f902f81828f5512dc70d191bed7f708f
f902f81828f5512dc70d191bed7f708f
f902f81828f5512dc70d191bed7f708f
Disusun oleh :
Mega Surya
PO.71.20.4.15.037
TAHUN 2019
SKRIPSI
Disusun oleh :
Mega Surya
PO.71.20.4.15.037
TAHUN 2019
ii
iii
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
NIM : PO.71.20.4.15.037
Yang Menyatakan,
(Mega Surya)
iv
ABSTRAK
ABSTRAK
Vertigo adalah gangguan orientasi spasial atau persepsi dari pergerakan tubuh
(rasa berputar) dan/atau lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat berhubungan dengan
gejala lain, seperti impulsion (sensasi tubuh seperti mengembangkan), oscillopsia
(ilusi visual dari mata sehingga pandangan seperti maju atau mundur), nausea,
muntah, atau gangguan melangkah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
Hubungan Usia, Jenis Kelamin, Aktifitas Fisik, dan Index Massa Tubuh Dengan
Keseimbangan Di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang. Desain yang
digunakan observasional analitik ,dengan pendekatan cross sectional dan di ambil
secara Simple Random Sampling, jumlah responden 25 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara media kuisioner. Analisa menggunakan uji chi-square pada
Jenis kelamin, dengan Aktifitas fisik dan Independen t-test pada Usia, dan Index
Massa Tubuh. Hasil penelitian diperoleh rata-rata usia 54,16 tahun, sebagian besar
responden adalah perempuan dengan frekuensi 52%. Pada aktifitas fisik dengan
frekuensi 1,12 Dari Analisis di dapat adanya hubungan antara usia, jenis kelamin,
aktifitas fisik dan index massa tubuh dengan keseimbangan. Untuk Aktifitas fisik
dengan keseimbangan pada uji chi-square p Value 0,705.
Kata kunci : keseimbangan, vertigo, rumah saraf
Daftar pustaka : 24 (2000-2018)
v
Poltekkes Kemenkes Palembang
ABSTRACT
ABSTRACT
Bibliography: 24 (2000-2018)
vi
Poltekkes Kemenkes Palembang
RIWAYAT HIDUP PENULIS
IDENTITAS DIRI
Nim :PO.71.20.4.15.037
Agama :Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN
Yang Bersangkutan
(Mega Surya)
vii
KATA PENGANTAR
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian proposal skripsi ini.
Semoga Skripsi ini dapat diajukan untuk penelitian.`
Mega Surya
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, maka saya persembahkan skripsi ini :
1. Untuk kedua orangtua saya, bapak Supardi Sapidin dan ibu Erna Suriana
yang selalu mendoakan yang terbaik untuk saya dan selalu memberikan
motivasi, dan untuk kakak saya Ilham Marta Dinata Ayuk saya Fitri diana
dan Adik saya Dea Mutiara yang selalu memeberi dukungan dan
semangat.
2. Untuk pembimbing saya, Bapak Sukma Wicaturatmashudi, S.K.p.,M.Kep,
Sp.KMB selaku Pembimbing I dan Ibu Ns. Eva Susanti S.Kep.,M.kep
selaku Pembimbing II terimakasih atas bimbingan serta motivasi dalam
penyusunan serta dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Untuk penguji saya, Ibu Ns. Rumentalia S, S.Kep., M.Kep, Ibu Dr. Maksuk,
M.Kes, dan Ns.Yunike,S.Kep.M.Kes , terima kasih atas saran dan nasehatnya
dalam membuat laporan tugas akhir ini menjadi lebih baik.
4. Kepada sahabat-sahabat saya tercinta Imang Budiati, Meivi Fransisca
Anggraini, Rizka Rhasmi Aprilia, Eno Larian, Meiriana Pratiwi dan Elis
Tri Wulandari yang selalu mendukung, selalu memberikan masukan
positif dan selalu ada suka mau pun duka sehingga sampai saat ini.
5. Kepada sahabat-sahabat yang sampe sekarang tetap mensupport saya,
Delvi Nipita Sari Harahap, Imeliana Rahman, Kamilliyah Fakhriyyah, Tri
Wulandari, dan Siti Dwi Cahyani yang selalu menyemangati dan selalu
memotivasi.
