Pengendalian Ruang ATR
Pengendalian Ruang ATR
Pengendalian Ruang ATR
PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG KONTEMPORER DAN
PERMASALAHANNYA
Disampaikan Oleh:
Ir. Harris Simanjuntak M.Dev.Plg
Kasubdit Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah IV
Dalam acara:
Workshop ASPI: Kerjasama Studio Perencanaan
4
atau di Sempadan Sungai pada DAS, selain
membahayakan penduduk, juga menurunkan
kualitas lingkungan pada hulu dan hilir sungai
1 2 3 Pengendalian
Perencanaan Pemanfaatan
Pemanfaatan
Tata Ruang Ruang
Ruang
• Performance zoning
• Special zoning
• Bonus zoning Standar yang relevan
• TDR dengan perencanaan
RENCANA
• Negotioned Dev’t. dan pembangunan kota
• Flood Plain Zoning (e.g. kesehatan,
• Floating Zoning keselamatan,
• Exclusionaary Zoning keamanan, etc)
• Contract Zoning
• Growth Control
• Conditional Uses
• Non-conforming Uses
RENCANA • Spot Zoning
UMUM
STANDAR
• Etc.
TATA
INSENTIF DAN 4
RUANG 2 DISINSENTIF SANKSI
1 PERATURAN
RENCANA RDTRK
ZONASI DAN PERIZINAN PEMBANGUNAN
RINCI
TATA VARIANNYA 3
RUANG RTBL PANDUAN
BENTUK
INSENTIF & DISINSENTIF
1. Pengurangan Retribusi
2. Keringanan Pajak INSENTIF DISINSENTIF
NON FISKAL NON FISKAL
Pengenaan
Sanksi
PIDANA
(Pasal 69-74 UU 26/2007)
Ps 1 Butir 1 PP No.16/2004:
Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola
pengelolaan tata guna tanah yang meliputi
penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah
melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan
pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem
untuk kepentingan masyarakat secara adil
BERKEADILAN MEMAHAMI
KEMAKMURAN
BERSAMA TERTIB
RUANG
PEMILIK MASA
RDTR TANAH
-TANAH DEPAN
BERKEMAJUAN MEMBUTUHKAN
KESEPAKATAN
CONTOH IMPLEMENTASI KEGIATAN PRIORITAS:
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEKITAR SDEW
DAN SEKITAR PSN
PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SDEW
Sertipikasi
Badan Air
SDEW
Interim
Development
Assessment
Plan
Instrumen
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
Partisipasi
Masyaraka
t
SERTIPIKASI BADAN AIR
INTEGRASI SERTIPIKAT TANAH DENGAN INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
2. COMMON-POOL RESOURCE:
• berada dalam penguasaan/yurisdiksi negara, tapi tidak ada pemiliknya
• sulit membatasi orang untuk mengambil keuntungan dari Situ dan Danau
tersebut
• free ride akan berujung pada investasi yang tidak optimal dalam
melindungi dan memelihara, memantau pemanfaatan, memberi sanksi
kepada yang melanggar
• rentan terhadap masalah-masalah kongesti, pemanfaatan melebihi daya
dukung, dan potensi kerusakan kalau batasan tidak dibuat dan ditegakkan.
PROPRIETOR AUTHORIZED
OWNER AUTHORIZED
(Pemilik CLAIMANT ENTRANT
(Pemilik USERS
Tanpa Boleh (Pengelola) (Dibolehkan
Penuh) (Pengguna)
Menjual) Masuk)
ACCES V V V V V
(Hak Masuk)
WITHDRAWAL V V V V
(Hak Mengambil
Hasil)
MANAGEMENT V V V
(Hak Mengelola)
EXCLUSION V V
(Hak Melarang Orang
Lain)
ALIENATION V
(Hak Mengalihkan)
KAJIAN SDEW DALAM DAS
PETA
SEBARAN SDEW PADA
DAS JRAGUNG DAN
DAS TUNTANG
(WS JRATUNSELUNA)
RENCANA TEKNIS ANTARA (RTA) ATAU
INTERIM DEVELOPMENT ASSESSMENT PLAN
(IDAP) Tujuan:
Definisi : Menjadi dasar penyusunan
“Rencana terperinci dengan klasifikasi
instrumen pengendalian
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang
disusun untuk kawasan fungsional yang pemanfaatan ruang (PZ,
telah disepakati secara teknis oleh Perizinan, Indis dan Sanksi)
pemangku kepentingan” di kawasan objek strategis.
