemia 3. Kadang di kompromikan atau antikoagulan jika
Gangguan transport 4. Sedikit di kompromikan perlu
45
oksigen melalui alveoli dan 5. Tidak dikompromikan 5) letakkan ekstremitas pada
membrane kapiler posisi menggantung jika
Gangguan aliran arteri atau Diskriminasi suhu (1,2,3,4,5) perlu
vena Sentuhan ringan (1,2,3,4,5)
Ketidak sesuaian antara Diskriminasi stimulus Manajemen sensasi perifer
ventilasi dan alirn darah berbahaya (1,2,3,4,5) (2660):
Diskriminasi tekanan Definisi: pencegahan atau
(1,2,3,4,5) meminimalkan injury atau rasa
Batasan karakteristik tidak nyaman pasien dengan
Integritas jaringan : kulit dan mengubah sensasi
Subjektif membran mukosa (1101)
Perubahan sensasi Definisi : keutuhan struktur dan 1) Pantau perbedaan
fungsi fisiologis normal kulit dan ketajaman atau
Objektif membran mukosa ketumpulan, panas atau
Perubahan karakteristik dingin
kulit Suhu kulit (1,2,3,4,5) 2) Pantau parestesia, kebas,
Bruit Elastisitas (1,2,3,4,50 kesemutan, hiperestesia
Perubahan tekanan darah Hidrasi (1,2,3,4,5) dan hipoestesia
pada ekstremitas Sensasi (1,2,3,4,5) 3) Pantau tromboflebitis dan
Klaudikasi Perfusi jaringan (1,2,3,4,5) thrombosis vena profunda
Kelambatan penyembuhan Keutuhan kulit (1,2,3,4,5) 4) Pantau kesesuaian alat
Nadi arteri lemah Eritema (1,2,3,4,5) penyangga, prosthesis,
Edema Abnormal pigmentasi sepatu dan pakaian
Tanda human positif (1,2,3,4,5)
Kulit pucat saat elevasi, dan 5) Anjurkan pasien atau
tidak kembali saat Perfusi jaringan: perifer (0407) keluarga untuk memantau
diturunkan Definisi : keadekuatan aliran posisi bagian tubuh saat
Diskolorasi kulit darah melalui pembuluh darah pasien mandi, duduk,
Perubahan suhu kulit kecil ekstremitas untuk berbaring atau mengubah
Nadi lemah atau tidak mempertahankan fungsi jaringan posisi
teraba
Skala : 6) Ajarkan pasien atau
1. gangguan eksterm keluarga untuk memeriksa
2. Berat kulit setiap hari untuk
3. Sedang mengetahui perubahan
4. Ringan integritas kulit
5. tidak ada gangguan
7) Anjurkan pasien atau
Capillary refill (1,2,3,4,5) keluarga untuk memantau
Suhu kulit yang extreme posisi bagian tubuh saat
(1,2,3,4,5) pasien mandi, duduk,
Nadi carotid (1,2,3,4,5) berbaring atau mengubah
Nadi brachial (1,2,3,4,5) posisi
Tekanan darah sistolik
(1,2,3,4,5) 8) Ajarkan pasien atau
Tekanan darah diastolik keluarga untuk memeriksa
(1,2,3,4,5) kulit setiap hari untuk
Edema perifer(1,2,3,4,5) mengetahui perubahan
46
Kerusakan kulit (1,2,3,4,5)
integritas kulit
Status sirkulasi (0401)
Definisi : Aliran darah yang
searah dan tidak terhambat
dengan aliran yang tepat melalui
pembuluh darah besar sirkuit
sistemik dan paru
47
2. Jarang ditunjukkan 4) Temani pasien untuk
Faktor yang berhubungan: 3. Kadang ditunjukkan memberikan keamanan
Konflik tentang tujuan hidup 4. Sering ditunjukkan dan mengurangi takut
Paparan toxin 5. Selalu ditunjukkan 5) Berikan informasi faktual
Perubahan besar (mis:status Monitor intensitas mengenai diagnosis,
ekonomi, lingkungan, status kecemasan (1,2,3,4,5) tindakan prognosis
kesehatan, fungsi peran, status Penurunan stimuli 6) Libatkan keluarga untuk
peran) lingkungan saat cemas mendampingi klien
Ancaman terhadap status saat ini (1,2,3,4,5) 7) Instruksikan pada pasien
Berusaha menginformasikan untuk menggunakan
penurunan cemas (1,2,3,4,5) tehnik relaksasi
Menggunakan coping 8) Dengarkan dengan
strategis yang efektif penuh perhatian
(1,2,3,4,5) 9) Identifikasi tingkat
Kontrol respon kecemasan kecemasan
(1,2,3,4,5) 10) Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
11) Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
12) Kelola pemberian obat
anti cemas
6 Kelebihan volume cairan (00026) NOC : NIC :
Domain 2 (nutrisi) Electrolit and acid base Fluid management (4120)
Kelas 5 (hidrasi) balance (0600) Definisi : promosi
Definisi : keseimbangan elektrolit keseimbangan cairan dan
Definisi : Retensi cairan isotomik dan non elektrolit pada ruang pencegahan komplikasi yang
meningkat intraseluler dan ekstraseluler terjadi dari tingkat cairan yang
tubuh abnormal
Batasan karakteristik: Skala outcome :
- Berat badan meningkat 1. Deviasi berat dari kisaran Timbang
pada waktu yang singkat normal popok/pembalut jika
- Asupan berlebihan 2. Deviasi yang cukup berat dari diperlukan
dibanding output kisaran normal Pertahankan catatan intake
- Tekanan darah berubah, 3. Deviasi sedang dari kisaran dan output yang akurat
tekanan arteri pulmonalis normal Pasang urin kateter jika
berubah, peningkatan CVP 4. Deviasi ringan dari kisaran diperlukan
- Distensi vena jugularis normal Monitor hasil lab yang
- Perubahan pada pola nafas, 5. Tidak ada deviasi dari kisaran sesuai dengan retensi cairan
dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, normal (BUN , Hmt , osmolalitas
suara nafas abnormal (Rales atau urin )
crakles), kongestikemacetan Denyut jantung apikal Monitor status
paru, pleural effusion (1,2,3,4,5) hemodinamik termasuk
- Hb dan hematokrit Irama jantung apikal CVP, MAP, PAP, dan PCWP
menurun, perubahan elektrolit, (1,2,3,4,5) Monitor vital sign
khususnya perubahan berat jenis Frekuensi pernapasan Monitor indikasi retensi /
48
- Suara jantung S3 (1,2,3,4,5) kelebihan cairan (cracles,
- Reflek hepatojugular positif Irama pernapasan (1,2,3,4,5) CVP , edema, distensi vena
- Oliguria, azotemia Serum sodium (1,2,3,4,5) leher, asites)
- Perubahan status mental, Serum kalsium (1,2,3,4,5) Kaji lokasi dan luas edema
kegelisahan, kecemasan Serum klorida (1,2,3,4,5) Monitor masukan
Serum glukosa darah makanan / cairan dan
Faktor-faktor yang berhubungan : (1,2,3,4,5) hitung intake kalori harian
- Mekanisme pengaturan Serum hematokrit (1,2,3,4,5) Monitor status nutrisi
melemah Berikan diuretik sesuai
- Asupan cairan berlebihan Keseimbangan cairan (0601) instruksi
- Asupan natrium berlebihan Definisi : keseimbangan cairan di Batasi masukan cairan pada
dalam ruang intraseluler dan keadaan hiponatrermi dilusi
ekstraseluler tubuh. dengan serum Na < 130
mEq/l
Setelah dilakukan asuhan Kolaborasi dokter jika tanda
selama…… jam keseimbangan cairan berlebih muncul
cairan teratasi dengan kriteria memburuk
hasil:
Indicator :
1. Sangat terganggu Fluid Monitoring (4130)
2. Banyak Terganggu Definisi : mengumpulkan dan
3. Cukup terganggu menganalisis data pasien untuk
4. Agak terganggu mengatur keseimbangan cairan
5. Tidak terganggu
Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
