Esensi Pengawasan Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Esensi Pengawasan pendidikan

Dosen Pembimbing
Dr. Ratmawati T, M.Pd

OLEH

NURUL ANNISA

1743042030

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat
kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan sehingga penulis bisa menyiapkan tugas yang
sederhana ini. Shalawat beriring salam kita paparkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang membawa umatnya keluar dari alam kegelapan sampai ke
alam yang terang berderang yang kita rasakan sekarang ini.
Makalah sederhana ini merupakan tugas akademik Mahasiswa, sebagai syarat
sekaligus ilmu untuk mahasiswa, penulis bersyukur kepada Allah SWT, makalah ini
kami buat berdasarkan berbagai sumber yang kami dapatkan sehingga jika ada
kekurangan mohon di maklumi.
Akhir kata, penulis berharap mudah-mudahan makalah ini bisa berguna dan
menjadi tambahan ilmu bagi pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan


untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa
yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut
salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam
supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan
tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungan dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih baik
berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi
dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu memiliki misi
yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam mengembangkan mutu
kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan
pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.

Supervisi adalah pengawasan profesional dalam bidang akademik


dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang kerjanya,
memahami tentang pembelajaran lebih mendalam dari sekadar pengawas biasa.
Istilah supervisi atau pengawasan dalam kelembagaan pendidikan diidentikkan
dengan supervisi pengawasan profesional, hal ini tentu dihadapkan pada berbagai
peristiwa dan kegiatan, contoh jika pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah,
maka pengawasan dilakukan untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran terhadap siswa, namun jika supervisi dilaksanakan oleh pengawas
satuan pendidikan, maka kepala sekolah dalam konteks kelembagaan jelas
menjadi tujuan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh.
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana esensi pengawasan pendidikan ?


BAB II

ESENSI PENGAWASAN PENDIDIKAN

A. Esensi pengawasan pendidikan

1. PENDIDIKAN DAN PENGAWASAN PENDIDIKAN

Sebagai tenaga kependidikan, kedudukan pengawas sangat jelas dan tegas di


lembaga pendidikan. yang dimaksud dengan tenaga kependidikan terdiri atas: guru,
pengelola satuan pendidikan, pengawas, peneliti dan pengembangan di bidang
pendidikan, pustakawan, laboratorium, teknisi sumber belajar, dan penguji. Pengawas
(supervisor) adalah salah satu tenaga kependidikan, yang bertugas memberikan
pengawasan agar tenaga kependidikan (guru, rektor, dekan, ketua program, direktur
kepala sekolah, personel lainnya di sekolah) dapat menjalankan tugasnya dengan
baik. Pengawas diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk
melakukan pengawasan dengan memberikan penilaian dan pembinaan dari segi teknis
pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan. Kedudukan pengawas sangat
strategis dan akan memengaruhi mutu pendidikan secara keseluruhan. Pengawas
bersifat fungsional dan bertanggung jawab terhadap terjadinya proses pembelajaran,
pendidikan dan bimbingan di lingkungan persekolahan pada berbagai jenjang dan
jenis pendidikan. Fungsinya yang cukup strategis itu akan dapat meningkatkan proses
pembelajaran dan bimbingan yang dilakukan oleh guru sehingga proses pendidikan
akan berlangsung secara efektif, terutama di lingkungan pendidikan. Sebagai tenaga
kependidikan, guru membutuhkan bantuan tenaga pengawas. Guru merupakan
personel sekolah yang selalu berhadapan dengan berbagai hal di mana dirinya tidak
dapat memecahkan masalah secara menyeluruh tanpa mendapat bantuan dari pihak
lainnya, terutama dari pengawas. Guru selalu berhadapan dengan situasi yang setiap
saat berubah, seperti kurikulum, tuntutan masyarakat, pemenuhan kebutuhan
hidupnya, dan lain sebagainya. Hal tersulit yang dihadapi guru adalah menghadapi
perubahan tuntutan masyarakat, yaitu tuntutan terhadap perubahan yang cukup deras
dari masyarakat sehingga membutuhkan perubahan kurikulum. Dengan situasi itu,
adakalanya guru tidak siap menghadapi seorang diri tanpa ada bantuan dari pihak
lainnya. Pengawasan diperlukan dalam peningkatan mutu pendidikan. Asumsi ini
didasarkan atas kenyataan bahwa setiap orang bekerja memerlukan penghargaan,
dorongan dan lain sebagainya dari orang lain. Jika pada saat ini seseorang malas,
tetapi karena didorong orang Iain, ia termotivasi kembali untuk melakukan sesuatu.
Tugas pengawas pendidikan, salah satunya adalah memberikan dorongan agar tenaga
kependidikan, baik guru, kepala dan personel lainnya di sekolah, termotivasi untuk
berkinerja.

