0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
204 tayangan6 halaman

Manajemen Nyeri Pada Anak

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 6

MANAJEMEN NYERI PADA ANAK

Definisi Nyeri
Nyeri adalah sesuatu hal yang bersifat subjektif, tidak ada dua orang sekalipun yang
mengalami kesamaan rasa nyeri dan tidak ada dua kejadian menyakitkan yang mengakibatkan
respons atau perasaan yang sama pada individu (Perry & Potter, 2010, hlm.214). Asosiasi
internasional yang khusus mempelajari tentang nyeri (The International Association for the
Study of Pain) mendefinisikan nyeri sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif
dan berhubungan dengan panca indera, serta merupakan suatu pengalaman emosional yang
dikaitkan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau digambarkan dengan
suatu kerusakan/cidera (Betz & Sowden, 2009, hlm.801). Manajemen nyeri pada anak adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan atau meringankan rasa nyeri sampai pada tingkatan
kenyamanan yang dapat diterima oleh anak.

Tujuan Manajemen Nyeri


Tujuan dilakukannya manajemen nyeri adalah untuk menangani rasa nyeri yang dirasakan anak,
memberikan rasa nyaman, dan mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan penghilang
rasa sakit

Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Akut
Nyeri yang berlangsung hanya selama periode penyembuhan yang diharapkan
b. Nyeri Kronik
Berlangsung selama proses penyembuhan dan biasanya dalam periode 6 bulan

Perbedaan Nyeri Akut dengan Nyeri Kronik

NYERI AKUT NYERI KRONIK


Ringan sampai berat Ringan sampai berat
Respon sistem syaraf Symphatic: Respon sistem syaraf Parasymphatic:
 Nadi meningkat  Tanda-tanda vital normal
 Pernafasan meningkat  Kulit kering, hangat
 Peningkatan tekanan darah  Pupil normal atau dilatasi
 Diaphoresis
 Dilatasi pupil
Berhubungan dengan luka jaringan; Penyembuhan berlangsung lama
hilang dengan penyembuhan
Klien tampak gelisah dan cemas Klien tampak depresi dan menarik diri

Klien melaporkan nyeri Klien sering tidak menyatakan nyeri


tanpa ditanya
Klien memperlihatkan perilaku yang Perilaku nyeri tidak ada
mengindikasikan nyeri: menangis,
menggaruk atau memegang area

Manajemen Nyeri
a. Farmakologis
Kolaborasi dengan dokter, obat-obatan analgesia, narkotik cute oral atau
parenteral ( IM, IV, SC ) untuk mengurangi nyeri secara cepat. Obat-obatan pereda nyeri
disebut dengan analgesik meliputi obat antiinflamasi nonstroid (NSAIDs), asetaminofen,
narkotik, antidepresan, antikonvulsan, dan lain sebagainya. NSAIDs dan asetaminofen.
NSAIDs meliputi aspirin, ibuprofen (motrin, advil, nuprin) naproxen sodium (aleve) dan
ketoprofen (oridus KT). Obat-obat tesebut digunakan untuk mengatasi nyeri dari
inflamasi dan bekerja dengan cara menghambat produksi dari neurotransimeter yng
meningkat oleh karena timbulnya nyeri seperti prostaglandin.
b. Non Farmakologis
Nyeri dapat mempengaruhi psikologis dan perilaku, intervensi nonfarmakologisl
penting dalam mengubah persepsi nyeri/perilaku. Intervensi ini bertujuan untuk
mengurangi rasa takut, penderitaan dan meminimalkan rasa sakit dan meningkatkan
pengendalian rasa nyeri pada anak (Ekwueme, 2009).
Intervensi nonfarmakologis harus cocok untuk anak, dan agar efektif teknik harus
sesuai tahap perkembangan, kepribadian, dan keadaan sekitar anak. Teknik-teknik ini
dapat ditetapkan dalam tiga kategori besar:
a. Metode kognitif yang meliputi pendidikan/persiapan, musik, imagery guided,
distraksi dan hipnosis.
b. Metode Perilaku antaranya adalah teknik relaksasi otot progresif, latihan biofeedback,
kontrol pernapasan, dan hipnosis.
c. Metode fisik misalnya kompres hangat atau dingin, pijat dan sentuhan, transkutan
stimulasi saraf listrik (TENS), akupunktur/akupresur, dll.