Tekanan darah cairan dan eliminasi
(1,2,3,4,5) Tentukan kemungkinan
Denyut nadi faktor resiko dari ketidak
radial (1,2,3,4,5) seimbangan cairan
Keseimbangan (Hipertermia, terapi
intake dan output dalam 24 diuretik, kelainan renal,
jam (1,2,3,4,5) gagal jantung, diaporesis,
Turgor kulit disfungsi hati, dll )
(1,2,3,4,5) Monitor berat badan
Kelembaban Monitor serum dan
membran mukosa (1,2,3,4,5) elektrolit urine
Serum elektrolit Monitor serum dan
(1,2,3,4,5) osmilalitas urine
Hematokrit Monitor BP, HR, dan RR
(1,2,3,4,5) Monitor tekanan darah
Berat jenis urin orthostatik dan perubahan
(1,2,3,4,5) irama jantung
Monitor parameter
Indikator : hemodinamik infasif
1. Berat Catat secara akutar
2. Cukup berat intake dan output
3. Sedang Monitor adanya
49
4. Ringan distensi leher, rinchi,
5. Tidak ada eodem perifer dan
penambahan BB
Asites (1,2,3,4,5) Monitor tanda dan
Distensi vena gejala dari odema
leher (1,2,3,4,5)
Edema perifer
(1,2,3,4,5)
Bola mata
cekung dan lembek (1,2,3,4,5)
Kehausan
(1,2,3,4,5)
Keram otot
(1,2,3,4,5)
7 Resiko penurunan perfusi NOC : NIC :
jaringan jantung (00200) Cardiac Cardiac care : acute (4044)
Domain 4 (aktivitas / istirahat) pump Effectiveness (0400) Definisi: pembatasan komplikasi
Kelas 4 (respon cardiovascular / Circulati pada seorang pasien yang
pulmonary) on status (0401) baru-baru ini mengalami
Tissue sebuah episode dari
Definisi : rentan terhadap Perfusion : cardiac (0405) ketidakseimbangan antara
penurunan sirkulasi jantung, yang Vital suplai oksigen myocrdial dan
mana dapat mempengaruhi Sign (0802) permintaan yang berakibat
kesehatan. Setelah dilakukan asuhan kerusakan fungsi jantung
selama……ketidakefektifan
Faktor resiko: perfusi jaringan kardiopulmonal Monitor nyeri dada
- Tamponade jantung teratasi dengan kriteria hasil: (durasi, intensitas dan
- Pembedahan cardivaskuler faktor-faktor presipitasi)
- Spasme arteri koronaria Indikator: Observasi perubahan
- Diabetes mellitus 1. Sangat tinggi dari Normal ECG
- Riwayat keluarga dengan 2. Tinggi dari normal Auskultasi suara
penyakit cardiovaskuler 3. Sedang dari normal jantung dan paru
- Hyperlpidemia 4. Sedikit dari normal Monitor irama dan
- Hipertensi 5. Normal jumlah denyut jantung
- Hipovolemia Tekanan systole dan Monitor angka PT, PTT
- Hipoxemia diastole dalam rentang dan AT
- Hipoxia yang diharapkan Monitor elektrolit
- Peningkatan dalam protein C (1,2,3,4,5) (potassium dan
reaktive CVP dalam batas normal magnesium)
- Kurang pengetahuan tentang (1,2,3,4,5) Monitor status cairan
faktor resiko Nadi perifer kuat dan Evaluasi oedem perifer
- Agen parmasetikal simetris (1,2,3,4,5) dan denyut nadi
- Penyalahgunaan zat Tidak ada oedem perifer Monitor peningkatan
dan asites (1,2,3,4,5) kelelahan dan kecemasan
Denyut jantung, AGD, Instruksikan pada
ejeksi fraksi dalam batas pasien untuk tidak
normal (1,2,3,4,5) mengejan selama BAB
Bunyi jantung abnormal Jelaskan pembatasan
50
tidak ada (1,2,3,4,5) intake kafein, sodium,
Nyeri dada tidak ada kolesterol dan lemak
(1,2,3,4,5) Kelola pemberian obat-
Kelelahan yang ekstrim obat: analgesik, anti
tidak ada (1,2,3,4,5) koagulan, nitrogliserin,
Tidak ada ortostatik vasodilator dan diuretik.
hipertensi (1,2,3,4,5) Tingkatkan istirahat
(batasi pengunjung,
kontrol stimulasi
lingkungan)
8 Ketidakefektifan Pola Napas Status pernafasan : kepatenan Manajemen Jalan nafas
D:4K:4 jalan nafas Definisi :
Definisi Definisi : Fasilitasi kepatenan jalan nafas
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang Saluran trakea bronkial yang Aktivitas :
tidak memberikan ventilasi adekuat terbuka dan lancar untuk 1.1 Posisikan pasien untuk
pertukaran udara. memaksimalkan ventilasi
Batasan Karakteristik Setelah dilakukan tindakan 3x24 1.2 Pemberian oksigen sesuai
Penggunaan otot bantu jam terjadi perubahan dari indikasi
bernapas kondisi menyimpang yang besar 1.3 Monitor status pernafasan
Bernapas cuping hidung (1) sampai dengan tidak ada dan oksigenasi,
Penurunan tekanan ekspirasi penyimpangan (5). ditunjukkan sebagaiamana mestinya
Penurunan tekanan inspirasi dengan indikator sebagai 1.4 Posisikan untuk
Pola napas abnormal berikut: meringankan sesak nafas
(frekuensi, kedalaman, irama) Frekuensi Pernafasan(4) 1.5 Kelola pemberian
Takipnea Irama Pernafasan(4) bronkodilator
Kedalaman Inspirasi(4) 1.6 Auskultasi suara nafas, catat
Faktor Yang Berhubungan Kemampuan untuk area yang ventilasinya
Hiperventilasi Mengeluarkan Sekret (4) menurun dan suara
Posisi tubuh yang Indikator Skala : tambahan.
menghambat ekspansi paru 1. Deviasi jauh dari rentang
normal
2. Deviasi agak besar dari
rentang normal
3. Deviasi sedang dari rentang
normal
4. Deviasi ringan dari rentang
normal
5. Tidak ada deviasi dari
rentang normal
BAB III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
51
FOOT HAND MASSAGE
(senyaman mungkin)
9. Oleskan minyak zaitun ditangan dan kaki pasien
10. Anjurkan tarik nafas pasien untuk menarik nafas
secara lambat dan rileks.
11. Kaki
12. Lakukan pemijatan dibagian dititik telapak kaki kiri
Selama 10 menit
13. Tangan
14. Setelah itu lakukan pemijatan didaerah antara ibu
jari dan telunjuk, bagian telunjuk, dan telapak
52
16. Membaca ‘’Hamdalah’’
17. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan sesuai
Tehnik pemijatan
Gambar 2.1 Tehnik Pemijatan Kaki Dan Tangan Diambil Dari Buku Pijat Relksi (Barbara
And Kevin Kunz, 2012)
53
Gambar 2.2 Tehnik pemijatan kaki diambil dari Buku Pijat
Relksi (Barbara And Kevin Kunz, 2012)
BAB IV
HASIL INTERVENSI
data yang diperoleh dari pengisian pengkajian, skala nyeri numerik rating scale,
untuk melihat adanya perubahan atau tidak terhadap tingkat nyeri pada pasien
IMA (infark miokard akut) yang dilakukan terapi foot hand massase. Dan untuk
perlakuan atau intervensi dilakukan di ruang ICCU RSUD AWS samarinda.
