0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
466 tayangan22 halaman

Kak Revisi RTRW 2019 Final Fix

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 22

KERANGKA ACUAN KERJA

REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN NUNUKAN

I. LATAR BELAKANG

Perubahan Undang-undang tentang penataan ruang dari Undang-undang


Nomor 24 Tahun 1992 menjadi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 telah
mengubah kebijakan penataan ruang untuk pemerintah pusat maupun daerah.
Selain itu adanya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah telah menggeser paradigma pembangunan wilayah di Indonesia.
Paradigma pembangunan wilayah telah bergeser dari sentralisasi ke arah
desentralisasi pembangunan.
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
setiap daerah Kabupaten dan Kota perlu menyusun rencana tata ruangnya sebagai
arahan pelaksanaan pembangunan. Sejalan dengan penerapan desentralisasi dan
otonomi daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pembangunan Daerah bahwa kewenangan pelaksanaan
pembangunan, termasuk pelaksanaan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten
dan Kota berada pada Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota. Kewenangan
yang begitu besar berada pada Pemerintah Daerah, diperkuat oleh adanya suatu
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, maka Pemerintah Kabupaten dan
Kota bertanggung jawab terhadap kegiatan Penataan Ruang di wilayahnya masing-
masing.
Kegiatan penataan ruang merupakan proses dinamis dalam rangka
mewujudkan tujuan rencana tata ruang. Proses dinamis ini mengandung pengertian
bahwa dalam proses mewujudkan tujuan rencana tata ruang terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja rencana tata ruang sehingga tujuan yang ditetapkan
belum tentu sesuai atau dapat tercapai melalui kebijakan dan strategi yang
ditetapkan akibat adanya perkembangan lingkungan strategis dan dinamika
1
internal. Kondisi lingkungan strategis merupakan peristiwa atau kondisi yang
terjadi yang dapat mempengaruhi proses pencapaian tujuan penataan ruang.
Dinamika internal/ dinamika pembangunan adalah segala hal yang berkaitan
dengan perkembangan paradigma pemikiran, kebijakan, perkembangan teknologi,
penemuan sumberdaya alam, perubahan perilaku sosial dan ekonomi yang
mempengaruhi kinerja rencana tata ruang sehingga rencana tata ruang perlu
direvisi.
Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dilakukan pengkajian aspek-aspek
sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan, perumusan
konsepsi dan strategi yang didasarkan pada asumsi tertentu dan faktor dinamika
sosial ekonomi yang bersifat internal maupun eksternal terhadap wilayah.
Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah dilatarbelakangi oleh berbagai
aspek kehidupan, seperti perkembangan penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dinamika kegiatan ekonomi, perkembangan/perluasan jaringan
komunikasi dan transportasi serta sebab- sebab lainnya. Faktor-faktor tersebut
akan membawa perubahan terhadap bentuk keruangan di wilayah yang
bersangkutan, baik secara fisik maupun non-fisik melalui kegiatan manusia di
dalamnya. Perubahan tersebut apabila tidak ditata dengan baik akan
mengakibatkan perkembangan yang tidak terarah dan penurunan kualitas ruang.
Revisi RTRW Kabupaten Nunukan telah mendesak untuk dilakukan, oleh
karena secara eksternal, telah terjadi perubahan kebijakan nasional yeng tertuang
dalam bentuk peraturan perundangan-undangan dan/atau program pembangunan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Nunukan. Secara internal, revisi
diperlukan agar RTRW Kabupaten Nunukan dapat berfungsi sebagai; 1) matra
keruangan dari pembangunan daerah; 2) dasar kebijaksanaan pokok pemanfaatan
ruang di wilayah Kabupaten Nunukan; 3) alat untuk mewujudkan keseimbangan
perkembangan antar kawasan serta keserasian antar sektor; 4) alat untuk
mengalokasikan investasi yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan
swasta; 5) pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang; 6) dasar
pengendalian pemanfaatan ruang
Namun yang perlu diperhatikan adalah mekanisme revisi rencana tata ruang
telah diatur dalam UU 26/2007 tentang Penataan Ruang dan PP 15/2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Permen ATR Nomor 01 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyusunan RTRW Propinsi, Kabupaten dan Kota. Sebagaimana
yang diamanatkan peraturan tersebut, sebelum dilakukan revisi rencana tata
2
ruang harus dilakukan kegiatan peninjauan kembali. Peninjauan kembali rencana
tata ruang ini dilakukan dalam rangka melihat kesesuaian antara rencana tata
ruang dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan
lingkungan strategis dan dinamika internal, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang.
Peninjauan kembali rencana tata ruang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Peninjauan kembali rencana tata ruang dapat menghasilkan rekomendasi berupa
rencana tata ruang yang ada dapat tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya
atau rencana tata ruang yang ada perlu direvisi. Jelas dalam uraian diatas bahwa
revisi rencana tata ruang hanya dapat dilakukan setelah ada kegiatan peninjauan
kembali
Penyusunan RTRW Kabupaten ini harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) terdiri atas tiga tingkatan yaitu RTRW Nasional, RTRW Provinsi
dan RTRW Kabupaten/Kota. Dalam penyusunan rencana tata ruang ini rencana
yang ada pada setiap tingkat harus bersifat komprehensif dan komplementer,
sehingga ada suatu sinergitas antar RTRW Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional
RTRW Kabupaten Nunukan yang ditetapkan menjadi Perda Tahun 2013
mengacu pada RTRW Propinsi Kalimantar Timur, dengan terbentuknya Propinsi
Kalimantan Utara yang ditandai dengan adanya Perda Nomor 1 Tahun 2017
tentang RTRW Propinsi Kalimantan Utara maka dengan demikian RTRW
Kabupaten Nunukan harus menyesuaikan muatan-muatan RTRW Propinsi.
Dengan demikian produk RTRW dapat dijadikan pedoman dalam
mempercepat pembangunan ekonomi daerah serta mendayagunakan sumberdaya
alam secara seimbang. Program penataan ruang diarahkan untuk :
a. Meningkatkan penyelenggaraan kegiatan perencanaan tata ruang yang
efektif, transparan dan partisipatif
b. Mengembangkan penyelenggaraan kegiatan pemanfaatan ruang yang
tertib berdasarkan rencana tata ruang, dan
c. Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjamin
efektifitas dan efisiensi kegiatan pembangunan secara berkelanjutan

II. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


2.1. Maksud
Maksud kegiatan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Nunukan adalah penyempurnaan materi
3
RTRW Kabupaten Nunukan yang tertuang dalam Perda Nomor 19
Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Nunukan Tahun 2013 -2033.

2.2. Tujuan
Tujuan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Nunukan :
a. Perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang yang
mempertimbangkan dinamika pembangunan dan kondisi lingkungan
strategis.
b. Menyempurnakan struktur ruang wilayah Kabupaten
Nunukan.
c. Menyempurnakan rencana pola ruang berikut dengan ketentuan
umum peraturan zonasinya.
d. Mengkaji kawasan yang memiliki pengaruh ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup, memiliki potensi sumberdaya alam,
serta pertahanan dan keamanan untuk ditetapkan sebagai kawasan
strategis Kabupaten Nunukan.
e. Menyempurnakan ketentuan pemanfaatan program yang berupa
indikasi program RTRW Kabupaten Nunukan.
f. Menyempurnakan hal-hal lain yang terkait dengan ketentuan
operasiona RTRW Provinsi Kabupaten Nunukan.

2.3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan Penyusunan Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Nunukan diharapkan
menghasilkan:
a. Tersusunnya revisi RTRW Kabupaten Nunukan yang searah
dengan RTRW Propinsi Kalimanatan Utara.
b. Tersusunnya muatan meteri revisi RTRW Kabupaten Nunukan yang
sudah mempertimbangkan hasil kajian peninjauan kembali dan
faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi tata ruang Kabupaten
Nunukan.
c. Tersusunnya rancangan peraturan daerah RTRW Kabupaten
Nunukan sebagai bagian dari revisi Perda Nomor 19 tahun 2013
tentang RTRW Kabupaten Nunukan Tahun 2013-2033.
4
III. RUANG LINGKUP
3.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup kegiatan Penyusunan revisi RTRW Kabupaten Nunukan
terbagi atas beberapa tahapan yaitu :
a. Tahap Pendahuluan meliputi :
1) Tanggapan kepada kerangka acuan , menyusun rencana kerja
dan menyiapkan peta dasar dan peta wilayah perencanaan
dengan rujukan peta rupa bumi dengan skala minimal 1 : 50.000
mengacu kepada ketentuan PP 10 tahun 2000 tentang ketelitian
peta
2) Menyediakan dan menyiapkan Data spasial berupa Citra Satelit
yang terbaru yang dapat digunakan sebagai peta dasar dalam
menyusun peta-peta tematik terkait tata ruang dengan tingkat
ketelitian minimal skala 1 : 50.000 dengan toleransi tutupan
awan 10% - 15%.
3) Menyediakan peta tematik yang mendukung kegiatan analisis
revisi RTRW Kabupaten Nunukan mengacu Pedoman bidang
penataan ruanf dengan penajaman tema peta sesuai kondisi
wilayah perencanaan, dengan tingkat ketelitian skala 1 : 50.000.
Peta-peta tematik ini merupakan hasil olahan data primer atau
sekunder atau kombinasi keduanya ( termasuk data PK RTRW)
4) Menyusun metodologi pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan
data dan persiapan survai.
5) Merumuskan isu strategis dan permasalahan wilayah
perencanaan, terutama berdasarkan hasil penijauan kembali yang
dilakukan terhadap RTRW yang terkait dengan wilayah
perencanaan.
6) Mengumpulkan data spasial dan informasi yang berkaitan dengan
pekerjaan.
7) Menyiapkan Laporan Pendahuluan dan bahan tayangan
presentasi.
Adapun Substansi yang harus ada dalam Laporan Pendahuluan
adalah :
- Rencana Kerja;
5
- Metodologi pekerjaan;
- Jadwal penugasan tenaga ahli;
- Isu permasalahan wilayah;
- Konsep Peta;
- Konsep analisis;
- Rumusan kajian literatur;
- Outline Materi Teknis Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten;
8) Melakukan Pembahasan Laporan Pendahuluan yang
diselenggarakan di kantor Bupati Kabupaten Nunukan dan
menyiapkan notulensi pembahasan serta dokumentasinya.

