Sistem Pengontrol Temperatur Dan Kelembaban Otomatis Untuk Ruang Penyimpanan Buah
Sistem Pengontrol Temperatur Dan Kelembaban Otomatis Untuk Ruang Penyimpanan Buah
Sistem Pengontrol Temperatur Dan Kelembaban Otomatis Untuk Ruang Penyimpanan Buah
02 (2017) 77-90
Artikel Penelitian
INFORMASI ARTIKEL A B S T R A C T
Sejarah Artikel: One of the preservation fresh fruit techniques is by using low temperature storage
Diterima Redaksi: 04 Agustus 2017 techniqe. This methode is intended to maintain good quality fresh fruits during the
Revisi Akhir: 01 September 2017 period of storage. Maintaining fresh friuts in the suggested low temperature and
humidity lead to decelaration the activities of the causes of the spoilage of fresh fruits.
Diterbitkan: 31 Oktober 2017
Currently, fresh fruit storage methods is only focus on using low temperature storage
methods regardless the prerequisites of the temperature nor humidity suggested best
KATA KUNCI for fresh fruit preservation. Nowaday’s fruit storages used for maintaining fresh fruit
longer is only operated by keeping the storage temperature constant on certain value
Buah during the period of storing and the value of the temperature is set manually.
However, in order to optimise the results in fruit preservation, the temperature and
Otomatis humidity are also needed to be varied during priod of storage. This article illustrates
the development of a system which can automatically control the temperature and
Mikrokontroler
humidity of the storage room in accordance with fruit preservation temperature and
Temperatur humidity suggested. In addition, , the temperature and humidity are also can be varied
during priod of storage. This research is started by designing and building the
Kelembaban electronic wiring system and controlling system. Next, continuing with programming
for a microcontroller kit using Arduino IDE software. The container used for the fruit
KORESPONDENSI storage is a modified showcase fridge which is equipped with an ultrasonic
humidifier and a DHT11 temperature and humidity sensor. The testing is carried out
E-mail: zulkifliamin@ft.unand.ac.id by observing the ability of the controlling unit apparatus to control the temperature
and humidity of the storage container based on program inputed into the controller
kit. The storage container is controlled to have temperature of 25°C, 10°C, and 25°C
accordingly and the humidity of 85%. Both the temperature and humidity of the
storage container are then measured and read manually using temperature and
humiditymeter HTC-2. These temperature and humidity measurement data are
compared with the temperature and humidity automatically measured by the sensors
in the the control unit apparatus. The measurement results show that the values of
temperatures and humidity measured by both methods are nearly the same. So, it can
be concluded that the controlling unit apparatus is worked properly. It can control the
temperature and humidity of the storage container as the program inputed into the
controller kit and it can read the temperature and humidity accurately. In addition,
the experiment using papaya fruits shows that the papaya fruits can be maintained
fresh longer.
daya simpan buah yang sangat singkat. Aktivitas Teknologi penyimpanan buah saat ini belum
metabolisme seperti respirasi, transpirasi dan optimal dalam hal pengaturan dan pemantauan
produksi etilen masih terjadi setelah proses panen kondisi temperatur dan kelembaban ruang
pada jenis buah-buahan ini. Sehingga mempercepat penyimpanan yang tepat. Alat yang digunakan
proses pematangan, penuaan, pelayuan dan untuk memperpanjang umur kesegaran buah
pembusukan. Hal ini menyebabkan daya simpan sekarang ini hanya ditujukan untuk menjaga
buah semakin menurun [2]. temperatur pendinginan tetap pada nilai tertentu
selama penyimpanan. Sedangkan untuk
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
menjaga kualitas buah, salah satunya ialah metode penyimpanan buah juga diperlukan pengaturan
penyimpanan pada suhu rendah (sekitar 2,2ºC – temperatur yang bervariasi terhadap waktu selama
15,5ºC) [3]. Penggunaan temperatur rendah dan waktu penyimpanan. Oleh karena itu, pada
kelembaban relatif tinggi, dapat menghambat penelitian ini dilakukan pengembangan terhadap
sumber kerusakan seperti aktifitas fisiologis, sebuah sistem yang dapat mengontrol temperatur
aktifitas mikroba, transpirasi dan evaporasi sampai dan kelembaban ruang penyimpanan secara
batas waktu tertentu [3]. Hal penting yang harus otomatis berdasarkan standar penyimpanan buah
diperhatikan pada penyimpanan dengan temperatur yang ada dan temperatur penyimpanan dapat
rendah adalah penggunaan temperatur yang tepat, divariasikan secara otomatis selama penyimpanan.
karena penyimpanan tidak boleh dilakukan pada
temperatur terlalu rendah karena dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan buah akibat 2. KAJIAN PUSTAKA
temperatur dingin (chilling injury) [4].
2.1. Buah dan Metode Penyimpanan Buah Paska
Panen
Untuk menjaga kualitas buah, diperlukan teknologi
yang dapat diterapkan untuk menunjang proses Masalah yang membatasi perdagangan buah-
peyimpanan buah. Namun, pada kenyataannya buahan dan sayuran adalah daya simpannya yang
petani tradisional di indonesia masih belum relatif singkat dan besarnya variasi tingkat
menerapkan teknologi penyimpanan buah paska kematangan sehingga mutunya tidak seragam.
panen karena kebanyakan petani secara individu Umumnya, pedagang dan pemasok membeli buah-
tidak mampu membeli teknologi penyimpanan buah buahan dari petani saat buah tersebut cukup tua tapi
[5]. Sehingga petani tradisional cenderung belum matang dengan harapan dapat sampai ke
menyimpan buah hasil panen pada temperatur tangan konsumen dalam kondisi segar, kualitas
ruangan yang menyebabkan daya simpan menjadi kematangan seragam dan siap dikonsumsi [7].
pendek atau menggunakan lemari pendingin (cool
case) biasa tanpa mengetahui standar penyimpanan Setelah dipanen, jaringan pada produk pertanian
buah yang sesuai. Hal ini menyebabkan kualitas masih hidup. Hal ini dikenal dengan aktifitas
buah seperti rasa dan bentuk menjadi tidak bagus fisiologis seperti respirasi, transpirasi dan produksi
lagi. Setiap buah memiliki standar temperatur dan etilen. Aktifitas fisiologis pada produk pertanian
kelembaban optimum untuk penyimpananya. Selain menyebabkan perubahan yang tidak dapat
itu setelah proses panen, sebagian besar buah- dihentikan namun dapat diperlambat. Tahap akhir
buahan juga tidak dapat langsung disimpan pada dari perubahan tersebut ialah kalayuan. Respirasi
ruang pendingin bertemperatur rendah, karena adalah suatu proses metabolisme biologis dengan
setelah dikeluarkan dari ruangan pendingin buah menggunakan oksigen dalam perombakan senyawa
akan mengalami pematangan tidak sempurna [6]. untuk menghasilkan CO2, air dan sejumlah besar
Diperlukan perlakuan khusus penyesuian elektron-elektron. Pada umumnya produk hasil
temperatur dan kelembaban bagi buah sebelum pertanian setelah dipanen masih melakukan proses
masuk ke proses pendinginan. respirasi serta metabolisme lain sampai bahan
tersebut rusak dan proses kehidupan berhenti [8].
Tabel 2.1 Temperatur penyimpanan, kelembaban dan daya simpan buah [11]
Komoditi Suhu (°C) Kelembaban (%) Daya simpan (hari)
Alpukat 13 85 – 90 14
Pisang sere 12 -15 85 – 90 28
Cavendis hijau 12 - 14 85 – 90 28
Cavendish matang 12 85 – 90 7
Pisang berangan 15 85- 90 28
Jeruk manis 8 - 10 90 14
Pepaya 10 85 – 90 21
Jambu biji 8 – 10 85 – 90 35
Rambutan 10 90 – 95 18
Etilen merupakan senyawa organik sederhana yang sedangkan kelembaban relatif untuk penyimpanan
dapat berperan sebagai hormon pengatur buah pepaya adalah 85 – 90%, di bawah rentang
pertumbuhan, perkembangan, dan kelayuan. tersebut, buah akan mengalami kematangan tidak
Keberadaan etilen akan mempercepat proses sempurna sebaliknya di atas rentang tersebut akan
kelayuan [9]. Transpirasi adalah pengeluaran air memicu tumbuhnya jamur yang mempercepat
dari jaringan produk nabati. Transpirasi yang pembusukan [12].
