Sop Askep Ppok
Sop Askep Ppok
Sop Askep Ppok
Puskesmas
dr.Hj.Syamsiah Densi.M.Kes
Mamajang
Nip 196010261989112001
1.Pengertian Asuhan Keperawatan adalah
suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung
kepada klien / pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-
kaidah keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi
klien.
PPOK adalah suatu penyakit yang menimbulkan obstruktif saluran nafas, termasuk ke dalamnya
ialah asthma, bronchitis kroni, emfisema pulmonal atau bisa disebut juga PPOK adalah suatu istilah
yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai
oleh peningkatan retensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga
penyakit yang membentuk satu kesatuan dikenal dengan istilah PPOK yaitu bronchitis kronis,
empisema paru-paru dan asma (Manurung N. , 2016, hal. 9).
2.Tujuan Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien secara komprehensif
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Mamajang No SK.002/1/ADM/VIII/2018 tentang jenis-jenis pelayanan yang
disediakan di Puskesmas
4.Referensi DAFTAR PUSTAKA
Nixson Manurung, S. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Respiratory. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Tim Pokja SDKI DPP
PPNI.
Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
5. Prosedur Penatalaksanaan
III. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan berat
badan (PPNI, 2017, hal. 81).
Penyuluhan untuk Klien/Keluarga
Ajarkan metode untuk perencanaan makan
Ajarkan klien/keluarga tentang makanan yang tepat bergizi dan tidak mahal
Managemen Nutrisi (NIC) : Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinyaciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
Aktivitas Kolaboratif
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan gizi klien yaitu seperti karbohidrat
329 Kkal atau 78,3 gram, protein 423 Kkal atau 100 gram, lemak 188 Kkal atau 21 gram
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan
Rujuk ke rumah sakit untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antiemetik/analgesik sebelum makan dan
sesuai jadwal
Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi
Aktivitas Lain
Yakinkan klien dan berikan lingkungan yang nyaman selama makan
Berikan klien posisi yang nyaman untuk memudahkan menelan (semifowler)
Letakkan makanan pada bagian mulut yang tidak bermasalah untuk memudahan menelan
IV. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan batuk terus menerus, dan sesak
nafas (PPNI, 2017, hal. 126).
1. Instruksikan pada klien dan keluarga tentang faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur
2. Instruksikan pada klien tentang cara melakukan relaksasi otot autogenik atau bentuk
nonfarmakologis agar merangsang tidur
Aktifitas Kolaboratif
Diskusikan dengan dokter tentang pentingnya merevisi program obat jika obat tersebut
menimbulkan gangguan tidur
Aktivitas Lain
Tangani gangguan pola tidur sesuai dengan kebutuhan
Hindari kebisingan dan penggunaan lampu ruangan pada waktu tidur, serta ciptakan lingkungan
yang tenang
Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan penyebab yang mendasari kurang tidur
V. .Kelelahan berhubungan dengan penurunan pemenuhan oksiegen (Wilkinson,
2016, hal. 171-173).
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat beradaptasi dengan
keletihan, yang dibuktikan dengan ketahanan, penghematan energi, dan energi psikomotor,
klien akan menunjukkan penghematan energi dibuktikan oleh indikator berikut: mengadaptasi
gaya hidup dengan tingkat energi, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat,
mempertahankan nutrisi yang adekuat, melaporkan ketahanan yang adekuat untuk aktivitas,
menggunakan teknik penghemat energi.
Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan interaksi sosial yang biasanya, mengidentifikasi
faktor psikologis dan fisiologi yang dapat menyebabkan keletihan, mempertahankan
kemampuan untuk berkonsentrasi, memberikan perhatian dan respon yang sesuai terhadap
isyarat penglihatan
VI. Pola Napas, Ketidakefektifan berhubungan dengan kelelahan pada otot-otot pernapasan
(Wilinson & M, 2016, hal. 60-63)
A. Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien menunjukkan pola
penapasan pasien efektif, yang dibuktikan oleh status pernapasan yang tidak terganggu:
ventilasi dan status pernapasan: kapatenan jalan napas; dan tidak ada penyimpangan tanda-
tanda vital dari rentang normal. Ventilasi tidak terganggu, yang dibuktikan oleh indikator sebagai
berikut kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas, ekspansi dada simetris. Tidak adanya
gangguan Status Pernapasan: Ventilasi, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut
penggunaan otot aksesoris, suara napas tambahan, orthopnea.
B. Kriteria Hasil: Klien akan menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator
mekanis, mempunyai kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal, mempunyai fungsi
paru dalam batas normal untuk pasien, meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan, mampu
menjelaskan rencana untuk perawatan dirumah.
Pemantauan Pernapasan (NIC):
1. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan
2. Pantau pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan akasesoris, dan retraksi otot
supraklavikular dan interkosta
3. Pantau adanya bunyi napas tambahan (wheezing, ronchi, creacless)
4. Pantau pola pernapasan (bradipnea, takipnea, hiperventilasi)
5. Auskultasi suara napas
Penyuluhan untuk Klien/Keluarga
Informasikan kepada klien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk memperbaiki pola
pernapasan
Diskusikan cara menghindari alergen
Ajarkan teknik batuk efektif
Informasikan kepada klien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok di dalam ruangan
Aktivitas Kolaborasi
Laporkan perubahan sensori, punyi napas, pola napas, sputum
Berikan obat bronkodilator seperti ventolin nebulizer (salbutamol) obat ini masuk golongan
agonis adrenoreseptor beta-2, terdapat kandungan salbutamol 2,5 mg/2, ml NaCl dalam
ventolin, dosis yang diberikan dewasa yaitu 2,5 mg diberikan ± 3-4 x/hari
Aktivitas Lain
Hubungkan dan dokumentasikan semua data hasil pengkajian
Atur posisi klien untuk mengoptimalkan pernapasan
Pemantauan Pernapasan (NIC):
1. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan
2. Pantau pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan akasesoris, dan retraksi otot
supraklavikular dan interkosta
3. Pantau adanya bunyi napas tambahan (wheezing, ronchi, creacless)
4. Pantau pola pernapasan (bradipnea, takipnea, hiperventilasi)
5. Auskultasi suara napas
6. Bahan
dan alat
7. Unit Rawat Inap
terkait