LP Tracheostomi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TRACHEOSTOMI

Layya Notiva Dewi, 0906510981

Pengertian:
Tracheostomi adalah prosedur pembuatan lubang permanen atau sementara melalui
tindakan bedah ke dalam trachea pada cincin trachea kedua, ketiga atau keempat dan
pemasangan selang indwelling untuk memungkinkan ventilasi dan pembuangan sekresi.
Tracheostomi adalah tindakan pembedahan dengan membuat stoma dari trachea pada
kulit untuk jalanya udara / pernafasan.

Indikasi:
Edema karena trauma atau respon allergi.
Obstruksi jalan nafas mekanis, oleh karena cacat bawaan , tertekan tumor dll.
Ketidak mampuan untuk membersihkan skresi tracheo bronchial.
Pencegahan operasi pada klien tidak sadar yang memerlukan ventilasi mekanis jangka
panjang.
Apnoe.
Perdarahan jalan nafas atas.
Fraktur laring atau trachea.
Luka bakar jalan nafas.

Tujuan:
Peningkatan bersihan jalan nafas.
Menghilangkan tekanan jalan nafas misalnya pada goiter atau tumor.
Melonggarkan jalan nafas.

Pembagian Tracheostomi
Menurut lama penggunaannya, trakcheostomi dibagi menjadi penggunaan permanen dan
penggunaan sementara, sedangkan menurut letak insisinya, trakeostomi dibedakan letak
yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga. Jika
dibagi menurut waktu dilakukannya tindakan, maka trakeostomi dibagi dalam
trakeostomi darurat dan segera dengan persiapan sarana sangat kurang dan trakeostomi
berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara baik.

Jenis Tindakan Tracheostomi


1. Surgical tracheostomy
Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi
dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.
2. Percutaneous Tracheostomy
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan
pembuatan lubang diantara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang
yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak
meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.
3. Mini tracheostomy
Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini
dimasukan menggunakan kawat dan dilator.

Jenis Pipa Trakeostomi


1. Cuffed Tubes
Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga memperkecil risiko
timbulnya aspirasi
2. Uncuffed Tubes
Digunakan pada tindakan tracheostomi dengan penderita yang tidak mempunyai risiko
aspirasi
3. Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam)
Dua bagian tracheostomi ini dapat dikembangkan dan dikempiskan sehingga kanul dalam
dapat dibersihkan dan diganti untuk mencegah terjadi obstruksi.
4. Silver Negus Tubes
Terdiri dua bagian pipa yang digunakan untuk trakeostomi jangka panjang. Tidak perlu
terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri.
5. Fenestrated Tubes
Tracheostomi ini mempunyai bagian yang terbuka di sebelah posteriornya, sehingga
penderita masih tetap merasa bernafas melewati hidungnya. Selain itu, bagian terbuka ini
memungkinkan penderita untuk dapat berbicara.

Peralatan:
Alat yang diperlukan untuk melakukan trakeostomi yaitu semprit yang berisi obat
analgesia, pisau, pinset anatomi, gunting panjang tumpul, sepasang pengait tumpul, klem
arteri, gunting kecil yang tajam serta kanul trakea dengan ukuran sesuai.

Prosedur Tracheostomi

Suatu lubang dibuat pada cincin trakea kedua dan ketiga. Setela trakea terpajan, selang
trakeostomi balon dengan ukuranyang sesuai dimasukkan. Selang trakeostomi dipasang
di tempatnya dengan plaster pengencang mengelilingi leher pasien.Biasanya, kassa segi
empat steril diletakkan diantara selang dan kulit untuk menyerap drainase dan mencegah
infeksi.
Pasien tidur terlentang, bahu diganjal dengan bantalan kecil sehingga memudahkan
kepala untuk diekstensikan pada persendian atlanto oksipital. Dengan posisi seperti ini
leher akan lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan leher. Kulit
leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik dan ditutup dengan kain
steril. Obat anestetikum disuntikkan di pertengahan krikoid dengan fossa suprasternal
secara infiltrasi. Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah leher mulai dari bawah
krikoid sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan horizontal dilakukan pada
pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira dua jari
dari bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan terlalu sempit, dibuat kira-kira 5cm.
Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis
demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang
berupa pipa dengan susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih. Bila lapisan ini
dan jaringan di bawahnya dibuka tepat di tengah maka trakea ini mudah ditemukan.
Pembuluh darah yang tampak ditarik lateral. Ismuth tiroid yang ditemukan ditarik ke atas
supaya cincin trakea jelas terlihat. Jika tidak mungkin, ismuth tiroid diklem pada dua
tempat dan dipotong ditengahnya. Sebelum klem ini dilepaskan ismuth tiroid diikat keda
tepinya dan disisihkan ke lateral. Perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat. Lakukan
aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada membran antara cincin trakea dan akan
terasa ringan waktu ditarik. Buat stoma dengan memotong cincin trakea ke tiga dengan
gunting yang tajam. Kemudian pasang kanul trakea dengan ukuran yang sesuai. Kanul
difiksasi dengan tali pada leher pasien dan luka operasi ditutup dengan kasa.
Untuk menghindari terjadinya komplikasi perlu diperhatikan insisi kulit jangan terlalu
pendek agar tidak sukar mencari trakea dan mencegah terjadinya emfisema kulit.

Hal hal yang perlu diperhatikan


Sebelum membuat lubang pada trakea perlu dibuktikan dulu yang akan dipotong
itu benar-benar trakea dengan cara mengaspirasi dengan semprit yang berisi novokain
dengan bukti aspirasi terasa ringan. Insisi kulit jangan terlalu pendek agar tidak sukar
mencari trakea dan mencegah terjadinya emfisema kulit. Ukuran kanul harus sesuai
dengan diameter lumen trakea.

Perawatan Pasca Trakeostomi


Secera setelah trakeostomi dilakukan:3
1. Rontgen dada untuk menilai posisi tuba dan melihat timbul atau tidaknya komplikasi
2. Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi
3. Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara merawat pipa trakeostomi

Perawatan pasca trakeostomi sangat penting karena sekret dapat menyumbat dan
menimbulkan asfiksia. Oleh karena itu, sekret di trakea dan kanul harus sering diisap ke
luar dan kanul dalam dicuci sekurang-kurangnya dua kali sehari lalu segera dimasukkan
lagi ke dalam kanul luar. Bila kanul harus dipasang dalam jangka waktu lama, maka
kanul harus dibersihkan dua minggu sekali. Kain basah di bawah kanul harus diganti
untuk menghindari timbulnya dermatitis. Gunakan kompres hangat untuk mengurangi
rasa nyeri pada daerah insisi.1,3
Komplikasi
Komplikasi dini yang sering terjadi:
1. perdarahan
2. pneumothoraks terutama pada anak-anak
3. Aspirasi
4. Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi
5. paralisis saraf rekuren

Komplikasi lanjut
1. Perdarahan lanjutan pada arteri inominata
2. Infeksi
3. fistula trakeoesofagus
4. stenosis trakea

http://www.scribd.com/doc/37269480/Tracheostomy
http://klikharry.wordpress.com/2007/07/11/trakeostomi-tracheostomy/
http://kmbakp.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-tracheostomi.html

Anda mungkin juga menyukai