0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
207 tayangan24 halaman

Laporan Praktikum TRX Uu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 24

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

LAPORAN MEKANIKA TANAH


NAMA PRAKTIKAN : ACHMAD NURCHOLIS 1506675573
ADITYA NUGROHO 1506675333
DWINITA APRITASARI 1506675251
PREVIANTO PRADIPTA 1506730514
KELOMPOK : R17/SHIFT 12
TANGGAL PRAKTIKUM : 11 NOVEMBER 2017
JUDUL PRAKTIKUM : TRIAXIAL UU (UNCONSOLIDATED-UNDRAINED)
ASISTEN : HASNA AULIA ARIFANI
PARAF DAN NILAI :

I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan
ASTM D 2850 “Standard Test Method fon Unconsolidated-Undrained Triaxial
Compression Test on Cohesive Soils”
SNI 03-4813-1998 Rev. 2004 “Cara Uji Triaksial untuk tanah kohesif dalam keadaan
tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase (UU)”

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


Untuk mengetahui parameter kuat geser tak terdrainasi suatu tanah (Undrained shear
strength), yaitu berupa sudut geser tanah (∅) dan nilai kohesi (c).

C. Alat-alat dan bahan percobaan


a. Alat
 Unit mesin Triaxial Test
 Alat untuk memasang membran karet pada tanah uji
 Pompa penghisap
 Membran karet untuk membungkus tnah uji
 Kertas tissue
 Cetakan contoh tanah uji
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

 Extruder
 Spatula
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 g
 Can
 Oven
b. Bahan
 Sampel tanah Undisturbed (sampel tanah tak terganggu)

D. Teori dan rumus yang digunakan

Salah satu tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan parameter kuat geser
tanah. Parameter ini didefinisikan dengan persamaan umum Coulomb:

(10.1) 𝜏 = 𝑐 + 𝜎𝑛 𝑡𝑎𝑛 𝜑

Dimana:

τ = kuat geser (kPa, ksf, psi, dll)


c = kohesi tanah atau adhesi antarpartikel (kPa, ksf, dll)
σn = tegangan normal (kPa, ksf, dll)
φ = sudut geser dalam (°)

Persamaan 10.1 merupakan parameter kuat geser pada kondisi tegangan total (total
stress). Tanah yang diberikan penambahan beban akan mengalami kenaikan tegangan
air pori, Δu. Apabila kenaikan tegangan air pori ini dihilangkan, maka didapatkan
persamaan kuat geser tanah pada kondisi tegangan efektif (effective stress), seperti
persamaan 10.2 berikut.

(10.2) 𝜏 = 𝑐′ + (𝜎𝑛 − ∆𝑢) 𝑡𝑎𝑛 𝜑′

Nilai tegangan efektif merupakan parameter kuat geser tanah yang sebenarnya.

Ada tiga macam Triaxial Test:

1. Unconsolidated Undrained Test (UU)


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Pada percobaan ini air tidak diperbolehkan mengalir dari sampel tanah. Tegangan air
pori biasanya tidak diukur pada percobaan semacam ini.

Dengan demikian hanya kekuatan geser “UNDRAINED” (Undrained Shear


Strength) yang dapat ditentukan.

2. Consolidated Undrained Test (CU)


Pada percobaan ini sampel tanah diberikan tegangan normal dan air
diperbolehkan mengalir dari sampel. Tegangan normal ini bekerja sampai
konsolidasi selesai, yaitu sampai tidak terjadi lagi perubahan pada isi sampel
tanah. Kemudian jalan air dari sampel ditutup dan sampel diberikan tegangan
geser secara undrained (tertutup). Tegangan normal masih tetap bekerja,
biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser diberikan.

3. Drained Test (CD)


Pada percobaan ini sampel tanah diberi tegangan normal dan air diperbolehkan
mengalir sampai konsolidasi selesai. Kemudian tegangan geser diberikan dengan
kata lain pergeseran dilakukan secara drained (terbuka). Untuk menjaga tekanan
air pori tetap nol, maka kecepatan percobaan harus lambat (dalam hal ini juga
tergantung koefisien permeabilitas).

Pada percobaan, yang akan dilakukan adalah Unconsolidated-Undrained (UU).


Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝒌.𝑴
𝝈𝟏 = + 𝝈𝟑
𝑨
𝒌. 𝑴 (10.3) dimana:
∆𝝈 = = 𝒅𝒆𝒗𝒊𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒔𝒕𝒓𝒆𝒔𝒔
𝑨
𝑨𝟎
𝑨=
𝟏−𝜺
∆𝑳
𝜺=
𝑳𝟎

σ1 = Tegangan vertikal yang diberikan


σ3 = Tegangan horizontal
k = Kalibrasi dari proving ring
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

A0 = Luas sampel tanah awal


∆L = Perubahan panjang sampel awal

L0 = Panjang sampel tanah awal

M = Pembacaan proving ring maksimum

Dengan Diagram Mohr, hubungan sudut geser tanah, tegangan, dan gaya geser dapat
digambarkan:

(𝝈𝟏 +𝝈𝟑 ) (𝝈𝟏 +𝝈𝟑 )


(10.4) 𝜎𝑛 = + cos 2 𝜃
2 2
(𝝈𝟏 −𝝈𝟑 )
𝜎𝑛 = sin 2 𝜃
2

Gambar 9.1 Diagram mohr untuk mencari nilai kohesi (c) dan sudut geser (φ).

Dari percobaan Triaxial ini diketahui tiga jenis keruntuhan dari tanah uji, sbb:

1. General Shear Failure


Penambahan beban pada pondasi diikuti oleh penurunan pondasi tersebut. Pada
pembebanan mencapai qu maka terjadi keruntuhan tiba-tiba yang diikuti oleh
perluasan keruntuhan permukaan sampai ke bawah permukaan.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 9.2 Grafik hubungan q vs settlement, terlihat puncak yang jelas

2. Local Shear Failure


Pada keadaan lain jika pondasi masih dapat memikul beban setelah tercapai qu,
walaupun terjadi penurunan permukaan tiba-tiba. Pada grafik hubungan q vs
settlement tidak terlihat puncak yang jelas.

Gambar 9.3 Grafik hubungan q vs settlement, tidak terlihat puncak yang jelas
3. Punching Shear Failure
Pada pondasi yang didukung oleh tanah yang agak lepas setelah tercapainya qu,
maka grafik hubungan q vs settlement bisa digambarkan mendekati linear.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 9.4 Grafik hubungan q vs settlement, mendekati linear

TEORI TAMBAHAN

Pengujian geser triaksial yaitu pengujian yang paling bisa dihandalkan untuk
memastikan parameter tegangan geser. pengujian ini sudah dipakai sacara luas untuk
kepentingan pengujian umum maupun kepentingan penelitian.

Pada uji ini biasanya dipakai satu sample tanah kurang lebih berdiameter 1, 5 inc (38,
1 mm) serta panjang 3 inc (76, 2 mm).

Sample tanah (benda uji) itu ditutup dengan membrane karet yang tidak tebal serta
ditempatkan di dalam satu bejana selinder berbahan plastic yang lalu bejana itu berisi
air atau larutan gliserin. Di dalam bejana, benda uji itu bakal memperoleh desakan
hidrostatis. untuk mengakibatkan terjadinya kerutuntuhan geser pada benda uji,
tegangan aksial (vertikal) diberikan lewat satu piston vertical (tegangan ini umumnya
juga dimaksud tegangan deviator).

Untuk pembebanan vertical bisa dikerjakan dengan dua langkah diantaranya :

a. Dengan memberi beban mati yang berangsur-angsur ditambah (menambahkan


setiap waktu sama) hingga benda uji roboh (deformasi arah aksialakibat
pembebanan ini diukur dengan satu jam tangan ukur/dial gage)
b. Dengan memberi deformasi arah aksial (vertical) dengan kecepatan deformasi
yang tetaplah dengan pertolongan gigi-gigi mesin atau pembebanan hidrolis.
Langkah tersebut dimaksud sebagai uji regangan teratasi.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Beban aksial yang didapatkan diukur dengan pertolongan satu proving ring
(lingkaran pengukur beban) yang berhuhubungan dengan piston vertical.

Alat ini dapat dilengkapi dengan pipa-pipa untuk mengalirkan air ke serta
dari dalam sample tanah di mana pipa-pipa itu juga bermanfaat sebagai fasilitas
pengukur tegangan airpori (pada keadaan uji)

Dalam uji geser triaksial ada tiga type standard yang umum nya dikerjakan yakni:

A. Consolidated drained test (CD test)


Consolidated drained test atau uji air-teralirkan terkonsolidasi umumnya
dikerjakan lewat cara benda uji diletakkan dari semua arah dengan tegangan
penyekap lewat cara memberi desakan pada cairan dalam silinder. Sesudah
penyekap dilaukan, tegangan airporidalam benda uji naik. Kenaikan
airporidapat dinyatakan berbentuk beberapa mtr. tidak berdimensi.
Untuk tanah-tanah yang jemu air, parameter teganganporisama dengan
0. jika pada jalinan dengan pipa aliran (drainage) tetaplah terbuka, bakal
berlangsung disipasi akibat keunggulan tegangan airpori, serta lalu
berlangsung konsolidasi. lama kelamaan uc mengecil jadi 0. Pada tanah yang
jenuh air pergantian volume dari benda uji yang berlangsung sepanjang sistem
konsolidasi bisa ditetapkan dari besarnya volume airporiyang mengalir keluar.
Beban tengangan deviator, pada benda uji ditambahkandengan lambat sekali
(kecepatan menambahkan beban begitu kecil). Sepanjang pengujian ini pipa
aliran dilewatkan terbuka dengan hal tersebut menambahkan beban tegangan
deviator yang begitu perlahan itu sangat mungkin terjadinya dispasi penuh dari
tegangan airporisehingga bisa di ciptakan sepanjang pengujian.
Satu contoh yang umium dari macam tegangan deviator pada
bertambahnya regangan pada tanah pasir renggang serta pada tanah lempung
yang terkonsolidasi normal memberikan hal yang sama untuk tanah pasir padat
serta tanah lempung terkonsolidasi lebih.
Pengujian yang sama pada sample tanahdapat dikerjakan sekian kali
dengan desakan penyekap yang tidak sama. apabila harga tegangan-tegangan
paling utama besar serta kecil pada tiap-tiap uji itu bisa di ketahui, jadi kita
bisa menggambar lingkaran-lingkaran mohrnya sekalian didapat juga garis
keruntuhannya (failure envelope).
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Persyaratan Keruntuhan Mohr-Coulomb


Pengetahuan mengenai kemampuan geser dibutuhkan untuk merampungkan
beberapa masalah yang terkait dengan stabilitasmassatanah. Apabila satu titik
pada sembarang bagian dari suatumassatanah mempunyai tegangan geser yang
sama juga dengan kemampuan gesernya, jadi keruntuhan bakal berlangsung
pada titik itu.
Kemampuan geser tanah pada bagian itu pada titik yang sama, sebagai
parameter kuat geser, yang berturut-turut didefinisikan sebagai kohesi
(cohesion intercept atau apparent cohesion) serta pojok tahanan geser (angle
of shearing resitance).
Berdasar pada rencana basic Terzaghi, tegangan geser disuatu tanah
cuma bisa ditahan oleh tegangan partikel-partikel padatnya. Kemampuan
geser tanah bisa pula dinyatakan sebagai manfaat dari tegangan normal efektif
Dengan hal tersebut keruntuhan bakal berlangsung pada titik yang
mengalami kondisi gawat yang dikarenakan oleh gabungan pada tegangan
geser dan tegangan normal efisien.
Diluar itu, kemampuan geser dapat juga dinyatakan dalam tegangan
paling utama pada kondisi roboh dititik yang dilihat.
Garis yang dihasilkan oleh kesamaan pada kondisi roboh adalah garis
singgungterhadap lingkaran Mohr yang tunjukkan kondisi tegangan dengan
nilai positif untuk tegangan tekan.
Keadaan terkonsolidasi lebih pada benda uji bakal berlangsung apabila
satu sapel tanah lempung yang pada awalnya dikonsolidasi dengan desakan
penyekap yang sama besardan lalu dibolehkan mengembang dengan turunkan
tegangan penyekap menjadisama besar. Garis keruntuhan yang dihasilkan dari
uji triaksial keadaan air air teralirkan pada sample tanah lempung
terkonsolidasi lebih bakal membuat cabang serta memiliki pojok yang lebih
kecil serta memotong sumbu vertical disuatu harga sebesar harga kohesi dari
tanah itu.
Proses uji geser triaksial dengan cara air teralilirkan terkonsolidasi
padsa tanah lempung umumnya membutuhkan sekian hari untuk tiap-tiap
benda uji. Hal semacam ini karena sebab kecepatan menambahkan tegangan
deviator lambat sekali supaya bisa membuahkan keadaan air teralirkan
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

seutuhnya dari dalam benda uji. Berikut penyebabnya kenapa uji triaksial
langkah CD tak umum dikerjakan (uji CU serta UU lebih disenangi).

B. Consolidated undrained test (CU test)


Uji CU adalah uji triaksial yang paling umum digunakan. Di mana pada uji ini
sample tanah yang jenuh air awal mula dikonsolidasi dengan desakan
penyekap yang sama dari semua penjuru dalam bejana yang berisikan fluida.
Hal semacam ini bakal mengakibatkan terjadinya pengaliran air dari sample
tanah keluar. Setelah tegangan airporiakibat pemberian desakan penyekap
sudah semuanya terdipasi, tegangan deviator pada sample tanah lalu ditambah
hingga mengakibatkan keruntuhan pada sample tanah itu.
Sepanjang fase ini berjalan, jalinan draenase (pengaliran air) dari serta
kedalam sample tanah mesti di buat tertutup (drainase ini terbuka pada fase
konsolidasi). Lantaran mustahil berlangsung pengaliran air, jadi ketika
pembebanan ini bakal berlangsung kenaikan teganganpori. Sepanjang uji
berjalan diselenggarakan pengukuran terus-terusan.
Pada tanah pasir terlepas (renggang) serta tanah lempung terkonsolidasi
normal, tegangan airporiakan jadi membesar dengan menambahnya regangan
tadi sedang untuk tanah pasir padat serta lempung terkonsolidasi libih,
tegangan airporiakan jadi membesar dengan menambahnya regangan hingga
satu batas spesifik. Lalu setelah itu tegangan airporimenjadi negative (relative
pada desakan atmosfer). Hal semacam ini dikarernakan tanahnya yang
mengembang.
Pada uji ini tidak sama dengan uji air mengalir-terkonsolidsasi, harga
tegangan keseluruhan serta tegangan efisien padda uji air termampatkan-
terkonsolidasi berbeda. Pada uji ini harga tegangan airporipada waktu
berlangsung keruntuhan segera daspat diukur.
Pada uji ini dapat juga dikerjakan padas sample tanah yang tidak sama,
dengan tegangan penyekap di buat tidak sama untuk memastikan parameter
kemampuan geser tanah itu.
C. Unconsolidated Undrainned test (UU test)
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pengujian Triaksial UU yaitu satu langkah untuk pengujian kuat geser tanah.
Pengujian Triaksial type UU itu untuk memperoleh nilai kohesi (c) serta E itu
yakni dengan lingkaran Mohr serta regresi linier.
Pada pengujian Triaksial type UU Unconsolidation-Undrained) benda
uji awal mula dibebani dengan aplikasi tegangan sel lalu dibebani dengan
beban normal, lewat aplikasi tegangan deviator sampaimeraih keruntuhan.
Pada aplikasi tegangan deviator sepanjang penggeserannya tak
diperbolehkan air keluar dari benda ujinya serta sepanjang pengujian katup
drainasi ditutup. Karena pada pengujian air tak diperbolehkan mengalir keluar,
beban normal tak ditransfer ke butiran tanahnya. Kondisi tanpa ada drainasi
ini mengakibatkan ada desakan keunggulan desakan poridengan tak ada
tahanan geser hasil perlawanan daributiran tanahnya.

II. PRAKTIKUM
a. Persiapan

1. Mengeluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung dan memasukkan ke dalam


cetakan silinder uji (dengan menggunakan extruder mekanis), kemudian dipotong
dengan gergaji kawat.

Gambar 9.5 Proses pencetakan sampel uji undisturbed

2. Meratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder uji dengan menggunakan
spatula. Kemudian mengeluarkan sampel uji dari silinder uji dengan extruder
manual.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 9.6 Proses pengeluaran sampel uji dari silinder uji (kiri) dan sampel uji yang telah
jadi (kanan)

3. Mengukur dimensi sampel tanah (L = 2-3 D ).


4. Menimbang berat awal sampel tanah tersebut.
b. Jalannya Praktikum

1. Memasang membran karet pada sampel dengan menggunakan alat pemasang:

• Memasang membran karet pada dinding alat tersebut.


• Mengeluarkan udara yang ada di antara membran dan dinding alat dengan
pompa hisap.

• Memasukkan sampel tanah ke dalam alat pemasang tersebut.


• Melepaskan sampel tanah dari alat tersebut sehingga sampel terbungkus
membran.

Gambar 9.7 Sampel uji yang telah terpasang membran karet


Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

2. Memasukkan sampel tanah ke dalam sel Triaxial, dan tutup dengan rapat.

Gambar 9.8 Proses pemasangan sampel uji ke alat triaksial

3. Memasang sel triaksial pada unit mesin Triaxial.


4. Mengatur kecepatan penurunan 1% dari ketinggian sampel.

5. Mengisi sel Triaxial dengan gliserin sampai penuh dengan memberi tekanan pada
tabung tersebut. Pada saat gliserin hampir memenuhi tabung, mengeluarkan udara
yang ada di dalam tabung agar gliserin dapat memenuhi sel. Fungsi gliserin ini adalah
untuk menjaga tegangan 3 dapat merata ke seluruh permukaan sel dan besarnya
dapat dibaca pada manometer.

Gambar 9.9 Proses pengisian sel triaksial dengan gliserin/air

6. Melakukan penekanan pada sampel tanah dari atas (vertikal).

7. Melakukan pembacaan Load Dial setiap penurunan dial bertambah 0.025 mm.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

8. Setelah selesai, kemudian memasukkan sampel uji ke oven untuk mendapatkan


kadar air.

III. PENGOLAHAN DATA


1. Data Hasil Praktikum

pengukuran
diameter (cm) panjang (cm)
ke
1 3,625 7,05
2 3,65 7,04
3 3,6375 7,0375
rata-rata 3,6375 7,0425
Tabel 9.1 Dimensi cetakan silinder uji
LRC = 0,3065 kg/cm2
o Berat tanah Basah
Sampel 1 = 118,93 gram
Sampel 2 = 120, 37 gram
o Berat tanah kering
Sampel 1 = 97,47 gram
Sampel 2 = 96,72 gram
o Berat Can
Sampel 1 = 19,73 gram
Sampel 2 = 17,37 gram

D = 0,4 D = 1,2
DDR LDR DDR LDR
25 13 25 6
50 17 50 11
75 20 75 18
100 23 100 24
125 26 125 28
150 28 150 33
175 30,5 175 37
200 32 200 41
225 34 225 44
250 35 250 47
275 36 275 50
300 37 300 53
325 38 325 55
350 39 350 56
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

375 40 375 58
400 41 400 59
425 42 425 60
450 43 450 61
475 44 475 62
500 45 500 64
525 46 525 65
550 46,5 550 65
575 47,5 575 66
600 48 600 67
625 48,5 625 68
650 49 650 69
675 49,5 675 69
700 50 700 70
725 51 725 71
750 51,5 750 71
775 51,5 775 72
800 52 800 73
825 53 825 73
850 53,5 850 74
875 54 875 74
900 54,5 900 75
925 54,5 925 76
950 55 950 76
975 55 975 76
1000 55,5
1025 55,5
1050 55,5
Tabel 9.2 Data Percobaan
2. Perhitungan
o Menghitung luas dan Volume
1 2 1 22
𝐴= 𝜋𝐷 = × × 3,6375 = 10,396 𝑐𝑚2
4 4 7

𝑉 = 𝐴 × 𝑙 = 10,396 × 7,0425 = 73,215 𝑐𝑚3


o Kadar Air

𝑊𝑤𝑒𝑡 − 𝑊𝑑𝑟𝑦
𝑤= × 100%
𝑊𝑑𝑟𝑦

Sampel 1 = 22,017 %

Sampel 2 = 24,452 %
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

o Massa jenis dan Berat Jenis


𝑊𝑤𝑒𝑡
𝜌= 𝛾 = 𝜌𝑔 *g=9,81
𝑉

Sampel 1 𝜌 = 1,624

𝛾 = 15,92

Sampel 2 𝜌 = 1,644

𝛾 = 16,13

Sehingga, 𝜌 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 1,634 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3

𝛾 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 16,025 𝑚𝑁/𝑐𝑚3

o Tegangan Normal
 Sampel 1

DDR LDR ∆L Ɛ (1-Ɛ) A' ∆Σ Σ1


(CM) (CM2) (KG/CM2) (KG/CM2)
25 13 0,025 0,00355 0,99645 10,42365 0,382256 0,782256
50 17 0,05 0,0071 0,9929 10,46092 0,498092 0,898092
75 20 0,075 0,01065 0,98935 10,49845 0,583895 0,983895
100 23 0,1 0,0142 0,9858 10,53626 0,66907 1,06907
125 26 0,125 0,017749 0,982251 10,57434 0,753617 1,153617
150 28 0,15 0,021299 0,978701 10,61269 0,808654 1,208654
175 30,5 0,175 0,024849 0,975151 10,65133 0,877661 1,277661
200 32 0,2 0,028399 0,971601 10,69024 0,917472 1,317472
225 34 0,225 0,031949 0,968051 10,72944 0,971253 1,371253
250 35 0,25 0,035499 0,964501 10,76893 0,996152 1,396152
275 36 0,275 0,039049 0,960951 10,80872 1,020843 1,420843
300 37 0,3 0,042599 0,957401 10,84879 1,045324 1,445324
325 38 0,325 0,046148 0,953852 10,88917 1,069595 1,469595
350 39 0,35 0,049698 0,950302 10,92984 1,093657 1,493657
375 40 0,375 0,053248 0,946752 10,97083 1,117509 1,517509
400 41 0,4 0,056798 0,943202 11,01212 1,141152 1,541152
425 42 0,425 0,060348 0,939652 11,05372 1,164585 1,564585
450 43 0,45 0,063898 0,936102 11,09564 1,187809 1,587809
475 44 0,475 0,067448 0,932552 11,13787 1,210824 1,610824
500 45 0,5 0,070998 0,929002 11,18043 1,233628 1,633628
525 46 0,525 0,074547 0,925453 11,22332 1,256224 1,656224
550 46,5 0,55 0,078097 0,921903 11,26654 1,265007 1,665007
575 47,5 0,575 0,081647 0,918353 11,31009 1,287236 1,687236
600 48 0,6 0,085197 0,914803 11,35397 1,295758 1,695758
625 48,5 0,625 0,088747 0,911253 11,39821 1,304175 1,704175
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
650 49 0,65 0,092297 0,907703 11,44278 1,312487 1,712487
675 49,5 0,675 0,095847 0,904153 11,48771 1,320694 1,720694
700 50 0,7 0,099397 0,900603 11,53299 1,328797 1,728797
725 51 0,725 0,102946 0,897054 11,57863 1,35003 1,75003
750 51,5 0,75 0,106496 0,893504 11,62463 1,357871 1,757871
775 51,5 0,775 0,110046 0,889954 11,671 1,352476 1,752476
800 52 0,8 0,113596 0,886404 11,71774 1,36016 1,76016
825 53 0,825 0,117146 0,882854 11,76485 1,380765 1,780765
850 53,5 0,85 0,120696 0,879304 11,81235 1,388187 1,788187
875 54 0,875 0,124246 0,875754 11,86023 1,395504 1,795504
900 54,5 0,9 0,127796 0,872204 11,9085 1,402716 1,802716
925 54,5 0,925 0,131345 0,868655 11,95717 1,397007 1,797007
950 55 0,95 0,134895 0,865105 12,00623 1,404062 1,804062
975 55 0,975 0,138445 0,861555 12,0557 1,398301 1,798301
1000 55,5 1 0,141995 0,858005 12,10558 1,405199 1,805199
1025 55,5 1,025 0,145545 0,854455 12,15588 1,399385 1,799385
1050 55,5 1,05 0,149095 0,850905 12,20659 1,393571 1,793571
Tabel 9.3 Pengolahan data sampel 1

 Sampel 2

DDR LDR ∆L Ɛ (1-Ɛ) A' ∆Σ Σ1


(CM) (CM2) (KG/CM2) (KG/CM2)
25 6 0,025 0,00355 0,99645 10,42365 0,176426 1,376426
50 11 0,05 0,0071 0,9929 10,46092 0,322295 1,522295
75 18 0,075 0,01065 0,98935 10,49845 0,525506 1,725506
100 24 0,1 0,0142 0,9858 10,53626 0,69816 1,89816
125 28 0,125 0,017749 0,982251 10,57434 0,811587 2,011587
150 33 0,15 0,021299 0,978701 10,61269 0,953057 2,153057
175 37 0,175 0,024849 0,975151 10,65133 1,064703 2,264703
200 41 0,2 0,028399 0,971601 10,69024 1,175511 2,375511
225 44 0,225 0,031949 0,968051 10,72944 1,256915 2,456915
250 47 0,25 0,035499 0,964501 10,76893 1,33769 2,53769
275 50 0,275 0,039049 0,960951 10,80872 1,417837 2,617837
300 53 0,3 0,042599 0,957401 10,84879 1,497356 2,697356
325 55 0,325 0,046148 0,953852 10,88917 1,548098 2,748098
350 56 0,35 0,049698 0,950302 10,92984 1,570379 2,770379
375 58 0,375 0,053248 0,946752 10,97083 1,620388 2,820388
400 59 0,4 0,056798 0,943202 11,01212 1,642146 2,842146
425 60 0,425 0,060348 0,939652 11,05372 1,663694 2,863694
450 61 0,45 0,063898 0,936102 11,09564 1,685032 2,885032
475 62 0,475 0,067448 0,932552 11,13787 1,706161 2,906161
500 64 0,5 0,070998 0,929002 11,18043 1,754494 2,954494
525 65 0,525 0,074547 0,925453 11,22332 1,775099 2,975099
550 65 0,55 0,078097 0,921903 11,26654 1,76829 2,96829
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
575 66 0,575 0,081647 0,918353 11,31009 1,788581 2,988581
600 67 0,6 0,085197 0,914803 11,35397 1,808662 3,008662
625 68 0,625 0,088747 0,911253 11,39821 1,828533 3,028533
650 69 0,65 0,092297 0,907703 11,44278 1,848196 3,048196
675 69 0,675 0,095847 0,904153 11,48771 1,840968 3,040968
700 70 0,7 0,099397 0,900603 11,53299 1,860316 3,060316
725 71 0,725 0,102946 0,897054 11,57863 1,879454 3,079454
750 71 0,75 0,106496 0,893504 11,62463 1,872017 3,072017
775 72 0,775 0,110046 0,889954 11,671 1,890841 3,090841
800 73 0,8 0,113596 0,886404 11,71774 1,909455 3,109455
825 73 0,825 0,117146 0,882854 11,76485 1,901808 3,101808
850 74 0,85 0,120696 0,879304 11,81235 1,920109 3,120109
875 74 0,875 0,124246 0,875754 11,86023 1,912357 3,112357
900 75 0,9 0,127796 0,872204 11,9085 1,930343 3,130343
925 76 0,925 0,131345 0,868655 11,95717 1,94812 3,14812
950 76 0,95 0,134895 0,865105 12,00623 1,940159 3,140159
975 76 0,975 0,138445 0,861555 12,0557 1,932197 3,132197
Tabel 9.4 Pengolahan data sampel 2

Data :
σ31 = 0.4 kg/cm2

Tinggi sampel (L0)= 7.0425 cm


Diameter sampel (D) = 3.6375 cm

A0 = ¼.𝜋.D2 = 10,396 cm2


LRC = 0.3065 kg/cm2

Contoh perhitungan :

• Pembacaan dial deformasi 0.025 mm

• Pembacaan dial pembebanan (M) = 13

• Unit strain (ε) = ∆L/L0 = (0.025)/(7.0425) = 0.00355


• Area correction factor = (1- ε) = 1-( 0.00355) = 0.99645 cm2
• Correct area :
𝐴0 10,396
𝐴` = = = 10,42365
1 − 𝜀 0,99645
• Dari diagram Mohr didapat :
σ1 = (σ1-σ3) + σ3
σ1 = σ + σ 3
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

LRC (Kg/cm2) 0,3065


σ3 (Kg/cm2) 0,4 0,8 1,2
σ Maximum 1,4051 1,8529 1,948
σ1 Maximum 1,8051 2,6529 3,148
Tabel 9.5 Hasil pengolahan data

Grafik 9.1 Diagram Mohr

Berdasarkan lingkaran Mohr, maka didapatkan nilai:


Kohesi = 33,13 KN/m2
Sudut geser = 20,92o
Maka,
𝜑 20,92
𝜃 =45 + 2 = 45 + = 55,46°
2

 Mencari 𝜎 n dan 𝜏 n :
o Sampel 1
σ1+σ3 σ1−σ3
𝜎𝑛 = + cos 2𝜃
2 2
1,8051 +0,40 1,8051−0,40
𝜎𝑛 = + cos(110,92)
2 2

𝜎𝑛 = 0,8517 𝑘𝑔/𝑐𝑚2

σ1−σ3
𝜏𝑛 = sin2𝜃
2
1,8051−0,40
𝜏𝑛 = sin (110,92)
2

𝜏𝑛 =0,656 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
o Sampel 2
σ1+σ3 σ1−σ3
𝜎𝑛 = 2
+ 2
cos 2𝜃
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2,6528 +0,80 2,6528−0,80
𝜎𝑛 = + cos(110,92)
2 2

𝜎𝑛 = 1,3956 𝑘𝑔/𝑐𝑚2

σ1−σ3
𝜏𝑛 = sin2𝜃
2
2,6528−0,80
𝜏𝑛 = sin (110,92)
2

𝜏𝑛 = 0,8653 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
o Sampel 3
σ1+σ3 σ1−σ3
𝜎𝑛 = + cos 2𝜃
2 2
3,148 +1,20 3,148−1,20
𝜎𝑛 = + cos(110,92)
2 2

𝜎𝑛 = 1,8262 𝑘𝑔/𝑐𝑚2

σ1−σ3
𝜏𝑛 = sin2𝜃
2
1,8051−0,40
𝜏𝑛 = sin (110,92)
2

𝜏𝑛 = 0,9098 𝑘𝑔/𝑐𝑚2

Grafik Hubungan Deviator Stress vs Strain


3.5

2.5

1.5

0.5

0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16

0,4 0,8 1,2

Grafik 9.1 Hubungan Deviator stress vs strain

IV. ANALISIS
A. ANASLISIS PERCOBAAN
Percobaan Triaxial UU (Unconsolidated-Undrained Tes) bertujuan untuk
menentukan nilai kohesi serta sudut geser dari suatu sampel tanah. Pada praktikum,
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

tanah sampel yang digunakan adalah tanah Undisturbed atau tanah yang tidak
terganggu.
Sebelum dilakukannya praktikum, sampel tanah dipersiapkan terlebih dahulu. Ada
dua sampel yang digunakan yaitu pada tegangan 0.4, dan 1.2. Langkah pertama
yang dilakukan adalah mengukur dimensi mould yang akan digunakan, kemudian
mould diisi sampel tanah dengan mengeluarkan tanah dari tabung menggunakan
extruder. Pengisian mould hingga penuh atau dilebihkan sedikit karena nantinya
permukaan tanah pada mould harus diratakan, agar sampel tanah saat diuji pada
mesin triaxial mendapat tekanan yang sama dan seimbang pada permukaannya.
Meratakan permukaan tanah pada mould menggunakan pisau kecil. Selanjutnya
sampel tanah dikeluarkan menggunakan extruder kecil dan ditimbang berat basah
dari sampel. Sampel siap untuk diuji menggunakan mesin triaxial. Sampel tanah
dimasukkan ke dalam cetakan yang sebelumnya sudah dipasang membran karet
didalam cetakan. Pengujian yang dilakukan adalah Unconsolidated Undrained
sehingga membran karet ini digunakan agar tidak ada air yang masuk ataupun
keluar dari sampel tanah. Membran karet dipasang di dalam cetakan mesin triaxial,
saat pemasangan sampel kedalam cetakan yang telah dilapisi membran, maka udara
antara cetakan dan membran dikeluarkan dengan cara dihisap secara manual.
Setelah tanah masuk ke cetakan yang dilapisi membran karet, selanjutnya sampel
dipasangkan ke dalam mesin triaxial untuk dilakukan pengujian. Pengujian yang
dilakukan menggunakan 3 nilai dial gauge, yaitu 0.4,0.8, dan 1.2. langkah pertama
engujian, membuka katup udara dan kemudian tabung mesin triaxial diisi dengan
air. Udara didalam tabung akan keluar dari katup, sehingga tidak ada gelembung
udara didalamnya. Setelah air mengisi keseluruhan tabung, katup ditutup rapat
kembali. Selanjutnya, mesin triaxial dihidupkan, pembacaan dial dilakukan pada 2
dial, dial pertama sebagai acuan pembacaan dial kedua yaitu setiap 25 pada dial
pertama. Pembacaan dial hingga dial kedua memiliki 3 kali pembacaan yang sama.
Pengujian sama di setiap nilai dial gauge, baik 0.4,0.8, maupun 1.2.

