0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
268 tayangan8 halaman

Proposal Mini (Malaria)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 8

FORMAT KERANGKA TOPIK PENELITIAN

UNTUK PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
TAHUN 2019

Nama : Siti Romlah


NPM : 173112420120120
Judul yang Diajukan : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sumur
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2019
1. Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Genus

Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles (Harijanto, 2013). World

Health Organization (WHO) tahun 2015 melaporkan bahwa, di dunia diperkirakan

ada 207 juta kasus malaria yang menyebabkan 627.000 kematian dan sekitar 80%

terjadi pada anak-anak. Angka tersebut untuk membandingkan 219 juta kasus dan

660.000 kematian pada tahun 2013. Sekitar 76% dari perkiraan kasus malaria pada

tahun 2015 terjadi hanya dalam 13 negara. Empat negara (Ethiopia, India,

Indonesia dan Pakistan) menyumbang 78% dari kasus Plasmodium Vivax. Annual

Parasite Incidence (API) malaria tertinggi dilaporkan dari Timor Leste (42,5‰),

Myanmar (10,2‰) dan Indonesia (3,8‰) sedangkan API terendah dilaporkan dari

Sri Lanka (0,1‰) diikuti oleh Nepal (0,17‰) dan Bhutan (0,67‰) (WHO, 2016).

Prevalensi malaria di Indonesia tahun 2016 adalah 6,0%. Annual Parasite

Incidence (API) malaria Indonesia selama tahun 2016 yaitu sebesar 3,97‰ atau

mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2015 sebesar 3,82‰. Sedangkan

Annual Malaria Incidence (AMI) selama tahun 2015 sebesar 18,82‰ meningkat

pada tahun 2016 sebesar 18,94‰ (Kemenkes RI, 2017). Lima provinsi dengan
insiden dan prevalensi tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa Tenggara

Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1%

dan 12,5%), dan Maluku (3,8% dan 10,7%) (Litbangdepkes, 2017).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten menunjukkan

bahwa kasus malaria di Provinsi Banten pada tahun 2016 berada pada urutan ke 24

di Indonesia dengan angka Insiden 0,7% dan prevalensi 3,7% sedangkan pada

tahun 2017 prevalensi kasus malaria meningkat yaitu sebesar 4,2%. Jumlah kasus

malaria pada tahun 2016 sebanyak 67.344 kasus dan meningkat pada tahun 2017

yaitu sebanyak 67.972 kasus. Daerah yang paling banyak ditemukan penderita

malaria pada tahun 2017 diantaranya Tangerang yang meliputi (Tangerang Kota,

Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang) dengan jumlah 15.321 kasus,

Kabupaten Lebak 3.316 kasus, Kabupaten Pandeglang 5.074 kasus, Kota Cilegon

dengan 2.959 kasus, dan Kabupaten Serang 2.303 kasus (Profil Dinkes Prov.

Banten, 2018).

Kabupaten Pandeglang merupakan urutan ketiga dari 5 Kabupaten di

Provinsi Banten yang masih ditemukan kasus malaria. Berdasarkan data Dinas

Kabupaten Pandeglang ditemukan kasus malaria pada tahun 2017 sebanyak 5.074

kasus melalui pemeriksaan Rapid Diagnosis Test (RDT) yang tersebar di beberapa

Kecamatan. Angka kesakitan Malaria kabupaten Pandeglang yang diukur dengan

Annual Parasite Incidence (API) yaitu sebesar 0,75% pada tahun 2016 dan sebesar

0,89% pada tahun 2017 (Profil Dinas Kabupaten Pandeglang, 2018).

Malaria merupakan masalah kesehatan prioritas di Indonesia karena angka

morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi terutama di daerah luar jawa dan

Bali. Daerah transmigrasi yang terdapat campuran penduduk yang berasal dari

daerah endemik dan yang tidak endemik malaria, masih sering terjadi ledakan kasus
atau wabah yang menimbulkan banyak kematian (Widoyono, 2014). Peningkatan

penularan malaria sangat terkait dengan iklim baik musim hujan maupun kemarau,

pengaruhnya bersifat lokal spesifik. Pergantian musim akan berpengaruh baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap vektor pembawa penyakit seperti

temperatur, kelembaban, curah hujan, cahaya dan pola tiupan angin mempunyai

dampak langsung pada reproduksi vektor, perkembangannya longevity dan

perkembangan parasit dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung

karena pergantian vegetasi dan pola tanam pertanian dapat juga mempengaruhi

kepadatan populasi vektor (Soedarto, 2014).

Kejadian malaria dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu host (manusia dan

nyamuk), agent (parasit/plasmodium), dan environment (lingkungan). Keadaan

lingkungan berpengaruh besar terhadap ada tidaknya malaria di suatu daerah.

Adanya danau air payau, pantai, genangan air di hutan, persawahan, tambak ikan,

pembukaan hutan, dan pertambangan di suatu daerah akan meningkatkan

kemungkinan timbulnya penyakit malaria karena tempat tersebut merupakan tempat

perindukan nyamuk malaria. individu yang memiliki imunitas rendah terhadap

malaria memiliki risiko yang lebih besar. Hal ini berlawanan dengan mereka yang

tinggal di daerah endemik karena telah memiliki imunitas terhadap malaria

(Marliah, 2015).

