Hadis Tentang Walimah
Hadis Tentang Walimah
Hadis Tentang Walimah
Makalah
“HadisHukumKeluarga”
Oleh:
Dosen Pengampu :
2019
KATA PENGANTAR
Surabaya,
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Islam adalah agama yang syumul (univiersal).Agama yang
mencakupsemuasisikehidupan, tidakadasatumasalah pun dalamkehidupaninti yang
tidakdijelaskan. Islam merupakan agama yang berisikanperaturandanundang-undang
yang termaktubsecaratersuratdantersiratdalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Keduanyamemeberikanpetunjuktentangberbagaihal. Salah satuhukumislam yang
berkaitandenganmanusiadalalmhubunhannyadengansesamaadalahmenyangkutperkawina
n.Dalammasalahperkawinan, islamtelahberbicarabanyak,
dimulaibagaimanacaramencarikriteriapendampinghiduphinggabagaimanamemperlakukan
nyadikalaresmimenjadipenyejukhati.
Yang manadidalamperkawinanterdapatsatubentukupacara yang di sebutwalimah
al-urs. Al-Qur’an tidakmenyinggungmengenaipelaksaanaanwalimah al-urs,
tetapihanyamenganjurkanuntukmelangsungkanpernikahan. Namun,
penyelenggaraanwalimah al-ursiniada di hadistNabis.a.w. danakanpenulisbahas di
pembahasan.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimanapengertianwalimah?
2. Apalandasanhukumwalimah ?
C. Tujuan
1. Untukmengetahuidefinisiwalimahsecaraumummaupundefinisidari para ulama’.
2. Untukmengetahuilandasanhukumwalimah yang akan di
sandarkanketikamembahasmasalahwalimah.
D. Manfaat
1. Agar
penulisdanpembacamengetahuisertapahambagaimanawalimahitusendiridanlandasanh
ukummengenaiwalimah.
4
BAB II
PEMBAHASAAN
A. PengertianWalimah
Walimah secara etimologi berarti al-Jam’u artinya berkumpul. Sedangkan
menurut terminology al-Walim adalah segala bentuk makanan yang disediakan dalam
pesta (hajaytan/kenduri). Dalam kata arab al-Walim yang secara etimologi berarti
makanan pengantin. Sedangkan menurut Imam al-Azhuri adalah al-ijtima’ yang
mempunyai makna kumpul, karena pada saat itu masyarakat berkumpul untuk
mendatangi acara tersebut atau karena kedua seuami istri itu berkumpul.
1
H.Darmawan, M.HI EksistensiMahardanWalimah (Surabaya: Avisa, 2011), hlm.62
2
Muhammad Fu’ad Abdul BaqiAl-lu’lu’walMarjan, (Semarang: PT.KAryaToha Putra, 2002), hlm.105
B. Dasar Hukum Walimah
Dari Anas Bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam melihat bekas kekuningan yang menempel pada Abdurrahman bin Auf, lalu beliau
bertanya. “Apaini?’’ Ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menikah
dengan seorang wanita dengan maskawin senilai satu biji emas. Beliau bersabda,
“Semoga Allah meberkahimu”, selenggarakanlah walimah walaupun hanya dengan
[memotong] seekor kambing.” (Muttafaq Alaih dan lafazhnya menurut Muslim).
C. Hikmah Walimah
3
Hal yang perlu di ingat ketika mengadakan acara walimah supaya tindakan yang
dilakukan sesusai dan mendapatkan hikmah dari melaksanakan walimah itu sendiri4:
a. Walimah hendaknya diselenggarakan dengan kemampuan jangan berelebihan dan
jangan memboroskan hal-hal yang dipandang tidak perlu.
b. Menyelenggrakan walimah harus dengan ikhlas jangan mengharap sumbangan
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
c. Tamu-tamu yang di undang harus disambut dengan rasa hormat dan terima kasih.
Jangan menbedakan anatara yang membawa sumbangan ataupun tidak membawa
, antara yang miskin dnegan yang kaya.
Apaun hikmah walimah ini adalah sebagai pemeberitahuan kepada
khayalak ramai tentang terjadinya pengeshan hubungan anatara laki-laki dan
perempuan yang telah melangsungkan pernikahan. Dengan adanya walimah
setidaknya mereka yang dekat akan mengetahui bahwa keduanya telah sah
menjadi suami istri. Namun, takkala pelaksanaan walimah terkesan berlebihan.
Dalam kaitan ini, Nabi SAW, bersabda :
Selain hal itu hikmah dalam melankasanakan walimah merupakan tanda
rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki yang berlebih agar
bias melaksanakan acara walimah.
4
Op.cit.74
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA