Teori Orbital Molekul New
Teori Orbital Molekul New
Teori Orbital Molekul New
Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik
dengan menggunakan pendekatan mekanika kuantum yang lain yang disebut sebagai
teori orbital molekul (OM), yang menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah
orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom
yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan. Perbedaan antara
orbital molekul dan orbital atom adalah bahwa orbital atom terkait hanya dengan satu
atom. Teori OM menjelaskan bahwa atom-atom individu tidak lagi terdapat dalam
molekul. Menurut Bird, T (1987), atom-atom telah melebur menjadi satu kesatuan
yaitu molekul itu sendiri. Pendekatan dimulai dengan inti-inti atom yang terdapat
dalam molekul pada posisi-posisi tertentu sebagai suatu kesatuan, baru kemudian satu
per satu elektron ditempatkan ke dalam sistem tersebut. Kebalikannya, teori ikatan
valensi lebih mendasarkan pendekatannya pada sudut pandangan kimia dalam arti
bahwa atom-atom secara individu dianggap memang terdapat dalam molekul. Struktur
molekul dianggap sebagai ikatan-ikatan yang terbentuk karena pertumpangtindihan
orbital-orbital atom-atom yang terdapat dalam molekul tersebut.
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada orbital molekul antiikatan
sigma terdapat simpul (node) yangmenyatakan kerapatan elektron nol, sehingga
kedua inti positif saling tolak-menolak.
Gambar 2.2 Tingkat energi orbital molekul ikatan dan antiikatan molekul H2
Kasus paling sederhana adalah orbital molekul yang dibentuk dari orbital
atom A dan B dan akan dijelaskan di sini. Orbital molekul ikatan dibentuk antara
dan B bila syarat-syarat di atas dipenuhi, tetapi bila tanda salah satu orbital
atom dibalik, syarat ke-2 tidak dipenuhi dan orbital molekul anti ikatan yang
memiliki cuping yang bertumpang tindih dengan tanda berlawanan yang akan
dihasilkan (Gambar 2.4).
Dua atau lebih orbital molekul yang berenergi sama disebut orbital
terdegenerasi (degenerate). Orbital-orbital itu dinamakan sigma (σ) atau pi(π)
sesuai dengan karakter orbitalnya. Suatu orbital sigma mempunyai simetri
rotasi sekeliling sumbu ikatan, dan orbital pi memiliki bidang simpul. Oleh
karena itu, ikatan sigma dibentuk oleh tumpang tindih orbital s-s, p-p, s-d, p-
d, dan d-d (Gambar 2.5) dan ikatan pi dibentuk oleh tumpang tindih orbital p-p, p-
d, dan dd(Gambar 2.6).
Bila dua fungsi gelombang dari dua atom dinyatakan dengan φA dan φB,
orbital molekul adalah kombinasi linear orbital atom (linear combination of
the atomic orbitals (LCAO)diungkapkan sebagai :
Ψ* = N (Ψx + Ψy)
N = konstanta normaliasi
Dimana dt adalah volume unsur dalam tiga dimensi yaitu: dt = dx.dy.dz. dari
persamaan dapat diperoleh peluang menemukan sebuah elektron dengan jalan
mengkuadratkan persamaan gelombang Ψ.
Untuk molekul oksigen (O2) dengan konfigurasi 8O= 1s2 2s2 2p4.