Penelitian Nurdin (2016) di Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa

Tenggara menunjukkan bahwa sebesar 56% responden memiliki pengetahuan

rendah dan sebesar 59,2% memiliki sikap negatif terhadap pencegahan dan

pemberantasan malaria. Uji statistik yang dilakukan penunjukkan adanya hubungan

antara pengetahuan dan sikap dengan kejadian malaria. Hasil penelitian Aprilia

(2017) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kondisi rawa-
rawa, genangan air dan kondisi parit atau selokan dengan kejadian malaria.

Penelitian Ikrayama (2017) menunjukkan bahwa ventilasi rumah dan kondisi

langit-langit dalam rumah memiliki resiko untuk terkena penyakit malaria dari pada

rumah yang memakai kawat kasa ventilasi dan menutup langit-langit rumah dengan

plafon.

Kecamatan Sumur adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten

Pandeglang dengan kondisi lingkungan merupakan daerah yang sangat potensial

untuk tempat perindukan nyamuk Anopheles sp. dilihat dari letak geografisnya

yang terletak pada 0° 10’- 1° 50’ LU dan ketinggian dari permukaan laut antara

400-750 m. Beberapa daerah di Kecamatan Sumur ini terdapat parit/saluran irigasi,

sungai, persawahan, dan rawarawa serta kolam ikan merupakan habitat yang paling

disenangi Nyamuk Anophelessp. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas

Kecamatan Sumur tahun 2016 tercatat sebanyak 1.153 jiwa penderita klinis

malaria, tahun 2017 terdapat sebanyak 1.207 jiwa penderita klinis malaria dan pada

tahun 2018 sebanyak 1.164 jiwa penderita klinis malaria, dan penyakit ini termasuk

kedalam sepuluh besar penyakit yang ada di Puskesmas Sumur, dan menempati

urutan kedua setelah hipertensi (Profil Puskesmas Sumur, 2018).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti bahwa Wilayah Kerja

Puskesmas Sumur merupakan daerah persawahan dan tidak jauh dari pesisir pantai,

yang mana merupakan tempat berkembang biaknya nyamuk Anopheles sp.

Demikian juga dengan kondisi fisik lingkungan tempat tinggal penduduk yang

masih bisa dikatakan buruk karena masih adanya tempat perindukan nyamuk

berkembang biak berupa rawa-rawa, genangan air seperti kolam yang terbengkalai,

bekas galian yang tidak ditimbun serta keadaan rumah masyarakat yang masih

banyak belum bisa dikatakan sebagai rumah sehat dan kurangnya peran serta
masyarakat melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan pemberantasan

malaria. Perilaku penduduk Desa di semua wilayah Kecamatan Sumur masih

banyak yang membiarkan sampah-sampah berserakan dan tidak membersihkan

lingkungan sekitar rumahnya sehingga mempermudah perkembangbiakan nyamuk

Anopheles sp.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten tahun 2019.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu “Faktor-faktor apa saja

yang berhubungan dengan kejadian malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Sumur

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019”.

3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di

Wilayah Kerja Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun

2019.

b. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian malaria, pengetahuan, kawat kasa

ventilasi, genangan air, parit atau selokan, dan rawa-rawa di Wilayah Kerja

Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019.


2) Diketahuinya hubungan antara pengetahuan, kawat kasa ventilasi, genangan

air, parit atau selokan, dan rawa-rawa dengan kejadian malaria di Wilayah

Kerja Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun

2019.
4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan

dilakukan. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tinjauan pustaka, maka penulis

mengambil beberapa variabel yang akan diteliti digambarkan dalam kerangka

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Pengetahuan
2. Kawat kasa ventilasi
Kejadian Malaria
3. Genangan air Gambar. Kerangka Konsep Penelitian
4. Parit atau selokan
5. 5. Rawa-rawa
Metode Penelitian
5.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan

observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

Artinya, tiap objek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran

terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak

berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Sugiono,

2014).
5.2. Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang yaitu sebanyak 2.381 KK.

5.3. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Sumur Kabupaten

Pandeglang Provinsi Banten. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah:

a. Masih tingginya prevalensi kasus malaria di wilayah kerja Puskesmas Sumur

dan wilayah ini merupakan wilayah endemis malaria.

b. Lokasi penelitian mudah dijangkau.

c. Jumlah responden yang mencukupi untuk target penelitian.

5.4. Variabel Penelitian


Variabel terdiri dari variabel bebas (independent variable), variabel terikat

(dependent variabel), dan variabel pengganggu (counfounding variable). Variabel

bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, kawat kasa ventilasi, genangan air,

parit atau selokan, dan rawa-rawa. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini

adalah kejadian malaria.


5.5. Rencana Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Analisis Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi

tiap variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan

proporsinya. Analisa univariat ditujukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam

analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
b. Analisis Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat dengan menggunakan chi square (X2). Apabila

didapatkan nilai p ≤ α (p ≤ 0,05) artinya, ada hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat, apabila nilai p > α ( p > 0,05) berarti tidak ada hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat.

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

(Milla Evelianti Saputri, S.Kep.,MKM) (Ns. Dwi Rohyani, M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai