Cacing Tambang
Cacing Tambang
Cacing Tambang
Ciri-ciri hook worm dewasa : Walaupun terdiri dari beberapa spesies, cacing ini mempunyai
morfologi yang hampir sama, perbedaan tiap spesies bisa dilihat dari susunan gigi / lempeng
pemotong.
ukuran : panjang ± 1 cm
berwarna putih kekuningan
ujung posterior cacing betina lurus dan meruncing
ujung posterior cacing jantan membesar karena adanya bursa kopulatoris yang terdiri dari :
bursa rays / vili dorsal, spicula, dan gubernaculum
perbedaan antar spesies hook worm :
a. Ancylostoma duodenale → mempunyai 2 pasang gigi besar
b. Necator americanus → mempunyai sepasang lempeng pemotong
c. Ancylostoma brazilliense → mempunyai 1 pasang gigi besar dan 1 pasang gigi kecil
d. Ancylostoma ceylanicum → mempunyai 1 pasang gigi besar dan 1 pasang gigi
e. Ancylostoma caninum → mempunyai 3 pasang gigi besar.
f. Gejala Klinis Infeksi Cacing Tambang
Larva
Ground itch / Dew itch adalah rasa gatal yang timbul saat larva hook worm masuk
menembus kulit, semakin banyak larva yang menembus kulit semakin hebat gejala
yang timbul. Masuknya larva hook worm yang menembus kulit juga bisa
menyebabkan dermatitis dengan eritemia, edema, vesikel, dan gatal.
Infeksi pertama memberikan gejala yang lebih berat daripada infeksi ulangan.
Larva dari cacing tambang hewan (Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma
ceylanicum, dan Ancylostoma caninum) juga bisa menginfeksi manusia dan
menimbulkan creeping eruption (cutaneus larva migrans). Dalam kulit manusia larva
bisa hidup beberapa hari sampai beberapa bulan. Larva ini mengembara dalam kulit
manusia tetapi tidak pernah mencapai stadium dewasa.
Pengobatan :
Obat Anthelminthic (obat yang membersihkan tubuh dari cacing parasit), seperti albendazole
dan mebendazole, merupakan obat pilihan untuk pengobatan infeksi cacing tambang. Infeksi
pada umumnya diobati selama 1-3 hari. Obat yang ini efektif untuk mengobati infeksi dan
hanya memiliki sedikit efek samping. Suplemen zat besi juga diperlukan jika pendertia
memiliki anemia.
Cacing tambang tersebar luas di daerah tropis dan subtropis. Cacing ini mempunyai
prevalensi yang tinggi di daerah perkebunan dan persawahan. Cacing ini menyerang terutama
pada golongan sosial ekonomi rendah. Tanah yang gembur, lembab, teduh,tanah berpasir,
atau tanah liat dan humus merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan telur cacing tambang
sampai menjadi larva. Telur dan larva mudah mati karena keekeringan dan suhu yang rendah.
Di Indonesia Necator americanus lebih banyak dijumpai daripada Ancylostoma duodenale.
Frekuensi infeksi pada pria lebih besar daripada wanita. Kebiasaan buang air besar
sembarangan, penggunaan kotoran manusia sebagai pupuk, kebiasaan tidak memakai alas
kaki dan kurangnya pengetahuan tentang kebersihan dan kesehatan merupakan faktor-faktor
yang menguntungkan untuk perkembangan dan penyebarang cacing tambang.