Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus
Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus
Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus
2. Etiologi
a. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pancreas yang disebabkan oleh :
Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu
sendiri , tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan
genetic kearah terjadinya diabetes tipe 1
Faktor imonologi (autoimun)
Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta
DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi
insulin. Faktor resiko yang berhubungan dengan proses
terjadinya diabetes tipe II : usia,obesitas , riwayat dan keluarga
.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan
dibagi menjadi 3 yaitu (Sudoyo Aru,dkk 2009)
1). < 140 mg/dl-> normal
2). 140- < 200 mg/dl toleransi glukosa terganggu
3). >= 200 mg/dl diabetes
3. prevalensi / epidemologi
Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel
alfa, beta dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan
sifat pewarnaannya. Sel beta mengekresi insulin, sel alfa mengekresi
glukagon, dan sel-sel delta mengekresi somatostatin.
b. Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel-sel alfa
pulau langerhans mempunyai beberapa fungsi yang berlawanan dengan
insulin. Fungsi yang terpenting adalah : meningkatkan konsentrasi
glukosa dalam darah. Glukagon merupakan protein kecil mempunyai
berat molekul 3842 dan terdiri dari 29 rantai asam amino.
Dua efek glukagon pada metabolisme glukosa darah :
1) Pemecahan glikogen (glikogenolisis)
2) Peningkatan glukosa (glukogenesis)
7. Komplikasi
komplikasi diabetes melitus erbagi dalam dua kategori , yakni
komplikasi jang pendek (akut) dan komplikasi jangka panjang (kronis)
a. komplikasi jangka pendek (akut)
komplikasi diabetes melitus akut bisa disebabkan oleh dua hal,
yakni peningkatan dan penurunan gula darah yang drastis.
Komplikasi diabetes akut terbagi dalam tiga macam :
Hipoglekimia
Adalah kondisi dimana terjadinya penurunan kadar gula
darah yang drastis akibar terlalu banyak insulin dalam
tubuh, terlalu banyak mengonsumsi obat penurun gulah
darah, atau terlambat makan.
Katosiadosisdiabetik (KAD)
Adalah kondisi kegawatan medis akibat peningkatan kadar
gula darah yang terlalu tinggi .ini adalah komplikasi DM
yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan hal
gula atau glukosa sebagai sumber bahan bakar, sehingga
tubuh mengelola lemak dan menghasilkan zat keton
sebagai sumber energi.
Hiperosmoler hyperglycemic state (HHS)
Kondisi ini juga merupakan salah satu kegawatan medis
pada penyakit kencing manis, dengan tingkat kematian
mencapai 20%. HHS terjadi akibat adanya lonjokan kadar
gulah darah yang sangat tinggi dalam waktu tertentu.
b. Komplikasi diabetes melitus kronis
Komplikasi DM jangka panjang (kronis) biasanya berkembang
secara bertahap dan terjadi ketika DM tidak dikelolah dengan bai.
Beberapa komplikasi janga panjang pada penyakut DM yaitu :
Gangguan pada mata (retinopati diabetik)
Diabetes dapat merusak pembuluh darag di retinah.
Kondisi ini disebut retinopati diabetik, yang berpotensi
menyebabkan kebutaan.pembuluh darah dimata yang
rusak karena diabetes juga meningkatkan resiko gangguan
penglihatan,seperti katarak dan glukosa
Kerusakan ginjal nefropati diabetik)
Kodisi ini bisa menyebabkan gagal ginjal, bahan bisa
berujung kematian jika tidak ditangani dengan baik . saat
terjadi gagal ginjal, penderita harus melakukan cuci darah
rutin ataupun transplantasi ginjal
Kerusakan saraf
Tingginya gula dalam darah dapat merusak pemuluh
darah dan saraf di tubuh, terutama kaki. Kondisi yang
biasa disebut neuropati diabetik ini terjadi ketika saraf
mengalami kerusakan, baik secara langsung akibat
tingginya gulah darah, maupun karena penurunan aliran
drah menuju saraf.
Masalah kaki dan kulit
Komplikasi DM yang juga umum terjadi adalah masalah
pada kulit dan luka pada kaki yang disebabkan oleh
kerusakan pembuluh darah dan saraf , serta aliran darah ke
kaki yang sangat terbatas.
Penyaklit kardiovaskular
Kadar gula drah yang tinggi dapat menyebabkan
kerusakan pada pembuluh darah di dalam tubuh. Ini dapat
menyebabkan gangguan pada sirkulasi darah dan seluruh
ubuh termasuk pada jantung.
8. Pemeriksaan penunjang
a. Kadar glukosa darah
Tabel : kadar glukosa adarah sewaktu dan puasa dengan metode
enzimatik sebagai patokan penyaring
b. Criteria diagnostic WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
- Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
- Glukosa plasma puasa > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
- Glukosa plasma dari sample yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post pradial (pp) > 200
mg/dL).
c. Tes labolatorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostic, tes
pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
d. Tes Saring
Tes-tes sering pada DM adalah :
- GDP, GDS
- Tes Glukosa Urin :
Tes konvensional (metode reduksi/Benedict)
Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase)
e. Tes diagnostic
Tes-tes diagnostic pada DM adalah : GDP, GDS, GD2PP (Glukosa
Darah 2 jam Post Prandial), Glukosa Jam ke 2 TTGO
i. Tes monitoring terapi
f. Tes-tes monitoring terapi DM adalah
1. GDP : Plasma vena, darah kapiler
2. GD2PP : plasma vena
3. A1c : darah vena, darah kapiler
ii. Tes Untuk mendeteksi komplikasi
g. Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
1. Mikroalbuminuria : urin
2. Ureum, kreatinin, asam urat
3. Kolesterol total : plasma vena (puasa)
4. Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
5. Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
6. Trigliserida : plasma vena (puasa)
9. Penatalaksanaan
Insulin pada DM tipe 2 diperlukan pada keadaan :
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetic (KAD) atau hiperglikemia
hiperosmolar non ketotik (HONK)
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
Kehamilan dengan DM/diabetes mellitus gestasional yang
tidak terkendali dengan perencanaan makan.