2. PERAN PENGAWAS PENDIDIKAN


Untuk dapat melaksanakan peran masing-masing dengan baik, setiap
pemegang peran haruslah memahami benar apa yang menjadi fungsi perannya.
Kejelasan tentang peran ini (role clarification) merupakan kondisi prasyarat untuk
tercapainya harapan terhadap sesuatu peran' Ambil contoh, ketika seorang pengawas
tidak memiliki pemahaman yang benar tentang perannya' mana mungkin dia bisa
menjalankan tugasnya dengan benar, yang lebih mungkin terjadi adalah kesalah
kaprahan. Bukan sekali ketika kita mendengar perilaku pengawas yang datang ke
sekolah, duduk di ruang kepala sekolah, menulis laporan supervisi di buku supervise
walaupun dia tidak pernah masuk ke kelas untuk melihat guru mengajar. Dia juga
tentu tidak paham apa yang diharapkan Dinas Pendidikan serta para guru dan kepala
sekolah. Hal selanjutnya yang terpenting adalah kemampuan yang memadai. peran
pengawas itu vital atau sangat penting. Pengawas sekolahlah yang menjadi ujung
tombak penjamin mutu pendidikan. Sekalipun para guru telah dilatih mengenai
kurikulum baru, ataupun berbagai inovasi dalam pembelajaran, di lapangan mereka
akan mengalami kesulitan dan tantangan. Di sinilah pentingnya peran pengawas.
Pengawaslah yang diharapkan dapat memberikan masukan, saran dan bahkan
meningkatkan motivasi dan semangat para guru agar tidak patah arang dalam
mencoba menerapkan gagasan, pengetahuan dan keterampilan mereka di kelas.
Sayangnya, sekalipun semua orang bicara tentang pentingnya peran pengawas, dalam
kenyataannya rekrutmen pengawas tidak mendapat perhatian yang memadai.
3. PERMASALAHAN DALAM PENGAWASAN
Sebagai tenaga kependidikan yang telah lama melaksanakan tugas pengajaran,
pengawas seharusnya memiliki wawasan yang luas tentang proses pembelajaran.
Apalagi jika mereka telah memiliki usia yang matang karena relatif lama menggeluti
tugas sebagai guru. Dengan usia dan pengalaman pembelajaran yang matang, emosi
mereka diharapkan lebih stabil dalam menghadapi berbagai persoalan, baik persoalan
pribadi maupun persoalan tugas mereka. Usia yang matang akan memengaruhi
seseorang untuk lebih cepat menyesuaikan diri dengan situasi dan memudahkan
mereka menghadapi persoalan baru yang setiap saat muncul di sekitarnya. Penyebab
lain yang mengakibatkan pengawas tidak diminati di beberapa sekolah karena adanya
persepsi negatif pada pengawas sehingga kerap dihindari. Personel sekolah
beranggapan bahwa para pengawas tersebut menjadi pengawas bukan karena
kualifikasi yang dimilikinya, tetapi cenderung karena beberapa hal (terutama di
sekolah pada tingkat: SD, SMP dan SMA), seperti (1) telah habis masa jabatan
strukturalnya, (2) membuat kesalahan di unit kerja asal sehingga dimutasikan sebagai
pengawas (3) memperpanjang usia pensiun sehingga, memilih pengawas sebagai
alternatif, (4) pekerjaan sebagai pengawas lebih ringan karena kontrol terhadap
mereka relatif longgar, dan (5) pada umumnya mereka tenaga senior sehingga sulit
dan terkesan segan dan sulit untuk ditegur, dan lain sebagainya.
Berdasarkan berbagai identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan
pengawas, setidak-tidaknya terdapat beberapa hal harus dikemukakan. Identifikasi
dilakukan untuk menemukan fokus masalah sehingga memudahkan proses
penanggulangannya. Masalah-masalah yang diidentifikasi berkaitan dengan
pengawas, antara lain:
1. Sistem Pengawasan yang dilakukan para pengawas,
2. Seberapa jauh sistem kepengawasan pengawas mempengaruhi kinerja
pembelajaran guru
3. Efektivitas pelaksanaan pengawasan yang dilakukan pengawas di setiap sekolah
4. Implikasi sistem pengawasan tersebut terhadap mutu proses pembelajaran.
4. PEMBERDAYAAN PENGAWASAN DALAM KONTEKS
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
a. Konsep Pemberdayaan
Istilah pemberdayaan menjadi familiar dalam konteks apa pun, terutama
dalam konteks peningkatan mutu SDM untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi. Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok sehingga mampu melaksanakan
tugas dan kewenangannya sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut.
Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya,