b . Tahap Antara m e l i p u t i :
1) Melakukan kegiatan survai ke daerah dalam rangka menjaring isu
strategis dan permasalahan wilayah perencanaan, dan
mengumpulkan data primer serta data sekunder.
2) Tim konsultan diharuskan melakukan analisis secara
komprehensif maupun detail (sampai tingkat kecamatan atau lebih
detail), baik deskriptif, statistik maupun spasial. Analisa spasial
dilakukan secara terintegrasi atas beberapa tema dengan
mengikuti kaidah Sistem Informasi Geografis. Masing-masing
analisis dilakukan dengan tingkat kedalaman sesuai dengan
ketentuan dalam Permen ATR Nomor 01 Tahun 2018.
3) Analisis sekurang-kurangnya dilakukan dengan pendekatan
wilayah untuk mengetahui kondisi, ciri, dan hubungan sebab
akibat dari unsur-unsur pembentuk ruang wilayah seperti
penduduk, sumber daya alam, sumber daya buatan, sosial,
ekonomi, budaya, fisik dan lingkungan, sehingga dapat
diidentifikasikan potensi baik yang positif maupun yang negatif,
baik yang hayati maupun non hayati pada Lingkungan Alam dan
Buatan dalam berinteraksi dengan aktifitas manusia/masyarakat.
4) Menyusun skenario pengembangan wilayah untuk menetapkan
sektor dan atau komoditi unggulan sebagai pendorong ekonomi
wilayah yang didukung dengan rencana sistem pusat permukiman
dan sistem prasarana wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan
6
masyarakat. Skenario pengembangan wilayah tersebut disusun di
dalam teks dan peta.
5) Menyusun Konsep Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten yang mencakup konsep Pola Ruang dan Struktur
Ruang yang mengakomodir pemecahan masalah sektoral
bersama-sama dengan instansi terkait.
6) Menyusun sistematika Draft Rancangan Peraturan Daerah
tentang RTRW Kabupaten.
7) Menyediakan Album Peta untuk bahan pembahasan yang meliputi
peta-peta tematik pendukung tata ruang diantaranya peta-peta
tentang Skenario Pengembangan Wilayah, Konsep Pola Ruang
dan Struktur Ruang.
8) Menyiapkan Laporan Antara dan bahan tayangan presentasi.
Adapun Substansi yang harus ada dalam Laporan Antara adalah :
- Data : primer dan sekunder, spasial dan non spasial;
- Rumusan isu strategis wilayah perencanaan;.
- Hasil analisis deskriptif, statistik dan spasial;
- Skenario pengembangan wilayah.
- Konsep Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
9) Menyelenggarakan forum diskusi dan pembahasan Laporan
Antara yang diselenggarakan di Kantor Bupati, dan menyiapkan
notulensi pembahasan serta dokumentasinya.

c. Tahap draft akhir meliputi :


1) Melakukan perumusan revisi rencana terhadap wilayah
perencanaan dengan mengacu ketentuan dalam Permen ATR
Nomor 01 Tahun 2018.
2) Melakukan perumusan Kebijakan Pemanfaatan Ruang Wilayah
Kabupaten, Rencana dan Strategi, dan arahan pemanfaatan
ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten;
3) Merekomendasikan kawasan strategis kabupaten (dari aspek
lokasinya)
4) Menyusun Draft Rancangan Revisi Peraturan Daerah tentang
RTRW Kabupaten;

