Tugas Pretest-1
Tugas Pretest-1
Tugas Pretest-1
3. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan suistanble development goals!
JAWAB:
Sustainable Development Goals (SDGs) yang disepakati tahun 2015 merupakan
keberlanjutan dari Millennium Development Goals (MDGs). SDGs menjadi sejarah baru
dalam pembangunan global, karena dalam kesepakatan SDGs dalam Sidang Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 70 ini memiliki tujuan pembangunan universal baru
yang dimulai pada tahun 2016 hingga tahun 2030. Menurut Panuluh (2016) SDGs membawa
5 prinsip-prinsip mendasar yang menyeimbangkan dimensi ekonomi, social dan lingkungan,
yaitu 1) People (manusia), 2) Planet (bumi), 3) Prosperty (kemakmuran), 4) Peace
(perdamaian), dan 5) Partnership (kerjasama). Kesepakatan SDGs ini memiliki 17 tujuan dan
169 sasaran, berbeda dengan MDGs yang hanya memiliki 8 tujuan dan 21 sasaran. Secara
proses MDGs juga memiliki kelemahan karena penyusunan hingga implementasinya ekslusif
dan sangat birokratis tanpa melibatkan peran stakeholder non-pemerintah, seperti civil
society organization, universitas/akademisi, sector bisnis dan swasta, serta kelompok lainnya.
Akan tetapi, penyusunan SDGs sendiri memiliki beberapa tantangan karena masih terdapat
beberpa butir-butir target MDGs yang belum bias dicapai dan harus diteruskan di dalam
SDGs. SDGs disepakati oleh 193 kepala Negara dan pemerintahan yang merupakan anggota
PBB dan termasuk Negara Indonesia.
Penerapan SDGs di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2017. Pemerintah Indonesia berusaha untuk menghindari keterlambatan implementasi
SDGs, hal ini dikarenakan sebelumnya dalam implementasi MDGs Indonesia mengalami
keterlambatan 10 tahun dari pengesahannya pada tahun 2000. Pemerintah Indonesia
menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut dikarenakan Indonesia pada saat itu masih dalam
proes peulihan dari situasi ekonomi setelah terjadinya krisis padatahun 1998. Dalam Perpres
tersebut menguraikan 17 tujuan dari implementasi SDGs yang mana termasuk dalam sasaran
nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 di
Indonesia. Penerapan Sustainable Development Goals dalam Perpres Nomor 59 tahun 2017
memuat antara lain:
1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun.
2. Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta
meningkatkan pertanian berkelanjutan.
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk
semua usia.
4. Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan
kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan.
6. Menjaminketersediaansertapengelolaan air bersihdansanitasi yang
berkelanjutanuntuksemua.
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk
semua.
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan
kerja yang produktif dan menyeluruh, sertape kerjaan yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industry inklusif dan
berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi kesenjangan intra dan antarnegara.
11. Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
13. Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumberdaya kelautan dan
samudera untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem
daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan
degradasilahan, serta menghentikan kehilangan keanekaragamanhayati.
16. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akseskeadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang
efektif, akuntabel, daninklusif di semuatingkatan.
17. Menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan
(Referensi: HumasSetkab. (2017). Inilah Perpres Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan SDGs. Retrieved from http://setkab.go.id/inilah-perpres-
pelaksanaan-pencapaian-tujuan-pembangunan-berkelanjutan-sdgs/
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan epidemiologi dan jelaskan alat pengukur
JAWAB:
Pengertian epidemiologi dapa tditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuan masing-
masing yaitu:1
- Aspek akademik
- Aspek praktis
- Aspek klinis
- Aspek administratif
Pengukuran Epidemiologi
Untuk mengetahui kejadian dan pola pada suatu penyakit atau permasalahan
yang terjadi dimasyarakat digunakan alat atau metode yang dapat dipakai sebagai tolok
ukur atau indikator. Alat ukur yang sering dipakai adalah rasio dan rate. Rasio atau
proporsi digunakan untuk membandingkan frekuensi suatu penyakit atau masalah pada
dua kelompok individu atau lebih, misalnya frekuensi penyakit demam berdarah pada
kelompok A dan B. Sedangkan, rate dipakai untuk menyatakan frekuensi distribusi suatu
penyakit atau suatu peristiwa yang terjadi di masyarakat, misalnya jumlah kematian
penduduk di kota Surabaya karena demam berdarah adalah 20 orang per 1000 penduduk.
Rate adalah pernyataan numerik, yang menggunakan sebuah rumus untuk
menghitung frekuensi suatu kejadian yang berasal dari pembagian jumlah kasus dengan
jumlah populasi total yang mengalami kejadian tersebut, kemudian hasilnya dikalikan
100, 1000, atau 10.000 (konstanta) untuk mengetahui jumlah kasus yang terjadi pada
unit populasi tersebut.
Rasio adalah hubungan dalam angka, tingkatan, atau penjumlahan yang terbentuk
antara 2 hal; hubungan yang kuat dalam hal jumlah atau tingkatan diantara dua hal
serupa, misalnya 25 laki-laki terhadap 30 perempuan. Karena sifatnya lebih umum, rasio
merupakan angka relatif yang menunjukan tingkatan suatu kejadian yang berkaitan
dengan kejadian lain. Semua rate dapat dianggap rasio, tetapi rasio belum tentu rate.
Dalam epidemiologi, rasio kurang bermanfaat dibandingkan rate Karena elemen
waktunya dihilangkan sehingga hasilnya lebih umum.
Proporsi adalah suatu bentuk persentase, sementara persentase merupakan tipe
khusus proporsi. Dalam epidemiologi, jumlah orang yang saat itu mengalami penyakit
atau kondisi dibandingkan dengan keseluruhan jumlah orang yang pernah mengalami
penyakit atau kondisi disebut proporsi. Jika dinyatakan dalam perbandingannya dengan
populasi secara keseluruhan, hal itu disebut rate. Dalam epidemiologi, salah satu rasio
yang digunakan adalah rasio kematian bayi, yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah
kematian bayi dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup. Total jumlah angka
kematian akibat penyebab tertentu dapat dinyatakan sebagai suatu proporsi dari semua
kematian, tetapi tidak untuk semua kelahiran.\
Referensi
1. Eko B, Dewi A. Pengantar Epidemiologi edisi 2. Jakarta. Penerbit EGC. 2001: 7-
8.
2. Ferry E, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika. 2009: 60-61.
Perlindungan khusus yang dimaksud dalam tahapan ini adalah perlindungan yang
diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang beresiko terkena suatu penyakit
tertentu. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar\ kelompok yang beresiko tersebut
dapat bertahan dari serangan penyakit yang mengincarnya. Oleh karena
demikian, perlindngan khusus ini juga dapa tdisebut kekebalanbuatan. Contohnya adalah
imunisasi yang diberikan kepada bayi dan balita, vaksin kepada jemaah haji,
penggunaan APD pada para pekerja, dan lain-lain.
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepatdan cepat merupakan langkah pertama
ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang
telah jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya
pula diberikan pengobatan yang tepat. Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah
sakit, agar penyakinya tidak tambah parah. Perlu kita ketahui bahwa faktor yang
membuat seseorang dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya bukan
hanya dipengaruhi oleh jenis obat yang diminum dan kemampuan si tenaga medisnya.
Tetapi juga dipengaruhi oleh kapan pengobatan itu diberikan. Semakin cepat
pengobatan diberikan kepada penderita, maka semakin besar pula kemungkinan untuk
sembuh. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat mengurangi biaya
pengobatan dan dapat mencegah kecacatan yang mungkin timbul jika suatu penyakit
dibiarkan tanpa tindakan kuratif.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan
tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam
masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar- benar pulih dari sakit sehingga
dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi kalau suatu penyakit
sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan rehabilitasi ini bias
dibilang tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan seperti apa nantinya. Perlu
diketahui bahwa dalam tahapan rehabilitasi minimal ada 4 poin yang harus diperhatikan,
yakni pemulihan fisiknya, pemulihan mentalnya, pemulihan status sosialnya dalam
masyarakat, serta pemulihan estetis.
