LP GEDS Revisi
LP GEDS Revisi
LP GEDS Revisi
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan,
tidak saja di Negara berkembang tetapi juga di negara maju . Menurut Suharyono (2009)
gastroenteritis akut didefinisikan sebagai buang air besar dengan tinja cair atau lembek
dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Sedagkan
menurut priyanto (2009) gastreoentritis kronik yaitu yang berlangsung lebih dari 14 hari.
Gastreoentritis ata diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab
gastreoentritis atau diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit.
Di Indonesia dari 2.812 pasien gastreoentritis atau diare yang disebabkan bakteri
yang dating ke rumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Jawa, Sumatra, yang
dianalisa 2004 s\d 2005. Menurut Mary Phillips (2010) penyebab terbanyak adalah Vibrio
cholera 01 typhi, Campylobacter Jejuni, V. cholera non-01, dan salmonella paratyphi A.
2. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini meliputi tujuan umum dan
tujuan khusus:
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien Gastroentritis pendekatan dengan proses
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Laporan ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan asuhan
keperawatan yang meliputi:
a. Dapat melakukan pengkajian pada klien dengan Gastroentritis.
Gastroentritis.
Gastroentritis.
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
Gastoentritis.
1. PENGERTIAN
2. ETIOLOGI
3. PATOFISOLOGI
5. MANIFESTASI KLINIS
6. PENGOBATAN
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum.
a) Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
b) Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat. Pada
umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung berat / ringan
dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.
1) Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB / oral.
2) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB / hari.
3) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1
ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan /
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat
lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
1) Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
2) Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora,
opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras
tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk
mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
3) Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila
penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB / hari.
Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis,
bronchitis / bronkopeneumonia.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. darah samar feses : untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada GE
yang berasal dari bakteri)
2. evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mucus atau pus pada feses
3. hitung darah lengkap dengan differensial
4. uji antigen immunoassay enzim-untuk memastikan adanya rotavirus
5. kultur feses (jika anak dirawat di RS, pus dalam feses, tau diare yang
berkepanjangan)-untuk menentukan pathogen
6. evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
7. aspirasi duodenum (jika diduga G.lamblia)
8. urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi; organisme
shigella keluar melalui urin
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
o Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
o Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan
berat badan pasien.
o Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
o Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
o Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen.
6. Pemerikasaan fisik.
o Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis
sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.
o Pemeriksaan sistematik :
B Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan
muntah.
3. Hipertermi b.d proses penyakit
C. Intervensi
D. Evaluasi