Pembelajaran Aktif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Pembelajaran Aktif-Reflektif

Learning being a journey, not a destination (Bilveer Singh, 2004). Filosofi ini
nampaknya perlu terus disampaikan kepada kita semua untuk memberikan
kesadaran bahwa pembelajaran adalah sebuah proses dan bukan sekedar tujuan.
Sebagai sebuah proses maka pembelajaran akan dilakukan terus menerus dan
sebenarnya tidak akan pernah berhenti selama kita masih hidup (life-long learning).

Model pembelajaran aktif-reflektif pada prinsipnya adalah menggabungkan model


pembelajaran aktif (active learning) dan model pembelajaran reflektif (reflective
learning). Model pembelajaran aktif-reflektif ini juga mencoba mengadopsi model
pedagogi ignasian. Model pembelajaran ini nampaknya cocok untuk diterapkan di
Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam upaya menciptakan atau menghasilkan
lulusan atau insan yang unggul dan humanis.

Secara pedagogis pembelajaran aktif (active learning) adalah proses pembelajaran


yang tidak hanya didasarkan pada proses mendengarkan dan mencatat. Menurut
Bonwell dan Eison (1991) pembelajaran aktif adalah melibatkan mahasiswa dalam
melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang mereka/mahasiswa lakukan.
Menurut Simons (1997) pembelajaran aktif memiliki dua dimensi, yaitu pembelajaran
mandiri (independent learning) dan bekerja secara aktif (active working).
Independent learning merujuk pada keterlibatan mahasiswa pada pembuatan
keputusan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan. Active working
merujuk pada situasi dimana pembelajar/mahasiswa ditantang untuk menggunakan
kemampuan mentalnya saat melakukan pembelajaran. Pembelajaran aktif
mendasarkan pada asumsi bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah pencarian
secara aktif pengetahuan dan setiap orang belajar dengan cara yang berbeda
(Meyers dan Jones, 1983)

Pembelajaran reflektif (reflective learning) memberikan kesempatan kepada peserta


untuk melakukan analisis atau pengalaman individual yang dialami dan memfasilitasi
pembelajaran dari pengalaman tersebut. Pembelajaran reflektif juga mendorong
peserta didik untuk berpikir kreatif, mempertanyakan sikap dan mendorong
kemandirian pembelajar. Pembelajaran reflektif melihat bahwa proses adalah produk
dari berpikir dan berpikir adalah produk dari sebuah proses (Donald F. Favareau,
2005).

Pembelajaran aktif-reflektif pada dasarnya memberikan kesempatan kepada peserta


didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan melibatkan pengalaman
dirinya sebagai bahan pembelajaran untuk membantu dalam membentuk sebuah
pengetahuan dan merangsang peserta didik untuk berpikir kreatif berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan
nyata dalam kehidupan. Pembelajaran aktif-reflektif juga menghargai keunikan dan
kemampuan individu dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif-reflektif akan
sangat membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara utuh sebagai
sebuah pribadi, karena pengetahuan yang diperoleh peserta didik bukan hanya
berasal dari pengetahuan atau teori orang lain akan tetapi juga dibantu dengan
pengalaman nyata dari diri peserta didik. Kondisi pembelajaran tersebut akan sangat
membantu dalam pembentukan pribadi yang dewasa, mandiri dan kreatif.

Model pembelajaran aktif-reflektif juga sejalan dengan arah dasar pendidikan yaitu
proses seseorang men-transformasi-kan diri dg terus menerus dan terpadu utk
membangun harapan makin jadi manusia yg mandiri dalam kebersamaan
(inkorporasi) dengan alam, manusia lain dan akhirnya dengan allah sendiri
(Mardiatmadja, 2006).

Dalam penerapannya di kelas model pembelajaran ini pada dasarnya meminta


semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu dosen dan mahasiswa
untuk memiliki kemampuan merefleksikan pengalaman dan kemauan untuk
membagikan pengalaman tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Dosen
diharapkan membagikan pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan
penelitian, pengabdian pada masyarakat dan juga pengalaman hidup sehari-hari
yang relevan dengan topik matakuliah kepada mahasiswa. Demikian juga
mahasiswa dapat membagikan pengalamannya kepada seluruh kelas. Dengan
proses tersebut diharapkan baik dosen dan mahasiswa dapat menajdi pribadi
pembelajaran sepanjang hayat dan lebih independen.

PAIKEM (Pembelajaran
Aktif Inovatif Kreatif
Efektif
dan Menyenangkan)
Agustus 4, 2011
10 Votes

Sampai saat ini, para penggiat pendidikan selalu berusaha untuk


mengembangkan metode-metode dan model-model pembelajaran
yang baik dan efektif untuk dapat membantu guru daam
menyampaikan ilmu-imunya kepada siswanya. Pengebangan ini telah
dilakukan sejak dulu hingga sekarang secara kontinyu dan terus
menerus, mengikuti perkembangan teknologi dan juga permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap bagus dan
layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran adalah PAIKEM,
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Di era kontemporer ini, PAIKEM sangat dianjurkan
mengingat semakin kompleksnya permasalahan di dunia pendidikan
dan juga besarnya tuntutan yang dibebankan kepada guru dalam
menyukseskan pembelajaran di sekolah ataupun para dosen di
universitas.
Pelatihan-pelatihan tentang PAIKEM-pun juga telah banyak
diadakan dalam rangka meningkatkan kualitas guru/dosen. PAIKEM
kini telah menjadi salah satu bagian dari usaha sebuah unit
pendidikan dalam meningkatakan kualitas pembelajarannyaSelain itu,
yang paling mendasar tujuan penerapan PAIKEM adalah agar siswa-
siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,
lebih enjoy dalam belajar dan tentu saja menjadi lebih bisa menyerap
materi pembelajaran yang diberikan. Dapat dikatakan, intinya
penerapan PAIKEM merupakan hal yang sangat penting dan harus
dipahami dengan baik oleh semua guru serta harus dapat diterapkan
secara benar.
Namun pada kenyataanya, belum semua guru ataupun para penggiat pendidikan memahami
dengan sebenarnya pendekatan PAIKEM ini, oleh sebab itu, saya mencoba membantu untuk
memberikan pemahaman tentang PAIKEM yang lebih konprehensif dan mudah untuk
dipelajari melalui artikel berikut.
 Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam
proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran
yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan
dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya
mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya
saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu
dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan
hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi
otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi
mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan
apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,
sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus
dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM = pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan
metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.
bagaimana guru menyampaikan materi merupakan penilaian
utama siswa, seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan
tergambar dengan cara bagaimana seorang guru menyampaikan
pembelajaran di kelas, fokus terhadap materi dan penyampaian
yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli terhadap siswa dan
tidak pilih-memilih (diskriminatif), performance yang menarik serta
bisa dijadikan partner dalam berdiskusi dan berkeluh kesah
merupakan sekian banyak kriteria yang siswa sampaikan jika
seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa (Herman, 2008).
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan
berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang
miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama
mereka normal – terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat
tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan
salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana
pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya,
guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi
dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan)
perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam
kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya
yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak,
kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar
anak tersebut menjadi optimal.

c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar


Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami
bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku
ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam
melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja
berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman,
anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu
juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal
ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif
pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan
kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya
ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika
…” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa,
berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya
satu).
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat
disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa
untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa
lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil
pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru
dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika
membahas suatu masalah.

f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar


Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber
yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat
berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian
(sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar
dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.
Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat
mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati
(dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat
gambar/diagram
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam
belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa
merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa.
Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun
harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya.
Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan
dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri
siswa daripada hanya sekedar angka
h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan
para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika
bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling
berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari
PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering
bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan
tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang
dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa
takut sangat bertentangan dengan ‘PAIKEM’ (Agustina, 2008).
 Mengapa PAIKEM perlu diterapkan?
Salah satu yang dapat dilakukan guru adalah mengajar dengan
pembelajaran yang aktif inovatif kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).
Banyak metode mengajar yang dapat di “paikemkan” sebenarnya.
Terserah gurunya mengajar dengan model, metode, strategi apa, tapi
dalam melaksanakan di kelas guru melakukannya dengan paikem. Di era
globalisasi sekarang mestinya guru dapat mengajar dengan lebih
menyenangkan, dan tidak zamannya guru mengajar jaim dan jumawa, sok
menjaga wibawa, memperlihatkan performance sedemikian rupa
sehingga siswa akan sangat segan (baca:takut) kepadanya, (jangankan
menegur dengan sopan melirik saja mungkin siswa tidak berani), saya
pikir sekarang siswa justru lebih menghargai kepada guru yang
bersahabat, ramah, dan tentu saja akan lebih sangat dihargai lagi jika guru
tersebut cerdas dalam bidangnya dan cerdas dalam mengelola kelas.
Bagaimana caranya guru bisa membuat siswa tertarik untuk belajar
dengannya dan akan ‘rindu’/menanti –nanti datangnya jam belajar
pelajaran itu lagi. Tidak malah sebaliknya siswa akan sakit perut jika
mengingat akan bertemu dengan pelajaran dan guru tersebut
Pada dasarnya belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit
karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan
berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, bila
menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Belajar pada intinya
tertumpu pada kegiatan memberi kemungkinan kepada siswa agar terjadi
proses belajar yang efektif agar dapat mencapai hasil yang sesuai tujuan.
Dalam sejarah pendidikan di negara kita, dalam kurun waktu yang
lama pendidikan digunakan “penguasa” untuk melestarikan sistem dan
nilai yang menguntungkan mereka. Cukup lama siswa dibuat menjadi
korban untuk menjadi “yes people”, manusia penurut. Dalam filsafat
klasik itu, siswa dianggap orang yang belum tahu apa-apa dan mereka
harus diberitahu oleh guru. Dampaknya sistem pembelajaran lebih
menekankan guru yang aktif dan siswa pasif menerima (Suparno, 1997).
Sebaliknya menurut filsafat kontruktivisme, pengetahuan itu
merupakan bentukan siswa yang sedang belajar. Dalam hal ini guru tidak
dapat memaksakan “pengetahuannya” kepada siswa. Pembelajaran lebih
menekankan pada bagaimana membantu siswa aktif mengkonstruksi
pengetahuan mereka dan bukan bagaimana memaksa siswa menerima
segala sesuatu yanag diinformasikan oleh guru. Dalam pendekatan ini,
yang penting bagaimana siswa menggeluti bahan, mengolah,
menganalisis, dan merumuskannya. Pendekatan seperti ini disebut
pendekatan ketrampilan proses dengan prinsip student active learning.
Dalam hal ini Slavin (1994) menyebutkan bahwa “ Learning is much more
than memory for student to really understand and be able to apply
knowledge. They must work to solve problems, to discover things for
themselves, to wrestle with ideas”. Menurut teori ini dalam belajar siswa
tidak hanya menghafal tapi harus memahami (Agustina, 2008).

 Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran


Menurut Ramadhan (2008), secara garis besar, penerapan
PAIKEM dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada
belajar melalui berbuat.
b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan
kemampuan guru yang besesuaian.

Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar


Guru melaksanakan KBM dalam
kegiatan yang beragam, misalnya:
 Percobaan
 Diskusi kelompok
Guru merancang dan  Memecahkan masalah
mengelola KBM yang  Mencari informasi
mendorong siswa untuk  Menulis
berperan aktif dalam laporan/cerita/puisi
pembelajaran  Berkunjung keluar kelas
Sesuai mata pelajaran, guru
Guru menggunakan alat menggunakan, misalnya:
bantu dan sumber yang  Alat yang tersedia atau
beragam. yang dibuat sendiri
 Gambar
 Studi kasus
 Nara sumber
 Lingkungan
Siswa:
 Melakukan percobaan,
pengamatan, atau
wawancara
 Mengumpulkan
data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
 Menarik kesimpulan
 Memecahkan masalah,
Guru memberi mencari rumus sendiri.
kesempatan kepada siswa  Menulis laporan hasil
untuk mengembangkan karya lain dengan kata-
keterampilan kata sendiri.
Melalui:
Guru memberi  Diskusi
kesempatan kepada siswa  Lebih banyak
untuk mengungkapkan pertanyaan terbuka
gagasannya sendiri secara  Hasil karya yang
lisan atau tulisan merupakan anak sendiri
 Siswa dikelompokkan sesuai
dengan kemampuan (untuk
kegiatan tertentu)
 Bahan pelajaran disesuaikan
dengan kemampuan kelompok
Guru menyesuaikan
tersebut.
bahan dan kegiatan
 Siswa diberi tugas perbaikan
belajar dengan
kemampuan siswa atau pengayaan.
Guru mengaitkan KBM  Siswa menceritakan atau
dengan pengalaman siswa memanfaatkan
sehari-hari. pengalamannya sendiri.
 Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan
sehari-hari
 Guru memantau kerja siswa.
Menilai KBM dan
 Guru memberikan umpan
kemajuan belajar siswa
secara terus-menerus balik.
Pendekatan pembelajaran PAIKEM dapat membawa angin
perubahan dalam pembelajaran, yaitu:
a. Guru dan murid sama-sama aktif dan terjadi interaksi timbal balik
antara keduanya. Guru dalam pembelajaran tidak hanya berperan
sebagai pengajar dan pendidik juga berperan sebagai fasilitator.
b. Guru dan murid dapat mengembangkan kreativitas dalam
pembelajaran. Guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam
hal: teknik pengajaran, penggunaan multimetode, pemakaian
media, dan guru dapat berperan sebagai mediator bagi murid-
muridnya.
c. Murid merasa senang dan nyaman dalam pembelajaran, tidak
merasa tertekan sehingga proses berpikir anak akan berjalan
normal.
d. Munculnya pembahasan dalam pembelajaran di kelas.
Sumber:
Agustina, Rahmi. 2008. Mensiasati Injury time Dengan Pembelajaran
PAIKEM.http://cittiami.blogspot.com/2008/04/mensiasati-injury-time-
dengan.html. Diakses tanggal 8 Februari 2009.
Herman, 2008. Menjadi guru favorit Pilihan Siswa. http://hlasrinkosgorobogor
.wordpress.com/2008/11/07/menjadi-guru-favorit-pilihan-siswa/. Diakses
tanggal 8 Februari 2009.
Khoiri. 2008. Pembelajaran Kreatif dengan Peraga.
http://www.indopos.co.id/ index.php?act=detail_c&id=325101. Diakses
tanggal 8 Februari 2009.
Pararaja, Arifin. 2008. Metodologi PAKEM. http://smk3ae.wordpress.com/
2008/06/26/metodologi-pakem/. Diakses tanggal 8 Februari 2009.
Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-
aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses tanggal 8 Februari
2009.
Download PDF makalah lengkap: Makalah 1 PBM. PAIKEM

Anda mungkin juga menyukai