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien dan keluarga,
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal dalam melakukan proses
terapeutik maka perawat melakukan metode ilmiah yaitu proses keperawatan.
Proses keperawatan merupakan tindakan yang berurutan yang dilakukan
secara sistematis dengan latar belakang pengetahuan komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah dan diagnosa,
merencanakan intervensi mengimplementasikan rencana dan mengevaluasi
rencana sehubungan dengan proses keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem endokrin.
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes
Mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata,
riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa
lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan Diabetes Mellitus :
a. Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat
dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan
koma.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri,
kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit
kering, merah, dan bola mata cekung.
c. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek,
mual/muntah.
e. Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f. Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
g. Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan
terjadi impoten pada pria.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi
berdasarkan teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
klien Diabetes Mellitus yaitu :
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis
osmotik.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan
dengan ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.
e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
f. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka
panjang/progresif yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang
lain.
g. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.
3.
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tanda-tanda vital. 1. Hypovolemia dapat
dimanifestasikan oleh
cairan tubuh keperawatan diharapkan
hipotensi dan
berhubungan dengan keseimbangan cairan dapat takikardia.
2. Merupakan indikator
diuresis osmotik. dipertahankan dengan
dari tingkat dehidrasi,
2. Kaji nadi perifer, pengisian
kriteria hasil: atau volume sirkulasi
kapiler, turgor kulit, dan
yang adekuat
a. Mempertahankan membran mukosa.
3. Memberikan perkiraan
urine output sesuai
kebutuhan akan cairan
usia dan BB, BJ urine
3. Pantau masukan dan keluaran, pengganti, fungsi
normal, HT Normal
catat berat jenis urine. ginjal, dan keefektifan
b. Tekanan darah, suhu
dari terapi yang
tubuh, nadi dalam
diberikan
batas normal
4. Memberikan hasil
c. Tidak ada tanda-tanda
pengkajian yang
dehidrasi, elastisitas
terbaik dari status
turgor kulit baik,
cairan yang sedang
membrane mukosa
4. Timbang berat badan setiap berlangsung dan
lembab, tidak ada rasa
hari. selanjutnya dalam
haus yang berlebihan
memberikan cairan
pengganti
5. Tipe dan jumlah dari
cairan tergantung pada
derajat kekurangan
cairan dan respons
pasien secara
individual.
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi tanda-tanda infeksi 1. Pasien mungkin masuk
dan peradangan. dengan infeksi yang
berhubungan dengan keperawatan diharapkan
biasanya telah
hyperglikemia. infeksi dapat terkontrol mencetuskan keadaan
ketoasidosis atau dapat
dengan kriteria hasil:
mengalami infeksi
a. Klien bebas dari tanda nosokomial.
dan gejala infeksi 2. Mencegah timbulnya
b. Mendeskripsikan proses infeksi silang
penularan penyakit,
2. Tingkatkan upaya untuk
factor yang
pencegahan dengan
mempengaruhi
melakukan cuci tangan yang
penularan serta
baik pada semua orang yang
penatalaksanaanya.
berhubungan dengan pasien
c. Menunjukkan
termasuk pasiennya sendiri.
kemampuan untuk 3. Kadar glukosa yang
3. Pertahankan teknik aseptik
mencegah timbulnya tinggi dalam darah
pada prosedur invasif.
infeksi akan menjadi media
d. Jumlah leukosit dalam terbaik bagi
batas normal pertumbuhan kuman.
e. Menunjukkan perilaku 4. Sirkulasi perifer bisa
hidup sehat terganggu yang
menempatkan pasien
4. Berikan perawatan kulit
pada peningkatan
dengan teratur dan sungguh-
resiko terjadinya
sungguh.
kerusakan pada
kulit/iritasi kulit dan
infeksi.
5. Membantu dalam
memventilasi semua
daerah paru dan
memobilisasi sekret.
5. Kelelahan berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Diskusikan dengan pasien 1. Pendidikan dapat
kebutuhan akan aktivitas. memberikan motivasi
dengan penurunan keperawatan diharapkan
untuk meningkatkan
produksi energi energy dapat terkontrol tingkat aktivitas
meskipun pasien
metabolik. dengan kriteria hasil:
mungkin sangat
a. Memverbalisasikan lemah.
peningkatan energy dan 2. Mencegah kelelahan
merasa lebih baik yang berlebihan
b. Menjelaskan
penggunaan energy 2. Berikan aktivitas alternatif
untuk mengatasi dengan periode istirahat yang
3. Mengindikasikan
kelelahan cukup.
tingkat aktivitas yang
c. Kecemasan menurun 3. Pantau nadi, frekuensi
dapat ditoleransi
d. Glukosa darah adekuat pernafasan dan tekanan darah
secara fisiologis
e. Kualitas hidup sebelum/sesudah melakukan
4. kepercayaan diri/harga
meningkat aktivitas.
diri yang positif sesuai
f. Istirahat cukup 4. Tingkatkan partisipasi pasien
tingkat aktivitas yang
g. Mempertahankan dalam melakukan aktivitas
dapat ditoleransi.
kemampuan untuk sehari-hari sesuai toleransi.
berkonsentrasi.
Rasion