Akromegali Dan Gigantisme Essay 2
Akromegali Dan Gigantisme Essay 2
Akromegali Dan Gigantisme Essay 2
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
a. Akromegali
Sebagian besar (98%) kasus akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis.
Hipersekresi GH biasanya disebabkan oleh adenoma somatotrop, dan dapat
juga disebabkan oleh lesi ekstra pituitary tetapi cukup jarang. Selain adenoma
somatotrof yang mensekresi GH, tumor mammosomatotrop dan adenoma
acidophilic stem-cell yang mensekresikan GH dan PRL (prolaktin). Pada
pasien adenoma acidophilic stem-cell, gambaran hiperprolaktinemia lebih
dominan dibandingkan dengan tanda akromegali.
b. Gigantisme
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini
dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi
sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa
pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama
adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone
pertumbuhan. Adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering.
Tumor pada umumnya dijumpai disayap lateral sella tursica, tetapi gigantisme
telah diamati pada anak
laki-laki berusia 2,5 tahun dengan tumor hipotalamus yang mungkin mensekr
esi GHRH.
Gigantisme terbanyak disebabkan oleh adenoma hipofisis yang
mensekresi GH.Insiden hipersekresi GH dibagi menjadi 2 kategori yaitu
primer pada hipofisis
dan peningkatan Growth hormone- Realasing Hormon (GHRH) atau disregul
asi. Kebanyakan insiden gigantisme karena adenoma hipofisis yang
mensekresi GH atau karena hyperplasia. Gigantisme tampak juga pada
keadaan lain seperti:multiple endokrin neoplasma (MEN) tipe satu, MC
Cune-albright syndrome(MAS), Neurofibromatosis, sklerosis tuberrosistas
atau kompleks carney.
4. Patofisiologi
1. Akromegali
Tumor hipofisis anterior akan menimbulkan efek massa terhadap
struktur sekitarnya. Gejala klinis yang sering ditemukan adalah sakit kepala
dan gangguan penglihatan. Pembesaran ukuran tumor akan menyebabkan
timbulnya keluhan sakit kepala, dan penekanan pada kiasma optikum akan
menyebabkan gangguan penglihatan dan penyempitan 6 lapang pandang.
Selain itu, penekanan pada daerah otak lainnya juga dapat menimbulkan
kejang, hemiparesis, dan gangguan kepribadian. Pada akromegali dapat
terjadi hipersekresi maupun penekanan sekresi hormon yang dihasilkan oleh
hipofisis anterior. Hiperprolaktinemia dijumpai ada 30% kasus sebagai
akibat dari penekanan tangkai atau histopatologi tumor tipe campuran.
Selain itu, dapat terjadi hipopituitari akibat penekanan massa hipofisis yang
normal oleh massa tumor.2,3 Hipersekresi hormon petumbuhan dapat
menimbulkan berbagai macam perubahan metabolik dan sistemik, seperti
pembengkakan jaringan lunak akibat peningkatan deposisi
glikosaminoglikan serta retensi cairan dan natrium oleh ginjal, pertumbuhan
tulang yang berlebihan, misalnya pada tulang wajah dan ekstremitas,
kelemahan tendon dan ligamen sendi, penebalan jaringan kartilago sendi
dan jaringan fibrosa periartikular, osteoartritis, serta peningkatan aktivitas
kelenjar keringat dan sebasea. Hormon pertumbuhan yang berlebihan akan
menyebabkan gangguan organ dalam dan metabolik. Pembesaran organ
dalam (organomegali) seringkali ditemukan. Pada jantung terjadi hipertrofi
kedua ventrikel. Retensi cairan dan natrium akan menyebabkan peningkatan
volume plasma dan berperanan dalam terjadinya hipertensi pada pasien
akromegali. Selain itu, efek kontra hormon pertumbuhan terhadap kerja
insulin di jaringan hati maupun perifer dapat menyebabkan toleransi
glukosa terganggu ( 15%), gangguan glukosa darah puasa ( 19%), dan
diabetes melitus (20%). Efek tersebut diperkirakan terjadi melalui
peningkatan produksi dan ambilan asam lemak bebas. Resistensi insulin
terjadi akibat peningkatan massa jaringan lemak, penurunan lean body mass,
serta gangguan aktivitas fisik. Gangguan kerja enzim trigliserida lipase dan
lipoprotein lipase di hati akan menyebabkan hipertrigliseridemia.2,3,5
Perubahan juga dapat terjadi pada saluran napas atas, seperti pembesaran
sinus paranasal dan penebalan pita suara. Selain itu, lidah dapat membesar
dan massa jaringan lunak di daerah saluran napas atas bertambah, sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan tidur (sleep apnoe). Pada pasien
akromegali juga dapat terjadi hiperkalsiuria, hiperkalsemia, dan nefrolitiasis,
yang disebabkan oleh stimulasi enzim l 伪 -hidroksilase, sehingga
meningkatkan kadar vitamin D, yang akan meningkatkan absorbsi
kalsium.2 Pada jaringan saraf dapat terjadi neuropati motorik dan sensorik.