a) Distraksi
Distraksi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan
cara mengalihkan perhatian pasien pada hal - hal lain sehingga pasien akan lupa
terhadap nyeri yang di alami. Tujuannya adalah untuk memfokuskan kembali
perhatian dari kecemasan.
Trik-trik distraksi :
 Memfokuskan sesuatu selain nyeri
 Persepsi nyeri berkurang
 Melihat film, musik, kunjungan teman–teman atau keluarga, permainan, aktivitas
tertentu (misal : catur)
Tipe Distraksi
1. Distraksi visual - Membaca/ menonton TV - Menonton pertandingan - Imajinasi
terbimbing
2. Distraksi Auditori - Humor - Mendengar musik
3. Distraksi Taktil - Bernapas perlahan & berirama - Masase - Memegang mainan
4. Distraksi Intelektual - Teka teki silang - Permainan kartu - Hobi (menulis cerita)

b) Relaksasi
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien
yang mengalami nyeri kronis dengan mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh,
kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. Tiga hal utama dalam
teknik relaksasi adalah posisi klien yang tepat, pikiran istirahat, dan lingkungan yang
tenang
Prosedur pelaksanaan
1. Atur posisi klien agar rileks, posisi dapat duduk atau berbaring
2. Instruksikan klien untuk menghirup nafas dalam sehingga rongga paru berisi
udara yang bersih
3. Instruksikan klien secara perlahan untuk menghembuskan udara dan
membiarkannya keluar dari setiap anggota bagian tubuh. Bersamaan dengan ini
minta klien untuk memusatkan perhatian ”betapa nikmat rasanya”
4. Instruksikamklien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat (1-2
menit)
5. Instruksikan klien untuk nafas dalam, kemudian menghenbuskan perlahan-
lahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan, kaki menuju ke paru
kemudian udara dibuaang keluar. Minta klien memusatkan perhatian pada kaki
dan tangan, udara yan dikeluarkan dan merasakan kehangatannya
6. Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur no.5 dengan memusatkan
perhatian pada kaki, tangan, punggung, perut dan bagian tubuh yang lain.
7. Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan menanbah irama
pernafasan. Gunakan pernafasan dada atau abdomen. Jika nyeri bertambah
gunakan pernafasan dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat.

c) Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah bentuk konsentrasi terfokus santai. Ini memerlukan
penggunaan suara dan pandangan dalam imajinasi seseorang untuk menghasilkan rasa
kesejahteraan. Anak didorong untuk membayangkan berada di tempat favorit dan
kemudian membayangkan pemandangan, suara dan bau itu tempat favorit.
Pelaksanaan
1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan tenang
2. Jelaskan tujuan prosedur
3. Cuci tangan
4. Berikan privasi klien
5. Bantu klien ke posisi yang nyaman
- Posisi bersandar dan minta klien untuk menutup matanya
- Gunakan sentuhan jika klien terasa nyaman
6. Implementasikan tindakan untuk menimbulkan relaksasi
- Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau
pengalaman yang membantu penggunaan semua indra dengan suara yang
lembut.
- Ketika klien rileks, klien berfokus pada bayangannya dan saat itu perawat
tidak perlu bicara lagi
- Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman,
hetikan latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap.
- Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit, klien harus
memperhatikan tubuhnya. Biasanya klien rileks setelah menutup mata atau
mendengarkan musik yang lembut sebagai bagroud yang membantu
- Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada
latihan selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan
klien dan tidak membuat perubahan pernyataan klien.
d) Stimulasi Kulit dan Pijatan
Strategi penghilang nyeri tanpa obat yang sederhana, yaitu dengan menggosok
kulit. Masase (pengurutan dan pemijatan) yang dilakukan untuk menstimulasi sirkulasi
darah serta metabolisme dalam jaringan. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman
karena masase membuat relaksasi otot.
Tujuan:
- Mengurangi ketegangan otot
- Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis
- Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimasase.
Persiapan Alat
- Pelumas (minyak hangat/lotion)
- Handuk
Prosedur pelaksanaan
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
2. Identifikasi klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur
4. Cuci tangan
5. Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa, dapat diatur dengan posisi
miring.
6. Letakkan Sebuah bantal kecil di bawah perut klien untuk menjaga posisi yang tepat
7. Tuangkan sedikit lotion ke tangan. Usap kedua tangan sehingga lotion rata pada
permukaan tangan.
8. Lakukan masase pada punggung. Masase dilakuka dengan menggunakan jari-jari
dan telapak tangan, dan tekanan yang halus.
9. Metode masase:
- Selang-seling tangan. Masase punggung dengan tekanan pendek, cepat, bergantian
tangan

e) Kompres Dingin dan Panas


Kompres merupakan tindakan nonfarmakologik untuk menurunkan nyeri tanpa efek
samping dan berbiaya ringan (Movahedi, Rostami, Salsali, Keikhaee& Moradi, 2006).
 Tujuan penggunaan kompres dingin adalah menurunkan prostaglandin,
sensitivitas reseptor nyeri kuat, menghambat inflamasi
 Tujuan penggunaan kompres Panas : melancarkan aliran darah, nyeri berkurang

Daftar Pustaka:
American Medical Association. 2013. Pediatric Pain Manajement. Chicago: AMA
Pawar, D,. & Garten, L. Pain Management in Children. Chapter 34. International Association for
Study of Pain
Betz, C.L., & Sowden, L.A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
Istichomah, 2012. Pengaruh Teknik Pemberian Kompres Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada
Klien Kontusio di RSUD Sleman
Perry, A.G. & Potter, P. A. (2010). Fundamental Keperawatan, Buku 3, Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai