Analisa Biaya Industri Kapal
Analisa Biaya Industri Kapal
Analisa Biaya Industri Kapal
BROTO SASONGKO
INTAN BAROROH
Penerbit
Hang Tuah University Press
Jl. Arief Rahman Hakim 150
S u r a b a y a 60111
Telp (031) 5945864
(031) 5945894
Fax (031) 5946261
ISBN: 978-979-3153-73-5
hal : iv
DAFTAR ISI
hal
JUDUL …………………………………………………………………. i
DAFTAR LAMPIRAN……………………….........……………………….... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Biaya………………………………………………….... 1
III.3. Sistem Administrasi dan Akutansi seragam perusahaan Dok dan Galangan
Kapal Nasional..........................................................………………. 33
IV. 5. Realisasi Pemakaian Tenaga Kerja Langsung dan Material Langsung pada
Proses Produksi................................................................................ 82
IV.5.2. Pemakaian Matrial dan Tenaga Kerja Langsung pada Pros Produksi 83
Reparasi kapal.................................................…….…..………… 90
V.9. Tarip.........................................................................................107
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
S I LA B U S
Para teknisi pada industri perkapalan serta para alumni dan mahasiswa bidang teknik
Perkapalan konstruksi reparasi kapal dan bangunan kapal mampu mampu memahami
akuntansi seragam perusahaan dok dan galangan kapal, perhitungan kapasitas setiap
peralatan produksi untuk reparasi kapal serta bangunan baru kapal beserta
MATERI :
Prinsip - prinsip ekonomi teknik, beberapa metode penilaian, program linear dan
metode litasan kritis untuk pengamatan situasi ekonomi, perkiraan biaya produksi,
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah swt atas Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Ajar “ Analisa Biaya” yang merupakan
mampu dijadikan acuan dalam penyusunan dan pengembangan analisa biaya bidang
Telah banyak buku yang membahas kalkulasi biaya dan pengendalia produksi serta
akuntasi biaya untuk perencanaan dan pengendalian biaya produksi, tetapi yang membahas
analisa biaya bidanga industry perkapalan dan bangunan lepas pantai belum ada. Industri
perkapalan yang menangani reparasi kapal dan bangunan lepas pantai merupakan industry
jasa produksi yang mempunyai ciri tersendiri, yang banyak sekali terkait dengan industry
penunjangnya. Oleh karena itu kami berusaha menghimpun bahan mata kuliah “ Analisa
Biaya ” yang kami berikan pada fakultas teknik perkapalan Universitas Hang Tuah
Usaha ini kami tujukan untuk membantu para mahasiswa jurusan Teknik
Perkapalan, Teknik Permesinan dan kelautan dalam bidang pengetahuan analisa biaya
produksi serta membantu kelancaran penulisan skripsinya yang berkenaan dengan analisa
biaya. Disamping itu buku ini dapat digunakan dan dipakai sebagai pedoman para teknisi
dan para pengusaha yang begerak di bidang industri perkapalan dan di bidang industri
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, para teknisi dan
pengusaha industri perkapalan serta bangunan lepas pantai. Mengingat pesatnya laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Perkapalan, mohon kiranya para
hal : xii
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum membahas tentang analisa biaya, maka perlu membahas terlebih dahulu
tentang biaya. terdapat beberapa pengertian tentang biaya antara lain:
Biaya menurut The committee on Cost Concepts – American Accounting Association
adalah merupakan suatu kejadian atau proses produksi yang diukur berdasarkan nilai
uang yang timbul dan mungkin akan timbul untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau
hasil produksi.
R.G Lipsey Cs. Berpendapat bahwa biaya bagi perusahaan yang memproduksi suatu hasil
produksi merupakan harga dari factor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan outputnya atau hasil produksinya.
Prof.Dr.R Slot dalam bukunya “Pengantar Ilmu Perusahaan “ juga
mengemukakan batasan yang hampir sama, biaya merupakan nilai uang peralatan
produksi yang digunakan dan dikorbankan oleh perusahaan untuk proses produksinya.
Dari ketiga batasan tersebut di atas didapat pemakaian nama yang sama, yaitu harga atau
nilai uang. Hal ini akan lebih jelas bila kita memperhatikan contoh di bawah ini.
Suatau output atau kapasitas produksi dari suatu perusahaan dok dan galangan kapal
untuk menghasilkan panel atau konstruksi bidang dari blok blok badan kapal baik
reparasi maupun bangunan baru adalah sebesaar 10 ton tiap hari. Perusahaan dok dan
galangan kapal dengan kapasitas produksi tersebut memerlukan ;
1. Sejumlah jam kerja dari berbagai ketrampilan tenaga kerja misalnya tukang pelat,
tukang las, tenaga transportasi
2. Sejumlah material pokok antara lain pelat dan profil baja.
3. Sejumlah material bantu antara lain electrode, zat asam, acetylene cair.
4. Sejumlah jam berbagi mesin, antara lain mesin potong, mesin las, alat angkat.
5. Sejumlah tenaga kerja, udara bertekanan.
6. Sejumlah tenaga pengawas, pengelola dan para ahli teknik.
Keperluan – keperluan tersebut bila dihitung dengan nilai uang atau harga ditambah
dengan biaya-biaya lain untuk mendapatkan hasil produksi tiap hari 10 ton panel,
merupakan biaya keseluruhan bagi perusahaan dok dan galangan kapal tersebut untuk
menghasilkan 10 ton panel konstruksi bangunan baru tiap hari.
1
Sadono Sukirno dalam “pengantar Teori Ekonomi Mikro” mengemukakan
batasannya secara lebih jelas bahwa ongkos produksi dapat didefinisikan sebagi semua
pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi
dan material yang akan digunakan untuk menciptakan hasil produksinya, atau dengan
batasan yang lebih jelas. Biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran
perusahaan dok dan galangan kapal untuk material pokok, material bantu, tenaga kerja
langsung serta biaya lainnya untuk mendapatkan hasil produksi berupa raparasi kapal
dan atau berguna bangunan baru kapal.
Dari batasan di atas, istilah biaya dianggap sama dengan istilah ongkos dan dapat
diartikan sebagai biaya yang telah selesai terpakai ( expired cost). Istilah ongkos
merupakan usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap transaksi hasil produksi. Ongkos
dapat diukur menurut perbandingan pengeluaran material dan jasa serta biaya-biaya yang
lainnya, yang diperhitungkan terhadap penghasilan untuk menentukan pendapatan
(matz,Usry, 1983, Akuntansi) Akutansi biaya, perencanaan dan Pengawasan, terjemahan,
penerbit Erlangga, Jakarta).
2
ML
BL
BP
TKL P
BTL R/Lo
MP
ML
MB
TKLs
TKL
SK
5
Biaya – biaya lain yang termasuk pada biaya tidak langsung yang timbul dan akan
timbul dalam penyelesaian proses produksi, tetapi yang tidak termasuk pada biaya
material tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung, antara lain ; biaya
pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya penelitian dan pengembangan, biaya asuransi,
sewa-sewa, biaya pemasaran, biaya modal kerja atau bunga bank.
Untuk lebih jelasnya digambarkan uraian komponen biaya tidak langsung yang
mendukung proses produksi seperti yang terlihat pada gambar 4.
Sewa, asuransi
Material pemeliharaan, Tenaga
penyusutan, Kerja
pemasaran, dll
Material Tenaga
Tidak kerjal
Langsung Tidak
Langsung
Material Biaya Tenaga
Langsung tidak Kerja
Langsung langsung
BPTL
BTL
BATL
8
BAB II
Struktur organisasi perusahaan dok dan galangan kapal biasaya berupa struktur
organisasi lini atau struktur organisasi lini dan staf, yang terdiri atas direktur utama dan
beberapa orang direktur sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, yang tergantung
dengan besar kecilnya rentangan organisasi perusahaan tersebut.
Bagi perusahaan dok dan galangan kapal yang berskala besar mungkin terdapat
direktur utama, direktur keuangan, direktur produksi, direktur rekayasa dan direktur
pemasaran, sedangkan bagi yang berskala sedang atau nkecil dapat disederhanakan
dengan menggabungkan tugas dan wewenangnya, misalnya antar direktur produksi dan
diektur rekayasa menjadi direktur teknik produksi atau direktur keuangan dan direktur
pemasaran menjadei direktur administrasi/keuangan saja. Tetapi dalam semua bentuk
struktur organisasi perusahaan dok dan galangan kapal harus terlihat adanya bagaian
yang tugas, wewenang dan tanggung jawabnya dalam bidang:
- Kalkulasi biaya
- Faktur
- Analisa biaya
Untuk dapat mendukung ketiga bidang pekerjaan tersebut di atas diperlukan bagian
yang tugas, wewenang dan tanggungjawabnya dalam bidang engineering, perencanaan
dan persiapan produksi, pelaksanaan produksi dan pengawasan produksi.
Kadang-kadang untuk melaksanakan serta memonitor kelancaran jalannya pekerjaan
reparasi kapal maupun bangunan baru kapal ditunjuk seorang staf sebagai kepala proyek
pekerjaan yang dimaksud.
Disamping itu terdapat bagaian-bagian yang mendukung kedua kelompok bagian
yang disebutkan lebih dahulu, yang tugas , wewenang dan tanggung jawabnya dalam
bidang keuangan dan akuntansi, pengadaan dan penyimpanan material, personalia,
keamanan dan kesehatan, pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi dan lain-lain.
Dilihat dari penjelasan di atas sebenarnya tidak ada bagian yang dianggap paling
penting atau lebih penting daripada bagian lain. Kerjasama antara semua bagian yang
9
terkait satu dengan lainnya pada prinsipnya untuk menghasilkan suatu hasil produksi
dengan mutu yang baik, penyelesaiannya tepat waktu dan dengan harga hasil produksi
yang dapat bersaing serta mendapat laba yang wajar.
Pada beberapa perusahaan dok dan galangan kapal dimana bagaian yang tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya pada bidang kalkulasi biaya dan faktur harus tidak
berada di bawah satu biro, meskipun dapat disuatu direktorat bawah atau biro/direktorat
dengan bagaian kalkulasi biaya atau bahkan dalam suatu bagaian saja yaitu bagiann
kalkulasi dan analisa biaya, karena keduan bagian tersebut erat Hubungan bidang
pekerjaannya. Bagian analisa biaya akan dapat bekerja setelah mendapatkan data dari
pelaksana produksi untuk biaya langsung (BL) dan biaya tidak langsung (BTL) agar
dapat mengadakan penganalisaan biaya-biaya untuk mendapatkan harga penjualan serta
menyusun standart tariff untuk rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) tahun yang
akan berjalan. Disamping itu standart tariff yang tersusun ini dapat digunakan untuk
pekerjaan kalkulasi biaya reparasi kapal maupun bangunan baru kapal.
11
besar terhadap pendapatan (P) atau harga jualnya dibandingkan dengan pekerjaan
bangunan baru kapal.
Oleh karena itu pada pekerjaan reparasi kapal nilai tambah (added value) relative lebih
besar disbanding dengan pekerjaan baru kapal. Sehingga laba operasi (Lo) pada
pendapatan (P) yang sama dalam reparasi kapal lebih besar dibandingkan dengan
pekerjaan bangunan baru kapal.
Disamping itu pekerjaan reparasi kapal jangka waktu penyelesaiannya relative lebih
singkat dibandingkan dengan penyelesaian pekerjaan bangunan baru kapal.
Dengan alasan-alasan tersebut di atas perusahaan dok dan galangan kapal
cenderung memilih pekerjaan reparasi kapal dibanding dengan bangunan baru kapal.
Ditinjau dari sudut klasifikasi, reparasi kapal dapat dibagi berdasarkan jenis surveynya,
antara lain :
- Reparasi tahunan (annual survey)
- Reparasi pembaharuan klas (annual survey)
- Rahabilitasi
Di samping itu masih terdapat jenis survey lainnya, yakni
- Reparasi kecelakaan (damage survey)
- Pembersihan dan pengecatan badan kapal di bawah garis air atau bottom
cleaning.
Ditinjau dari sudut biaya reparasi kapal pihak perusahaan dok dan galangan kapal
membagi pekerjaan reparasi kapal menjadi :
- Reparasi kecil
- Reparasi besar
- Rehabilitasi.
Pembagian ini biasanya berdasarkan jumlah biaya reparasi disbanding BRT kapalnya
atau dengan satuan Rp/BRT.
Dari tambahan penjelasan tersebut makin jelaslah bahwa tingkat kebenaran dan ketelitian
kalkulasi biaya reparasi kapal taergantung pada kebenaran dan ketelitian daftar areparasi
kapal yang dipakai. Langkah-langkah untuk mendapatkan daftar reparasi yang benar dan
teliti ini akan dibahas pada pasal 2.3.
12
2. Faktur Reparasi kapal
Tingkat ketelitian dan kebenaran kelkulasi biaya awal yang dibahas di atas akan jelas
dan nyata bila tidak menyimpang jauh dengan faktur reparasi kapal, sedangkan faktur
atau kalkulasi biaya akhir ini merupakan kalkulasi biaya reparasi kapal yang sesuai
dengan kenyataan penyelesaian pekerjaan reparasi yang sebenarnya (setelah pekerjaan
reparasi selesai dikerjakan seluruhnya). Faktur ini dikerjakan oleh bagaian faktur.
Biasanya bagian faktur sebelum membuat faktur, membuat konsep faktur atau kalkulasi
biaya tahap dua. Kalkulasi biaya tahap kedua ini berdasarkan:
- Laporan penyelesaian pekerjaan reparasi kapal atau satisfaction note atau
disingkat s’note, yang dibuat oleh perusahaan dok dan galangan kapal dan
disetujui oleh wakil pemilik kapal (surveyor pemilik atau owner surveyor)serta
wakil dari ABK (anak Buah Kapal).
- Laporan pemakaian jam orang (J.O) tenaga kerja langsung (TKL), serta tarif tiap
JO untuk tenaga kerja langsung.
- Laporan pemakaian material langsung (ML) baik untuk material pokok dan
material bantu serta daftar harga pada periode waktu dibuatnya faktur tersebut.
- Pembebanan biaya tidak langsung (BTL) baik untuk biaya produksi tidak
langsung (BPTL) atau biaya administrasi tidak langsung (BATL)
- Standar tarip yang digunakan pada waktu pembuatan faktur tersebut.
Mengingat perlunya data tersebut di atas, maka jelas diperlukan kebenaran dan
ketelitian laporan-laporan pemakaian J.O dan material langsung serta S’note. Konsep
faktur atau kalkulasi biaya tahap kedua ini setelah dipelajari oleh para teknisi dan tenaga
ahli pemilik kapal akan menjadi bahan dilangsungkannya proses negosiasi faktur. Proses
negosiasi faktur ini biasanya dihadiri pemilik kapal yang biasanya diwakili surveyor
pemilik dan ABK yang biasanya diwakili nahkoda, kepala kamar mesin (KKM) dan
markonis. Dalam proses negosiasi ini dari perusahaan dok dan galangan kapal diwakili
oleh bagian faktur, divisi/biro program dan divisi/biro produksi. Dalam proses negosiasi
ini perlu pihak perusahaan dok dan galangan kapal mengetahui biaya produksi (BP) dan
atau harga pokok penjualan (HPP) baik untuk satu butir pekerjaan reparasi kapal atupun
keseluruhan pekerjaan reparasi kapal tersebut. Penawaran pihak pemilik kapal dapat saja
dipertimbangkan untuk disetujui sampai dibawah biaya asalkan tidak dibawah harga
pokok penjualannya.
13
Disinilah pentingnya ketelitian dan kebenaran laporan-laporan serta data yang diperlukan
untuk proses negosiasi reparasi kapal.
Mungkin saja penawaran pemilik kapal akan lebih rendah HPP suatu butir pekerjaan
reparasi kapal , tetapi janganlah penawaran keseluruhan pekerjaan reparasi kapal tesebut
lebih rendah dari biaya produksinya. Karena kalau lebih rendah dari biaya produksinya
perusahaan dok dan galangan kapal tersebut tidak dapat meraih laba operasi. Dan bila
lebih rendah dari harga pokok penjualan (HPP) maka keputusan terletak pada pimpinan
tertinggi dari perusahaan dok dan galangan kapal.
14
- Spesifikasi teknis yang lengkap, teliti dan benar disertai dengan pembuat dan
pemasok permesinan serta peralatan/perlengkapan kapal.
- Gambar rencana umum kapal, gambar rencana garis, gambar konstruksi
memanjang dan melintang kapal, gambar diagram pipa dan kabel listrik serta
gambar-gambar kunci lainnya.
- Perhitungan – perhitungan yang diperlukan antara lain : perhitungan kekuatan,
stabilitas, getaran, kecepatan kapal dan lain-lain.
Data tersebut di atas dilaksanakan oleh biro konsultan atau biro jasa teknik
perkapalan yang mungkin dapat ditunjuk oleh pemesan kapal dan atau oleh perusahaan
Dok dan galangan kapal haruslah mempunyai perlengkapan dan fasilitas yang lengakap
antara lain: tangki percobaan untuk mengefektifkan rencana garis kapal.
Dengan telah tersedianya data dan perhitungan di atas, maka bagian kalkulasi biaya
sudah dapat dimulai menghitung kalkulasi biaya bangunan baru kapal, terutama data :
- Daftar RKM, daftar pembuat dan pemasok permesinan serta
peralatan/perlengkapan kapal.
- Daftar harga material dari pemasok material.
- Daftar standart kerja untuk bangunan baru kapal.
- Pembebanan biaya tidak langsung (BTL).
Selanjutnya kalkulasi biaya bangunan baru kapal ini dapat diuraikan menjasi :
- Biaya material langsung (ML)
- Biaya tenaga kerja langsung (TKL)
- Biaya tidak langsung (BTL) yang terdiri atas biaya produksi tidak langsung
(BPTL) dan biaya administrasi tidak langsung (BATL)
- Laba operasi (lo).
Biasanya kalkulasi biaya untuk bangunan baru kapal ini atau harga jual atau penjualan
kapal ini setelah disampaikan kepada pemesan kapal, langsung diadakan negosiasi
dengan pemesan kapal. Oleh karena itu harga yang tercantum pada kontrak kerja
merupakan harga yang telah disetujuai bersama.
Biaya material langsung merupakan komponen biaya yang relative besar, dank
arena jadwal penyelesaiannya yang relative lama, ada kemungkinan fluktuasi harga
material bisa berubah serta kemungkinan terjadinya inflasi, maka biaya material
langsung harus teliti, cermat dan benar perhitungannya. Disamping itu bagian kalkulasi
15
biaya juga harus membuat Jadwal pembayaran yang disesuaikan dengan kemajuan
fisiknya.
- Jadwal penyelesaian proyek bangunan baru kapal.
- Jadwal kebutuhan material langsung dan tenaga kerja langsung disertai
kebutuhan dananya.
Dari ketiga jadwal ini diusahakan bahwa kebutuhan dananya disesuaiakan dengan jadwal
pembayaran atau dengan kata lain bahwa proyek bangunan baru kapal dapat membiayai
dirinya sendiri.
17
Penyusun :
1. Dinas Teknik Perusahaan Pelayaran
2. Perusahaan Dok kapal.
Tujuan
1. Dapat menyusun daftar pekerjaan raparasi kapal yang lengkap, teliti dan benar
sebelum pelaksanaan pekerjaan reparasi kapal dimulai.
2. Dengan dapat disusunnya daftar pekerjaan reparasi kapal yang lengkap, teliti dan
benar ini dapat dibuat PHRK sebagai estimasi biaya pekerjaan reparasi kapal
tahap awal yang lengkap, teliti dan benar.
3. Dapat dibuat jadwal penyelesaian reparasi kapal.
4. Dapat dibuat daftar RKM reparasi kapal.
5. Dengan dapat dibuatnya estimasi biaya pekerjaan reparasi kapal tahap awal ini
serta disusunnya jadwal penyelesaian reparasi kapal, maka pemilik kapal dapat
mengalokasikan dana untuk kebutuhan reparasi kapal ini serta dapat merevisi
jadwal operasi kapal apabila kapal tersebut dalam perbaikan.
18
- Rekomendasi dari biro klasifikasi dan kesyahbandaran
- Laporan operasi dan kondisi kapal dari nahkoda, kkm, dan markonis kapal.
- Ciri – cirri khusu kapal yang bersangkutan.
3. Gambar-gambar kapal antara lain :
- Gambar rencana pengedokan kapal (docking plan)
- Gambar rencana umum kapal ( general arrangement )
- Gambar Konstruksi Memanjang Kapal (Construction Profile).
- Gambar Penampang Melintang Kapal (Midship Section)
- Gambar Kemudi Kapal dan porosnya
- Gambar poros baling-baling dan baling-baling kapal
- Gambar Bukaan Kulit Kapal (ShellExpansion)
- Gambar-gambar lain yang diperlukan.
Dalam menyusun daftar Pekerjaan Reparasi Kapal yang lengkap, teliti
dan benar ini dapat dilaksanakan oleh pemilik Kapal dan atau Perusahaan Dok
Kapal dengan bahan-bahan seperti yang telah disebutkan di atas.
Penyusunan Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal oleh Perusahaan Dok
Kapal akan lebih lengkap, teliti dan benar, apabila Sistem Perencanaan Re parasi
Kapal tersebut mengetrapkan "Sistem Dokter Pribadi" atau "Home Doctor
System".
Karena dengan "Sistem Dokter Pribadi" ini pengedokan, perawatan dan
perbaikan kapal sesuai dengan jadwal dan jenis surveynya dilaksanakan pada
Perusahaan Dok Kapal yang sarra,Dalam hal ini Perusahaan Dok - Kapal tersebut
telah mempunyai data hasil pelaksanaan pengedokan, perawat an dan perbaikan
sebelumnya serta telah mengetahui ciri-ciri khusus kapal tersebut. Disamping itu
Perusahaan Dok Kapal tersebut mempunyai statistik macam atau jenis kerusakan
serta mempunyai evaluasi hasil perbaikannya.
Oleh karena itu saat ini Sistem Perencanaan Reparasi Kapal cenderung
menggunakan sistem ini. Disamping dapat dibuat daftar Pekerjaan - Reparasi
Kapal yang lengkap, teliti dan benar, pihak Perusahaan Dok Kapal dapat
menyampaikan PHRK yang teliti, baik dan lebih cepat serta dapat melampirkan
Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal yang dalam kenyataannya nanti tidak terlalu
menyimpang.
19
Dengan menggunakan sistem ini pihak Pemilik Kapal dapat
mengalokasikan dana serta memutuskan bersama dengan Perusahaan Dok Kapal
Jadwal Pembayarannya yang saling menguntungkan sesuai dengan kemajuan
fisik pelaksanaan pekerjaan.
Pada prinsipnya baik Pemilik Kapal dalam hal ini Dinas Tekniknya
maupun pihak Perusahaan Dok Kapal sedapat mungkin dapat menyusun Daftar
Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awa1 ini selengkap, seteliti dan sebenar
mungkin.
20
Pertemuan Teknis antara Perusahaan Dok Kapal, Pemilik Kapal serta ABK yang
biasanya dinamai Arrival Conference.
Pihak Perusahaan Dok Kapal biasanya diwakili oleh Bagian Produksi, bagian
Persiapan Produksi, Kepala Proyek kapal yang bersangkutan serta bagian Kalkulasi
Biaya; menyampaikan hasil surveynya dan wawancara dengan ABK yang
mengakibatkan adanya Tambahan Pekerjaan Reparasi Kapal serta kemungkinan adanya
Perubahan Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal.
Pihak ABK yang biasanya diwakili oleh Mualim, Masinis dan Markonis
melaporkan adanya kerusakan-kerusakan, perawatan dan perbaikan tambahan setelah
tenggang waktu dibuatnya Daftar Pekerjaan Reparasi Kapal tahap Awal sampai
setibanya kapal di kawasan perairan Perusahaan Dok Kapal.
Pihak Pemilik Kapal yang biasanya diwakili oleh Dinas Teknik atau Surveyor
Pemilik (Owner Surveyor) untuk menyetujui adanya Tambahan Pekerjaan Reparasi
Kapal tersebut. Selanjutnya Dinas Teknik akan melaporkan adanya
tambahan/pengurangan pekerjaan Reparasi Kapal serta kemungkinannya adanya
perubahan Jadwal Penyelesaian Reparasi Kapal dan adanya perubahan reparasi Kapal
serta tambahan pembayaran bila diperlukan.
Dari hasil Arrival Conference ini akan terjadi:
1. Penambahan/pengurangan volume pekerjaan Reparasi Kapal yang telah
disesuaikan dengan Kebutuhan serta kptentuan Klasifikasi.
2. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal yang relatif besar akan
menimbulkan PHRK Tambahan I.
3. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal ini akan menimbulkan perubahan
Jadwal Penyelesaian Pekerjaan Reparasi Kapal bila diperlukan.
4. Penambahan volume pekerjaan Reparasi Kapal ini mengakibatkan adanya
tambahan alokasi dana dan tambahan pembayaran pertama bila diperlukan.
21
Tujuan:
Pekerjaan/Pemeriksaan Pendahuluan terhadap Badan Kapal di bawah garis
air dengan cepat dan tepat agar dapat segera diketahui Pekerjaan Tambahan II.
Dari hasil pemeriksaan dan keputusan dari Biro Klasifikasi pada Tahap III ini
akan dihasilkan ketentuan sebagai berikut:
l. Dari pekerjaan/pemeriksaan pendahuluan dengan cepat dan tepat setelah kapal
berada di atas Dok, antara lain: Pemeriksaan kondisi badan Kapal di bawah
garis air, pemeriksaan ketebalan pelat lambung kapal, pengukuran kelonggaran
poros baling-baling dan poros/pena kemudi, pemeriksaan katup-katup laut,
pemeriksaan tangki Dasar Ganda. Biro Klasifikasi dan atau Kesyahbandaran;
keahlian menentukan dengan cepat lokasi/volume pekerjaan dan tambahan
Pekerjaan di bawah garis air.
2. Untuk Pekerjaan Tambahan ini diusahakankan rekomendasi secara tertulis dari
Biro Klasifikasi atau Kesyahbandaran dan atau Permintaan Tertulis dari Dinas
Teknik atau Surveyor Pemilik Kapal. `
3. Apabila Tambahan Pekerjaan II ini relatif besar, dapat segera dibuatkan PHRK
Tambahan II serta kalau perlu dilampiri Perubahan Jadwal Penyelesaian
Reparasi Kapal apabila akan mengganggu penyelesaian kapal yang telah
direncanakan sebelumnya.
4. Dinas Teknik atau Surveyor Pemilik Kapal segera melaporkan kepada Pemilik
Kapal dengan adanya tambahan volume pekerjaan ini. Meminta
persetujuannya serta mengajukan tambahan alokasi dana dan pembayarannya
sesuai dengan kontrak bila diperlukan. Perlu dijelaskan kepada Pemilik Kapal
bahsia kemungkinan adanya Perubahan Jadwal Penyelesaian Pekerjaan
Reparasi Kapal, karena adanya Pekerjaan Tambahan II ini.
Apabila tenggang waktu antara Kapal tiba di kawasan perairan Perusahaan Dok
Kapal dengan Kapal dinaikkan di atas Dok tidak terlalu lama, maka PHRK
Tambahan II dapat dijadikan satu menjadi PHRK Tambahan saja.
22
P e l a k s an a :
1. Perusahaan Dok Kapal
2. Biro Klasifikasi dan atau Kesyahbandaran
Tujuan:
l. Pelaksanaan, persiapan pemeriksaan dan pemeriksaan pekerjaan Reparasi Kapal
dengan cepat, terencana, terkoordinir serta sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Menghimpun serta membuat laporan volume pekerjaan Reparasi Kapal secara
lengkap, teliti dan benar sampai Kapal diturunkan dari Dok dengan selamat.
Laporan volume pekerjaan Reparasi Kapal sesuai ketentuan Klasifikasi. Di atas
Dok ini disebut "Laporan Dok” atau "Dock Report" yang dibuat oleh
Perusahaan Dok Kapal ini selanjutnya akan diperlukan oleh Instansi yang
berwenang.
23
5. Perusahaan Dok Kapal memcatat dan menghitung Laporan pemakaian
Material Langsung (ML) serta pemakaian Jam Orang Tenaga Keria
Langsung ('IKL ) .
6. Dari butir 4 dan 5 di atas Bagian Faktur menyusun Konsep Faktur sebagai
bahan Negosiasi dengan Pemilik Kapal untuk mendapat faktur akhir reparasi
kapal.
24
2.3.2. Spesifikasi Teknis Bangunan Baru Kapal
Pada Bangunan Baru Kapal setelah melalui Rancang Bangun dan
Perekayasaan serta perencanaan yang teliti didapatkan suatu kapal yang
mempunyai sifat-sifat teknis dan ekonomis yang tinggi. Bertitik tolak dari sini,
dibuatkanlah Spesifikasi Teknis Bangunan Baru Kapal tersebut.
Ditinjau dari sudut Analisa Biaya pihak Perusahaan Galangan Kapal
dapat menyusun Kalkulasi Biaya Bangunan Baru Kapal berdasarkan empat
komponen Biaya, yaitu:
1. Biaya Material Langsung
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Biaya Tidak Langsung etau Overhead
4. Rugi/Laba dan atau Resiko
Sudah disinggung terdahulu bahwa Biaya Material Langsung pada
Bangunan Haru Kapal relatif cukup besar. Oleh kar.ena itu Biaya Material
Langsunq harus dihitung secara teliti dan benar. Untuk mengetahui Biaya
Material Langsung, terlebih dahulu kita harus rnempunyai Daftar Rencana
Kehutuhan Material (RKM) atau Material Required Plan.
Sudah dijelaskan bahwa sebaiknya Spesifikasi Teknis serta RKM
disusun secara lengkap, teliti dan benar oleh Biro Konsultan atau Biro Jasa
Teknik perkapalan. Bagaimana cara menyusun RKM untuk bangunan baru
kapal, perusahaan galangan kapal harus dapat menyusunnya bila diperlukan.
Penyusunan RKM untuk bangunan baru kapal teardiri atas dua tahap :
25
Material Pokok(MP) maupun material bantu (MB). Sedangkan material tidak langsung
(MTL) akan diperhitungkan pada biaya tidak langsung (BTL).
Penyusunan daftar material dari RKM ini sebaiknya berdasarkan Kelompok utama
dari Sistem Kelompok Kode (lihat Bab III) yang dipakai baik untuk Reparasi Kapal
maupun Bangunan Baru Kapal, yaitu :
1. Kelompok Utama 1: Kapal secara Umum
Material Bantu antara lain: Elektrode las, Gas Oxygen, Acetylene cair dalam
botol, Karbid, Gas Elpiji, bahan bakar minyak dan pelumas untuk percobaan.
2. Kelompok Utama 2: Konstruksi Kapal
- Plat baja, profil baja, baja tuang atau besi tuang untuk konstruksi badan kapal, dll.
- Bahan pembersih dan pelindung sisi luar/dalam konstruksi kapal antara lain: sand/grit
blasting, cat pelindung anti karat, cat warna.
3.Kelompok Utama 3: Peralatan untuk Muatan
- Lubang palka serta lubang-lubang lainnya dengan tutupnya.
- Peralatan untuk muatan pada ruang palka dan geladak
- Alat transportasi untuk muatan.
- Kran pada geladak dengan peralatannya.
- Tiang utama, boom muat dengan peralatannya.
- Sistem bongkar/muat untuk muatan cair.
- Sistem pendingin/pemanas untuk muatan cair.
- Sitem ventilasi/gas untuk ruang muat padat/Cair.
- Alat-alat bantu muatan, dll.
4.Kelompok Utama 4: Peralatan Kapal
- Mesin manover dan perlengkapannya antara lain: Daun kemudi, poros kemudi,
mesin kemudi dan peralatannya, truster, stabilisator, alat pengerem.
- Alat-alat navigasi antara lain: Radar, Gyro-compass, Kompas, Decca, Loran,
Omega, Direction finder, radio, 'Asdic, Echo Sounder, Logs.
- Alat-alat Jangkar, tarik dan tambat.
- Alat penangkap/pemburu ikan.
- Alat khusus : untuk pengerukan, penyelam, dll.
5. Kelompok Utama 5: Peralatan ABK/Pernumpang
- Alat Keselamatan, pencegah kebakaran dan kedokteran, antara lain: sekoci dan
peralatannya, ILR, peralatan kedokteran, tabung-tabung pemadam kebakaran.
- Isolasi, Sekat pemisah, Pintu, Jendela, dll.
26
- Pelapis geladak terbuka, tangga, pagaz railing.
- Perabot, inventaris dan peralatan hibuzan.
- Peralatan dapur, pencuci/pengering.
- Alat txansportasi untuk ABK/Penumpang.
- Sistem saniter dan pembuangan untuk akomodasi, dll.
6. Kelompok Utama 6: Komponen Utama Permesinan
- Motor Induk atau motor penggerak kapal.
- Baling-baling, poros baling-baling dengan perlengkapannya, poros antara
dengan perlengkapannya, layar dengan tiangnya serta alat penggerak lainnya.
- Ketel utama/bantu. Konvertor uap, ketel peasnas sentral, generator gas, dll.
- Motor Bantu serta Generatornya.
- Mesin uap turbo. Mesin gas turbo, Mesin Bantu darurat, Generator pazos,
Generator penggerak hydrolis, dll.
7. Kelompok Utama 7: Sistem Komponen Utama Permesinan
- Sistem Hahan Bakar dan Pompanya
- Sistem Minyak Lumas dan Porrspanya
- Sistem pendingin air tawar/laut dan pompanya
- Kompresor dan sistem udara tekan untuk start, keperluan umLun dan peralatan
pneumatis.
- Sistem Gas Buang
- Sistem uap, air kondensasi, air untuk ketel, dll.
- Sistem pembuat air tawar.
- Sistem otomat permesinan.
8. Kelompok Utama 8: Sistem dari Kapal
- Sistem Ballast, Bilga dan pipa buang di luar akomodasi
- Sistem alarm kebakaranlsekoci, pencegah kebakaran dan dinas umum Sistem
pipa udara/duga dari tangki ke geladak.
- Sistem minyak hydrolis untuk umeum/khusus
- Sistem aliran listrik umum
- Sistem aliran listrik distribusi
Setelah itu dapat disusun RKM Material Pokok, sesuai Kelompok Utama 2
s/d 8; serta RKM Material Bantu, sesuai Kelompok Utama 1. Setiap material
disusun dengan perincian:
1. Banyaknya
27
2. Ukurannya menurut:
- Panjang, lebar dan ketebalannya.
- Volumenya
- Diameternya dan atau ketebalannya.
3. Jenisnya
4. Pabrik pembuatannya
5. Pemasok materialnya
6. Dan lain-lain syarat yang diperlukan
Sebaiknya dalam menyusun RKM ini selain dengan data seperti yang telah
disebutkan terdahulu, harus diperiksa dengan rumus-rumus pendekatan dan atau
Realisasi Pemakaian Material (RPM) kapal pembanding yang telah di bangun.
Dengan Biaya Material Langsung untuk bangunan baru kapal yang relative
cukup besar terhadap Biaya Produksinya, seperti yang telah dijelaskan terdahulu.
Maka betap pentingnya RKM yang lengkap, teliti dan benar di dukung dengan
daftar material yang menguntungkan perusahaan untuk mendapatkan perhitungan
kalkulasi biaya bangunan baru kapal ini agar dapat bersaing dengan perusahaan
galangan kapal lain.
28
BAB III
SISTIM ADMINISTRASI LAPORAN PEMAKAIAN
MATERIAL LANGSUNG, TENAGA KERJA LANGSUNG
SERTA BIAYA TIDAK LANGSUNG
31
Pada prinsipnya Kelompok Kode yang dipakai oleh Perusahaan Dok dan
galangan Kapal Naaional ada 2 (dua) macam, yaitu:
1. Berdasarkan Obyek atau Lokasi Pekerjaan yang dilakaanakan pad a
Kapal yang direparasi/dirawat dan dibangun.
2. Berdasarkan subyek atau Bengkel yang mengerjakan pekerjaan
Reparasi/Perawatan Kapal dan Bangunan Baru Kapal.
33
Tempat-tempat Biaya ini akan lebih jauh dijelaskan pada Bab III (3.3.2) yaitu
Pengelompokan Tempat Biaya dari Sistem Administrasi dan Akuntansi seragam
Perusahaan Dok dan Galangan Kapal.
34
3.3.1 Administrasi lnduk
Sistem Adimiatrasi Induk dibagi mejadi 10 Kelompok. Pembagian kesepuluh
kelampok yang dipakai di Perusahaan Dok dan Galangan Kapal Nasional ini berdasarkan
Buku Pedoman SAAS Galkap adalah sebagai berikut:
Kelampok 0 : Aktiva tetap, hutang;piutang jangka panjang, modal
dana.
Kelompok 1 : Keuangan.
Kelompok 2 : Netral
Kelompok 3 : Persediaan Material/Bahan.
Kelompok 4 : Biaya Langsung.
Kelompok 5 : Tempat biaya.
Kelompok 6 : Proses Produksi.
Kelompok 7 : Pekerjaan setengah Jadi.
Kelompok 8 : Hasil Produksi.
Kelonpok 9 : Rugi/Laba.
Untuk jelasnya tiap - tiap Kelompok masih terbagi lagi dalam beberapa Sub
Kelompok dan tiap sub Kelonpok masih terbagi atas beberapa Jenis. akan kita bahas tiap-tiap
Kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok 0: aktiva tetap, hutang/Piutang Jangka Panjang, moda1 dan dana.
Pada kelompok 0 ini dibukukan semua Rekening yang ada hubungannya dengan:
- Aktiva tetap,
- Penyertaan/Pinjaman jangka panjang dan
- Modal serta Dana.
Aktiva tetap yanq dibukukan di sini adalah:
- Semua Aktiva yang nenjadi mi1ik perusahaan .
- Nilai Aktiva adalah Harga Perolehan.
0.0 . Tanah dan Bangunan.
0.0.0 Tanah, halaman di kawasan Perusahaan.
0.0.1 Gedung, Bengkel dan Bangunan di kawasan Perusahaan.
0.0.2 Tanah dan lapangan di luar kawasan Perusahaan.
0.0.3 Gedung, Rumah Dinas, Mess, Rumah Peristirahatan di luar kawaaan
Perusahaan.
0.1 Dok, Dermaga. Kran angkat
0.1.0 Dok Apung (Floating Dock)
35
0.1.1 Dok Kolam (Graving Dock)
0.1.2 Dok Tarik (Slipway)
0.1.3 Dok Angkat (Synchro Lift)
0.1.4 Galangan (Building Berth), Offshore Track.
0.1.5 Tambatan, Offshore Jetty/
0.1.6 Kran luar (tidak termasuk Kran pada Dok Apung, Kran di Bengkel,
Kran Apung, Mobile Crane, dll)
0.2 Mesin dan Perkakas
0.2.0 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Pelat/Las.
0.2.1 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Mesin.
0.2.2 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Listrik.
0.2.3 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Pipa/Blek.
0.2.4 Mesin dan Perkakas pada Bengkel Kayu/Layar/ Batu.
0.2.5 Mesin dan Perkakas pada Bengkel lainnya.
0.3 Pengangkutan Air/Darat
0.3.0 Alat Apung bermotor: Kapal Tunda, Kapal Kecil, dll.
0.3.1 Alat Apung tak bermotor: Ponton kerja, Ponton minyak, Ponton
Sampah, Ponton Jalan, dll.
0.3.2 Kran Apung.
0.3.3 Mobil, Truk, Bus Pegawai, Ambulance,
dll. 0.3.4 Mobile Crane,Fork Lift, dll.
0.4 Inventaris
0.4.0 Inventaris kantor dan atau perabot.
0.4.1 Inventaris rumah dinas, mess, dll.
0.5 Penyusutan
Penyusutan semua Aktiva tetap secara periodik dibukukan secara konsisten di
Rekening Penyusutan Aktiva tiap tahun dengan prosedur ketentuan seperti di bawah
ini.
37
0.6 Penyertaan dan investasi jangka panjang
Penyertaan/pinjaman jangka panjang dalam hal in dapat dijelaskan sebagai
berikut :
- Semua penyertaan/pinjaman jagka panjang perusahaan dibukukan di rekening ini.
- Untuk semua jenis penyertaan atau injaman jangka penjang dibuat rekening
tersendiri dengan ditambah satu nomor dibelakang kode induk.
0.6.0 Inventasi Perusahaan pada antara lain Anak Perusahaan dan lain-lain.
39
Bila lebih dari satu pajak yang diperhitungkan dapat
ditambah 1 nomor kode dibelakangnya.
1.5.1. Bunga jatuh tempo
1.5.2. Pinjaman jatuh tempo
1.5.3. Dana pension /pendidikan
1.5.4. Deviden
1.5.5. Bonus, jasa produksi
1.6 pinjaman jangka pendek
Pinjaman jangka pendek ini merupakan kredit dari bank.
1.7 Pos Transitoris dan Antisipasi
1.7.0 Pos bayar di muka.
1.7.1 Pos terima di muka.
1.7.2 Pos akan dibayar.
1.7.3 Pos akan diterima, dll.
1.8 Penerimaan anggaran
1.8.0 Reparasi Kapal.
1.8.1 Uang Muka dan Angsuran bangunan Baru Kapal
1.8.2 Uang Muka dan Angsuran Bangunan Lepas Pantai .
1.8.3 Uang Muka dan angsuran pekerjaan non Kapal, dll.
1.9 Pajak Penghasilan.
2.0 Upah dan Gaji (dengan Jurnal secara periodik pada Kas/Bank)
2.0.0 Upah Tenaqa Langsung.
2.0.1 Upah Lembur tenaqa langsung.
2.0.2 Gaji Tenaga Tidak Langsung.
2.0.3 Gaji lanbur Tenaga Tidak Langsung.
2.0.9 Gaji Direksi/Dewan Komisaris.
2.0.5 Upah Tenaga Kontrak Keria.
40
2.0.6 Premi Prestasi Kerja.
2.0.7 Upah Tenaga suh Kontraktor. .
2.0.8 Rekening Pindahan (ke Kelonpok 5/tempat Biaya dan Kelampok
6/Proses Produksi), dll.
2.1 Biaya Sosial (dengan jurnal secara periodic pada kas / Bank)
2.1.0 Tunjangan Hari Raya.
2.1.1 Pangan.
2.1.2 Poliklinik.
2.1.3 Biaya Sosial lainnya, termasuk Order Pribadi.
2.1.4 Biaya Pensiun.
2.1.5 Rekening Pindahan.
2.3 Asuransi
2.3.0 Asuransi Dok Apung (secara periodik dipindahkan ke Rekening 1.7.0).
2.3.1 Asuransi Gedung (idem 2.3.0).
2.3.2 Asuransi Persediaan (idem 2.3.0).
2.3.3 Asuransi Bangunan Baru Kapal/Lepas Pantai.
2.3.4 Sewa tanah, kantor (dipindahkan ke Rekening 1.7.0).
2.3.5 Pemeliharaan berjangka (dipindahkan ke Rekening 0.7).
2.3.6 Rekening Pindahan (dipindahkan ke Rekening Kelompok 5).
dibebankan pada tiap-tiap Tempat Biaya Produksi Tidak langaung (BPTL). Spesifikasi
Tempat Biaya selengkapnya dapat dilihat pada uraian tersendiri mengenai Tenpat
Biaya (lihat 3.3.2).
42
- Pemeliharaan Rutin dengan Kode order
Misalnya A.
- Pemeliharaan Besar dengan Kode order B
-Investasi dengan Kode order C.
- Persediaan Gudang dengan Kode order M (atau GD)
- Untuk Karyawan denqan Kode order misalnya P.
6.0 Order Reparasi Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat pindahkan ke Rekening 8.0.0)
6.0.0 Upah Tenaqa Kerja Langsung Order K atau R
6.0.1 Material Langsunq Order K atau R
6.0.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order K atau R
6.0.3 Biaya Administrasi Tidak Langsunq Order K atau R
6.1 Order Bangunan Baru Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke
Rekening 8.0.1).
6.1.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order N atau B
6.1.1 Material Langsung order N atau B
6.1.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order N atau B
6.1.3 Biaya Adminiatrasi Tidak Langsung Order N atau B
6.2 Order Non Kapal (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke rekening 8.0.2). .
6.2.0 Upah Tenaga Kerja Langaung Order U.
6.2.1 Material Langsug Order U.
6.2.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order U.
6.2.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order U.