PROSEDUR
Fungsi:
1. Kendali mutu pemanfaatan ruang di Kawasan Objek Strategis
2. Pertimbangan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci
dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW
3. Pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun peraturan
daerah tentang RDTR
4. Pertimbangan bagi penyusunan :
- Peraturan Zonasi
- Ketentuan Perizinan Pemanfaatan Ruang
- Ketentuan Pemberian Insentif dan Disinsentif
- Ketentuan Pemberian Sanksi
DI SEKITAR
PSN
ISU PERMASALAHAN
37
POKMAS
40
POKMAS
STRATEGI PEMBERDAYAAN PADA TIAP TAHAP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
41
POKMAS
PEMBERDAYAAN POKMAS
DI WS CILIWUNG-CISADANE
• Delineasi
RTA (RENCANA Kawasan
TEKNIS prioritas
ANTARA)/IDAP situ dan
sekitarnya
• Perangkat
pengendalia
INSTRUMEN n secara
LENGKAP menyeluruh • Ketentuan Umum di PP
PENGENDALIAN pada lokasi 68/2010
yang di IDAP • Masyarakat adalah:
kan 1. Orang perseorangan;
• PP 68/2010 pasal 2. Kelompok orang termasuk
7 ayat (2) masyarakat hukum adat;
3. Korporasi
KELOMPOK • Masyarakat yaitu 4. Pemangku kepentingan non
MASYARAKAT yang terkena pemerintah lain (individu,
TERDAMPAK dampak langsung kelompok orang, sector dan
dari kegiatan atau profesi)
penataan ruang …
• Melekatkan
PENSERTIFI fungsi 3R
(Right,
KATAN Restriction,
Responsibility)
TANAH pada pemilik
hak
42
POKMAS
Karakteristik Kelompok
RUANG Masyarakat Kota Bandung
RIUNG
Asosiasi Profesi/
KOLABORASI Pendidikan
Kerjasama
mis:IAI FORUM RUANG
IAP RIUNG
Profesi PT
Penguatan
Substansi
Pembinaan
Kapasitas
Arsitek + Perencana Mahasiswa
Komunitas “Perencana
Muda”
Pendampingan &
Edukasi
Input
Informasi
Pendampingan &
Masyarakat Edukasi
“Permasalahan Riil”
Berbasis Wilayah
PENUTUP
KEBUTUHAN KOMPETENSI
MEMASUKI ERA PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
▪ Dengan telah terselesaikannya hampir seluruh RTRW Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Indonesia, serta makin kompeksnya tantangan dalam bidang
pengendalian pemanfaatan ruang, dapat dikatakan bahwa saat ini telah
memasuki era pengendalian pemanfaatan ruang.
▪ Hal yang tidak kalah penting yaitu kompetensi terkait property rights dan
development right, dalam rangka harmonisasi penataan ruang dan pertanahan.
Zona Budidaya
Zona Perumahan
R
No. Kegiatan
Rumah Kepadatan
Rumah Kepadatan
Rendah
sedang
R-3 R-4
A. PERUMAHAN
1 Rumah tunggal I I
2 Rumah kopel I I
3 Rumah deret I I
4 Townhouse X X
5 Rumah susun rendah X X
6 Rumah susun sedang X X
7 Rumah susun tinggi X X
8 Asrama I I
9 Rumah kost I I
10 Panti jompo I I
11 Panti asuhan I I
12 Guest house I I
13 Paviliun I I
14 Rumah dinas I I
15 Rumah adat I I
B. PERDAGANGAN DAN JASA
1 Ruko TB TB
2 Warung T2 T2
3 Toko TB TB
4 Pasar tradisional X X
5 Pasar lingkungan TB TB
6 Penyaluran grosir X X
7 Pusat perbelanjaan X X
8 Supermarket X X
9 Mal X X
10 Plaza X X
11 Bahan bangunan dan perkakas X X
12 Makanan dan minuman TB TB
13 Peralatan rumah tangga TB TB
14 Hewan peliharaan X X
15 Alat dan bahan farmasi X X
16 Pakaian dan aksesoris TB TB
17. Peralatan dan pasokan pertanian X X
18 Tanaman TB TB
19. Kendaraan bermotor dan pelengkapannya X X
20 Jasa bangunan X X
21 Jasa lembaga keuangan TB TB
22 Jasa komunikasi TB TB
23 Jasa pemakaman TB TB
24 IPTEK X X
25. Jasa perawatan/perbaikan/renovasi barang TB TB
CONTOH OUTPUT IDAP/RTA
KAWASAN SEKITAR DANAU LIMBOTO
TEKNIK PENGATURAN ZONASI
Teknik pengaturan zonasi di kawasan prioritas sekitar Danau
Limboto ditetapkan dalam upaya mengatasi beberapa
permasalahan spesifik dan pengembangan zona terkait dengan
zona-zona yang memiliki tingkat kerawanan bencana maupun
memiliki karakteristik fisik khusus.