berlebihan menyebabkan pengurangan berat,
kelayuan, nilai tekstur dan nilai gizi [10]. Untuk mendapatkan kualitas buah pepaya yang baik
Komuditas pada temperatur yang tidak sesuai akan untuk dikonsumsi, dilakukan beberapa tahapan
menyebabkan kerusakan fisiologis berupa: pengendalian temperatur secara manual. Yang
Freezing Injuries, Chilling Injuries, Heat Injuries pertama yaitu setelah dipetik buah pepaya harus
[10]. disimpan pada temperatur ruangan (sekitar 25°C)
selama 2 hari untuk menyamakan temperatur ruang
Penyimpanan dingin adalah sebagai proses dan temperatur buah, hal ini bertujuan untuk
pengawetan bahan dengan cara pendinginan pada pematangan yang merata. Setelah itu dilakukan
suhu di atas temperatur bekunya. Secara umum penyimpanan pada temperature 10°C – 15 °C untuk
pendinginan dilakukan pada temperatur 2.2°C - menghambat laju respirasi buah. Selanjutnya buah
15.5°C tergantung kepada masing-masing bahan disimpan kembali pada temperatur ruangan selama
yang disimpannya [2]. Pendinginan menuntut 3 hari.
adanya pengontrolan terhadap kondisi lingkungan
antara lain temperatur yang rendah, komposisi Penyimpanan pepaya untuk keperluan distribusi
udara, kelembaban dan sirkulasi udara [3]. jarak jauh disarankan pada temperatur 8°C karena
Temperatur penyimpanan yang digunakan tidak pada kondisi ini aktifitas fisiologis buah berhenti
boleh terlalu rendah karena dapat menyebabkan total. Dibawah temperatur tersebut, kondisi buah
terjadinya kerusakan buah akibat chilling injury tidak akan baik lagi karena mengalami pecah pada
[10]. Temperatur penyimpanan untuk buah yang daging buah [12].
direkomendasikan untuk penyimpanan dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
2.2. Sistem Kontrol
Pepaya merupakan buah kalimetrik yang memiliki Sistem kontrol adalah proses pengaturan maupun
daya simpan yang sangat singkat. Dari sebuah pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran
penelitian yang pernah dilakukan, untuk menjaga (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu
kualitas buah pepaya digunakan metode harga atau dalam suatu range tertentu. Sistem
penyimpanan pada temperatur rendah [12]. kontrol banyak diterapkan di industri. Adapun
Penyimpanan pada temperatur yang rendah akan contoh parameter yang harus dikontrol atau
menurunkan nilai kelembaban ruang penyimpanan, dikendalikan seperti tekanan, aliran, suhu,
kode dan meng-upload ke board Arduino. Sistem Pada sistem pengontrolan otomatis yang dirancang
operasi yang dapat digunakan seperti Windows, pada ruang penyimpanan buah, digunakan
Mac OS X, dan Linux. Arduino Uno dapat mikrokontrler Arduino Uno sebagai pusat kendali.
diprogram dengan software Arduino yang dapat mikrokontroler ini akan terhubung dengan sensor,
didownload di http://arduino.cc/en/Main/Software LCD, dan rangkian driver relay. Rangkaian driver
[17]. relay nantinya terhubung juga dengan dua buah
peralatan yaitu mesin pendingin dan humidifier
untuk menambah kelembaban udara pada ruang
3. METODOLOGI penyimpanan. Skema rangkaian elektronik secara
keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.2. Skema
Hal yang pertama kali dilakukan dalam penelitian rangkaian dibuat dengan menggunakan software
ini adalah identifikasi masalah dan studi literatur. Proteus 8.
Kemudian berturut – turut dilakukan perancangan
sistim kerja alat, perancangan fisik sistem dan Rangakaian sensor merupakan rangkaian yang
perangkat elektronik. Selanjutnya dibuat gambar menghubungkan sensor dengan kontroler. Pada
teknik alat, diikuti dengan penyusunan algoritma rancangan ini digunakan sensor DHT11 yang
dan flowchart pemograman sistem pengontrolan. merupakan sensor yang dapat mendeteksi
Setelah itu pengerjaan perangkat elektrik dan perubahan temperatur dan kelembaban. Sensor
perangkat fisik alat, pemrograman sistim serta mempunyai empat buah pin yang terdiri dari input
terakhir dilakukan pengujian sistim dan pengujian tegangan sensor (5 volt DC), ground, NC, dan data.
alat. Pin data terhubung langsung pada pin digital 7 pada
board Arduino.