6.3 Order Extern yang dicadangkan.
6.4 Order Pemeliharaan Rutin (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke
Kelompok Aktiva tetap).
6.9.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order A.
6.4.1 Material Langsung Order A.
6.4.2 Biaya Produksi Tldak LAngsung Order A.
6.4.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order A.
6.5 Order Peweliharaan Besar (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke
Kelompok Aktiva tetap).
6.5.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order B.
6.5.1 Material Langsung Order B.
6.5.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order B.
43
6.5.3 Biaya Administraai Tidak Langsung Order H.
6.6 Order Investasi (Bila pekerjaan selesai dapat dipindahkan ke Kelompok Aktiva tetap).
6.6.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order C.
6.6.1 Material Langsung Order C.
6.6.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order C.
6.6.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order C
6.7 Order Persediaan Gudang (Dipindahkan ke Gudang ) .
6.7.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order MG.
6.7.1 Material Langsung Order MG.
6.7.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order MG.
6.7.3 Biaya Administrasi Tidak Langsung Order MG.
6.8 Order untuk Karyawan (Dipindahkan ke Biaya Sosial).
6.8.0 Upah Tenaga Kerja Langsung Order P.
6.8.1 Material Langsung Order P.
6.8.2 Biaya Produksi Tidak Langsung Order P.
6.8.3 Biaya Administrasi Tidak Lansung Order P.
6.9 Rekening Pindahan (dipakai untuk Cadangan).
44
9. Kelompok 8: Rekening Hasil Produksi
Dalam Kelompok ini dicatat dan dibukukan Harga Pokok Penjualan (HPP), Biaya
Produksi (BP), Harga Penjualan (P) dari setiap Perintah Kerja K, N dan U dari pihak
Extern.
Rekening-rekening Kelompok 8 ini meliputi:
8.0 Harga Pakok Penjualan
8.0.0 Harga Pokok Penjualan Order K.
8.0.1 Harga Pokok Penjualan Order N.
8.0.2 Harga Pokok Penjualan Order U.
8.0.3 Rekening Pindahan.
8.1 Biaya Produksi
8.1.0 Biaya Produksi Order K.
8.1.1 Biaya Produksi Order N.
8.1.2 Biaya Produksi Order U.
8.1.3 Rekening Pindahan.
8.2 Harga Penjualan
8.2.0 Harga Penjualan Order K.
8.2.1 Harga Penjualan Order N.
8.2.2 Harga Penjualan Order U.
8.2.3 Rekening Pindahan.
8.3 Biaya Menyusul/Tambahan
8.3.0 Biaya Menyusul/Tambahan order K.
8.3.1 Biaya Menyusul/Tambahan Order N.
8.3.2 Biaya Menyusul/Tambahan Order U.
8.3.3 Rekening Tambahan.
8.4 Reduksi/Pengurangan
8.4.0 Reduksi/Pengurangan Order K.
8.4.1 Reduksi/Pengurangan Order N.
8.4.2 Reduksi/Pengurangan Order U.
8.4.3 Rekening Pindahan.
Harga Penjualan dikreditkan sesuai dengan Faktur yang diajukan
kepada pihak Pemilik Kapal dan atau Pemesan Kapal.
45
Pada akhir tahun buku, saldo yang terdapat pada Kelompok 6 (proses
Produksi ) tidak ditransfer ke Kelompok lain yaitu Kelompok 0,1 dan 8; tetapi
tetap di Kelompok 6 sebagai Pos di Neraca.
48
c. Jumlah Biaya di Rekening Tempat Biaya 5.4.0 (Dok Umum) dan 5.4.1
(Transport Intern) dibebankan pada Rekening Temp at Biaya 5.4.2
s/d 5.4.7.
d. Jumlah Biaya di Kekening Tempat Biaya 5.9.3 s/d 5.4.7 dibebankan
pada Rekening Umum di Kelompok Produksi Langsung (5.5.0 ;
5.6.0 dan 5.7.0) dan Kelompok Diversifikasi 5.8.X.
e. Jumlah Biaya di Rekening 5.5.0 ; 5.6.0 dan 5.7.0 d i bebankan pada
Rekening-rekening 5.5.X ; 5.6.X dan 5.7.X.
2. Pembagian Biaya pada Tempat Biaya dengan Faktor, Pembagi Biaya (Cost
Distribution Key) sebaqai berikut:
Rekening Tempat Biaya Faktor Pembagi Biaya
5.2.2 Penimbunan pelat/profil Jumlah biaya dibebankan pada rekening
5.50 (pelat/las umum)
5.2.3 Transportasi darat Jumlah biaya dibagi dengan jumlah
karyawan ditempat
5.3.1 Tenaga listrik Jumlah biaya dibagi KWH ditempat biaya:
5.4.0,5.5.0,5.6.0,5.7.9, dan 5.8.X
5.3.2 Air tawar Biaya 5.4.0,5.5.0,5.6.0,5.7.0 dan 5.8.X
Contoh:
Oleh karena jumlah KWH tidak dapat diketahui dengan pasti, maka pembagiannya
dalam prosentase.
5.4.0 Dok umum misalkan 15 %
5.5.0 Pelat/las umum 50 %
5.6.0 Outfitting Kapal Umum misalkan 8 %
5.7.0 Mesin/Listrik Kapal Umun misalkan 25 %
5.8.0 Diversifikasi misalkan 2 %
49
5.6.0 Outfitting kapal umum 5 kutub 3,5%
5.7.0 Mesin / listrik kapal 11 kutub 8,0%
umum
5.8.x Diversifikasi 1 kutub 1,0%
51
5.2.3 Transportasi Darat KM
5.8 Diversifikasi
5.8.0 Pengecoran RT
5.8.1 Ferro Cement. RC
5.8.2 Serat Gelas (Fibre Glass) RF
5.8.3 Offshore RO
54
0.1.1 Karyawan Produksi pada butir 0.1.0 yang melayani proses produksi antara lain:
Pengemudi Kran, Operator Mesin-mesin produksi, karyawan pada Biro
Perancangan Teknik.
0.1.2 Tenaga Kerja tidak tetap yang bekerja langsunq pada proser produkai, yang
dikelola oleh bengkel Pelaksana Produksi yangbersangkutan, antara lain:
Tenaga Harian, Tenaga Kontrak Kerja.
0.1.3 Tenaga Sub Kontraktor yang mempunyai keahlian dan bekerja di kawaaan
Perusahaan Dok dan Galanqan Kapal serta dikelolanya.
Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung ini (kecuali Tenaga Kerja Langsung 0.1.3)
selain Upah/Gaji pada Jam Kerja, akan mendapat pula Upah/Gaji Jam Lembur, bila
yang bersangkutan bekerja lembur. Oleh karena itu Upah/Gaji Jam Lembur Tenaga
Kerja Langsung merupakan Upah/Gaji Tenaga Kerja Langsung.
56
1.0 Upah Sasial untuk mengerjakan; pemeliharaan Masjid, ruang ceramah Kristen,
membuat maesan/salib, dll.
1.1 Biaya Sosial lainnya
- Uang ganti kecelakaan.
- Sumbangan kematian, karangan bunga, dll.
- Sumbangan perayaan, kegiatan pihak luar, kegiatan Olah Raga, dll.
- Tunjangan Hari Raya.
1.2 Premi Pensiun
- Premi Dana Pensiun.
- Premi Astek.
- Premi Assuransi.
1.3 Pensiun
- Gaji semasa MPP, masa persiapan pension.
- Pensiun diambil sekaligus.
Biaya yang dikelompokkan pada Kelonpok Biaya Soaial ini sebagian dibebankan
pada:
- Biaya Tidak Langsung atau Overhead.
- Biaya/Laba (THR, sumbangan, premi Asuransi, dll. ) .
7. Kelompok 6: Pemeliharaan
Biaya dalam Kelompok Pemeliharaan ini dimasukkan pada Biaya Tidak
Langsung atau Overhead. sedangkan Pemeliharaan Besar (Rehabilitasi) dimasukkan
dalam Investasi biarpun Biayanya termasuk pada Biaya Tidak Langsung. Yang
dimaksud dalam Pemeliharaan Rutin adalah:
6.2. instalasi
6.2.0 Instalasi Listrik. Dari Sentral Listrik dengan saluran -saluran listrik ke
Bengkel-bengkel/Gedung, Dok dan lain-lain Tempat biaya.
6.2.1 Saluran Air Tawar dari tangki air tawar (termasuk ponpa sentral dan
pompa jinjing) sampai salurannya menuju keTempat -tempat biaya.
6.2.2 Saluran Air Laut dari pompa sentral dengan salurannya sampai ke Tempat-
tempat Biaya.
62
6.2.3 Saluran Pipa Lainnya, antara lain: pipa udara bertekanan, pipa kebakaran,
pipa zat Asam/gas Acetylene.
6.2.4 Instalasi Udara bertekanan termasuk konpresor dan komprosor jinjing
dengan saluran dan katub-katub sanpai ke tempat-tempat biaya.
6.2.5 Instalasi zat Asam termasuk sentral zat Asam, saluran dan katub -katub ke
tempat-tempat Biaya.
6.2.6 Instalasi gas Acetylene termasuk sentral gas Acetylene, saluran dan katub -
katubnya sampai ke tempat-tempat Biaya.
6.2.7 Instalasi Telepon dengan peralatan dan salurannya.
6. 3 Mesin-Mesin
Di sini tidak termasuk mesin-mesin/pompa-pompa yang
terdapat/melayani dok. Pada Sub Kelompok ini termasuk instalasi - instalasi:
6.3.0 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Pelat/Las: mesin press, mesin
gunting, mesin pembengkok pelat/profil baja, mesin las
(diesel/transformator) dan alat-alat kerja lainnya.
6.3.1 Mesin-mesindanperalatan kerjaBengkel Mesin(Mesin Luar/Dalam,
Motor, Bubut, Sekrap, Frais) dan Cor.
6.3.2 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Listrik (tidak termaauk pada
Sentral Listrik dan Diesel Generator darurat).
6.3.3 Mesin-mesin dan peralatan kerja Bengkel Kayu/Pipa/Blek dan Layar.
6.3.4 Mesin-mesin dan peralatan kerja di Unit Galangan "A"(bila
ada).
6.3.5 Mesin-mesin dan peralatan kerja di Pendidikan Perusahaan.
6.6 . Inventaris
6.6.0 Perabot: meja, kursi, almari, meja tulis, dll.
Di sini termasuk yang berada di Rumah Dinas, Mess dan Rumah Peristirahatan.
6.6.1 A1at Elektronik: Radio, TV, Overhead,Projector, dll.
6.6.2 Mesin Foto Copy, Alat Stensil, dll.
6.6.3 Alat Pendinqin AC, almari es, dll.
6.6.9 Mesin Telex, Faxcimile, dll.
6.6.5 Computer.
8. Kelompok 7: Overhead
Semua biaya operasi dan penunjang dibukukan di sini, antara lain . Sewa fasilitas
kerja, pemasaran, biaya Modal, premi Asuransi, Jasa pihak ketiga, biaya rapat, biaya
upacara, dll.
Biaya dalam Kelompok ini hampir seluruhnya dibebankan langsung ke
Rugi/Laba sebagai Biaya Operasional atau biaya di luar eksploitasi.
64
7.0 pengangkutan
7.0.0 Biaya pengangkutan material. Termasuk biaya bongkar/muat serta sewa gudang,
kontainer serta sewa fasilitas Pelabuhan.
7.0.1 Sewa Kran Apung.
7.0.2 Sewa Kapal Tunda.
7.0.3 Sewa kendaraan bermotor, antara lain: untuk ABK, Surveyor Pemilik, Dewan
Komisaris, Tamu Perusahaan, dll.
7.0.9 Sewa Fork Lift, Mobil Crane, dll.
65
7.4 Premi Asuransi
7.4.0 Premi Asuransi Dok
7.4.1 Premi Asuransi Bangunan Baru kapal
7.4.2 Prani Asuransi Reparasi kapal
7.4.3 Premi Asuransi Bangunan lepas pantai
7.4.4 Premi Asuransi Penyeberangan kapal baru
7.4.5 Premi Asuransi Kebakaran
7.4.6 Premi Asuransi Gedung , rumah dinas, dll
7.9.7 Premi Asuransi lainnya.
7.7 Pajak-pajak
7.7.0 Meterai.
7.7.1 Registrasi.
7.7.2 Pajak Kendaraan.
7.7.3 PPN.
7.7.4 PPh.
7.7.5 dan lain-lain pajak.
66
7.9 Lain-lain
7.9.0 Buku, Majalah, Brosur, Foto dari Pihak Luar, dll.
7.9.1 Dokumentasi antara lain: Photo, TV, Video, Slides, dll.
7.9.2 Iuran, Donasi, sumbangan, dll.
7.9.3 Claim, Denda, dll.
7.9.4 selisih Pembulatan.
7.9.5 Biaya Rapat.
8.4 Sewa-sewa
8.4.0 Sewa tanah/perairan dll.
8.4.1 Sewa Mesin, peralatan, dll.
8.9.2 Sewa Gedung, antara lain : untuk Seminar, Pertemian, dll.
67
8.4.3 Kontrak untuk Kantor Perwakilan., dll.
8.4.9 Sewa rumah peristirahatan, dll.
68
BAB IV
REALISASI PEMAKAIAN KOMPONEN – KOMPONEN DASAR
PADA PROSES PRODUKSI.
72
5. Bagian tansportasi untuk mentransportasikan Material sampai pada tempat dan waktu
yang tepat sehingga tidak menggangu kelancaran Proses Produksi.
6.Bagian Pelaksana Produksi membon, menggunakan, mencatat dan melaporkan
Material untuk Proses Produksi. Penggunaan Material ini harus seeffisien mungkin dan
tidak terjadi pemborosan serta "sisa mateial" harus dikembalikan ke Gudang untuk
tertib administrasinya.
7.Bagian Akutansi Biaya menghimpun seluruh penggunaan Material sesuai Rekening
Proses Produksi.
Setiap bagian dan tahap Pengendalian Material ini dibebani rasa tanggung jawab
tertentu sedemikian rupa sehingga dapat memberikan/menyumbangkan pemikiran untuk
kelancaran jalannya Proses Produksi.
74
a. Bagian Perencanaan.
- Telah dijelaskan secara rinci pada Hab II (2.3.1 dan 2.3.2) bahwa pada Reparasi
Kapal maupun Bangunan Baru Kapal harus dapat disusun Rencana Kebutuhan
Material yang lengkap, teliti dan benar.
- Merencanakan cara atau Metoda Pembangunannya, khususnya untuk Bangunan
baru Kapal, apakah dengan cara/sistem Blok, Panel,Blok atau Panel tersebut dibuat
di Galangan atau Lokasi lain, dll-nya.
- Menyusun Jadwal Pembangunan/Penyelesaiannya baik berupa Bar Chart maupun
Network Planning, berdasarkan Kontrak Kerja Bangunan Baru atau Reparasi
Kapal.