7
5) Menyusun dan menyerahkan Laporan Draft Akhir, dan bahan
tayangan, serta draft lampiran untuk Laporan Akhir.
Adapun Substansi yang harus ada dalam Laporan Draft Akhir adalah :
a) Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah
Kabupaten.
b) Rencana struktur ruang yang meliputi sistem pusat
permukiman dan sistem jaringan prasarana wilayah
kabupaten (meliputi Transportasi, Energi, Telekomunikasi,
Prasarana Pengelolaan Lingkungan, dan Sumber Daya Air);
c) Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan
lindung kabupaten, dan kawasan budidaya kabupaten;
d) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (disesuaikan dengan
Permen ATR Nomor 01 Tahun 2018.
e) Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten yang terdiri
dari : perumusan kebijakan strategis operasionalisasi RTRW
kabupaten (termasuk penetapan kawasan budi daya yang
dikendalikan dan kawasan budi daya yang didorong
pengembangannya); perumusan program sektoral dalam
rangka perwujudan struktur dan pola ruang wilayah
kabupaten; dan pelaksanan pembangunan sesuai dengan
program pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan minimum
bidang penataan ruang, standar kualitas lingkungan; dan daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
Arahan Pemanfaatan Ruang berisi Indikasi program utama per
lima tahunan selama 20 (duapuluh) tahun dengan program
terinci tahunan pada 7 (tujuh) tahun pertama yang dijabarkan
dalam besaran dana, asal dana dan instansi pelaksana.
Indikasi Program Utama akan menjadi masukan dalam
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) dan Panjang (RPJP).
f) Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah terdiri
dari :
i. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi yang terdiri dari :
Ketentuan Peraturan Zonasi pusat permukiman; jaringan
8
transportasi darat, jaringan transportasi laut, jaringan
transportasi udara, kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
ii. Ketentuan Perijinan,
iii. Ketentuan insentif - disinsentif,
iv. Arahan Sanksi.
6) Menyelenggarakan forum diskusi dan pembahasan Laporan Draft
Akhir yang diselenggarakan di Kantor Bupati dan menyiapkan
notulensi pembahasan serta dokumentasinya.

d. Tahap Akhir, meliputi :


1) Memperbaiki Laporan Draft Akhir sesuai dengan masukan yang
diperoleh dari diskusi dan pembahasan Laporan Draft Akhir .
2) Menyiapkan dan menyerahkan Laporan Akhir dan seluruh
lampiran yang harus diserahkan bersamaan dengan Laporan
Akhir.

3.2. Lokasi Kegiatan


Pelaksanaan Kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Nunukan berlokasi di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utata yang
secara admintratif berbatasan dengan :
 sebelah Utara dengan Negara bagian Sabah Malaysia
 sebelah Timur dengan Laut Sulawesi
 sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulungan dan Malinau
 sebelah Barat dengan Negara Bagian Serawak Malaysia

3.3. Data dan Fasilitas Penunjang


a. Data
Penyedia jasa harus dapat menyediakan :
 Data antara lain berupa :
- Data dan Kebijakan di bidang Penataan Ruang di tingkat Nasional
(RTWN dan Kawasan Strategis Nasional), Provinsi (RTRWP dan
Kawasan Strategis Provinsi), dan Kabupaten (RTRWK sebelumnya
ataupun RTRWK sebelum pemekaran maupun RTRWK yang
bertetangga),
9
- Data dan Kebijakan sektoral dan wilayah,
- Data Kependudukan,
- Data Fisik dan Lingkungan,
- Data Ekonomi Wilayah,
- Data Sosial dan Budaya,
Data tersebut di atas difungsikan sebagai atribut peta yang
melekat pada data spasial dalam basis data.
 Peta dan Citra dengan spesifikasi teknis adalah sebagai berikut :
- Umum
Pada dasarnya peta dibedakan menjadi peta sebagai input dan
output (produk). Peta sebagai input merupakan data dasar dalam
memvisualisasikan informasi secara spasial sesuai dengan letak
geografis atau koordinat lokusnya. Koordinat yang digunakan adalah
berlaku secara nasional dengan otorisasi dari Bakosurtanal.
Demikian pula halnya untuk citra satelit harus dilakukan kalibrasi dan
registrasi ke koordinat peta tersebut.
- Bentuk Data
Setiap peta baik peta dasar, peta tema dan citra satelit sebagai input
maupun sebagai produk peta analisa dan peta rencana harus disusun
berdasarkan pada kaidah perpetaan dengan prinsip layer by layer
overlay, dalam arti bahwa masing-masing entitas peta dikemas dalam
layer yang berbeda, bukan dalam bentuk JPEG, JPG, BITMAP, TIFF
dan sejenisnya.
- Orientasi Sistem Informasi Geografis.
Baik peta dasar, peta tema dan citra satelit berorientasi kepada Basis
Data Spasial. Basis data spasial adalah integrasi peta dan atribut tiap
entitas, yang dikemas dalam peta dasar yang sudah menerapkan
koordinat global (real world coordinates) atau dengan kata lain peta
tersebut sudah ”georeference”. Sehingga software peta yang
digunakan harus berorientasi kepada Sistem Informasi Geografis.
- Skala Peta
Untuk pekerjaan ini, skala peta/citra produk rencana yang digunakan
adalah dengan skala 1 : 50.000 atau lebih detail. Jenis tema untuk
Peta yang harus disediakan, sesuai kebutuhan (tersebut dalam

10
Kepmen ATR Nomor 01 tahun 2018 yang bersumber dari pihak yang
memiliki otoritas terhadap data spasialnya.
b. Fasilitas Penunjang