Zona Pertampalan
Zona Pertampalan dengan Zona pertampalan dengan kawasan rawan bencana
Kawasan Genangan Air banjir
Zona ini merupakan kawasan Pada zona budidaya maupun lindung yang bertampalan dengan zona
yang pada awalnya rawan banjir maka diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a) Ketentuan intensitas pada tiap zona yang bertampalan dengan
merupakan bagian dari zona rawan banjir maka intensitas pemanfaatan ruang disesuaikan
Danau Limboto, namun saat dengan ketentuan intensitas pada zona rawan banjir. Luas zona pertampalan pada kawasan
ini berada di luas batas b) Ketentuan tata bangunan pada tiap zona yang bertampalan prioritas adalah sebesar 1.213 Ha
delineasi badan danau. dengan zona rawan banjir maka tata bangunan disesuaikan Meliputi 32 blok di Kawasan Prioritas
dengan ketentuan tata bangunan pada zona rawan banjir.
c) Ketentuan prasarana dan sarana minimuml pada tiap zona yang
bertampalan dengan zona rawan tanah longsor maka perlu
ditambahkan ketentuan prasarana sarana minimum dari zona
rawan banjir ke dalam ketentuan prasarana zona yang
bertampalan tersebut.
CONTOH OUTPUT INSDAL
KAWASAN SEKITAR DANAU LIMBOTO
INSENTIF DISINSENTIF
Lokasi Prioritas 1:
1 Merupakan :
1. kawasan strategis (prov/kab/kota)
2. Berlokasi dekat dengan akses keluar/masuk jalan tol.
3. Memiliki potensi untuk berkembang, sehingga perlu pengendalian pemanfaatan ruangnya.
Kawasan Purwadadi-
4
Kalijati, Kabupaten Subang
Dengan pertimbangan :
- Kecamatan Purwadadi, Kabupaten
Subang sebagai Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) peruntukan Lokasi Prioritas 4 :
industri Kawasan Palimanan,
- Dekat dengan akses jalan tol yaitu
Interchange Kalijati di KM 98 Kabupaten Cirebon
Dengan pertimbangan :
2
- Kecamatan Palimanan
Lokasi Prioritas 2 : sebagai Pusat Kegiatan
Lingkungan (PKL)
Kawasan Cikedung, - Dekat dengan akses jalan
Kabupaten Indramayu tol yaitu Gerbang Tol
Dengan pertimbangan : Palimanan di KM 189
-
-
Potensi minat investasi, yang
berlokasi di kawasan hutan
Dekat dengan akses jalan tol
yaitu Gerbang Tol Cikedung di
KM 138
Lokasi Prioritas 3 :
Kawasan Kertajati, Kabupaten
Majalengka
Dengan pertimbangan :
3
- Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka
sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
Pendukung BIJB dan Kertajati Aerocity
- Dekat dengan akses jalan tol yaitu Interchange
Kertajati di KM 158
CONTOH OUTPUT
TOL CIKAMPEK - CIREBON
PETA RENCANA
POLA RUANG
Fungsi Utama Ruang:
1. Pusat Pelayanan
2. Kawasan Industri
3. Kawasan Permukiman
CONTOH OUTPUT
TOL CIKAMPEK - CIREBON
ZONING MAP
V. Ketentuan Pelaksanaan
a. Pembangunan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan
perizinan pembangunan dan keringanan pajak.
b. Pembangunan rumah yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun
c. sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan,
maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa pen ingkatan
pajak dan tidak diterbitkannya lagi periinan operasi (bila ada), serta dicabutnya ijin setelah 5 tahun tahun
dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan.
d. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan
selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang dizinkan
terbatas sedangka n untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa
peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin
setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan.
e. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin
yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 6 bulan setelah berlakunya Peraturan
Daerah ini