-....Menyusun Jadwal Kebutuhan Material berdasarkan Jadwal
Pembangunan/Penyelesaiannya baik untuk Material Pokok maupun untuk Material
Bantu. Dalam Jadwal Kebutuhan Material ini dijelaskan: jumlah dan satuannya,
ukurannya, jenisnya, pabrik pembuatnya, pemasok materialnya apakah perlu dibuat
langsung atau melalui Pasar Lokal untuk barang-barang import.
- Menyusun Jadwal Kebutuhan Dana berdasarkan Jadwal Kebutuhan Material dan
Kontrak Kerja terutama untuk bangunan Baru Kapal.
- Menyusun Jadwal Penyerahan Gambar-gambar Kerja kepada Pelaksana Produksi
berdasarkan Jadwal Pembangunan/Penyelesaian Kapal.
b. Bagian Keuangan
- Bersama-sama dengan Bagian Perencanaan. merencanaan Kebatuhan
Material.merencanan menyusun Jadiwal Kebutuhan Dana sedemikian rupa
sehingga Dana yang diperlukan dapat dialokasikan dari Pembayaran proyeknya
sendiri (khususnya Bangunan baru Kapal).
- Merencanakan pengeluaran Dana serta mengendalikannya sedemikian rupa
sehingga tidak menyimpang dari Jadwal Kebutuhan Dana.
2. Pengadaan Material.
a. Bagian pengadaan / pembelian Material
- Menerapkan serta mengendalikan agar material yang telah dibeli dan
dibayar itu diterima dan digunakan semestinya bagi tujuan yang
telah direncanakan.
- Melakukan pameriksaan terhadap prosedur-prosedur pengadaan /
pembelian material, agar dapat dipastikan tentang kesesuaian
penawaran dengan situasi yang menghendakinya.
- Membandingkan serta menelaah secara komporativ mengenai harga -
harga yang dibayarkan bagi berbagai macam material ant ara harga
yang berlaku dengan harga indeks.
- Menilai atau mengukur perkembangan harga mengenai material -
material yang diperlukan untuk Proses Produksi.
- Menetapkan selisih harga untuk pengadaan/pembelian material dalam
tahun berjalan dengan cara membandingkan antara Biaya Pengadaan
Material yang sebenarnya dengan Dana Pengadaan Material yang
dialokasikan. Biasanya harga pembelian material adalah harga
76
material pada saat pemesanan material, harga inilah yang dilaporkan
pada Bagian Faktur untuk perhitunqan Harga Pokok Penjualan
maupun Harga Produksi untuk menentukan Harga Penjualan.
- Menentukan Jumlah Satuan Material Standart dalam melakukan
pengadaan material yang disesuaikan dengan Rencana Kebutuhan
Material, dengan tujuan untuk mencegah pengadaan mater ial yanq
berlebihan.
b. Bagian Gudang atau Penyimpan Material
- Jumlah Persediaan Material di gudang harus secara berdaya guna dan
jangan sampai menqganggu jalannya kelancaran proses produksi. Di
sanping itu jangan sampai terjadi investasi pengadaan materi al yanq
berlebihan.
- Mengusahakan penyimpanan material dengan baik, guna menghindari
dari pencurian dan kerusakan, serta dengan biaya yang seminimal
mungkin.
- Mengusahakan seminimal mungkin persediaan material yanq kurang
dibutuhkan, cepat rusak dan sebagainya.
- Mengusahakan persediaan material sedemikian rupa sehingga pelayanan
kebutuhan,Pelaksana Produksi atau Tempat Biaya tepat pada
waktunya.
- Menpertimbangkan unsur investasi yang ditanam untuk persediaan material
sedemikian rupa sehingga tingkat kebutuhan Proses Produksi sesuai dengan
Rencana Jadwal Pembangunan/Penyelesaian yang direncanakan.
3. Pemakaian Material.
a. Bagian pelaksana produksi.
- Bagian Pelaksana Produksi sepenerima DRK dan atau SPK dapat secara langsung
mengerjakan butir-butir pekerjaan baik Reparasi atau Bangunan baru Kapal. Untuk
mengerjakan ini merencanakan kebutuhan Tenaga Kerja Langsung, Material
Langsung serta fasilitas/peralatan produksi. Material Langsung inilah pemakaiannya
perlu dilaporkan serta dicatat yang akan dijelaskan pada pasal selanjutnya.
- Membandingkan realisasi pemakaian mterial yang sebenarnya dengan Rencana
Kebutuhan Material untuk tiap butir pekerjaan dan keseluruhan pekerjaan kapal
tersebut.
77
- Meretour material sisa agar dapat dicatat oleh bagian gudang, sehingga realisasi
pemakaian material mendekati dengan kenyataannya.
- Pengendalian pemakaian material ini tidak dilaksanakan oleh Pelaksana Produksi
serdiri sebagai Pengawasan melekat, tetapi juga oleh Bagian Pengendali Produksi
serta Bagian Gudang yang kesemuanya akan diteliti oleh Bagian Akuntasi Biaya
serta dilaporkan.
b. Bagian Pengendali Praduksi
- Bagian Pengendali Produksi mengadakan pencatatan pemakaian material serta
mengendalikan agar tidak menyinpang dari Rencana Kebutuhan Materialnya, serta
melaporkan ke Bagian Faktur.
c. Bagian Gudang
- Bagian Gudang mencatat seluruh pemakaian material tiap-tiap butir pekerjaan,
menghimpun serta melaporkan ke Bagian Akuntansi Biaya.
79
Penetapan waktu pembangunan/penyelesaian kapal yang direncanakan
berdasarkan tolok ukur atau standar tenaga kerja lanqsunq yanq ada. Penetapan tolok
ukur atau standar tenaga kerja langsung akan tergantung:
- Metode/cara pembanqunan/penyelesaian kapal.
- Tata kerja sistim organisasi yang ada.
- Baik dan telitinya perencanaan produksi, antara lain:
- Gambar kerja, prosedur kerja, jadwal kerja dll.
- Persiapan material dan penqendalian pemakaiannya.
- Persiapan fasilitas/peralatan produksi.
- Persiapan tenaga kerja langsung.
- dll.
Dalam penetapan tolok ukur atau standar tenaga kerja langsung atau produksi
akan dijelaskan lebih rilnci pada 4.5.
(24) A M3 BB. A M3
(6) = P Kg BB. = P Ton. (37)
89
BAB V
Suatu perusahaan termasuk juga Perusahaan Dok dan Galangan Kapal perlulah
menyusun Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Dalam RKAP ini kita dapat
menyusun rencana Kerja tahun berjalan berdasarkan hasil Kerja Perusahaan tahun yang
lalu. Di samping itu kita dapat menganalisa Pembiayaan Perusahan tahun yang lalu
serta menganalisa Pembiayaan Perusahaan tahun berjalan, sehingga akan lebih realistis -
dan lebih tepat. Oleh karena itu untuk mendapatkan Tarip pekerjaan Reparasi Kapal
maupun Bangunan baru Kapal akan lebih realistis dan tepat bila menggunakan analisa
biaya seperti ini.
Dalam merencanakan RKAP untuk tahun mendatang ini, kita harus mengu-
sahakan Nilai Tambah (Added Value) dari masukan Tenaga Kerja Langsung dan
masukan Modal yang lebih dibanding tahun yang lalu.
Sebelum menyusun RKAP ini perlulah dibahas fasilitas utama perusahaan dok
dan galangan kapal. Tetapi yang perlu dibahas hanyalah fasilitas utama reparasi kapal
dan atau bangunan baru kapal yaitu dok dan galangan kapal.
a. Design Capacity
Untuk mengatahui Kapasitas dok yang terdiri dari suatu dok didapat dari
perhitungan teoritis. Biasanya dalam pelaksanaannya Kapasitas yang dipakai lebih
kecil dibanding dengan Design Capacity. Hal ini adalah untuk keamanan pemakaian
Dok tersebut. Untuk itu Dok Apung, Dok Tarik dan Dok Angkat angka keamanannya
diambil antara 5 s.d. 10 %; sedangkan untuk Dok Kolam atau Dok Gali angka
keamannnya diambil 0%.
90
b. Effective Capacity
Effective Capacity dari suatu Dok adalah Kapasitas maksimum yang dapat
digunakan, yang telah diperhitungkan faktor keamanan. Effective Capacity ini tidak
akan berubah dalam suatu periode tertentu, karena pemeliharaan Dok tersebut
direncanakan dan dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c. Actual Capacity
Actual Capacity adalah Effective Capacity daripada Dok yang telah berubah
lebih kecil karena umur dok tersebut.
Agar untuk selanjutnya kita tidak bingung dengan istilah Kapa sitas Aktual
(Actual Capacity) pada butir 7 selanjutnya, maka kedua istilah Effective
Capacity dan Actual Capacity ini digunakan satu istilah saja yaitu Capacity
atau Kapasitas.
Sesuai ketentuan Direktorat Industri Perkapalan, Direktorat Jendral IMLDE,
Departemen Perindustrian, ukuran kapal untuk pekerjaan Reparasi Kapal dalam
satuan BRT.
Sehingga perlulah satuan Kapasitas dari Dok dalam Ton Lifting Capacity
(TLC) atau Ton Daya Angkat (TDA) menjadi satuan yang sama dengan satuan
kapal yang direparasi yaitu BRT.
Perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
93
10. LOAD FACTOR (LF).
Load Factor (LF) dari Dok tertentu adalah perbandingan antara kapasitas yang
ditargetkan terhadap Kapasitas Terpasang (KT) Dok tersebut adalah :
LF = Kt x 100% (43)
KT
11. OPERATING RATIO (OR).
Operating Ratio dari Dok tertentu adalah Ratio penggunaan Dok tertentu
ditinjau Load Factornya dan waktu effektif pemakaian Dok tersebut dalam
setahun.
OR = Kt x W (%) (44)
KT 365
Untuk lebih jelasnya perhitungan Kapasitas terpasang tiap tahun bagi Fasilitas
Dok untuk pekerjaan reparasi kapal dapat dilihat pada Lanpiran 4.
1. Pendapatan Perusahaan.
Pendapatan (P) Perusahaan Dok dan (galangan Kapal pada prinsip nya
terdiri dari:
- Pendapatan dari pekerjaan reparasi kapal (R).
- Pendapatan dari pekerjaan Bangunan baru Kapal (BB).
- Pendapatan dari Order lain-lain (OR).
Pendapatan perusahaan Dok dan Galangan Kapal diatas adalah merupakan
Pendapatan Murni. Sebenarnya masih terdapat pendapatan lain perusahaan Dok
dan Galangan Kapal, tetapi merupakan Pendapatan tidak Murni, antara lain:
hasil penjualan asset perusahaan, hasil penjualan Material sisa yang telah
dihapuskan, dan lain-lain adalah :
Sehingga total Pendapatan perusahan Dok dan Galangan Kapal
p = R + BB + OI ( Rp . ) (45)
Sedangkan Pendapatan tidak murni tidak dimasukkan pada pendapatan pada rumus
(45) dan pendapatan merupakan tujuan perusahaan. Karena Pendapatan ini merupakan
tujuan Perusahaan maka prosentasenya adalah 100%. Sehingga semua jenis biaya yanq
98
diperlukan untuk merealisir pendapatan serta realisasi Pendapatan bertolak ukur pada
pendapatan ini.
5. Biaya Umum.
Biaya umum didapat dari anggaran eksploitasi (3a) yang terdiri atas:
- Biaya Umum Administrasi.
- Biaya Fasilitas dan Pembinaan.
- Biaya untuk pembayaran Pajak dan Perijinan.
- Biaya Tenaga, antara lain: Tenaga Listrik, Udara bertekanan, Air tawar,
bahan bakar minyak, minyak lupas, bahan pembersih dan lain -lain.
- Biaya untuk Asuransi bukan dan Asuransi untuk Pegawai.
- Biaya supervisi.
- Dan lain-lain.
Yang kesemuanya dicantumkan pada Lampiran 15.(tempat anggaran
eksploitasi)
100
(M.), Biaya Tenaga Kerja (TKL), Biaya Sub Kontraktor (SK) serta Biaya
Produksi Tidak Langsung yang disingkat (BPTL).
Padahal telah kita ketahui sebelumnya bahwa penjumlahan antara Biaya
Material Langsung (ML) dengan Biaya Tenaga Kerja Langsung (terma suk Biaya
Sub Kontraktor sesuai ketentuan jenis-jenis Biaya 3.3.3) disingkat (TKL) adalah
Biaya Langsung (BL).
BL = ML + TKL (Rp) (48)
Padahal harga pokok penjualan adalah :
HPP = ML + TKL + BPTL (Rp.) (49)
Sehingga :
HPP = BL + BPTL (Rp.) (50)
101
BPr = HPP + BATL(RP.)
(53)
Disamping itu Biaya Produksi (BPr) merupakan penjumlahan antara ML,
TK, SK. Biaya umum dan Total Biaya Umun lainnya.
Atau dari Lampiran 10 didapat:
Bpr = ML + TK + SK + (5) + (6a s/d e ) (54)
102
14. Biaya Administrasi Umum (BAU) .
Biaya Administrasi Umum (BAU) dari rumus (56) didapat bahwa:
BAU = BUs - BP (56a)
104
5.8. PERBANDINGAN TIAP JENIS BIAYA DENGAN PENDAPATAN.
Setelah kita mendapatkan Analisa biaya dan Laba/Rugi seperti pada Lampiran 10,
maka kita selanjutnya dapat membuat perbandingan Kamponen Jenis Biaya dengan
Perdapatan serta menggambarkannya seperti pada gambar 6.
Karena pendapatan (P) ini merupakan suatu tujuan dari suatu perusahaan dok Galangan
Kapal serta untuk suatu tahun tertentu jenis biaya dapat diperbandingkan dengan Rencana
Pendapatan ini.
Tiap Komponen Jenis biaya ini kita bagi berdasarkan Komponen dasarnya, yaitu:
1. Biaya Material Langsung (ML), yang terdiri atas:
a. Material Pokok (MP) dan
b. Material Bantu (MB).
Kedua Material Pokok dan Material Bantu ini kita dapat mengetahui Perbandingannya
terhadap Pendapatannya, termasuk juga jumlahnya, yaitu Material Langsungnya.
Disini kita dapat mengetahui kedua Jenis Biaya tersebut diatas bila kita sudah
mengetahui salah satu jenis Biayanya. Misalnya kita mengetahui Nilai atau Biaya Material
Pokok, maka dapat mengetahui pula Material Bantu yang diperlukan serta
penjumlahannya, yaitu Material langsungnya.
Dengan demikian kita dapat dengan mudah menganalisa Material Langsungnya,
baik untuk keperluan suatu Tahun pekerjaan Proses produksi yang direncanakan atau untuk
suatu butir pekerjaan dari suatu pekerjaan Reparasi kapal atau Bangunan baru Kapal,
misalnya keseluruhannya pekerjaan pelat/Iasnya atau juga suatu pekerjaan untuk
mengerjakan 1 (satu) Kg. Pelat/Las.
Penggunaan Material Langsung untuk Pekerjaan Reparasi Kapal dan bangunan baru
Kapal jelas lain perbandingannya terhadap Pendapatannya. Apabila perusahaan Dok
Kapal, maka Komposisi Material Langsungnya untuk pekerjaan reparasi Kapal adalah
sekitar 30 s/d 90 %. Sedangkan Perusahaan Galangan Kapal Kamposisi Material
Langsungnya untuk pekerjaan Bangunan baru Kapal sekita 60 s/d 80 %.
Khususnya contoh pada Anggaran-Anggaran yang lalu Anggaran Material
Langsungnya tidak seperti apa yang kami sebutkan diatas, padahal juga mengerjakan
bangunan baru Kapal. Hal ini disebabkan sebagian besar material Langsung dipasok oleh
Pemesan khususnya untuk Proyek caraka Jaya.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (UTKL), yang terdiri dari:
a. Tenaga Kerja Langsung Sendiri ( UTKL ) , dan
b. Tenaga sub Kontraktor (SK).
105
Tenaga sub kontraktor diperlukan bila Tenaga Kerja Langsung Sendiri tidak
dapat menangani keseluruhan pekerjaan yang direncanakan. Apabila kita dapat
meningkatkan effisiensi serta produktifitas Tenaga Kerja Langsung sendiri,
maka tenaga Sub kontraktor dapat ditekan dan dikurangi. Dengan demikian
alokasi Biaya tenaga Kerja Langsung sebagian besar dapat dinikmati oleh
Tenaga Kerja Sendiri.
Jumlah Tenaqa Kerja Langsung Sendiri ini diusahakan denqan jumlah yang
effisien, hal ini untuk menghindari bila pekerjaan Reparasi Kapal - maupun
Bangunan Baru Kapal pada suatu ketika ` agak menurun atau tidak ada.
Oleh karena ini Tenaga Sub Kontraktor diperlukan dalam Sistim
Management Perusahaan Dok dan Galangan Kapal yang modern.
Penjumlah Biaya Material Langsung (ML) denqan Biaya Tenaga Keria
Langsung (BPTL) ini adalah Biaya Langsung (BL).
106
Apabila penawaran kita ditawar oleh Pemilik/Pemesan Kapal sampai turun pada
suatu Harga dimana tidak boleh kurang 84,31% , dari penawaran kita atau tidak boleh
kurang dari prosentase BPr., agar masih memperoleh Laba Operasi (Lo) biarpun relatif
kecil.
Apabila penawaran dan Pemilik/Pemesan Kapal sampai lebih rendah dari pada
prasentase biaya Produksi (BPr) biarpun masih lebih tinggi daripada prosentase Harga
Pokok Penjualan (HPP), berarti kita meraih sebagian dari Laba Kotor (Lk); hal ini
perlulah mendapat persetujuan dari Pimpinan Perusahaan. Misalnya dalam Tender
suatu pekerjaan Reparasi/Bangunan Baru Kapal harga dapat ditekan, tetapi harus lebih
besar dari prosentase harga pokok Penjualan (HPP) dengan laba kotor menjurus
mendekati Laba Kotor seperti apa yang direncanakan.
Yang jelas penawaran ini tidak dapat kami terima bila prosentase harga
Pokok Penjualan (60,38%).
5.9. TAR I P .
Untuk memudahkan Kalkulasi Biaya untuk pekerjaan Bangunan Baru Kapal
maupun Reparasi Kapal perlulah kita menyusun suatu Tarip. Biasanya tarip -Tarip
yang telah tersusun untuk beberapa macam jenis pekerjaan, maka Tarip-Tarip ini,
dihimpun dalam suatu Daftar Standard Tarip.
Daftar Stadard tarif ini hanya berlaku untuk suatu Anggaran Pendapatan suatu
Perusahaan Dok dan Galangan kapal dan untuk Tahun tertentu pula.
Karena tujuan dan Rencana Kerja suatu Perusahaan tercapainya Rencana
Pendapatan, maka Tarip juga berdasarkan Perdapatan yang telah direncanakan
sebelumnya tadi.
Dalan Penawaran kita ini berdasarkan:
Penawaran = ML + Jasa + Laba (65)
Begitu juga:
Tarip = ML + Jasa + Laba (65a)
Disini: ML - Material Langsung yang merupakan Biaya Tetap atau harganya sesuai
harga material yang tak berubah.
Sedang jasa - terdiri atas: Upah TKL, BTL yanq terdiri atas BPTL dan BATL.
Laba- Laba Operasi.
Dimana jasa dan laba dapat berubah bila ditawar oleh Pemilik/Pemesan Kapal.
107
Sebenarnya dalam Standard tarip itu terdapat
bermacam-bermacam Tarip, yaitu:
1. Tarip dengan adanya Material dan Jasa.
2. Tarip dengan adanya Material dan tanpa adanya Jasa.
3. Tarip tanpa adanya Material dan adanya Jasa.
4. Tarip tanpa adanya Material dan tanpa adanya Jasa.
Dengan alasan Harga Material dalam hal dianggap Tetap, maka lebih
mudah mendapatkan Tarip yang menguntungkan bila kita membuat
perbandingan komponen-komponen Jenis biaya dengan Pendapatan dengan
menganggap tanpa adanya material.
Setelah kita dapat prosentase komponen -konponen biaya tersebut barulah
Kanponen Dasar Material Langsung kita tambahkan untuk mendapat kan
Pendapatan yang sebenarnya.
Perbandingan Komponen-konponen Jenis biaya dengan Pendapatan pada
M = 0, setelah baru ditambahkan Biaya Material Langsung ini untuk
mendapatkan Rencana Pendapatan yang sebenasnya ini dapat dilihat pada
Gambar 7.
Perbandingan komponen biaya seperti pada Ganbar 7 ini dapat dipakai
untuk mendapatkan Tarip.
Misalnya Tarip penggantian Pelat untuk 1 Kg.
Dalam hal ini misalnya harga 1 kg. pelat baja adalah Rp. 1.300, -
untuk Material bantu diperlukan:
Dari perbandingan komponen-komponen Jenis biaya dengan
Pendapatan Gambar 6. didapat:
Biaya MB = 3,7 x 1.300 = 151,60
31,73
Sehingga :
MP+MB = Rp. 1.300,- + Rp. 151,60 = Rp. 1.451,60, ML = Rp. 1.500,-
Diambil tarip pekerjaan pelat 1 Kg. = Rp. 2.800,- s/d Rp. 3.500,- dengan
perbedaan Rp. 100,-. Tarip berapa yang menguntungkan dapat dilihat pada
Tabel 1. Dari Tabel 1 dengan tarip RP. 2.800,- dan Rp.2.900,- masih menderita
Kerugian Operasi (Ro) sebesar Rp. 69,- dan sebesar Rp. 18,-. Dengan Tarip
108
sebesar Rp. 3.000,- sudah mendapatkan Keuntungan Operasi dan tetus naik
dengan kenaikkan Tarip.
Dari perhitungan dengan tabel 1 tersebut bila kita mengambil Tarip 1
Kg. pekerjaan Pelat/Las sebesai Rp. 3.500,- kita sudah mendapat Laba Operasi
sebesar Rp. 289,- atau sebesar 19,5 % dari Rp. 2.000,atau 8,25 % dari Rp.
3.500,-
Perhitungan diatas kami teliti jika kita memakai Rumus (65a), yaitu :
Tarip = ML + Jasa + Laba. Dimana :
ML = Rp. 1.500,- untuk pekerjaan Pelat/Las 1 kg.
Sedangkan Jasa adalah Upah Tenaga Kerja Langsung ditambah biaya Tidak
Langsung.
Untuk 1 Jam Orang pekerjaan Reparasi misalnya 3 Kg.
Sedangkan untuk upah 1 Jam Orang adalah Rp. 700,-
Biaya Tidak Langsung adalah 35,40 %, sedangkan biaya Tenaga Kerja
langsung Sendiri adalah 6,61 %. Berarti BTL-nya adalah l.k. 6 kali UTKLs.
Berarti perhitungan untuk mengerjakan 3 Kg. pekerjaan Reparasi adalah:
1. Material Langsung 3 x Rp. 1.500,- = Rp. 4.500,
2. Jasa adalah sebesar:
a. UTKLs = Rp. 700,
b. BTL. = 6 x Rp. 700,- = Rp. 4.200,
Total Material dan Jasa adalah sebesar:
Rp. 4.500,- + Rp. 700,- + Rp. 4.200,- = Rp. 9.400,
Sehingga tarip untuk 1 Kg, Pelat/Las adalah sebesar:
Rp. 9.400,,00/3 = Rp. 3.133,-
Jika ditambah laba Operasi sekitar 12 % Tarip menjadi sebesar l.k. Rp. 3.500,-
juga.
Tetapi cara perhitungan tarip pendapatan dengan begitu Tarip dapat menyusun
Anggaran Pendapatan.
Biarpun begitu Anggaran Pendapatan Perusahaan itu berkelanjutan dan
berkesinambungan dari tahun ke tahun Anggaran, berarti juga Standard Tarip juga
berkelanjutan dan berkesinambungan dari tahun ke tahun Anggaran.
Contoh di atas adalah cara mendapatkan Tarip dengan adanya Material dan
Jasa, yang merupakan sebagian dari Tarip.
109
Tarip dengan adanya Material tetapi tanpa adanya Jasa, misalnya pensuplaian
Material kepada Pemilik/Pemesan Kapal.
Tarip dengan adanya material tetapi tanpa adanya jasa, misalnya penduplaian aliran
tenaga listrik kepada kapal dan lain-lain.
Tarip tanpa adanya material dan tanpa adanya jasa, misalnya pembuatan gambar,
perhitungan kekuatan, stabilitas dan lain-lain.
Kesemuanya tarip seperti yang tertera kepada standart tarip, masih ada tarip yang untuk
memudahkan perhitungan kalkulasi biaya untuk pekerjaan bangunan baru kapal atau
reparasi kapal.
Untuk Reparasi Kapal terdapat tarip:
1. Jenis reparasi :Rp/BRT
2. Jenis reparasi besar Rp/BRT
3. Jenis Rehabilitasi Rp/BRT
Memang untuk pekerjaan Reparasi Kapal pihak Perusahaan Dok dan
Galangan Kapal cenderung penilaiannya terhadap besar/kecilnya b iaya,
dibanding terhadap Annual dan Special Survey serta Rehabilitasi seperti apa
yang tercantum pada Anggaran Produksi dan Anggaran pendapatan.
Untuk Bangunan baru Kapal untuk mempercepat Kalkulasi Biayanya dapat pula
tarip : untuk kapal – kapal barang, tangki, semi container dan lain-lain.
1. Rp./DWT.
dipakai
2. Rp./DWT untuk kapal-kapal penyeerangan, peumpang, tongkang dan lain-lain
3.
1. Rp./DWT.
R untuk kapal-kapal tunda, kapal supply dan lain-lain.
4. Rp. / Tlc. Untuk pembuatan dok apung dari konstruksi pelat.
110
BAB VI
PE RENCANAAN KEUNTUNGAN, PENJUALAN DAN BIAYA
Biaya Veriabel adalah biaya material, biaya tenaga kerja langsung, biaya
produksi tidak langsung yang variabel, biaya administrasi tidak langsung yang variabel
serta biaya pemasaran yang variabel.
Biaya Tetap adalah biaya tenaga kerja langsung serta biaya tidak langsung dan
biaya pemasaran.
Untuk Perusahaan yang memproduksi barang pesanan, antara lain juga
Perusahaan Dok dan Galangan Kepal, maka persamaan (66) terjadi:
TP = BT + BV (68)
Dimana:
TP = Hasil Penjualan.
Sedangkan BV biasanya dinyatakan dalam prosentase yang tetap terhadap Hasil
Penjualan.
Sehingga:
TP = BT + BV/TP x TP
TP –BV/TP x TP = BT
TP (1-BV/TP) = BT
TP= BT /(1-BV/TP) (69)
telah dijelaskan bahwa TI (Titik Impas) adalah suatu titik dimana Perusahaan dalam
operasi Usahanya, harga penjualan tidak memperoleh laba atau tidak menderita Rugi.
TI untuk tiap unit produksi adalah :
TI (unit) = BT
Harga penjualan unit – BV (unit) (70)
Atau
TI (unit) = BT
1- BV
Harga penjualan(unit)
112
TI untuk seluruh kegiatan produksi perusahaan adalah:
TI (total) = BT (71)
1- BV
TP (bersih)
Tingkat penjualan yang harus dicapai dengan keuntungan yang diharapkan adalah :
Untuk unit produksi
BT + laba (72)
1- BV (unit)
Harga penjualan(unit)
KM = TP
(bersih)- BV (74)
Kontribusi margin tetap unit adalah :
KM = Harga penjualan
(unit) - BV(unit) (75)
Untuk kontribusi margin ratio (KMR) atau contribution margin ratio untuk tiap unit
adalah:
KMR
(unit) = 1- BT
113
Harga penjualan (unit) (76)
Untuk total produksi :
KMR
(total) = 1- BV (77)
TP
(bersih)
Disamping itu terdapat juga tolak ukur lain, yaitu margin keamanan (MK)
atau safety margin dengan rumus sebagai berikut :
114
Perkembangan pasar dan faktor ekonomi, pengembangan pembangunan, tingkat
inflasi, kebutuhan fisik minuman serta situasi perkembangan industri Perkapalan pada
umumnya melatar belakangi estimasi nilai kwantitatif penjualan untuk massa tiga sampai
lima tahun mendatang, sehingga dapat menjadi bahan dalam usaha usaha
memperhitungkan bagaimana pengaruhnya dalm perkiraan Laba/rugi, biaya Variabel,
Kontribusi Margin, blaya Tetap, Biaya Pemasaran, biaya administrasi Tidak langsung dan
perdapatan atauun gambaran Neraca Tahunan. Dalam Neraca Tahunan ini mewujudkan
kondisi kas, piutang, persediaan, hutang, disanping akibatnya terhadap arus kas yang
dlperkirakan terjadi serta perkiraan masa pengambilan yanq dilnvestasikan atau dikenal
dengan rate of return on capital.