IV. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah :
1. Materi Teknis Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nunukan
2. Naskah Akademik Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Nunukan
3. Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nunukan
4. Album peta

V. METODOLOGI
Metode Pendekatan dalam penyusunan RTRW Kabupaten adalah melalui
tahapan/proses antara lain:
a. Persiapan Penyusunan
Dalam tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan yang menunjang
kelancaran penyusunan kegiatan antara lain: persiapan teknis meliputi
menyiapkan kelengkapan administrasi, menyusun program/rencana kerja,
perumusan subtansi secara garis besar, penyiapan checklist data dan
kuesioner, metode pendekatan dan peralatan yang diperlukan
b. Tahap Pengumpulan data, meliputi kegiatan pengumpulan data –
data/informasi primer maupun sekunder yang mendukung kegiatan,
mencakup data – data dan peta meliputi :
1) Peta RBI yang terdiri dari 7 tema dengan skala 1:50.000 sebagai peta
dasar yang meliputi tema tutupan lahan, hidrografi, hipsografi,
bangunan, transportasi dan utilitas, batas administrasi yang diperoleh
dari BIG. (output peta RBI)
2) Peta geomorfologi, peta topografi dan peta kemampuan tanah (output
peta kondisi fisik)
3) Data citra satelit ututk memperbaiki peta dasar dan peta tutupan lahan
terkini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang kelas tutupan (output peta citra satelit terbaru)

11
4) Peta kelautan sebagai informasi dasar terkait kedalaman
laut(batimetri) jenis pantai, informasi dasar lainnya terkait navigasi dan
administrasi di wilayah laut (output peta potensi kelautan)
5) Peta batas wilayah administrasi (ouput peta batas wilayah
administrasi)
6) Peta batas kawasan hutan yang menginformasikan tentang status
hutan (output peta status kawasan hutan)
7) Peta kawasan konservasi alam, suaka margasatwa, dan biodiversitas
di luar kawasan hutan 9output peta kawasan konservasi)
8) Peta kawasan lahan pertanian yag meliputi lahan basa dan kering
(output peta lahan pertanian)
9) Peta kawasan pertambangan mineral,minyak dan gas bumi (output
peta kawasan pertambangan)
10) Peta kawasan pariwisata (ouput peta kawasan wisata)
11) Peta risiko kebencanaan (output peta resiko bencana)
12) Peta kawasan perikanan dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut
dan pulau-pulau kecil (output peta potensi perikanan)
13) Peta kawasan obyek vital nasional dan kepentingan hankam (output
peta kawasan strategis nasional)
14) Peta satuan wilayah sungai (SWS) dan daerah aliran sungai (output
peta SWS dan DAS
15) Peta klimatologis yang meliputi curah hujan, angin dan temperatur
(output peta fisik dasar)
16) Peta jaringan infrastruktur jalan, listrik,telekomunikasi,energi (output
peta jaringan infrastruktur)
17) Peta sumber air dan prasarana sumber daya air meliputi bendungan,
sungai, saluran air bendung dll ( output peta sumber air)
18) Peta potensi pengembangan sumber daya air (output peta potensi
pengembangan sumber daya air)
19) Peta kawasan industri (output peta kawasan industri)
20) Peta sebaran kawasan gambut (output peta sebaran kawasan
gambut)
21) Data dan informasi tentang kependudukan antara lain jumlah
penduduk,kepadatan penduduk,pertumbuhan penduduk, tingkat
imigrasi permanen temporer mata pencaharian penduduk,
12
pendapatan penduduk, kualitas kesehatan penduduk, IPM,Pendidikan
(output analisis sosial kependudukan)
22) Data dan informasi tentang Kondisi fisik lingkungan antaralain:
bentangan alam (Lensekap) beserta ruang bawah tanah, air
permukaan, bawah laut, dan kualitas udarah (output analisis
fisik/lingkungan hidup)
23) Data dan informasi tentang pengunaan lahan eksisting dengan kelas
penggunaan lahan terdiri dari budi daya kehutanan, dan budi daya
non kehutanan, dan permukiman perdesaan atau perkotaan (output
analisis fisik/lingkungan dan sumber dalam alam termasuk
penggunaan lahan eksistin hidup)
24) Data dan informasi izin pemanfaatan ruang eksisting baik dari sektor
kehutanan, kelautan, pertanahan, pertambangan dll, terutama yang
berkalah besar lebih dari 3 ha, dengan asumsi di skalah 1:250.000
penampakan di peta 1x1 cm hanya seluas 6,25 ha; (output analisis
pemanfaatan ruang)
25) Data dan informasi tentang pontesi lestari dan hasil eksplorasi dan
eksploitasi sumber daya alam, yang meliputi kehutanan,
pertambangan, pertanian, perkebunan, dan sumber daya laut;(output
analisis potensi sumber daya alam)
26) Data dan informasi tentang sarana dan prasarana wilayah, yang
antara lain meliputi transportasi, komunikasi dan informasi;(output
analisis sarana dan prasarana)
27) Data dan informasi tentang ekonomi wilayah, antar lain PDRB,
investasi,matrik I-O/IRIO;(output analisis ekonomi wilayah)
28) Data dan informasi tentang kemampuan dan keuangan pembangunan
daerah;(output analisis pembangunan daerah)
29) Data dan infotmasi tentang kelembagaan pembangunan
daerah;(output analisis kelembagaan pembangunan daerah)
30) Data dan informasi tentang kebijakan bidang penataan ruang terkait
(RTRW kota yang sebelumnya, RTRW provinsi dan rencana rincinya,
serta RTRW nasional dan rencana rincinya);(output analisis kebijakan
spasial dan sektoral serta analisis kedudukan dan peran kabupaten
nunukan dalam wilayah yang lebih luas)

13
31) Data dan informasi tentang RPJP kabupaten dan RPJM kabupaten;
(output analisis kebijakan sektoral)
32) Data dan informasi tentang kebijakan pembanguan sektoral (antara
lain, rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau pulau kecil, rencana
induk pariwisata, rencana induk perwilayahan industri, rencana
kehutanan, dan sebagainya);(output analisis kedudukan dan peran
kabupaten nunukan dalam wilayah lebih luas)
33) Data dan informasi pertanahan, antara lain gambaran umum
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah
eksisting (skala besar);(output analisis penguasaan tanah)
34) Data dan informasi tentang klimatologi, antara laincurah hujan, angin,
dan temperatur untuk mengetahui trend perubahan iklim;(output
analisis fisik lingkungan)
35) Perundang-undagan terkait (output analisis kedudukan dan pran
kabupaten nunukan dalam wilayah yang lebih luas)

c. Spesifikasi Teknis Peta dan Citra adalah sebagai berikut :


- Umum
Pada dasarnya peta dibedakan menjadi peta sebagai input dan output
(produk). Peta sebagai input merupakan data dasar dalam
memvisualisasikan informasi secara spasial sesuai dengan letak geografis
atau koordinat lokusnya. Koordinat yang digunakan adalah berlaku secara
nasional dengan otorisasi dari Badan Informasi Geospasial. Demikian
pula halnya untuk citra satelit harus dilakukan kalibrasi dan registrasi ke
koordinat peta tersebut. Data untuk analisis fisik, menggunakan citra satelit
tahun terakhir dengan resolusi minimum 60 cm (iconos/quick bird).
- Bentuk Data
Setiap peta baik peta dasar, peta tema dan citra satelit sebagai input
maupun sebagai produk peta analisa dan peta rencana harus disusun
berdasarkan pada kaidah perpetaan dengan prinsip layer by layer overlay,
dalam arti bahwa masing-masing entitas peta dikemas dalam layer yang
berbeda, bukan dalam bentuk JPEG, JPG, BITMAP, TIFF dan sejenisnya.
- Orientasi Sistem Informasi Geografis.
Baik peta dasar, peta tematik dan citra satelit berorientasi kepada Basis Data
Spasial. Basis data spasial adalah integrasi peta dan atribut tiap entitas,
14
yang dikemas dalam peta dasar yang sudah menerapkan koordinat global
(real world coordinates) atau dengan kata lain peta tersebut sudah
”georeference”. Sehingga software peta yang digunakan harus berorientasi
kepada Sistem Informasi Geografis.

d. Analisis
Dilakukan dalam upaya mengenali kondisi unsur pembentuk ruang serta
hubungan sebab akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan
memperhatikan kebijaksanaan pembangunan wilayah yang ada. Aspek-
aspek yang dianalisis meliputi :
 Kebijaksanaan dan strategi pengembangan kabupaten Nunukan.
 Pengembangan regional
 Ekonomi dan sektor unggulan
 Sumberdaya manusia
 Sumberdaya buatan
 Sumberdaya alam
 Sistem permukiman
 Penggunaan lahan
 Pembiayaan Pembangunan
 Kelembagaan

VI. DASAR HUKUM


Referensi hukum yang menjadi dasar dalam penyusunan Revisi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Nunukan adalah :
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 2011 tentang Informasi
dan Geospasial;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
e. Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;

15
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2016 Tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Tata Ruang Daerah.
h. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pemberian
Persetujuan Substansi Dalam Rangka Penetapan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Dan Rencana Tata Ruang
Kabupaten/Kota
i. Peraturan Menteri ATR/ Kepala BPN Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
j. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten Dan Kota
k. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Utara No. 01 Tahun 2017 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) .
l. Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan No. 19 Tahun 2013 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Nunukan Tahun 2013
– 2033
m. SK Bupati Nunukan Nomor 188.45/814/IX/2018 Tentang Penetapan
Pelaksanaan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Nunukan
n. SK Bupati Nunukan Nomor : 188.45/214/III/2019 Tentang Rumusan
Rekomendasi Hasil Pelaksanaan Peninjauan Kembali Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Nunukan
o. SK Bupati Nunukan Nomor 118.45/179/III/2019 Tentang Tim Koordinasi
Penataan Ruang Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2019

