Proposal Promkes SD Grendeng - EDIT BAB 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

PENGENALAN PROFESI APOTEKER DAN DAGUSIBU


DI SD NEGERI 2 KALIGONDANG, KECAMATAN KALIGONDANG,
KABUPATEN PURBALINGGA

Disusun oleh:

Novyananda Salmasfattah I4C019005

Ari Aprianto Latuconsina I4C019006

Ismi Fadhila I4C019020

Hani Sofiani Azizah I4C019039

Azizah Nurul Qani’ah I4C019041

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembinaan program pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan di usia
sekolah terutama di tingkat sekolah dasar saat ini sudah mulai berkembang, salah
satunya adalah program Dokter Kecil (Dokcil) yang terdapat di banyak sekolah-
sekolah dasar, tetapi untuk farmasi dan profesinya sangat sedikit sekali
pengenalannya kepada masyarakat. Pembinaan pendidikan kesehatan dan
pelayanan tersebut dapat disempurnakan dengan adanya program Apoteker Cilik
yang nantinya bisa berdampingan dengan Dokter Kecil sehingga dapat menciptakan
suasana sehat di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Program dari
Apoteker Cilik ini berguna mengenalkan kegiatan kefarmasian kepada anak-anak
usia dini. Apoteker cilik ini berguna untuk melatih sotfskill dan menambah
pengetahuan anak-anak usia sekolah dasar dalam dunia kefarmasian.
Program Apoteker Cilik dapat diawali dengan pengenalan profesi Apoteker
terlebih dahulu kepada siswa-siswi di sekolah dasar, agar siswa-siswi dapat
memahami peran dari Apoteker dalam dunia kesehatan. Umumnya anak pada usia
sekolah tersebut, memiliki masa yang paling potensial untuk belajar, maka upaya
pendidikan kesehatan melalui promosi kesehatan sedari dini sangat penting karena
akan membantu anak dalam tumbuh kembangnya di masa depan. Selain itu, setiap
anak memiliki potensi, minat dan bakat yang berbeda-beda. Potensi yang besar pada
setiap anak dapat dikembangkan apabila distimulasi dengan baik sehingga
kemampuan anak semakin meningkat. Anak memiliki karakteristik yang berbeda
dengan orang dewasa yaitu selalu aktif, dinamis, rasa ingin tahu yang tinggi, dan
tidak pernah berhenti untuk bereksplorasi. Sehingga pengenalan profesi Apoteker
di usia dini ini merupakan langkah yang tepat untuk memberikan edukasi tentang
obat.
Profesi Apoteker erat kaitannya dengan manajemen obat, sehingga dalam
menjalankan program Apoteker Cilik ini perlu disertakan edukasi mengenai cara
mendapatkan obat dengan benar dan pemahaman mengenai cara menggunakan,
menyimpan serta membuang obat dengan benar agar tidak disalahgunakan ketika
bermain.

1.2 Tujuan Kegiatan


1. Mengenalkan profesi Apoteker serta perannya di dunia kesehatan sejak dini
pada anak-anak di sekolah dasar.
2. Menumbuhkan minat anak-anak terhadap profesi Apoteker.
3. Memberikan informasi mengenai cara mendapatkan, menggunakan,
menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar.
4. Menyadarkan anak-anak pentingnya membeli obat di tempat yang terpercaya
dan tidak sembarangan menggunakan obat.
1.3 Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa-
siswi SD Negeri 2 Kaligondang mengenai profesi Apoteker, serta memberikan
edukasi manajemen obat dalam hal ini terkait cara mendapatkan, menggunakan,
menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan menurut World Health Organization (WHO) adalah
merevitalisasi pendidikan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan
diartikan sebagai upaya perubahan perilaku, maka promosi kesehatan tidak hanya
untuk perubahan perilaku, tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi
perubahan perilaku tersebut, disamping promosi kesehatan lebih menekankan pada
peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat (Kemenkes
RI, 2011).
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran,
yaitu :
a) Sasaran primer adalah upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari
masyarakat. Mereka ini diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang
tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih
b) Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal
(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal
(misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi
kemasyarakatan dan media massa.
c) Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang
berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber
daya (Kemenkes RI, 2011).

Promosi kesehatan bukan hanya sebagai proses penyadaran komunitas yang


ada dimasyarakat ataupun individu pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam
bidang kesehatan saja, tetapi juga merupakan sebuah program kesehatan yang telah
dirancang untuk memperbaiki perubahan perilaku, baik dalam masyarakat maupun
organisasi. Metode Promosi Kesehatan Secara garis besar, metode promosi
kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1) Metode Didaktif
Metode didaktif ini didasarkan atau dilakukan dengan cara satu arah. Tingkat
keberhasilan dari metode didaktif ini sulit untuk dievaluasi karena peserta didik
bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif. Misalnya: ceramah, film,
leaflet,booklet, poster, dan siaran radio.
2) Metode Sokratif
Metode sokratif ini dilakukan dengan cara dua arah. Dengan menggunakan
metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan
kreatif.Misalnya: diskusi kelompok, debat, panel, forum, seminar, bermain peran,
curah pendapat, demonstrasi, studi kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan.