1. BEFORE
54
Sebagaimana terlihat pada data, bahwa sebelum dilakukan intervensi
foot hand massase didapatkan tingkat nyeri dari 3 responden mengeluh
nyeri dada sebelah kiri baik ringan hingga sedang.
2. AFTER
BEFORE AFTER
1. Pasien Tn. M b. Sesudah dilakukan Foot hand
a. Sebelum dilakukan foot hand
massasel:
massase : (Selasa, 14 mei 2019) (Selasa, 13 mei 2019)
Pukul : 10.00 Pukul : 10.25
1) Data objektif 1) Data objektif
- Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM - Ku: Sedang GCS: E4V5M6
TD: 120/90 mmHg
CM
N: 120x/m
TD: 112/76 mmHg
RR: 22x/m
N: 110x/m
S: 36,5 C
RR: 20x/m
- Pasien tampak meringis dan
S: 36,5 C
gelisah - Pasien nampak tenang
- Skala nyeri 5 (nyeri sedang)
namun terlihat sesekali
berdasarkan instrument skala
meringis ketika ingin
nyeri NRS
merubah posisi tidur
2) Data subjektif
- Skala nyeri 4 (nyeri sedang)
- Pasien mengatakan sering
berdasarkan instrument
mengalami nyeri dada dengan
skala nyeri NRS
durasi 5-10 menit disertai
2) Data subjektif
dengan sesak nafas Pasien mengatakan nyeri dada
55
CM
TD: 129/83 mmHg
N: 102x/m
RR: 24x/m
S: 36,5 C
- Pasien nampak tenang dan
rileks
- Skala nyeri 3 (nyeri ringan)
berdasarkan instrument
skala nyeri NRS
2) Data subjektif:
Pasien mengatakan badannya
terasa rileks dan nyaman, nyeri
56
RR: 22x/m N: 100x/m
S: 36,5 C RR: 21x/m
Pasien mengatakan nyeri bagian S: 36,5 C
Pasien tampak tenang dan
dada kiri hingga ke punggung
berbaring ditempat tidur,
terasa di pukul
- Skala nyeri 5 (nyeri sedang) pasien tidak terlihat gelisah
- Skala nyeri 3 (nyeri ringan)
berdasarkan instrument skala
berdasarkan instrument
nyeri NRS
2) Data subjektif skala nyeri NRS
- Pasien mengatakan nyeri dada hilang 2) Data subjektif
Pasien Mengatakan nyeri masih
timbul dengan durasi 5-10 menit
terasa sedikit namun tidak
disertai jantung berdebar
separah sebelumnya dan rasa
berdebar berkurang
(Selasa, 13 Mei 2019)
Pukul : Pukul 13.25
1) Data objektif
Ku: Sedang GCS: E4V5M6 CM
TD: 118/81mmHg
N: 79x/m
RR: 26x/m
S: 36,3 C
Skala Nyeri 3 (Nyeri Ringan)
2) Data subjektif:
Pasien mengatakan tenang dan
tidak merasa berdebar dan nyeri
berkurang
CM
TD: 118/81mmHg
N: 79x/m
RR: 26x/m
S: 36,3 C
- Skala nyeri 2 (nyeri ringan)
57
berdasarkan instrument
skala nyeri NRS
2) Data subjektif:
- Pasien mengatakan merasa
CM
TD: 143/76 mmHg
N: 80x/m
RR: 25x/m
S: 36,6C
- Skala nyeri 3 (nyeri ringan)
Berdasarkan instrument
skala nyeri NRS
58
2) Data subjektif:
- Pasien mengatakan nyeri
nyaman
B. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Implikasi keperawatan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu data
1. Pasien/Responden
Pasien tidak bisa fokus secara maksimal dikarenakan pasien
59
2. Waktu
Waktu untuk intervensi sangat terbatas karena hanya dilakukan
medis
60