Neuropati yang terjadi diperburuk oleh kondisi hiperglikemia yang sering
ditemukan pada pasien akromegali. Edema pada sinovium sendi
pergelangan tangan dan pertumbuhan tendon dapat menyebabkan sindrom
terowongan karpal (carpal tunnel syndrome).
2. Gigantisme
Gigantisme
Frontal Bossing
Kiposis, Ostopenia
Artropi
Pertumbuhan tulang ekstremitas berlebihan
Kelebihan hormon pertumbuhan (GH) sering terjadi pada usia antara decade
kedua dan keempat, karena GH pada decade dua (usia 5 tahun) merupakan
stadium awal perjalanan penyakit secara lambat. Sedangkan pada decade keempat
terjadi secara terus-menerus setelah stadium awal yang melewati decade tiga
sehingga tampak gejala GH: Frontal Bossing, Pembesaran tangan dan kaki, dll
6. Tatalaksana
Pasien akromegali dan gigantisme memiliki angka mortalitas dan
morbiditas dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan populasi normal. Tata
laksana yang adekuat dapat menurunkan angka mortalitas tersebut. Tujuan tata
laksana pasien akromegali dan gigantisme adalah :
mengendalikan pertumbuhan massa tumor
menghambat sekresi hormon pertumbuhan
menormalisasikan kadar IGF-I.
Mengurangi produksi hormon yang berlebih menjadi normal
Mengembalikan fungsi normal hipofisis dan menangani terjadinya
kekurangan hormon.
Dimana terdapat tiga modalitas terapi yang dapat dilakukan pada kasus
akromegali, yaitu pembedahan, medikamentosa dan radioterapi. Masing-masing
modalitas memiliki keuntungan dan kelemahan, tetapi kombinasi berbagai
modalitas yang ada diharapkan dapat menghasilkan tata laksanayang optimal.
Pembedahan
Tindakan pembedahan diharapkan dapat mengangkat seluruh massa
tumor sehingga kendali terhadap sekresi hormon perturnbuhan dapat tercapai.
Tindakan ini menjadi pilihan pada pasien dengan keluhan yang timbul akibat
kompresi tumor. Ukuran tumor sebelum pembedahan mempengaruhi angka
keberhasilan terapi. Pada pasien dengan mikroadenoma (ukuran tumor < 10 mm),
angka normalisasi IGF-I mencapai 75-95%, sementara pada makroadenoma angka
normalisasi hormonal lebih rendah yaitu 40-68%. Selain ukuran tumor faktor lain
yang menentukan keberhasilan tindakan operasi adalah pengalaman dokter bedah
dan kadar hormon sebelum operasi. Teknik pembedahan yang kini dikerjakan di
Indonesia adalah transfenoid per endoskopi. Teknik tersebut memiliki keunggulan
dalam visualisasi lapangan operasi serta angka kesakitan yang lebih rendah
dibandingkan teknik per mikroskopik. Tidak semua kasus akromegali dapat
diatasi hanya dengan pembedahan.Pada keadaan ini dapat dipilih terapi alternatif
pilihan yaitu pembedahan debulking dengan terapi medikamentosa atau
radioterapi pascapembedahan. Tata laksana medikamentosa juga dapat menjadi
pilihan pertama pada kasus tersebut.
Medikamentosa
Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil
dengan baik Tiga kelompok obat yang digunakan untuk pengobatan akromegali
dan gigantisme :
a) Somatostatin analogs (SSAs)
Golongan obat ini berefek pada penurunan produksi GH dan efektif
menurunkan kadar GH dan IGF-I pada 50-70% pasien. SSAs
juga mengurangi ukuran tumor sekitar 0-50% pasien tapi hanya pada tingkat
yang kecil. Beberapa penelitian menunjukkan SSAs aman dan efektif
digunakan dalam
jangka panjang dalam pengobatan pasien dengan akromegali gigantisme yang
tidak disebabkan tumor hipofisis.
Radioterapi