117
DAFTAR PUSTAKA
118
MAIN GROUP 1 – SHIP GENERAL Lampiran 1.1
GR 10 11 12 13 14
OU SPECIFICATION, INSURANCES, GENERAL PROVISIONAL WORK IN
PS ESTIMATING, MODEL FEES, WORK AND RIGGING DURING CONNECTION WITH
TESTING DRAWING, GENERAL MODELS. CONSTRUCTION WAYS, LAUNCHING
ORDINERING,,INSTR. EXPENSES, (STAGING, ETC) AND DOCKING
MATERIAL, INSTRUCTION REPRESENTA
COURSES. TION
100 110 120 130 140
119
MAIN GROUP 1 – SHIP GENERAL Lampiran 1.2
GR 15 16 17 18 19
OU INSPECTION, GUARANTEE GENERAL
P MEASUREMENTS, TESTS AND CONSUMPTION
AND TRIALS MENDING AND ARTICLES
WORK
150 160 170 180 190
120
MAIN GROUP 2 – HULL Lampiran 2.1
GR 20 21 22 23 24
OU HULL MATERIALS, AFTERBODY ENGINE CARGO AREA FOREBODY
P GENERAL HULL WORK AREA
200 210 220 230 240
121
MAIN GROUP 2 – HULL Lampiran 2.2
GR 25 26 27 28 29
OU DECK HOUSES, SUPER HULL MATERIAL MATERIAL MUSCELLANEOUS
P STRUCTURE OUTFITTING PROTECTIO PROTECTION, HULL WORK (NOT
N, INTERNAL STANDARD)
EXTERNAL
250 260 270 280 290
122
MAIN GROUP 3 – EQUIPMENT FOR CARGO Lampiran 3.1
GR 30 31 32 33 34
OU HATCHES AND PORTS. EQUIPMENT SPECIAL DECK CRANES MAST. POSTS
P FOR CARGO CARGO WITH RIGGING, WITH DERRICK
IN HOLDS HANDLING ETC. FOR CARGO BOOMS, RIGGING
AND ON QUIPMENT. AND WINCHES,
DECK. FOR CARGO.
300 310 320 330 340
123
MAIN GROUP 3 – EQUIPMENT FOR CARGO Lampiran 3.2
GR 35 36 37 38 39
OU LOADING AND FREEZING, GAS/VENTI AUXILIARY
P DISCHARGING SYSTEMS REFRIGERA LATION SYSTEMS AND
FOR LIQUID CARGO. TING AND YSTEM FOR EQUIPMENT FOR
HEATING CARGO CARGO.
SYSTEMS HOLDS/TAN
FOR CARGO. KS.
350 360 370 380 390
124
MAIN GROUP 4 – SHIP EQUIPMENT Lampiran 4.1
GR 40 41 42 43 44
OU MANOEVERING NAVIGATION COMMUNIC ANCHORNING REPAIR.
P MACHINERY AND AND ATION MOORING AND MAINTENANCE AND
EQUIPMENT SEARCHING EQUIPMENT TOWING CLEANING EQUIPM.
EQUIPMENT EQUIPMENT OUTF. IN STORES AND
WORKSHOPS, NAME
PLATES. SPEC FOUND.
125
MAIN GROUP 4 – SHIP EQUIPMENT Lampiran 4.2
GR 45 46 47 48 49
OU LIFTING AND HUNTING ARMAMENT, SPECIAL
P TRANSPORT EQUIPM. FISHING WEAPONS AND EQUIPMENT
FOR MACHINERY AND WEAPONS
COMPONENTS. PROCESSING COUNTERMEASUR
EQUIPMENT. ES
450 460 470 480 490
126
MAIN GROUP 5 – EQUIPMENT FOR CREW AND PASSENGERS Lampiran 5.1
GR 50 51 52 53 49
OU LIFESAVING, INSULATION INTERNAL DECK EXTERNAL DECK FURNITURE
P PROTECTION PANELS, PARTITION COVERING, COVERING, STEP INVENTORY
AND MEDICAL BULK HEADS, LADDERS, STEPS, AND LADDERS, AND
EQUIPMENT DOORS SIDE SIDE RAILINGS, ETC. ETC., FORE AND ENTERTAINME
SCUTTLES, AFT GANGWAY NT
WINDOWS AND AND DECK EQUIPMENT.
SKYLIGHT. EQUIPM.
500 510 520 530 540
127
MAIN GROUP 5 – EQUIPMENT FOR CREW AND PASSENGERS Lampiran 5.2
GR 55 56 57 58 59
OU GALLEY AND PANTRY LIFTING AND VENTILATIO SANITARY (RESERVED
P EQUIPMENT, ARR FOR TRANSP. N AIR SYSTEM WITH FOR
PROVISIONS, IRONING EQUIPMENT FOR CONDITIONI DISCHARGES, PASSENGER
AND DRYING CREW PASSENGERS NG AND DRAINAGE SHIP)
EQUIPMENT. LAUNDRY. AND PROVISIONS HEATING SYST. FOR AC
SHORE GANGW. SYSTEM COMMODATION
EQUIPM. AND HEL
PLATFORM.
550 560 570 580 590
128
MAIN GROUP 6 – MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 6.1
GR 60 61 62 63 64
OU DIESEL ENGINES FOR STEAM ATHER TYPES TRANSMISSIO BOILERS, STEAM
P PROPULSION MACHINERY FOR OF PROPULTION NS AND FOILS AND GAS
PROPULSION MACHINERY GENERATORS.
600 610 620 630 640
129
MAIN GROUP 6 – MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 6.2
GR 65 66 67 68 69
OU MOTOR AGGREGATES OTHER AGGREGATES NUCLEAR
P FOR MAIN ELECTRIC AND GENERATORS REACTOR
POWER PRODUCTION FOR MAIN AND PLANTS.
EMERGENCY ELECT
POWER PRODUCTION
650 660 670 680 690
130
MAIN GROUP 7 – SYSTEM FOR MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 7.1
GR 70 71 72 73 74
OU FUEL OIL SYSTEMS. LUBE OIL COOLING COMPR. AIR EXHAUSEST
P SYSTEMS SYSTEMS. SYSTEMS SYSTEMS AND
(STARTING, AIR INTAKES
GENERAL PURPOSE
AND INSTRUMENT
AIR SYSTEMS)
700 710 720 730 740
131
MAIN GROUP 7 – SYSTEM FOR MACHINERY MAIN COMPENENTS Lampiran 7.2
GR 75 76 77 78 79
OU STEAM, CONDENSATE DISTILLED OUTOMATION
P AND FEED WATER AND MAKE – SYSTEMS FOR
SYSTEMS. UP WATER MACHINERY
SYSTEMS.
750 760 770 780 790
132
MAIN GROUP 8 – SHIP SYSTEMS Lampiran 8.1
GR 80 81 82 83 84
OU BALLAST AND BILGE FIRE AND LIFE AIR AND SPECIAL CENTRAL,
P SYSTEMS, GUTTER PIPES BOAT ALRM SOUNDING COMMON HEAT
OUTSIDE AC SYSTEMS FIRE SYSTEMS FROM HYDRAULIC TRANSFER
COMMODATION. FIGHTING TANKS TO OIL SYSTEMS. SYSTEMS
SYSTEMS. WASH DECK. WITH
DOWN SYSTEMS CHEMICAL
LIQUIDS.
800 810 820 830 840
133
MAIN GROUP 8 – SHIP SYSTEMS Lampiran 8.2
GR 85 86 87 88 89
OU . LECTRICAL ELECTRICAL
P COMMON SYSTEMS DISTRIBUTION
SYSTEMS.
850 860 870 880 890
134
Lampiran 9 contoh. Contoh daftar reparasi kapal.
DAFTAR PENGEDOKAN DAN PEBAIKAN K.M CARAKA JAYA III
135
2.2 271-2 DA,DU,OC Badan kapal di bawah garis air dari lunas s/d garis
sarat penuh seluas ±…mᵌ dicat sebagai berikut:
- Dari lunas s/d garis sarat kosong seluas ±…mᵌ
dicat primer 1 x pada tempat – tempat yang
diketok/ disand blast, ½ x AC dan ½ x AF
- Dari garis sarat kosong s/d penuh seluas±…mᵌ,
dicat 1 x primer, 1 x AC dan 1 x AF.
2.3 272-1 DA,DU ,OC,TL, Badan kapal di atas garis air dari garis sarat penuh s/d
geladak seluas ±…mᵌ, diketok/disand blast seluas
±…mᵌ, disekrap bersih seluas ±…mᵌ, kemudian dicat
sebagai berikut, 1 x primer di tempat-tempat yang
diketok/disand blast, seluas ±…mᵌ dicat 1 x AC dan 1
x Cat hitam.
2.4 261-1 DA a. Tanda lambung timbul ka/ki dicat putih
261-2 DA b. Tanda sarat air muka/tengah/belakang, Ka/Ki
dicat putih.
2.5 Katub-katup laut
261-1 ML,DU a. Almari lambung sebanyak .. (…) buah dengan
ukuran ….x…. mm dibersikan, diperiksa dan
dicat ½ x AC dan ½ x AF. Kisi- kisi almari
lambung dilepas, dibersihkan, dicat dan dipasang
kembali. (diluar perbaikkan dan penggantian)
262-2 ML,MD b. Katup-katup hisap dan tekan air laut dengan
ukuran sebagai berikut:
ᶲ..” sebanyak …. Buah
ᶲ..” sebanyak …. Buah
ᶲ..” sebanya …. Buah
ᶲ..” sebanya …. Buah
Dilepas, dibersihkan, disekrup, dipelihara berkala,
diperiksa dan dipasang kembali, (tidak dibawa ke
bengkel, diluar peraikan dan pengepresan rumah
katub).
2.6 205-1 PR,XR Ultrasonik
Diukur ketebalan pelat lambung kapal dengan alat uji
ultrasonik sebanyak……. (…..) tempat serta dibuat
gambar laporan serta lokasi penggantian pelat
sebanyak ….(….) lembar.
2.7 231-1 PR,PL,DA,XR a. Pelat lambung yang lekuk diganti baru sebanyak
1,5 (satu setengah ton) diluar penghalang serta
perluasan pekerjaan yang diakibatkannya).
2.8 285-1 PR,DA,DU Pekerjaan Tangki.
Tanki yang kena penggantian pelat di bersihkan,
diperiksakan, dipres, dibersihkan kembali, disemen 2
lapis.
2.9 304-1 PR,DU Tutup deksel yang tangkinya dilaksanakan
perawatan/perbaikan di buka dan di tutup kembali.
(Di luar penggantian baru baut mur yang rusak).
2.10. 278-1 PR-PL Anode seng.
Anode seng yang lama dilepas dan diganti baru
sebanyak 238 buah seberat 8 kg.
136
III Peralatan untuk muatan.
3.1. 342-1 ML,DA,DT,PR Boom Muat yang bengkok pada palka I dilepas. di
bawa ke bengkel, diperiksakan klasifikasinya,
diperbaiki sesuai petunjuk, dipasang kembali dan
diadakan percobaan sesuai petunjuk.
IV Peralatan kapal.
4.1. 401-1 ML,DA,DT Kemudi.
402-1 XR,OC a. Daun kemudi dan poros kemudi dilepas, di ukur
kelonggaran polos dan pena kemudi dengan
bantalannya serta dibuatkan laporan rangkap 6
(enam), di bawa ke bengkel, diperiksakan
kemudian dipasang kembali setelah perbaikkan.
402-2 ML,MD, MB b. Poros kemudi dinaikkan bangku bubut untuk
pemeriksaan kulurusannya, dibubut tepat pada
bantalannya sesuai petunjuk serta diserempet
permukaan flensnya.
401-2 ML,MD,MB c. Poros kemudi dan daun kemudi di sambung, di
402-3 periksa kelurusannya di atas meja kerja, diperbaiki
permukaan flens kemudi dan atau pena kemudi
sesuai petunjuk . ( Diluar peremereran lubang baut
pas kemudi).
402-4 ML d. Paking poros kemudi di ganti baru
4.2. Jangkar
431-1 DU,DA,DR a. Jangkar beserta rantainya ka/ki di turunkan, di
urai, di ketok, di bersihkan, di ukur 0 mata rantai
beserta segelnya serta di buatkan laporan rangkap
6 (enam), di cat, di tandai segel-segelnya
kemudian dinaikkan kembali. (Diluar perbaikkan
dan penggantian).
285-2 DU,DA b. Bak rantai jangkar ka/ki di bersihkan, di
periksakan dan di cat. (Di luar perbaikkan dan
penggantian baru kayu bantalannya)
V Peralatan untuk ABK dan Penumpang
5.1. 515-1 PR,OC Jendela lambung ka/ki di periksa, di ganti baru
paking karetnya yang tidak berfungsi, kaca yang
pecah di ganti baru.
VI Komponen utama dari Permesinan.
6.1. Baling-baling
631-1 ML,PR,DA,XR a. Kelonggaran polos baling-baling dengan bantalan
luar/ dalam di ukur dan di buatkan laporan
rangkap 6 (enam)
631-2 ML,DA,DT,MD b. Apabila tidak memenuhi syarat polos baling-
baling dengan baling-balingnya di cabut, di bawa
ke bengkel, dibersihkan di periksakan dan di
pasang kembali setelah di perbaiki.
631-3 ML,MD,MB c. Poros baling-baling di naikkan di atas bangku
bubut untuk pemeriksaan kelurusannya, di bubut
tepat pada bantalannya sesuai petunjuk, dipaskan
kedua konis dengan baling-baling dan flen kopling
serta diserempat permukaan flens koplingnya.
137
631-4 ML, MD, OK, d. Kedua rumah bantalan poros baling-baling
MB,DT luar/dalam di lepas, di bawa ke bengkel, di ganti
baru kayu bantalannya, di bubut sesuai kebutuhan
dan di pasang kembali.
631-5 ML,MD e. Baling-baling dibersihkan dan dipoles . (Diluar
perbaikan, pemeriksaan keretakkan dan balansir
statis)
631-6 ML f. Paking poros baling-baling di ganti baru.
VII Sistim Komponen Utama dari Permesinan
7.1. 721-1 OP Pipa pendingin air laut yang keropos di ganti baru
sepanjang = 10 M 0 3” .
VIII Sistim dari kapal.
8.1. 813-1 OP Pipa cuci geladak yang keropos di ganti baru 30 M
3”.
Lampiran 10
Halaman muka
Nama proyek K.M. Caraka Jaya III
Kepala bengkel
Lampiran 10
Halaman belakang
Material Jam Orang
Nomor bon Tanggal No. Tk Dari jam Sampai jam Jumlah J.O.