(Referensi : Leavell, H.R dan Clark, E.G., 1965. Preventive Medicine for Doctor in his
Community. New York: McGraw-Hill Book Company.)
7. Jelaskan tentang :
a. Diagnostik Holistik
b. Diagnosis Keluarga
c. 5 stars doctor
JAWAB:
a. Diagnosis holistik adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menentukan dasar dan
penyebab penyakit (disease), luka (injury) serta kegawatan yang diperoleh dari alas an
kedatangan, keluhan personal, riwayat penyakit pasien, pemeriuksaan fisik, hasil
pemeriksaan penunjang, penilaian risiko internal/individual dan eksternal dalam
kehidupan pasien serta keluarganya.
c. Dokter five star merupakan profil dokter ideal yang memiliki kemampuan untuk
melakukan serangkaian pelayanan kesehatan untuk memenuhi kualitas, kebutuhan,
efektifitas biaya, dan persamaan dalam dunia kesehatan. WHO menerapkan batasan
bahwa dokter masa depan wajib memenuhi kriteria lima kualitas seorang dokter.
a) Care Provider.
b) Decision Maker.
Cost Effectiveness
c) Communicator.
d) Community Leader.
e) Manajer.
Dalam hal manajerial, seorang dokter hendaknya, Mampu bekerja sama secara
harmonis dengan individu dan organisasi di luar dan di dalam lingkup
pelayanan kesehatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitas. Mampu memanfaatkan data-data kesehatan secara tepat.
(Referensi: Boelen, Charles. 2015. The Five Star Doctors. World Health Organization :
Geneva, Switzerland Availoable from : https://www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf)
8. Perempuan umur 38th dengan IMT 32 dengan diagnosis DM Tipe 2 dan Hiperkolestronemia.
Bagaimana penanganan menurut dokter layanan primer?
JAWAB:
Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu:
1. Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal
2. Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes.
Penatalaksanaan DM :
Mengikuti pola makan sehat
Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45%-65%, lemak
20%-25%, protein 10%-20%, Natrium kurang dari 3g, dan diet cukup serat sekitar
25g/hari.
Mengurangi asupan kalori dan diet tinggi lemak
Meningkatkan aktivitas fisik
- 3-4x seminggu kurang lebih 30 menit
- Latihan aerobic : jalan santai, jogging, renang, bersepeda
- Relatif sehat, latihan ditingkatkan
- Ada komplikasi, latihan dikurangi
- Hindari bermalas-malasan
Menggunakan obat DM teratur
Melakukan pemantauan glukosa darah mandiri
Melakukan perawatan kaki berkala
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes, yang pertama
pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah pendekatan dengan obat. Dalam
penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan
tanpa obat berupa pengaturan diet dan olahraga. Apabila dengan langkah pertama ini
tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasikan dengan langkah
farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi
keduanya.
Terapi Farmakologi
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga) belum berhasil
mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah berikutnya
berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral,
terapi insulin, atau kombinasi keduanya.
A. Terapi Insulin
Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam
pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel β pancreas akan
langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin yang
sudah sangat dikenal adalah membantu transport glukosa dari darah ke dalam sel.
Untuk terapi, ada berbagai jenis sediaan insulin yang tersedia, yang
terutama berbeda dalam hal mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration).
Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
(Referensi:
I Wayan Ardana Putra, Khairun Nisa Berawi. Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung Bagian Fisiologi, FakultasKedokteran, Universitas Lampung. Empat Pilar
Penatalaksanaan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember
2015 |8)
PERKENI. Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Tipe 2, Jakarta, 2002.
9. Laki – Laki umur 37th BB 38 Kg TB 150cm dengan diagnosis TB Paru. Jelaskan penanganan
menurut dokter layanan primer!
JAWAB:
Tujuan pengobatan
Prinsip-prinsip terapi
Untuk membantu dan mengevaluasi kepatuhan, harus dilakukan prinsip pengobatan dengan:
(Referensi:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/Sk/Ii/2004
Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem
3. Kesehatan Nasional Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan