0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
81 tayangan15 halaman

LAPORAN HASIL KEGIATAN PELATIHAN IPCN TH 2019

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 15

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PELATIHAN IPCN

TAHUN 2019

Prakata

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa


yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita
sehingga dapat membuat laporan pelatihan Infection Prevention
Control Nurse ( IPCN ).

Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan


yang saat ini semakin berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dilain pihak
rumah sakit dihapi dengan tantangan yang semakin besar untuk
dituntut agar memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
aktual dan transparan kepada masyarakat, khususnya jaminana
keselamatan pasien (Patien Safety).

Untuk hal tersebut rumah sakit dan fasilitas pelayanan


kesehatan lainnya, perlu adanya peningkatan pelayanan
khususnya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi bukan
saja untuk petugas tetapi juga untuk pasien, keluarga dan
masyarakat sekitar rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.

Kami menyadari bahwa pedoma pencegahan dan


pengendalian infeksi masih belum sempurna, untuk itu kami
harapankan masukan bagi penyempurna dikemudain hari dan
harapan kami semoga pedoman ini dapat pergunakan sebagai
acuan dengan baik.

Indramayu, 09 Desember 2019


IPCN

Rossy Silvianita, Amd. Kep


BAB I

Pendahuluan

I. Latar Belakang
RSU Permata Medical Center memiliki misi yang ingin
dicapai diantaranya adalah meningkatkan fasilitas sarana dan
prasarana rumah sakit khususnya dalam pelayanan,
meningkatkan sumber daya manusia yang unggul secara
menyeluruh.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit sangat
penting karena dapat menggambarkan mutu pelayanan rumah
sakit, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi perlu ditingkatkan, selain
itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat
dikendalikan tetapi juga dapat di cegah dengan langkah-langkah
Yang sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pelatihan Infection Prevention Control Nurse ( IPCN ) ini
penting dilakukan mengingat peran dan fungi sebagai IPCN yang
sangat vokal dalam proses pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit. Dalam mewujudkan salah satu misi rumah sakit
yaitu memberikan pelayanan profesional yang berkualitas terbaik,
menyelenggarakan pelayanan kesehatan antar profesi yang
berkualitas prima, meningkatkan kualitas sumber daya manusia
unggul secara menyeluruh.
II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan IPCN, IPCN dapat menjalankan
tugas dan fungsi nya dengan baik untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya, yang dilaksanakan oleh semua unit di rumah
sakit, yang meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko,
clinilkal govermen, serta kesehatan dan keselamatan kerja.

b. Tujuan Khusus
1. Memahami peran, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai
IPCN
2. Setelah mengikuti pelatihan IPCN dapat menjalankan peran dan
fungsinya dengan baik
3. Mengerahkan segala sumber daya manusia yang ada di rumah
sakit secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi
4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan
dan pengendalian infeksi
BAB II
Hasil Pelaksanaan Kegiatan

I. Pelaksanaan Kegiatan
Pelatihan dilaksanakan selama 1 minggu yang di mulai tanggal 01
desember s/d 07 Desember 2019, bertempat di Amaris Hotel
Embong Malang Surabaya, jl. Kedung Doro No. 1-3 Surabaya
Indonesia. Dengan diikuti oleh 33 peserta dari seluruh Provinsi di
Indonesia.
II. Materi
1. Enam Golf Safety
1.1. Identifikasi pasien
1.2. Meningkatkan komunikasi efektif
1.3. Meningkatkan kemanan obat yang di gunakan ( high alerg )
1.4. Memastikan benar lokasi, prosedur, pasien pembedahan
1.5. Mengurangi resiko infeksi
1.6. Mengurangi resiko jatuh
2. Pengertian IPCN
IPCN adalah tenaga perawat praktisi/ profesional, yang bekerja
purna waktu khusus dibidang infeksi atau berhubungan dengan
infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit atau
fasilitas kesehatan lainnya.
3. Kriteria IPCN
1.1. Perawat denga npendidikan min. D3 memiliki sertifikat PPI dasar
dan sertifikat IPCN
1.2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengandalian
infeksi
1.3. Memiliki pengalamam sebagai kepala ruangan atau setara
1.4. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident
4. Tugas dan tanggunga jawab IPCN
1.1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian
infeksi yang terjadsi di lingkunagn kerjanya, baik di rumah sakit
atau fasilitas kesehatan lainnya.
1.2. Meminitor pelaksanaan PPI, penetapan SPO, kewaspadaan isolasi
1.3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite
PPI
1.4. Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan
tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
1.5. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama komite
PPI dan memperbaiki kesehatan yang terjadi
1.6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah
penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau
sebaliknya
1.7. Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan member
konsultasi tentang pencegahn dan pengendalian infeksi yang
dsiperlukan pada kasus yang terjadi di rumah sakit
1.8. Audit pencegah dan pengendalian infeksi termasuk terhadap
limbah, laundry, gizi dan lain-lain menggunakan daftar tilik
1.9. Memonitor kesehatan lingkungan
1.10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antimikroba yang
rasional
1.11. Medesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans
infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
1.12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan kepada ketua
komite PPI
1.13. Memberikan motivasi dan tegurah terhadap pelaksanaan
kepatuhan PPI
1.14. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai
dengan prinsip PPI
1.15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit
tentang PPIRS
1.16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung
dan keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di
masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi
1.17. Sebagai koordinator antara unit kerja dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.
5. Sifat kepemimpinan IPCN
BTS ( Berani, Tegas, Santun )
Berani
 IPCN harus berani menyatakan kebenaran
 Jangan membenarkan kebiasaan, karena banyak kebiasaan yang
salah (merupakan tradisi), tapi biasakanlah melakukan
kebenaran. Banyak prilaku-prilaku yang dilakukan selama ini
tanpa ilmiah hanya merupakan tradisi
Tegas
 IPCN harus tegas dan menyampaikan sesuatu yang benar
 Mengatakan apa adanya, tidak berbelit-belit, jiuka “Ya”katakan
“ya”, jika “Tidak” katakan “Tidak”
Santun
 IPCN harus berlaku santun dalam setiap mengingatkan seseorang
agar tetap terjalin komunikasi yang baik
 IPCN selalu mengingatkan seseorang jika melakukan sesuatu yang
tidak sesuai dengan prosedur, namun harus di ingat bahwa setiap
orang yang diingatkan pasti merasa tidak nyaman, maka sebelum
mengingatkan ada baiknya kita mohon maaf terlebih dahulu,
karena sudah mengganggunya dengan kesadaran kita, setelah itu
barunyatakan kebenarannya dan akhiri dengan ucapan
terimakasih.
6. Awal Peran IPCN

Mencatat infeksi
Surveilans
Melihat prosedur
tindakan Pengendalian infeksi
medis/perawatan
Pendidikan & pelatihan
apakah sesuai dengan
SPO

Pelatihan Dasar PPI Pengalaman Klinik


Pelatihan IPCN Berkominikasi
Pelatihan Lanjlutan
Personality
Seminar/workshop

Pelatihan TOT

7. Peran IPCN
Peran IPCN

Praktisi Klinis Investigator Peneliti

Surveior Advokator Evaluator

Auditor Koordinator Fasilitator

Edukator Komunikator Fasilitator

Manajer Motivator Member


8. Rantai penularan Infeksi
9. Pengertian HAIs
Healthcare Assosiated Infections (HAIs)
Infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di
rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dimana
tidak ada infreksi atau tidak dalam masa inkubasi pada saat masuk,
termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang,
juga infeksi pada petugas karena pekerjaannya.

10. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Kewaspadaan Isolasi

 Kewaspadaan Standar
- Kebersihan tangan
- Penggunaan APD
- Penatalaksanaan peralatan perawatan pasien
- Penanganan lingkungan
- Penanganan limbah & benda tajam
- Penanganan linen laundry
- Etika batuk
- Praktek menyuntik aman
- Praktek lumbal pungsi
- Pemeriksaan karyawan
- Penempatan pasien
 Kewaspadaan berdasarkasn Transmisi
- Kontak
- Droplet
- Airborne

Surveilans

 Masalah Kesehatan yang banyak dan sering terjadi


- Infeksi aliran Darah Primer ( IADP )
- Infeksi saluran Kemih ( ISK )
- Infeksi Pneumonia terkait Ventilator atau non Ventilator
- Scabies/penyakit kulit
- Infeksi Daerah Operasi ( IDO )

Penerapan Bundles/
Pencegahan Infeksi

 Bundles/ Pencegahan Infeksi pemakain Intravena Vasular Sentral


& Periper
 Bundles/pencegahan infeksi pemakaian kateter urine menetap
 Bundles/pencegahan infeksi pemakaian Ventilator atau non
ventilator
 Bundles/pencegahan infeksi pada tindakan operasi

Pendidikan dan
Pelatihan

 Pendidikan dan pelatihan Dasar PPI untuk semua staf perawat


dan dokter
 Pendidikan dan pelatihan Umum Ppi untuk semua staf non
medik/ para medik ( analis Lab, Farmasi, Penata rontgen,
phisioterapi, gizi )
 Sosialisasi umum PPI untuk petugas kebersihan, petugas
keamanan, petugas parkir, pedagang sekitar rumah sakit
 Sosialisasi umum PPI kepada pasien, keluarga dan masyarakat
sekitar rumah sakit.
Penggunaan
Antimikroba

 Berdasarkan indikasi, peta pola kuman


 Profilaksis atau terapetik
 Empirik atau definitif
BAB III

Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut

I. Kesimpulan
1. Kepemimpinan sangat diperlukan peran seorang IPCN untuk
mencapai tujuan organisasi PPI
2. Kepemimpinaan IPCN harus memiliki karakteristik kekuatan,
energik, penguasaan diri, motivasi, hubungan antar manusia yang
baik
3. Kepemimpinan IPCN harus memiliki visi dan nmisi, berani, tegas
dan santun
4. Seorang IPCN harus memiliki kompetensi tyang terkait dengan PPI
5. Untuk mencapai suatu kompetensi terkait PPI IPCN harus
memiliki kualifikasi tertentu dan pengetahuan khusus
6. Untuk mencapai kompetensi, kualifikasi dan pengetahuan khusus
harus mengikuti pelajaran formal maupunjn informal
7. Peran dan Fungsi IPCN merupakan motor dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi terkait pelayanan kesehatan
8. Setiap rumah sakit harus menempatkan IPCN yang bekerja penuh
waktu 1 ;100 TT
9. Dengan adanya IPCN dapat diharapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi berjalan dengan baik dan insiden rate infeksi
dapat diminimalkan.
II. Rencana dan Tindak Lanjut
1. Anggota Komite PPI dan Ketua Komite harus mengikuti pelatihan
PPI Dasar dan bersertifikat
2. Mengganti dan Mengangkat ketua Komite yang baru
3. Membuat ruang isolasi atau minimal ruang kohorting
4. Melengkapi fasilitas hand hygiene di setiap unit kerja ( Radiologi
belum ada whastafel )
5. Membuat ruangan khusus untuk melakukan tindakan invasife
6. Mengadakan diklat berkaitan PPI pada seluruh karyawan
7. Membuat ruang janitor
8. Memodifikasi ruang CSSD
9. Membuat pintu keluar di kamar jenazah
10. Mengajukan pengadaan mesin cuci khusus untuk pencucian
dengan air panas
11. Meninjau kembali ruangan gizi yang sesuai dengan standar PPI
12. Mengajukan pembuatan stiker penanda untuk limbah infeksius
yang dikirim ke pihak ke 3
13. Mengajukan pemeriksaan secara berkala kepada petugas rumah
sakit terutama yang berisiko tinggi
14. Mengajukan pemeriksaan baku air
15. Mengajukan pengadaan pengukur tekanan udara untuk di ruang
isolasi
16. Mengajukan pemberian imunisasi/ vaksinasi Hepatitis B
BAB IV

Penutup

Demikian lah laporan pelatihan IPCN ini di susun guna


menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam menentukan
kebijakan pelaksanaan IPCN di masa-masa yang akan datang.

Indramayu, 09 Desember 2019


IPCN

Rossy Silvianita, Amd. Kep

Anda mungkin juga menyukai