B. ANALISIS HASIL
Berdasarkan data hasil pengujian tanah sampel maka didapatkan besar
kohesi dan besar sudut geser. Praktikan menentukan nilai kohesi dan sudut geser
menggunakan metode Diagram Mohr. Dari kedua nilai ini yaitu nilai kohesi dan
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

besar sudut geser maka dapat diketahui tegangan efektif setiap sampel dan juga
diketahui tipe keruntuhan tanah tersebut. Dengan menggunakan Metode Diagram
Mohr, yaitu dengan sumbu-x adalah nilai tegangan dan sumbu-y adalah nilai
kohesi. Penggambaran diagram Mohr yaitu dengan menggambar busur dari titik
maksimum dan minimum. Dari tiga busur yang didapat dari pengujian tanah
sampel maka dapat ditarik garis singgung antara minimal dua busur yyang dibuat.
Hasilnya garis singgung akan memotong sumbu-y yang menunjukkan nilai sudut
geser tanah sampel. Sedangkan nilai kohesi didapatkan dari jarak titik potong asal
ke perpotongan garis dengan sumbu-y. Berdarsarkan diagram yang dihasilkan
maka didapatkan nilai kohesi 39,40 KN/m2 dan Sudut geser sebesar 22,92o .
berdasarkan nilai ini, maka dapat dianalisa bahwa tanah sampel merupakan tanah
lempung dengan plastisitas sedang.

Gambar 9.10 Sudut geser beberapa tipe tanah

Selain mendapatkan nilai kohesi dan sudut geser, praktikan mendapatkan nilai
massa jenis tanah 1,634 kg/m3 dan juga berat jenisnya sebesar 16,025 N/m 3, serta
kadar air pada masing-masing sampel,

Tegangan 0,4 1,2


Kadar air 22,017% 24,452%
Tabel 9.6 kadar air sampel tanah

Dari tabel kadar air, maka semakin besar tegangannya maka semakin besar pula
kadar air dari sampel tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh adanya adhesi dan kohesi
serta pengaruh dari gravitasi. Pada pengolahan data juga didapatkan grafik
hubungan antara Deviator Stress dengan Strain, dari grafik ini maka diketahui
bahwa jenis keruntuhan yang dapat terjadi pada tanah adalah Local Shear Failure.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

C. ANALISIS KESALAHAN

Dalam melakukan praktikum ini terdapat beberapa kesalahan, kesalahan-kesalahan


yang terjadi diantaranya
1. Rendahnya tingkat ketelitian praktikan dalam pembacaan dial
2. Pengkalibrasian alat yang kurang sesuai, sehingga terjadi perubahan pada saat
pembacaan dial, serta
3. Pengolahan data pembuatan diagram mohr dilakukan pembulatan pada nilainya
sehingga tidak menghasilkan nilai yang presisi.

V. APLIKASI
Pengujian Triaxial digunakan untuk daya dukung tanah, dengan melakukan pengujian
ini dapat diketahui kohesi dan sudut geser tanah yang akan dilakukan kontruksi.
Indonesia sebagian besar adalah tanah gambut, melalui pengujian triaxial ini diketahui
bahwa tanah gambut merupakan salah satu jenis tanah yang memiliki kekuatan yang
buruk dan kurang baik sebagai dasar konstruksi sipil. Sehingga sebelum dilakukan
kontruksi pada tanah gambut perlu dilakukan perbaikan dengan penambahan portland
cement dan geosta-A, peatsolid dan campuran abu gambut, consolid, clean set tipe CS-
10, supercement. Kemudian beberapa tahun terakhir telah dilakukan penelitian tentang
stabilisasi tanah gambut dengan mikroorganisme. Dan dilakukan pengujian trixial
kembali, daya dukung tanah gambut setelah perbaikan memiliki daya dukung yang
lebih tinggi daripada daya dukung tanah gambut asli.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data praktikum, maka dapat disimpulkan:
1. Besar nilai kohesi dari tanah uji sebesar 39,40 KN/m2
2. Besar Sudut geser tanah uji sebesar 22,92o
3. Besar sudut geser yang diperoleh maka tanah sampel termasuk tanah lempung
dengan plastisitas sedang.
4. Berdasarkan grafik hubungan Deviator stress dan starin, maka tanah ini termasuk
dalam keruntuhan local shear failure.

VII. REFERENSI
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Laboratorium Mekanika Tanah. 2017, Buku Panduan Praktikum Mekaniak Tanah,


Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Data dan Analisa Tanah. Diakses online di http://eprints.undip.ac.id/ pada 12


November 2017 22.03 WIB.
Craig, R. (1989) Mekanika Tanah. Erlangga.
Aplikasi pengujian triaxial. Diakses online di https://multisite.itb.ac.id/ftsl/wp-
content/uploads/sites/8/2016/01/4.-Wiwik-Rahayu-dkk-Vol.22-No.3-Hal-201-208.pdf
Pada 21 November 2017 16.00.

VIII. LAMPIRAN

Gambar 9.11 Penghisap


Gambar 9.12 Dial
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 9.13 Tanah Sampel Gambar 9.14 mesin triaxial

Anda mungkin juga menyukai