seperti pemberian wewenang, meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan
sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjakannya,
yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien. Melalui upaya pemberdayaan, memungkinkan organisasi untuk
merealisasikan tugas pokoknya sehingga pencapaian tujuan akan berhasil. Setiap
organisasi berupaya melakukan pemberdayaan personelnya. Pemberdayaan ini akan
bermanfaat sehingga setiap personel menyadari apa yang harus dikerjakannya,
bagaimana cara mengerjakannya dan mengetahui kepada siapa ia mempertanggung
jawabkan sekaligus melaporkan kinerjanya. Organisasi yang mampu melakukan
pemberdayaan terhadap personelnya akan menghasilkan personel yang terampil dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan berbagai tugas yang dibebankan padanya.
Seorang pemimpin dalam organisasi harus melakukan peningkatan pencapaian
organisasi melalui peningkatan pemberdayaan personelnya. Tanpa adanya
pemberdayaan itu, baik dengan pemberian wewenang, pelibatan dan juga pendidikan
dan pelatihan, maka tidak akan terjadi proses pemberdayaan di lingkungan organisasi.
Pemberdayaan personel dalam organisasi merupakan kata kunci, tanpa adanya proses
pemberdayaan yang berkesinambungan, akan menyulitkan organisasi menemukan
sumber daya bermutu sesuai kebutuhan operasional organisasi.
b. Substansi Pengawasan Dalam Pendidikan
Pengawas atau supervisor merupakan dua istilah yang dapat dipertukarkan
antara satu sama lain jika membicarakan kepengawasan dalam pendidikan. Dalam
konteks pendidikan di Indonesia digunakan istilah pengawas, hanya saja dalam
konteks keilmuan berdasarkan literatur memakai istilah supervisor atau supervisi.
Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran
(supervition is a penned program for the improvement of instruction), (Ahmad
Rohani, 1991).
c. Tujuan Pengawasan Pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan dan pengajaran bukan saja berkenaan dengan
aspek kognitif atau psikomotor, melainkan juga berkenaan dengan aspek afektifnya.
Semua aspek ini menjadi sasaran pelaksanaan supervisi, Sergiovanni (i987)
menegaskan lebih lengkap lagi tujuan supervisi pengajaran, menurutnya terdapat tiga
tujuan supervisi pengajaran, yaitu:
a. Pengawasan Bermutu
Dalam supervisi pengajaran supervisor bisa memonitor kegiatan proses
belajar mengajar di kelas. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan
supervisor ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan
guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.
b. Pengembangan Profesional
Dalam supervisi pengajaran supervisor bisa membantu guru mengembangkan
kemampuannya dalam memahami pengajaran, kehidupan kelas, mengembangkan
keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik
tertentu. Teknik-teknik tersebut bukan saja bersifat individual melainkan juga bersifat
kelompok.
c. Peningkatan Motivasi Guru
Dalam supervisi pengajaran supervisor bisa mendorong gum menerapkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru
mengembangkan kemampuan sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki
perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung
jawabnya, sehingga melalui supervisi pengajaran, supervisor bisa menumbuhkan
motivasi kerja guru.
d. Konsep Pengawasan Dalam Pendidikan
Konsep dan tujuan kepengawasan dalam pendidikan, sebagaimana
dikemukakan di atas, terkesan sangat ideal bagi para praktisi pengajaran. Secara
normatif, konsep dasar ide memang seharusnya demikian. Para supervisor, suka
maupun tidak suka, harus siap menghadapi masalah, kendala dalam melaksanakan
pengawas pendidikan. Adanya masalah dan kendala tersebut sedikit banyak bisa
diatasi apabila dalam pelaksanaan tugas pengawas pendidikan menerapkan prinsip-
prinsip kepengawasan secara utuh. Berikut ini dikemukakan beberapa prinsip lain
yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor atau pengawas dalam
melaksanakan supervisi pengajaran atau supervisi pendidikan, yaitu:
a. Supervisi pengajaran harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka,
kesetiakawanan dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor
dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang terkait dengan
program supervisi pengajaran. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan harus memiliki
sifat-sifat, seperti sikap membantu, memahami, terbuka, jujur, sabar, antusias dan
penuh humor (Dodd, 1972).
b. Supervisi pengajaran harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi
pengajaran bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika
ada kesempatan. Perlu dipahami, bahwa supervisi pengajaran merupakan salah satu
essential function dalam keseluruhan program sekolah (Alfonso, at all, 1981 :
weingtner, 1973). Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah
berarti selesai tugas supervisor. Pembinaan dilakukan secara berkesinambungan,
mengingat masalah proses belajar mengajar selalu berkembang dari waktu ke waktu.
c. Supervisi pengajaran harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi
dalam pelaksanaan supervisi pengajarannya, tetapi penekanan supervisi pengajaran
yang demokratis adalah aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan guru yang
dibinanya secara aktif. Tanggung jawab perbaikan program pengajaran bukan hanya
pada supervisor melainkan juga pada guru. Oleh sebab itu, program supervisi
pengajaran sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara
kooperatif dengan guru, pimpinan sekolah dan pihak lain yang terkait di bawah
koordinasi supervisor.
e. Dimensi Program Pengawas Pendidikan
Adanya konsepsi bahwa pengawas pendidikan dan jajaran pada dasamya
merupakan upaya profesionalisasi, mengantarkan kita untuk menyimpulkan bahwa
supervisi itu dapat dikatakan baik apabila keberadaannya mampu membuat semakin
profesional dalam mengelola belajar-mengajar. Masalah yang muncul sekarang
adalah bahwa supervisi yang bagaimanakah yang akan membuat guru semakin
profesional dalam mengelola proses belajar mengajar? Pertanyaan ini perlu
dikemukakan untuk mendukung kinerja pembelajaran guru. Dalam kaitan ini,
terdapat dua dimensi utama yang memsngaruhi proses supervisi atau kepengawasan
sehingga dapat dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru-guru di sekolah. Dimensi pertama adalah (a) dimensi kemampuan dan motivasi
kerja kepengawasan dalam pendidikan, (b) dimensi etik dalam kepengawasan
pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai tenaga kependidikan, kedudukan pengawas sangat jelas dan tegas di
lembaga pendidikan. yang dimaksud dengan tenaga kependidikan terdiri atas: guru,
pengelola satuan pendidikan, pengawas, peneliti dan pengembangan di bidang
pendidikan, pustakawan, laboratorium, teknisi sumber belajar, dan penguji. Pengawas
(supervisor) adalah salah satu tenaga kependidikan, yang bertugas memberikan
pengawasan agar tenaga kependidikan (guru, rektor, dekan, ketua program, direktur
kepala sekolah, personel lainnya di sekolah) dapat menjalankan tugasnya dengan
baik. Pengawas diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk
melakukan pengawasan dengan memberikan penilaian dan pembinaan dari segi teknis
pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan. Kedudukan pengawas sangat
strategis dan akan memengaruhi mutu pendidikan secara keseluruhan. Pengawas
bersifat fungsional dan bertanggung jawab terhadap terjadinya proses pembelajaran,
pendidikan dan bimbingan di lingkungan persekolahan pada berbagai jenjang dan
jenis pendidikan. Fungsinya yang cukup strategis itu akan dapat meningkatkan proses
pembelajaran dan bimbingan yang dilakukan oleh guru sehingga proses pendidikan
akan berlangsung secara efektif, terutama di lingkungan pendidikan. Sebagai tenaga
kependidikan, guru membutuhkan bantuan tenaga pengawas. Guru merupakan
personel sekolah yang selalu berhadapan dengan berbagai hal di mana dirinya tidak
dapat memecahkan masalah secara menyeluruh tanpa mendapat bantuan dari pihak
lainnya, terutama dari pengawas.
DAFTAR PUSTAKA

http://muhammad-arsyad.blogspot.com/2016/06/esensi-pengawasan-pendidikan.html
Alfonso, R.J,, Firlh, G.R., don Neville, RX (l981) lnstructional Supervision, A. Behavior System,
Boston, Allyn and Boxon, lnc.

Anda mungkin juga menyukai