VII. KUALIFIKASI BADAN USAHAN


Kualifikasi badan usaha untuk Kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Nunukan, yaitu :
 SBU Klasifikasi Perencanaan Penataan Ruang, Sub Klasifikasi Jasa
Perencanaan Wilayah (PR102)
 IUJK Bidang Tata Lingkungan yang masih berlaku
 Kualifikasi Perusahaan : Menengah

16
VIII. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN
Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan RTRW kabupaten ini diperlukan
tenaga ahli sebanyak 7 OB (tujuh orang bulan) sesuai dengan bidang
keahliannya dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah.

1 Ahli Perencanaan Wilayah (Team Leader) 6 Bulan

2 Ahli Ekonomi Wilayah/Pembangunan 4 Bulan

3 Ahli Prasarana Wilayah/Transportasi 4 Bulan

4 Ahli Teknik Lingkungan 3 Bulan

5 Ahli Perkebunan/Kehutanan/Pertanian 3 Bulan

6 Ahli Geodesi/Gis 6 Bulan

7 Ahli Hukum/Kelembagaan 2 Bulan

Selain tenaga ahli inti yang telah disebutkan di atas, dibutuhkan tenaga
penunjang sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari : Surveyor 4 (empat)
Orang dan Operator Komputer 1 (satu) Orang.

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ahli Perencana Wilayah Sebagai Ketua Tim


Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S3 dengan
SKA Utama IAP dan pengalaman profesional di bidang perencanaan tata
ruang sekurang-kurangnya 10 tahun yang dibuktikan dengan Referensi
pekerjaan.

Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan


mengkoordinir seluruh anggota tim dalam pelaksanaan pekerjaan
selama 6 (enam) bulan penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan

17
selesai. Pendidikan S1 ketua tim harus teknik planologi / perencanaan
wilayah.

2. Ahli Ekonomi Wilayah/Pembangunan


Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S2 bidang
Ekonomi wilayah/pembangunan yang dibuktikan dengan ijasah S2 di
bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman
profesional di bidang ekonomi wilayah/ pembangunan dalam Rencana
Tata Ruang sekurang-kurangnya 5 tahun yang dibuktikan dengan
referensi pekerjaan.

3. Ahli Prasarana Wilayah/Transportasi


Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S2 bidang
Prasarana Wilayah/Transportasi yang dibuktikan dengan ijasah S2 di
bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman
profesional di bidang perencanaan sarana dan prasarana transportasi
wilayah dalam Rencana Tata Ruang sekurang-kurangnya 5 tahun yang
dibuktikan dengan referensi pekerjaan dan sertifikat keahlian/SKA
Madya.

4. Ahli Teknik Lingkungan


Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S2 bidang
teknik lingkungan yang dibuktikan dengan ijasah S2 di bidang tersebut
sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman profesional di
bidang analisa lingkungan dan Kebencanaan serta Perubahan Iklim
dalam penyusunan RTRW serta sekurang-kurangnya 5 tahun yang
dibuktikan dengan referensi pekerjaan dan sertifikat keahlian/SKA
Madya.

5. Ahli Perkebunan/Kehutanan/Pertanian
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S2 bidang
pertanian/perkebunan/kehutanan yang dibuktikan dengan ijasah S2 di
bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman
profesional di bidang perencanaan pertanian/perkebunan/ kehutanan
dalam penyusunan RTRW sekurang-kurangnya 5 tahun yang dibuktikan
dengan referensi pekerjaan.

18
6. Ahli Geodesi / GIS
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S2 bidang
Geodesi/GIS/Pemetaan yang dibuktikan dengan ijasah S2 di bidang
tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman
profesional di bidang Geodesi/Gis/Pemetaan dalam penyusunan RTRW
sekurang-kurangnya 5 tahun yang dibuktikan dengan referensi pekerjaan
dan sertifikat keahlian/SKA Madya.

7. Ahli Hukum/Kelembagaan
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S2 bidang
Hukum yang dibuktikan dengan ijasah S2 di bidang tersebut
sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman profesional di
bidang hukum dalam penyusunan RTRW sekurang-kurangnya 5 tahun
yang dibuktikan dengan referensi pekerjaan.

IX. WAKTU PELAKSANAAN


Pekerjaan ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2019 dan seluruh
pekerjaan harus dapat diselesaikan dalam waktu 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat Komitmen.

X. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pemilik Pekerjaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara adalah Dinas Pekerjaan
Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Nunukan.