Sistim pengontrolan otomatis pada ruang
penyimpanan buah yang akan dirancang mampu Board Arduino yang berfungsi sebagai pusat
melakukan pengambilan keputusan untuk kendali. Pin VCC 5V berfungsi men-suplai daya ke
mendinginkan ruang pendingin dan menambah pin input tegangan untuk sensor DHT11 dan LCD ,
kelembaban udara dalam ruang penyimpanan. pin GND berfungsi sebagai ground- nya. Pin input
Pembacaan temperatur dan kelembaban dilakukan data yang digunakan pada sistem ini hanya pin
oleh sensor. Sinyal yang diperoleh oleh sensor akan digital. Pin 2,3,4,5,11, dan 12 terhubung ke LCD,
dikirimkan ke kontroler dan diproses oleh kontroler Pin 7 terhunbung ke sensor DHT11, dan pin 8, 9
tersebut. Kontroler mengirimkan perintah kepada terhubung ke rangkaian relay yang terhubung
dua aktuator, yaitu mesin pendingin dan humidifier dengan mesin pendingin dan ultrasonic humidifier.
(untuk menambah kelembaban) melalui relay. Hasil
pembacaan ruang penyimpanan akan ditampilkan LCD atau Liquid Crystal Display berfungsi untuk
oleh LCD. Berikut ditampilkan diagram blok sistem menampilakan pembacaan data oleh sensor pada
pada Gambar 3.1. ruang penyimpanan buah. Untuk mengaktifkan
LCD dibutuhkan tegangan 5V dari pada pin VCC.
Untuk mengatur kecerahan layar pada LCD sebagai Switch mampu diaktifkan oleh
digunkan potensiometer 5K Ohm yang merupakan mikrokontroler Arduino dan menghubungkan
jenis resistor variabel yang pinnya terhubung keluaran yang besar (AC) tanpa mempengaruhi
dengan VCC, GND dan RW, Vo. Selanjutnya pin kerja mikrokontroler Arduino.
Rs, Rw, D4, d5, D6, D7 pada LCD masing - masing
terhubung pada pin pin 12, 11, 5, 4, 3, 2 pada pin Agar rancangan yang akan dibuat berjalan dengan
Arduino. baik, maka diperlukan langkah - langkah kerja yang
harus dilakukan oleh sistem pengontrolan otomatis
Untuk mengontrol keluaran atau output yang ini. Langkah kerja atau algoritma dan flowchart
memiliki tegangan yang besar tidak memungkinkan (pada Gambar 3.3) dari sistem pengontrolan ini
bagi mikrokontroler Arduino. Mikrokontroler dimulai dari menaktifkan Sistem Pengontrolan,
Arduino hanya mampu mengeluarkan tegangan kemudian ketika program dijalankan maka sensor
output maksimal 5 volt DC, sedangkan pada sistem membaca perubahan temperatur dan kelembaban
yang dirancang ini tegangan keluaran yang pada ruang penyimpanan. Setelah itu, sinyal diolah
diharapkan ialah sebesar 24 volt DC untuk oleh mikrokontroler sesuai dengan program yang
menghidupkan ultrasonic humidifier dan 220 volt diinputkan. Kemudian, sinyal tersebut dikirim ke
AC untuk mengaktifkan mesin pendingin. Oleh driver relay untuk proses pengeksekusian di dalam
sebab itu digunakan rangkaian relay yang terhubung ruang penyimpanan. Jika temperatur ruang besar
dengan IC ULN2003 yang mana dua buah pinnya dari temperatur referensi, maka mesin pendingin
akan terhubung dengan pin keluaran digital pada hidup. Jika telah temperatur ruang sama atau kurang
mikrokontroler Arduino. Relay yang berfungsi dari temperatur referensi maka mesin pendingin
Mulai
Ya Ya
Selesai
mati. Begitu juga dengan kelembaban, kelembaban terhadap kelembaban yang tak terkontrol. Yang
ruang kecil dari kelembaban referensi maka kedua yaitu pengontrolan temperatur secara kontinu
ultrasonic humidifier hidup. Jika kelembaban ruang pada temperatur 25°C - 15°C - 10°C dengan rentang
sama atau lebih dari kelembaban referensi maka waktu yang diasumsikan berdasarkan lama waktu
ultrasonic humidifier akan mati. Pengulangan penyimpanan yang sebenarnya. Selain temperatur,
proses akan dilakukan untuk nilai referensi yang kelembaban ruangan juga dikontrol sesuai dengan
berbeda. kelembaban relatif yang disarankan yaitu 85%.
Pengujian ketiga dilakukan dengan pemberian
Pengujian sistem dilakukan dengan cara objek uji coba berupa buah pepaya sebagai beban
membandingkan pembacaan sensor pada ruang pendinginan. Pengujian berlangsung selama 21 hari
penyimpanan saat program dijalankan. dengan pengontrolan temperatur dan kelembaban
Perbandingan pembacaan data dilakukan secara seperti hampir sama dengan pengujian dua, namun
manual dengan menggunakan alat ukur Temperatur dengan input nilai temperatur yang sedikit berbeda
dan Humidity meter. Terdapat tiga jenis pengujian yaitu 25°C - 10°C - 25°C. Buah pepaya yang
yang dilakukan, yang pertama yaitu mengamati diletakan didalam lemari pendingin dibandingkan
pengaruh penurunan temperatur ruangan yang laju kematanganya dengan buah pepaya yang
dikontrol sampai 8°C pada ruang penyimpanan diletakan pada ruangan kamar.
Gambar 4.4 Tampilan pembacaan ruang oleh LCD Pada awal sistem dioperasikan nilai kelembaban
ditunjukan 70% pada display namun setelah sistem
Saat pengoperasian alat, kotak kontrol mampu berhenti beroperasi nilai kelembaban menjadi 20 %.
menampilkan pembacaan ruang penyimpanan buah Pada pengujian yang telah dilakukan tampak bahwa
pada LCD seperti pada Gambar 4.4. nilai kelembaban relatif yang ditampilkan
mengalami penurunan seiring turunnya temperatur
Pada mesin pendingin yang digunakan sebagai ruang pendinginan. Untuk menganalisa fenomena
ruang uji coba alat, diletakan sensor DHT11 yang yang terjadi pada proses pendinginan ini, diperlukan
berfungsi membaca perubahan keadaan ruang. kajian dan pembuktian dengan menggunakan
Selain itu pada bagian bawah ruang penyimpanan diagram psikometrik. Psikometrik merupakan ilmu
diletakan ultrasonic humidifier berfungsi untuk yang mempelajari sifat - sifat termodinamika dari
menambah kelembaban pada ruang penyimpanan. udara.
4.2. Pengujian pada Sistem Pengontrol Pada diagram psikometrik tampak bahwa
Temperatur dan Kelembaban Otomatis untuk penurunan temperatur yang terjadi menunjukan
Ruang Penyimpanan Buah nilai kelembaban menjadi bertambah. Pada
temperatur 25°C nilai Rh ialah 50%, setelah
Untuk melihat kemampuan alat yang telah dibuat, diturunkan menjadi 20°C nilai Rh menjadi 70%.
maka dilakukan beberapa jenis pengujian. Pertama Hal ini berbeda dengan hasil yang didapati dari
pengujian pembacaan data pengaruh penurunan pembacaan sensor dan alat ukur seperti pada
temperatur ruang penyimpanan terhadap waktu. Gambar 4.6. Fenomena ini terjadi karena nilai
Kedua pengujian pembacaan data temperatur dan pembacaan Rh pada sensor bukanlah nilai
kelembaban ruang penyimpanan terkontrol. Ketiga, kelembaban relatif pada saat temperatur yang
pengujian pembacaan data temperatur dan ditunjukan. Karena untuk mendapatkan nilai Rh
kelembaban ruang penyimpanan terkontrol dengan yang sesuai masih harus melewati tahapan
pemberian beban pendinginan (buah pepaya). kondensasi dan pemisahan air dari udara saat udara
tak sangggup menampung uap air lagi.