Gambar 2.8 Orbital molekul O2
Dari Gambar 2.8 dapat diketahui bahwa selain adanya orbital atom
(samping), ada juga orbital molekul (Tengah). Elektron-elektron pada orbital
molekul merupakan jumlah dari elektron-elektron yang terdapat di dalam masing-
masing orbital kulit valensi unsur penyusunnya. Orbital s akan membentuk ikatan
sigma dan orbital p akan membentuk ikatan pi. Orbital dengan tanda
asterik (*) berarti merupakan orbital anti pengikatan, suatu molekul menjadi
tidak stabil. Semakin banyak elektron pada orbital anti pengikatan, suatu
molekul akan semakin tidak stabil. Dari gambar tersebut dapat diketahui
bahwa gas O2 merupakan gas paramagnetik karena elektron tidak mengisi
orbital π*pxdan π*py secara penuh/ sehingga konfigurasi elektron valensi
molekul O2adalah: (σ2s)2(σ*2s)2(σ2pz)2( π2px)2(π2py)2(π*2px)1(π*2py)1 atau
(σ2s)2(σ*2s)2(σ2p)2( π2p)4(π*2p)2
Orde ikatan antar atom adalah separuh dari jumlah elektron yang ada di
orbital ikatan dikurangi dengan jumlah yang ada di orbital anti ikatan.
Misalnya, dalam N2atau CO, orde ikatannya adalah (8 –2)/2= 3 dan nilai ini
konsisten dengan struktur Lewisnya.
2.Teori Orbital Molekul pada Senyawa Diatomik Heterointi
karbon monoksida, CO, karbon dan oksigen memiliki orbital 2s dan 2p yang
menghasilkan baik ikatan sigma dan pi, dan ikatan rangkap tiga dibentuk antar
atomnya. Walaupun 8 orbital molekulnya dalam kasus ini secara kualitatif
sama dengan yang dimiliki molekul yang isoelektronik yakni N2dan 10
elektron menempati orbital sampai 3σ, tingkat energi setiap orbital berbeda dari
tingkat energi molekul nitrogen. Orbital ikatan 1σ memiliki karakter 2s oksigen
sebab oksigen memiliki ke-elektronegativan lebih besar. Orbital antiikatan 2π dan
4σ memilikikarakter 2p karbon (Gambar 2.11)
Gambar 2.11 Orbital molekul CO
(3sCl)2(σ)2(3pCl)4
Dari rumus tersebut, dapat disimpulkan semakin banyak elektron pada orbital
anti ikatan, semakin tidak stabil molekul tersebut. Selain itu orde ikatan dapat
digunakan untuk mengetahui keberadaan suatu molekul atau eksistensi suatu
molekul dan ion. Molekul ion homodiatomik atau heterodiatomik tidak ada di dunia
apabila memiliki orde ikatan nol. Contohnya apada molekul He2.
Dua jenis orbital yang digunakan dalam pembentukan ikatan kovalen yaitu
orbital asli dan orbital hibridisai.jenis orbital yang digunakan dalam pembentukan
ikatan kovalen dapat diramalkan berdasarkan geometri, terutama besar sudut
ikatan yang ada disekitar atom pusat.Berikut beberapa molekul yang
terbentuk menggunakan orbital asli.
Contoh H2S
Dari konfigurasi elektron atom S pada keadaan dasar dapat diketahui
bahwa pada orbital 2py dan orbital 2pz masing-masing masih kekurangan
satu elektron, demikian pula pada atom H masih kekurangan satu elektron
pada orbital 1s. Oleh sebab itu dalam pembentukan H2S, dua elektron
yang terletak pada orbital 3p berpasangan dengan dengan dua elektron pada
orbital 1s dari dua atom hidrogen.
Contoh HCl
Dari konfigurasi elektron atom Clpada keadaan dasar dapat
diketahui bahwa pada orbital 2pz masih kekurangan satu elektron, demikian
pula pada atom H masih kekurangan satu elektron pada orbital 1s.
Oleh sebab itu dalam pembentukan H2S, dua elektron yang terletak pada
orbital 3p berpasangan dengan dengan dua elektron pada orbital 1s dari dua
atom hidrogen. Oleh sebab itu dalam pembentukan HCl, satu elektron
yang terletak pada orbital 3pz berpasangan dengan dengan satu elektron
pada orbital 1s dari satu atom hidrogen. Molekul HCl berbentuk lenear
dan memiliki sebuah ikatan tunggal, sehingga molekul HCl menggunakan
orbital asli dalam pembentukan ikatan H-Cl.