Selain itu, metode promosi kesehatan berdasarkan teknik komunikasi, yaitu


dibagi sebagai berikut.

1) Metode Penyuluhan Langsung


Dalam metode penyuluhan langsung para penyuluh langsung berhadapan
atau bertatap muka dengan sasaran. Termasuk disini Antara lain adalah kunjungan
rumah.
2) Metode Penyuluhan Tidak Langsung
Dalam metode penyuluhan tidak langsung,para penyuluh atau komunikator
kesehatan tidak berhadapan atau bertatap muka secara langsung dengan
komunikan. Tetapi komunikator menggunakan media sebagai perantara dalam
penyampaian pesan. Misalnya: publikasi dalam bentuk media cetak (Wardani et al.,
2016).
2.1.2 DAGUSIBU
Perlu adanya pengawasan dan penyampaian informasi tentang obat untuk
pasienatau masyarkat dalam mendapatkan, menggunkan, menyimpan dan
membuang obatdengan baik. Jika penggunaanya salah, tidak tepat, tidak sesuai
dengan takaran dan indikasinya maka obat dapat membahayakan kesehatan
(Depkes, 2008).
1) Dapatkan obat (Da)
Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 51 tahun 2009, masyarakat
dapatmendapatkan obat difasilitas pelayanan kefarmasian yaitu :
a. Apotek
b. Instalasi rumah sakit
c. Klinik
d. Toko obat

Setiap obat yang beredar selalu memiliki informasi tentang obat yang
menyertai pada kemasan obat dan brosur atau leaflet. Yang harus diperhatikan pada
saat membeli obat adalah memperhatikan penandaan diantaranya (BPOM RI,
2015):

a. Nama obat dan zat aktif


b. Logo Obat Pada kemasan obat, terdapat logo berupa tanda lingkaran sebagai
identitas golongan obat, yaitu obat Bebas, Obat Bebas Terbatas dan Obat Keras.
c. Nomor Izin Edar (NIE) atau Nomor Registrasi Untuk memastikan obat telah
terdaftar di Badan POM sehingga obat dijamin aman, berkhasiat dan bermutu.
NIE obat terdiri dari 15 digit, contoh: DKL1234567891A1.
d. Batas Kedaluwarsa (Expired date/ED) adalah batas waktu jaminan produsen
terhadap kualitas produk. Bila penggunaan telah melewati batas ED, produsen
tidak menjamin kualitas produk tersebut.
e. Kemasan Obat, Kondisi kemasan obat dalam keadaan baik seperti segel
tidakrusak, warna dan tulisan pada kemasan tidak luntur.
f. Nama dan Alamat industri Farmasi
g. IndikasiAdalah khasiat atau kegunaan dari suatu obat. Pastikan indikasi obat
yangtercantum pada kemasan sesuai dengan gejala penyakit yang dialami.
h. Efek SampingAdalah efek yang tidak diinginkan mungkin terjadi setelah minum
obat, padatakaran lazim misalnya dapat menyebabkan kantuk, mual, gangguan
dalamsaluran cerna.
2) Gunakan obat (Gu)
Setiap obat mempunyai manfaat, namun mempunyai efek samping yang
dapatmerugikan kesehatan jika digunakan tidak sesuai aturan pakai (BPOM RI,
2015).Untuk remaja mintalah pendampingan orang tua untuk minum obat,
janganlahmengkonsumsi obat sendiri atau tanpa pengawasan orang tua.
Gunakanlah Obatsesuai dengan aturan pakainya. Contoh Aturan Pakai Obat
(BPOM RI, 2015):
a. Sehari 2 x 1 tablet artinya sehari obat tersebut digunakan 2 kali (misalnya pagi
dan malamselang 12 jam) dan setiap kali minum obat sebanyak 1 tablet.
b. Sehari 3 x 1 Sendok teh artinya sehari obat tersebut digunakan sebanyak 3 kali
(misalnya pagi, siangdan malam) dan setiap kali minum obat sebanyak 1 sendok
teh.
c. Sehari 2 x 2 kapsul artinya sehari obat tersebut diminum sebanyak 2 kali
(misalnya pagi danmalam) dan setiap kali minum obat sebanyak 2 kapsul.
3) Simpan obat (SI)
Cara menyimpan obat secara umum (Depkes, 2008) :
a. Jauhkan dari jangkauan anak-anak
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat
c. Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsungatau
ikuti aturan yang tertera pada kemasan
4) Buang obat (BU)
a. Hilangkan semua label dari wadah obat.
b. Untuk kapsul, tablet atau bentuk padat lain, hancurkan dahulu dan campurobat
tersebut dengan tanah,atau bahan kotor lainnya, masukkan plastik danbuang ke
tempat sampah.
c. Untuk cairan selain antibiotik, buang isinya pada kloset. Dan untuk
cairanantibiotik buang isi bersama wadah dengan menghilangkan label ke
tempatsampah.
2.2 METODE PENYULUHAN
Metode yang digunakan dalam melaksanakan program kesehatan DAGUSIBU
adalah penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan cara menjelaskan dan
membagikan leaflet yang berisi informasi penting terkait DAGUSIBU. Adapun
tahap-tahap yangdilakukan sebelum dan selama kegiatan yaitu:
1. Mengkaji, memilih, dan menetapkan tema kegiatan
Mengkaji dan memilih tema kegiatan penting dilakukan agar kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Beberapa pilihan tema penyuluhan
ditawarkan oleh pihak pelaksana dan dari beberapa pilihan yang ada, DAGUSIBU
ditetapkan sebagai pilihan.
2. Menyusun perencanaan penyuluhan
a. Menetapkan tujuan dan manfaat
b. Penentuan sasaran
c. Menyusun materi / isi penyuluhan
d. Memilih metode penyuluhan
e. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
f. Penentuan kriteria evaluasi
3. Pelaksanaan Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain :
a) Pembukaan
Pembukaan diawali dengan memberi salam, memperkenalkan nama anggota
kelompok, dan menyampaikan tujuan dan manfaat dari penyuluhan.
Sehinggapeserta diharapkan dapat lebih antusias dalam mengikuti rangkaian
kegiatanpenyuluhan.
b) Penyampaian materi
Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah. Ceramah adalah
pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan sekelompok
pengunjungatau pendengar. Metode ini digunakan pada kelompok yang besar
(sasaranberjumlah lebih dari 15 orang). Pada hakikatnya ceramah adalah proses
transferinformasi dari pengajar ke sasaran belajar. Untuk memudahkan dalam
prosestransfer informasi, digunakan leaflet yang berisi tentang materi yang
akandisampaikan. Metode ceramah terkadang dikombinasi dengan proses tanya
jawabuntuk memastikan peserta bisa memahami materi dengan baik.
c) Penutup
Diakhir acara dibagikan form checklist terkait pemahaman peserta terhadap
materi yang disampaikan.
BAB III
PENDAHULUAN
3.1 Waktu dan Tempat
Agenda penyuluhan ini dilakukan pada hari Sabtu, 05 Oktober 2019 di Sekolah
Dasar Negeri 2 Kaligondang, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga.
3.2 Alat Bantu dan Media Penyuluhan
3.2.1 Alat Bantu
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu
ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan
misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya kuesioner.
3.2.2 Media Penyuluhan
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini
adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubric atau
tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi
kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup
banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik,
mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media cetak
memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan
mudah terlipat.
3.3 Prosedur Penyuluhan
3.3.1 Pembukaan
Pembukaan diawali dengan memberi salam, memperkenalkan nama
anggota kelompok, dan menyampaikan tujuan dan manfaat dari penyuluhan.
Sehingga peserta diharapkan dapat lebih antusias dalam mengikuti rangkaian
kegiatan penyuluhan.
3.3.2 Penyampaian materi
Penyampaian materi dilakukan dengan metode ceramah. Ceramah adalah
pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan sekelompok
pengunjung atau pendengar. Metode ini digunakan pada kelompok yang besar
(sasaran berjumlah lebih dari 15 orang). Pada hakikatnya ceramah adalah proses
transfer informasi dari pengajar ke sasaran belajar. Untuk memudahkan dalam
proses transfer informasi, digunakan leaflet yang berisi tentang materi yang akan
disampaikan. Metode ceramah terkadang dikombinasi dengan proses tanya
jawab untuk memastikan peserta bisa memahami materi dengan baik.
3.3.3 Penutup
Diakhir acara dibagikan form checklist terkait pemahaman peserta terhadap
materi yang disampaikan. Kemudian ditutup dengan salam dan foto bersama.
3.4 Analisis Data
Rumus untuk mengetahui skor persentase (Arikunto, 2006).

Keterangan :

P = Persentase

X = Jumlah jawaban yang benar

N = Jumlah jawaban seluruh item soal

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

1. Baik : 76% - 100%

2. Cukup : 56% - 75%

3. Kurang : < 55%


3.5 Rundown Acara
No Acara Waktu
1 Pembukaan 07.30 - 07.45
2 Pretest (Kuisioner) 07.45 – 08.15
3 Materi:Pengenalan Apoteker dan DAGUSIBU 08.15 – 08.45
4 Ice breaking 08.45 – 09.00
5 Postest (Kuisioner) 09.00 – 09.15
6 Penutup 09.15- selesai

Anda mungkin juga menyukai