Pada pengujian pertama temperatur ruang
penyimpanan diturunkan secara otomatis sampai Pada pengujian kedua diberikan perintah
8°C oleh kontroler dan kelembaban ruang dibiarkan pemograman pada kotak kontrol untuk menurunkan
tanpa pengontrolan. Untuk menurunkan temperatur temperatur ruang menjadi 25°C, 15°C, dan 10°C,
ruang penyimpanan hingga mencapai temperatur secara otomatis dan bertahap dengan waktu jeda
8°C dibutuhkan waktu selama 42 menit dari awal masing- masing 1, 3, dan 2 menit oleh kotak
pengaktifan program. Program yang diinputkan kontrol. Untuk mencapai temperatur 10°C
memerintahkan apabila nilai temperatur telah pengontrol membutuhkan waktu selama 1 jam 22
mencapai 8°C maka secara otomatis mesin akan menit. Data yang didapat oleh pengontrol
mati. Namun mesin pendingin berhenti disaat dibandingakan dengan pengukuran secara manual.
display menunjukan nilai 7°C. Hal ini terjadi Perbandingan data yang didapat cukup memiliki
Gambar 4.5 Grafik perbandingan penurunan temperatur terhadap waktu dari hasil pembacaan ruang secara
manual dan otomatis
Gambar 4.6 Grafik perbandingan penurunan kelembaban terhadap waktu dari hasil pembacaan ruang secara
manual dan otomatis
rentang selisih nilai perbandingan yang lumayan oleh sensor dan pembacaan oleh alat ukur memiliki
beragam (Gambar 4.7). Hal ini terjadi karena rentang nilai yang cukup jauh seperti yang
perbedaan respon pembacaan data baik oleh alat ditunjukan Gambar 4.8. Hal ini dikarenakan
ukur maupun oleh sensor. pembacaan nilai kelembaban oleh alat ukur
cenderung berubah - ubah secara cepat, sedangkan
Nilai kelembaban juga dikontrol pada pengujian pembacaan nilai kelembaban pada kotak kontrol
kedua ini, yaitu pada kelembaban 85%. Untuk cenderung sedikit lambat. Oleh sebab itu terjadi
membuat kelembaban ruang sesuai dengan nilai sedikit perbedaan pembacaan nilai data. Selain itu
yang diinputkan, ultrasonic humidifier melakukan perubahan nilai kelembaban pada ruangan sangat
pengaktifan sebanyak empat kali. Berbeda dengan dipengaruhi oleh penurunan temperatur setiap
hasil perbandingan data kelembaban ruang pada waktunya.
pengujian pertama, nilai pembacaan kelembaban
Gambar 4.7 Grafik perbandingan temperatur terkontrol terhadap waktu dari hasil pembacaan ruang secara
manual dan otomatis
Gambar 4.8 Grafik perbandingan Kelembaban terkontrol terhadap waktu dari hasil pembacaan ruang secara
manual dan otomatis
Sedangkan pada pengujian ketiga perintah program mampu bekerja cukup baik, karena nilai
yang diinputkan memiliki nilai kelembaban yang pembacaanya tidak jauh berbeda jika dibandingkan
sama dengan perintah program pada pengujian dengan alat ukur yang telah terkalibrasi. Selain
kedua namun pada nilai temperatur sedikit berbeda. perbandingan dengan alat ukur yang terkalibrasi,
Nilai yang diinputkan yaitu 25°C, 10°C, dan 25°C, pada Gambar 4.9 dan 4.10 terlihat bahwa nilai
dimana pengujian dilakukan selama 26 hari dengan pembacaan temperatur dan kelembaban relatif
memberikan beban pendinginan berupa buah ruangan (kamar). Nilai tersebut hanya sebagai
pepaya didalam ruang pendingin. Nilai yang dibaca pendukung dari pengamatan objek uji sampel buah
oleh pengontrol, baik itu nilai temperatur dan nilai yang diletakan pada ruangan kamar biasa sebagai
kelembaban relatif memiliki rentang pembacaan pembanding sampel yang disimpan didalam ruang
yang tidak terlalu jauh dengan pembandingnya (alat pendingin.
ukur). Dengan kata lain, alat sudah dapat dikatakan
Gambar 4.9 Grafik perbandingan Temperatur terkontrol terhadap waktu dari hasil pembacaan ruang secara
manual dan otomatis dengan pemberian beban pendinginan
Gambar 4.10 Grafik perbandingan Kelembaban terkontrol terhadap waktu dari hasil pembacaan ruang secara
manual dan otomatis dengan pemberian beban pendinginan
Gambar 4.11 Buah pepaya sebagai sampel uji (a) pepaya yang diletakan di luar mesin pendingin (b) pepaya
yang diletakan didalam mesin pendingin