XI. LAPORAN
Buku laporan untuk setiap tahapan adalah dengan ukuran kertas A4.
Adapun Keluaran dan Buku Laporan dari setiap tahapan adalah sebagai
berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan diserahkan 1 (satu) bulan setelah dikeluarkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebanyak 10 (sepuluh) buku

19
kemudian dilakukan diskusi pembahasan bersama instansi terkait serta
para pelaku pembangunan. Laporan Pendahuluan dilampiri :
a. Album Peta dengan ukuran A3 sebanyak 4 (empat) album yang
mencakup : Citra Satelit dan Peta yang sudah disediakan penyedia
jasa;
b. Softcopy : Laporan Pendahuluan, bahan tayangan presentasi, citra
dan peta yang dikopi dalam lima buah DVD.
Untuk peta, dengan ketentuan :
1) Tiap Peta yang terdiri atas sejumlah layer, lay out (termasuk
*.WOR, *.APR) dan sebagainya harus dikemas per folder.
2) Lay out peta dibuat untuk siap cetak dengan ukuran A4, A3, dan
A1

2. Laporan Antara
Laporan antara diserahkan 4 (empat) bulan setelah dikeluarkannya
SPMK sebanyak 10 (sepuluh) buku dan dilakukan diskusi pembahasan
bersama instansi terkait serta para pelaku pembangunan . Laporan
Antara terdiri dari :
a. Buku Data dan Analisa
b. Buku Konsep Rencana
c. Sistematika Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten tentang
RTRW Kabupaten
d. Album Peta dengan ukuran A3 sebanyak 4 (empat) album yang
mencakup : Citra dan Peta baik Data maupun Analisa.
e. Softcopy : Laporan Antara, bahan tayangan presentasi, citra dan peta
yang dikopi dalam lima buah DVD. Untuk peta, mengikuti ketentuan
yang telah disebutkan di atas.

3. Laporan Draft Akhir


Laporan Draft Akhir, yang merupakan Draft Materi Teknis Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Nunukan, harus diserahkan 6 (enam) bulan
setelah dikeluarkannya SPMK, sebanyak 10 (sepuluh) buku dan
dilakukan diskusi pembahasan bersama instansi terkait serta para pelaku
pembangunan. Laporan Draft Akhir dilampiri :

20
a. Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan tentang
RTRW Kabupaten Nunukan sebanyak lima buku.
b. Album Peta dengan ukuran A3 sebanyak 4 (empat) album yang
mencakup :
 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Nunukan. Untuk
peta ini, disajikan dalam skala kertas yang memperlihatkan luas
wilayah secara penuh dilanjutkan sesuai skala 1: 50.000 dengan
jumlah lembar kertas berdasarkan kebutuhan luas wilayah.
 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Nunukan.
c. Softcopy : Laporan Draft Akhir, bahan tayangan presentasi dan peta
yang dikopi dalam lima buah DVD.
d. Untuk peta, mengikuti ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya.
Laporan Draft Akhir ini pada dasarnya adalah Laporan Akhir sebelum
dilakukan pembahasan dengan instansi terkait dan para pelaku
pembangunan serta stakeholder penataan ruang lainnya.Dilakukan
asistensi ke Kementerian ATR dan BIG minimal sebanyak 3 (tiga) kali.

4. Laporan Akhir
Laporan Akhir diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah dikeluarkan SPMK.
Laporan akhir ini merupakan hasil akhir rumusan/ kesepakatan sektoral
dan daerah serta merupakan penyempurnaan dari Laporan Draft Akhir.
Laporan Akhir dibuat terdiri dari :
1) Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten sebanyak 10
buku;
2) Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten tentang RTRW
Kabupaten sebanyak 10 buku;
3) Ringkasan Eksekutif sebanyak 10 buku;
4) Proceeding, sebanyak 4 (empat) buku;
5) Album Peta dan Citra (hasil analisis) ukuran A0 sebanyak 4 (empat)
Album;
6) Softcopy seluruh keluaran di dalam DVD dan atau media penyimpan
lainnya.
Selain Laporan-laporan tersebut di atas, penyedia jasa diharuskan
membuat Laporan Kemajuan Bulanan (Monthly Progrees Report)
sekurangnya berisi notulensi rapat pembahasan dan konsultasi, catatan
21
perjalanan, bahan-bahan terkait serta catatan. Laporan ini diserahkan
sebagai progres pekerjaan bulanan yang dikerjakan oleh penyedia jasa
untuk menjadi bahan diskusi antara penyedia jasa dan pengguna jasa
dan diserahkan kepada Pengguna jasa .

XII. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Semua bentuk data, dokumen, peta, peta citra, foto, disket/CD atau
peralatan yang digunakan selama pekerjaan, dengan terbitnya kontrak
tersebut menjadi hak milik pemberi pekerjaan .

Pejabat Pembuat Komitmen

CHRISTINA TANGKEALLO, ST, M.AP


NIP. 19711229 200112 2 004

22

Anda mungkin juga menyukai