0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
82 tayangan6 halaman

SPO ICRA Renov Bangunan RS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 6

INFECTION RISK ASSESSMENT

RENOVASI BANGUNAN RUMAH SAKIT

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


I 1/2
DITETAPKAN OLEH :
DIREKTUR UTAMA,
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR 31 Januari 2019
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Muslim Iskandar

PENGERTIAN : Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah penilaian yang


dilakukan terhadap kontrol infeksi oleh komite PPI bila ada
rencana perbaikan, renovasi, dan pembangunan baru atau
pembangunan kembali bangunan yang ada di rumah sakit, yang
memungkinkan terjadinya infeksi bagi pasien, bekerja dan orang
yang beraktivitas di rumah sakit. Rekomendasi dari komite PPI
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat
aktivitas pembangunan tersebut.

TUJUAN : Menjadi pedoman dalam menilai resiko infeksi yang dapat terjadi
akibat debu pembangunan baru atau perbaikan gedung di rumah
sakit

KEBIJAKAN :

PROSEDUR : 1. Managerial RS menginformasikan kepada Komite PPI


tentang rencana pembangunan / renovasi gedung rumah
sakit.
2. Tim menganalisa dampak pembangunan terhadap
lingkungan rumah sakit dengan menggunakan langka-
langkah ICRA, terlampir
3. Telaah ICRA menghasilkan rekomendasi dari Tim PPI
kepada Tim konstruksi / renovasi bangunan
4. Bila Tim konstruksi / renovasi bangunan menyetujui
rekomendasi tim PPI maka Tim PPI, dan Tim Konstruksi
dan Renovasi menandatangani format kesepakatan
Pengendalian Infeksi Dampak Konstruksi dan Renovasi
Bangunan
5. Pembangunan dapat dilanjutkan bila Tim Konstruksi dan
Renovasi bangunan telah melaksakan Rekomendasi Tim
PPI
6. Tim PPI bersama Managemen Rumah Sakit mengawasi
jalannya pekerjaan Konstruksi / Renovasi Bangunan
7. BIla dalam pekerjaannya Tim Konstruksi / Renovasi
bangunan tidak menjalankan rekomendasi yang dianjurkan
tim PPI, maka Pihak managemen dapat meninjau kembali
izin pelaksanaan konstruksi / renovasi bangunan tersebut.
INFECTION RISK ASSESSMENT RENOVASI
BANGUNAN RUMAH SAKIT

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


2/2

UNIT TERKAIT : 1. Tim PPI


2. Manajerial Rumah Sakit
3. Tim Konstruksi dan Renovasi Bangunan Rumah Sakit
LAMPIRAN

Matrix Infection Control Risk Assesment


Pengendalian Infeksi untuk Konstruksi & Renovasi
Langkah 1, identifikasi Tipe Aktifitas Konstruksi (Tipe A-D)

Tipe A Aktifitas Inspeksi dan Non Invasive


Termasuk:
 penggantian genteng sampai seluas 50 square feet
 pengecetan
 memasang wall paper, membenarkan aliran listrik, membenarkan
saluran air, dan aktifitas yang tidak menimbulkan debu
Tpe B Skala Kecil, aktifitas singkat dan debu minimal
Termasuk:
 instalasi telepon dan pemasangan kabel computer
 access to chase spaces
 memecah tembok atau atap dimana debu bisa dikendalikan
Tipe C Pekerjaan yang menimbulkan debu sedang hingga tinggi atau
memerlukan pemindahan benda-benda yang ada di gedung
Termasuk:
 menyemen dinding
 mengganti lantai, genteng
 konstruksi dinding baru
 Membenahi listrik diatas atap
 Mengerjakan pemasangan kabel mayor
 Aktifitas yang tidak mungkin diselesaikan dalam satu kali ganti jaga (
7 jam)
Tipe D Major demolition and construction projects
Termasuk:
 aktifitas yang membutuhkan waktu lebih dari satu kali jaga
 mengganti system kabel secara lengkap
 konstruksi baru .
Langkah 2, Identifikasi Kelompok Risiko Pasien yang akan terkena dampak.

Risiko Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Paling Tinggi


Rendah
Area  Cardiology  CCU  Any area caring for
Kantor  Echocardiography  Emergency immunocompromised
 Endoscopy Room patients
 Nuclear Medicine  Labor &  Burn Unit
 Physical Therapy Delivery  Cardiac Cath Lab
 Radiology/MRI  Laboratories  Central Sterile Supply
 Respiratory (specimen)  Intensive Care Units
Therapy  Newborn  Medical Unit
Nursery  Negative pressure
 Outpatient isolation rooms
Surgery  Oncology
 Pediatrics  Operating rooms
 Pharmacy including C-section
 Post rooms
Anesthesia
Care Unit
 Surgical Units
Catatan : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok risiko yang
lebih tinggi

Langkah 3. Penentuan Kelas Risio dengan menggunakan Tabel Matriks

I. TABL MATRIX ICRA UNTUK RENOVASI BANGUNAN RUMAH SAKIT:

PATIENT /
TIPE PROYEK KONSTRUKSI
OFFICIAL RISK
A B C D

LOW KELAS I KELAS II KELAS II KELAS III

MEDIUM KELAS I KELAS II KELAS III KELAS IV

TINGGI KELAS II KELAS II KELAS III KELAS IV

TERTINGGI KELAS II KELAS III KELAS III KELAS IV

KETERANGAN : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok
risiko yang lebih tinggi
REKOMENDASI KOMITE PPI KEPADA PENANGGUNG JAWAB KONTRUKSI BANGUNAN

Selama Proses Konstruksi Setelah Proses Konstruksi selesai

Kelas 1 1. Minimalkan debu dari konstruksi yang


dikerjakan
2. Segera ganti atap jika letaknya sudah
tidak sesuai.
Kelas II 1. Cegah infeksi karena udara berdebu 1. Bersihkan permukaan kerja
2. Basahi permukaan kerja dengan air dengan desinfektan
untuk mengendalikan debu saat 2. Tutup limbah konstruksi sebelum
membongkar gedung diangkut dalam wadah yang
3. Kunci pintu-pintu yang tidak tertutup rapat
digunakan dengan duct tape. 3. Pel basah dan atau vakum
4. Halangi dan tutup ventilasi udara dengan HEPA filter sebelum
5. Letakkan keset debu di pintu masuk meninggalkan area kerja
dan keluar area kerja 4. Pindahkan system HVAC dari
6. Pindahkan atau jauhkan system area kerja
HVAC dari area kerja
Kelas III 1. Pindahkan atau jauhkan system 1. Jangan pindahkan penghalang
HVAC dari area kerja untuk mencegah debu dari area kerja sampai ada
kontaminasi sistem duktus petugas yang berwenang
2. Pasang penghalang debu seperti melakukan inspeksi
sheetrock, 2. Pindahkan material dengan hati-
3. plywood, plastic, untuk menutup area hati untuk meminimalkan
kerja dengan area non kerja sebelum penyebaran kotoran dan debu
melakukan konstruksi terkait konstruksi
4. Jaga tekanan udara negative dalam 3. Vacuum area kerja dengan
area kerja dengan menggunakan HEPA filter
HEPA 4. Pel basah area kerja dengan
5. Tutup limbah konstruksi sebelum desinfektan
diangkut dalam wadah yang tertutup 5. Pindahkan system HVAC dari
rapat area kerja
6. Tutup troli angkutan dengan rapat
KELAS IV 1. Jauhkan system HVAC dari area kerja 1. Pindahkan material dengan hati-
untuk mencegah kontaminasi system hati untuk meminimalkan
duktus penyebaran kotoran dan debu
2. Pasang penghalang debu seperti terkait konstruksi
sheetrock, 2. Tutup limbah konstruksi sebelum
3. plywood, plastic, untuk menutup area diangkut dalam wadah yang
kerja dengan area non kerja sebelum tertutup
melakukan konstruksi 3. Tutup troli angkutan dengan
4. Jaga tekanan udara negative dalam rapat
area kerja dengan menggunakan 4. Vacuum area kerja dengan
HEPA HEPA filter
5. Tutup lubang-lubang, saluran, pipa, 5. Pel basah area dengan
celah dengan benar desinfektan
6. Bangun anteroom dan minta semua 6. Pindakan system HVAC dari
personil melewati anteroom sehingga area kerja
mereka bisa divakum menggunakan
HEPA sebelum meninggalkan area
kerja atau mereka dapat memakai
baju atau kain kertas yang menutupi
yang dapat diganti setiap mereka
meninggalkan area kerja
7. Semua personil yang memasuki area
kerja diminta menggunakan pelindung
sepatu. Pelindung sepatu harus
diganti setiap pekerja keluar area
kerja
8. Jangan pindahkan penghalang debu
dari area kerja sampai proses
konstruksi diinspeksi oleh Tim dalin

Langkah 4. Identifikasi area sekitar proses konstruksi, ases potensial dampak

Unit di bawah Unit di atas Samping kiri Samping Belakang Depan


kanan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko

Langkah 5. Identifikasi ruang khusus, cth ruang pasien, ruang medikasi dll

Langkah 6. Identifikasi isu terkait: ventilasi, saluran air, listrik seandainya ada gangguan

Langkah 7. Identifikasi penghalang debu apa yang digunakan. (cth, penghalang tembok) ;
apakah diperlukan HEPA filter?

(Catatan: Selama konstruksi area renovasi/konstruksi hendaknya dipisahkan dari area hunian
dan hendaknya negative dengan memperhatikan area sekitar)

Langkah 8. Pertimbangkan potensial risiko kerusakan air. Apakah ada risiko terkait
struktur bangunan (cth, tembok, atap, plafon)

Langkah 9. Jam kerja: Bisakah konstruksi dilakukan diluar jam perawatan pasien?

Langkah 10. Apakah plan membutuhkan ruangan isolasi atau aliran udara negative?

Langkah 11. Apakah plan membutuhkan tempat cuci tangan (handwashing sinks)?

Langkah 12. Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan jumlah minimal tempat cuci
tangan untuk proses ini? (lihat pedoman AIA untuk tipe dan area)

Langkah 13. Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan plan kebersihan ruangan?

Langkah 14. Plan untuk membicarakan isu berikut terkait proses Cth, alur lalu lintas,
housekeeping, menghilangkan kotoran atau debut (bagaimana dan kapan)

Anda mungkin juga menyukai