(Tenaga Kerja)
138
PERHITUNGAN KAPASITAS TERPASANG Lampiran 11
2 Faktor _ 28 26 22 20 18 24 22
kapasitas (FK)
3 Kapasi tas BRT 58.500 87.360 110.880 134.400 4.536 391.440 395.97
terpasang (K x
FK)
5 Faktor Kapasitas - 28 26 22 20 18 24 22
Aktual (Fk)
8 BRT rata 2 setiap BRT 1.679 2.115 2.955 3.500 1166,7 9.875 10.526
pengedokan
(KBRTr) 8 = 7:5
9 BRT rata2 selesai BRT 142 165 192 201 9 705 712
tiap hari (BRTr)
9 = 7:4
10 Load factor (F) % 79,9 63,0 58,6 52,1 66,1 60,5 60,5
10 = 7:3
11 Operation ratio % 72,7 57,6 54,3 48,5 61,9 55,7 55,3
(DR) 11=10 x w
:365
139
Lampiran 12
Anggaran Pendapatan x 1.000
1 Reparasi Kapal
1. FDR
1. Annual Survey Rp. 4.125.000 3.625.000 3.250.000 113,80 126,90
2. Special Survey Rp. 2.925.000 2.025.000 1.800.000 144,40 162,50
3. Rehabilitasi Rp. 750.000 1.125.000 1.162.000 66,67 64,52
2. Floating Reparair Rp. 54.000 37.500 24.000 144,00 225,00
3. Running Reparair Rp. 20.000 15.000 12.000 133,33 166,67
4. Sailing Reparair Rp. 40.000 -- -- -- --
Sub Total Rp. 7.914.000 6.627.500 6.248.000 115,91 126,66
2 Bangunan Baru
1. Caraka jaya IIIa Rp. 3.375.900 2.762.100 2.455.200 122,22 137,50
2. Caraka jaya IIIb Rp. 3.067.500 1.534.500 1.227.600 199,99 249,88
3. KMP 250 BRT Rp. 1.280.000 1.920.000 2.240.000 66,67 57,14
4. KMP 500 BRT Rp. 2.475.000 2.025.000 2.250.000 122,22 110,00
Sub Total Rp. 10.198.400 8.241.000 8.172.800 123,74 124,78
3 Order Lain-Lain
1. Pabrik Gula Rp. 800.000 400.000 300.000 200,00 266,67
Total Rp. 18.912.400 15.469.100 14.720.800 122,26 128,47
140
Lampiran 13
Anggaran Produksi
141
Lampiran 14
Anggaran Eksploitasi
X Rp. 1.000,-
Nomer Uraian Anggaran Tahun yang lalu % %
Tahun 3:4 3:5
Est. Real Anggaran
y.a.d
1 2 3 4 5 6 7
1 Biaya Material
- Material pokok 6.000.000 5.050.000 5.750.000 118,81 126,32
- Material Bantu 700.000 675.000 650.000 103,70 103,69
Sub total 6.700.000 5.725.000 6.400.000 117,04 124.07
2 Biaya Pegawai
- Gaji 2.050.000 1.790.000 2.150.000 114,53 95,35
- Kesej. Pegawai 800.000 700.000 800.000 114,29 100,00
Sub total 2.850.000 2.490.000 2.950.000 114,46 06,61
3 Biaya tidak langsung
a. Biaya umum
- Biaya umum adm. 150.000 100.000 100.000 150,00 150,00
- Fas. & pembinaan 200.000 150.000 175.000 133,33 114,29
- Pajak/perijinan 200.000 150.000 175.000 133,33 114,29
- Tenaga, pelumas 800.000 450.000 550.000 177,78 145,45
- Assuransi 200.000 75.000 100.000 266,67 200,00
- Supervisi 100.000 75.000 75.000 133,33 133,33
- Lain-lain 150.000 100.000 125.000 150,00 120,00
Sub Total 1.800.000 1.100.000 1.300.000 163,64 138,46
b. B. Pemeliharaan 500.000 175.000 200.000 285,71 250,00
c. B. Sub kontrak 1.300.000 1.100.00 1.225.000 118,18 106,12
d. B. Penyusutan 800.000 650.000 700.000 123,08 114,29
e. B. Penelitian & 240.000 60.000 75.000 408,33 326,67
Pengembangan
f. Biaya Modal
- B. K. Modal kerja 500.000 380.000 400.000 131,58 125,00
- B. K. Bridging 750.000 650.000 700.000 115,38 107,14
Sub Total 1.250.000 1.030.000 1.100.000 121,36 113,64
g. B. Pemasaran 500.000 150.000 200.000 333,33 250,00
142
Lampiran 15
Tempat-Tempat Biaya Anggaran Eksploitasi
X Rp. 1.000
No. URAIAN Anggaran Tempat-Tempat Biaya
Produksi Administrasi
1 2 3 4 5
1. Biaya Material
1. Material pokok 6.000.000 6.000.000 0
2. Material bantu 700.000 700.000 0
Sub Total 6.700.000 6.700.000 0
2. Biaya Pegawai
a. Upah/Gaji
1. Upah/Gaji 1.750.000 950.000 800.000
2. Tunjangan 40.000 25.000 15.000
3. Lembur 160.000 100.000 60.000
4. Insentiv 25.000 15.000 10.000
5. THR 75.000 50.000 25.000
Sub Total 2.050.000 1.140.000 910.000
b. B. Kesejahteraan
pegawai
1. Astek 30.000 20.000 10.000
2 Assuransi jiwa 20.000 12.000 8.000
3. Pakaian dinas 50.000 30.000 20.000
4. Pangan 250.000 150.000 100.000
5. Pengobatan/perawatan 50.000 30.000 20.000
6. Pesangon 400.000 225.000 175.000
Sub Total 800.000 467.000 333.000
3A. Biaya umum
1. Biaya Umum dan
Adm
a. Stasionary & 30.000 10.000 20.000
Cetak
b. Foto Copy & 20.000 5000 15.000
Dokumentasi
c. Pos telepon / Telex 40.000 10.000 30.000
d. Jasa Teknik & 55.000 35.000 20.000
Management
e. Angkut/ 5.000 2.500 2.500
Pengiraman
Sub Total 150.000 62.500 87.500
2. Biaya fas.
Pembinaan
a. Perjalanan Dinas 125.000 25.000 100.000
b. Rumah Dinas 5.000 1.000 4.000
c. Kursus/Kerja 45.000 15.000 30.000
Praktek
d. Perayaan/ Pesta 20.000 5.000 15.000
e. Keamanan 5.000 2.000 3.000
Sub Total 200.000 48.000 152.000
143
No. URAIAN Anggaran Tempat-Tempat Biaya
Produksi Administrasi
1 2 3 4 5
3. Biaya pajak &
Perijinan
a. Pajak Bumi & 35.000 10.000 25.000
Bangunan
b. Pajak Kendaraan 10.000 0 10.000
c. Restribusi 2.500 0 2.500
d. Sewa Tanah 125.000 60.000 65.000
e. Tempat Usaha 10.000 0 10.000
f. Perijinan & 10.000 0 10.000
Pendaf.
g. Iuran2. Asosiasi 7.500 0 7.500
Sub Total 200.000 70.000 130.000
4. Biaya Assuransi
a. Assuransi 20.000 5.000 15.000
Bangunan
b. Assuransi Mesin 100.000 100.000 0
& Dok
c. Assuransi Bang. 40.000 40.000 0
Baru
d. Assuransi Rep. 10.000 10.000 0
Kapal
e. Assuransi 20.000 0 20.000
Persediaan
f. Assuransi Rumah 10.000 4.000 6.000
Dinas
Sub Total 200.000 159.000 41.000
5. Tenaga &
Perkakas
a. Bahan Bakar 75.000 40.000 35.000
b. Listrik, Air dll. 650.000 400.000 250.000
c. Alat Pembesih 50.000 20.000 30.000
d. Sewa Perkakas 25.000 20.000 5.000
Sub Total 800.000 480.000 320.000
6. Biaya Supervisi
a. Supervisi Teknik 35.000 10.000 25.000
b. Supervisi 10.000 0 10.000
Administrasi
Sub Total 200.000 70.000 130.000
7. Biaya Umum
Lainnya
a. Biaya Tamu 30.000 0 30.000
b. Sumbangan Sosial 10.000 0 10.000
c. Biaya Bank 75.000 0 75.000
d. Sewa Kantor/ 25.000 0 25.000
Rumah
e. Lain-Lain 10.000 0 10.000
Sub Total 150.000 0 150.000
144
1 2 3 4 5
B. Biaya Pemeliharaan
1. Halaman, Tanah 30.000 10.000 20.000
dll.
2. Bangunan, 100.000 30.000 70.000
Bengkel
3. Dok, Dermaga, 250.000 250.000 0
Jetty
4. Mesin, Perkakas 75.000 75.000 0
5. Pengangkutan 25.000 5.000 20.000
6. Inventaris 20.000 0 20.000
Sub Total 500.000 370.000 130.000
C. Biaya Sub Kontraktor
D. Biaya Penyusutan
1. Penyusutan 750.000 450.000 300.000
2. Amortisasi 50.000 0 50.000
Sub Total 800.000 450.000 350.000
E. B. Penelitian & 245.000 45.000 200.000
Pengemb.
F. Biaya Modal
1. Kredit Modal 500.000 0 500.000
Kerja
2. Bunga Kredit 750.000 0 750.000
Bridging
Sub Total 1.250.000 0 1.250.000
G. Biaya Pemasaran 500.000 0 500.000
Total 15.945.000 11.331.000 4.613.000
145
Lampiran 16
Anggaran Laba/Rugi x Rp. 1.000,-
No URAIAN Anggaran Tahun yang lalu % %
tahun y.a d Est. Real Anggaran 3:4 3:5
1 2 3 4 5 6 7
1. Pendapatan
1. Reparasi 7.914.000 6.927.500 6.248.500 114,24 126,65
Kapal
2. Bang. Baru 10.198.400 7.941.600 7.822.800 128,42 130,37
Kapal
3. Order Lain- 800.000 400.000 300.000 200,00 266,67
lain
Sub Total 18.912.400 15.269.100 14.371.300 123,86 131,60
2. Hg. Pokok Penjualan
1. Mat. Langsung 6.700.000 5.725.000 5.400.000 117,03 124,07
2. T.K. Langsung 1.250.000 980.000 985.000 127,55 126,90
3. Sub
Kontraktor 1.300.000 1.100.000 1.225.000 118,18 106,12
4. B. Prod. Tdk
Lng 2.170.000 1.925.000 1.950.000 111,28 111,28
146
Lampiran 17
Analisa Biaya dan Laba/Rugi x Rp. 1.000,-
No. URAIAN Anggaran Tahun yang lalu
Tahun y.a.d Est. Real Anggaran
1 2 3 4 5
1. Pendapatan
a. Reparasi Kapal 7.914.000 6.927.000 6.248.500
b. Bangunan Baru Kapal 10.198.400 7.941.600 7.822.800
c. Order Lain-Lain 800.000 400.000 300.000
d. Total Pendapatan (P) 18.912.400 15.269.100 14.371.300
2. Biaya Material Langsung
a. Biaya Material Pokok 6.000.000 5.050.000 4.750.000
(MP)
b. Biaya Material Bantu 700.000 675.000 650.000
(MB)
c. Biaya Material Langsung 6.700.000 5.725.000 5.400.000
(ML)
3. Biaya Pegawai
a. Upah Tenaga Kerja 1.250.000 980.000 985.000
Langsung (TKL)
b. Biaya T.K. Tidak 1.600.000 1.510.000 1.965.000
Langsung ( TKTL)
c. Biaya Pegawai (TK) 2.850.000 2.490.000 2.950.000
4. Biaya Sub Kontraktor 1.300.000 1.100.000 1.300.000
5. Biaya Umum 1.800.000 1.100.000 1.300.000
6. Biaya Umum Lainnya
a. Biaya Pemeliharaan 500.000 175.000 200.000
b. Biaya Penyusutan 800.000 650.000 700.000
c. Biaya Penelitian dan 245.000 60.000 75.000
Pengembangan
d. Biaya Modal (BM) 1.250.000 1.030.000 1.100.000
e. Biaya Pemasaran (BP) 500.000 150.000 200.000
7. B. Produksi Tidak 2.170.000 1.925.000 1.950.000
Langsung (BPTL)
8. B. Adm. Tidak Langsung 4.525.000 2.750.000 3.600.000
(BATL)
9. Total Biaya Produksi 15.945.000 2.480.000 13.150.000
(BPr)
10. Biaya Langsung 9.250.000 7.805.000 7.600.000
11. Biaya Tidak Langsung 6.695.000 4.675.000 5.550.000
(BTL)
12. Harga Pokok Penjualan 11.420.000 9.730.000 9.550.000
13. Biaya Usaha (Bus) 3.275.000 1.720.000 2.500.000
14. Biaya Administrasi 2.725.000 1.570.000 2.300.000
Umum (BAU)
15. Laba/Rugi Kotor (LK) 7.492.400 5.539.100 4.821.000
16. Laba/Rugi Usaha ( LU) 4.217.400 3.819.100 2.321.300
17. Laba/Rugi Operasi (LO) 2.967.400 2.789.100 1.221.300
147
ATL-4.750.000=33,05%
RTL-5.050.000=33,09%
A-6.000.000=31,73%
ATL-5.400.000=37,57%
RTL-5.725.000=37,50% ATL-7.600.000=52,88% ATL-9.550.000=66,45%
MP A-6.700.000=35,43% RTL-7.805.000=51,12% RTL-9.730.000=63,72%
A-9.250.000=48,91% A-11.420.000=60,38%
ML
ATL-
650.000=4,52%
BL HPP
RTL-675.000=4,43% MB
A-
700.000=3,70% ATL-2.210.000 =
ATL-985.000=6,85% UTKLs 15,31%
RTL-980.000=6,42% RTL-2.080.000=13,62%
A-1.250.000=6,61% A-2.550.000=13,48%
UTKL ATL-13.150.000=91,50%
ATL- RTL-12.480.000=81,73% BPr
1.225..000=8,46% SK ATL-1.950.000=13,57% A-15.945.100=84,31%
RTL-1.100.000=7,20% RTL-1.925.000=12,60% BPTL
A-1.300.000=6,87% A-2.170.000=11,47%
BTL
ATL-14.371.300=100%
RTL-15.269.100=100%
ATL-2.300..000=16,00% ATL-2.500.000=17,40% A-18.912.400=100%
RTL-1.540.000=10,28% RTL-1.720.000=11,26%
A-2..725..000=14,41% BAU A-3.275.000=17,32% ATL-3.600.000=25,05% ATL-5.550.000=38,62%
RTL-2.750.000=18,01%
A-4.525.000=23,93%
RTL-4.675.000=30,61% P
A-6.695.000=35,40%
BUs
ATL-
200.000=1,40%
RTL-
BP
150.000=0,98% BATL
L/RK
A-500.000=2,91% ATL-2.321.300=16,15%
ATL-1.000.000=1,40% RTL-3.219.100=25,02%
RTL-1.030.000=6,75% A-4.217.400=22,30% ATL-4.812.300=33,55%
A-1.250.000=6,61% RTL-5.675.000=30,61%
ATL-8.821.300=38,62% A-6.695.000=35,40%
BM L/Ru BL + RTL-10.594.100=69,39%
A-12.217.400=35,40%
L/RU
ATL-1.221.000=8,50%
RTL-2.789.000=18,27%
A-2.967.000=15,69% Keterangan:
L/Ro
ATL : Anggaran tahun lalu
RTL : Estimasi Realisasi Tahun lalu
Gambar : Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan A : Anggaran tahun berjalan
148
A-2.550.000=13,48%
ML=0
ML BL
A-2.550.000=13,48%
A-4.720.000=24,95%
UTKLs
A-1.250.000=6,61%
UTKL
BPP
A-6.700.000=35,43%
A-1.300.000=6,87%
SK
ML
A-2.170.000=11,47% A-9.245.000=48,88%
BP A-18.912.400=100%
BATL
A-500.000=2,91% A-4.217.400=22,30%
L/Rk
A-1.250.000=6,61% L/Ru
A-7.492.400=39,62%
BM
BL +
A-2.967.400=15,69%
L/Ro A-5.517.400=29,17%
L/Ro
Tabel . Perbandingan komponen jenis biaya dengan pendapatan pada awal material = 0
149
150