6. Kepada Kakak pembimbing saya Khenia Arini Sekar Arum Dan Kedua
Adik Pembimbing Siffa Nur Auliana dan Putri Maharani yang selalu
memberi support dan motivasi.
x
DAFTAR ISI
xi
BAB III KERANGKA KONSP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
LAMPIRAN
xii
DAFTAR SKEMA
xiii
DAFTAR TABLE
Tabel 5.8 Hubungan Index Massa Tubuh dengan keseimbangan di RS Islam Siti
Khadijah Palembang Tahun 2019.......................................................50
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil atau
dikalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering
1
Poltekkes Kemenkes Palembang
Vertigo merupakan suatu fenomena yang terkadang sering ditemui
keseimbangan. Jika sensasi atau ilusi berputar yang dirasakan adalah diri
2
Poltekkes Kemenkes Palembang
mendapatkan gangguan vertigo perifer dan 25% mengalami vertigo
2010 dari usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50% yang merupakan keluha n
nomor tiga paling sering dikeluhan oleh penderita yang datang ke rumah
3
Poltekkes Kemenkes Palembang
merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi sistem sensorik
(Mekayanti, 2015).
maupun dinamis, salah satu tes tersebut adalah Standing Stork Test (SST).
Standing Stork Test atau yang biasa disebut one leg stand (berdiri dengan
statik atlet saat berdiri satu kaki dengan mata tertutup. Untuk tes
4
Poltekkes Kemenkes Palembang
tahun seseorang mampu berdiri dengan satu kaki dengan rata-rata
one group pre and post test. Sampel non probability sampling yaitu
B. Rumusan Masalah
5
Poltekkes Kemenkes Palembang
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Palembang.
sesuai SOP.
Palembang.
Palembang.
Palembang.
6
Poltekkes Kemenkes Palembang
g. Diketahui hubungan Index Massa Tubuh dengan
Khadijah Palembang.
D. Ruang lingkup
Palembang Tahun 2019. Yang menjadi sample ini adalah pasien vertigo
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
vertigo untuk menjadi masukan dan bahan refrensi untuk penelitian yang
akan datang.
7
Poltekkes Kemenkes Palembang
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
bedah (KMB).
b. Bagi Pasien
F. Keaslian Skripsi
8
Poltekkes Kemenkes Palembang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Vertigo
a. Pengertian Vertigo
yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng tak stabil
tersebut pentin diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh
atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari
vertigo bukan suatu gejala pusing berputar saja, tetapi merupakan suatu
9
Poltekkes Kemenkes Palembang
(nistagamus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, dan
keseimbangan. Jika sensasi atau ilusi berputar yang dirasakan adalah diri
10
Poltekkes Kemenkes Palembang
Penyakit Vertigo ini merupakan keluhan yang sering dijumpai
dalam praktek yang digambarkan sebagai rasa berputar, pening, tak stabil
gangguan keseimbangan.
tetapi tidak ada ilusi gerakan atau sensasi akan pingsan. Penyebab
11
Poltekkes Kemenkes Palembang
yang paling umum adalah penuaan. Penuaan menyebabkan defisit
dan juga memiliki gait yang buruk, mungkin ada penyebab sentral
lebih berat di pagi hari. Tidak ada gejala yang dialami saat pasien
penyempitan.
12
Poltekkes Kemenkes Palembang
lingkungan sekitarnya. Yang perlu diperhatikan adalah pada gejala
tersebut di atas.
insidensi 5-10% (Samy,2013). Bahkan pada orang tua usia lebih dari 75
(Chawla ,2006).
Kategori Karakteristik %
berputar
stabil (unsteadiness)
13
Poltekkes Kemenkes Palembang
kehilangan kesadaran
ringan,giddiness,sensasi terpisah
b. Etiologi
c. Ototoksik
inferior anterior.
trauma.
14
Poltekkes Kemenkes Palembang
g. Tumor: Neuroma akustik.
c. Penyebab
d. Serangan migren
f. Mabuk kendaraan
g. Alkohol
h. Kelainan Neurologis
i. Sklerosis multiple
k. Tumor otak
15
Poltekkes Kemenkes Palembang
vestibular (misalnya terdapat gangguan pada struktur telinga bagian
d. Gejala
berjalan, nistagmus.
e. Patofisiologi
semisirkularis tersebut terletak pada bidang yang saling tegak lurus satu
yang melebar yakni ampula. Di dalam ampula terdapat kupula, yakni alat
16
Poltekkes Kemenkes Palembang
arah kanan, maka cairan dalam kanalis semisirkularis kanan akan
kepala yang sebenarnya. Hal ini menimbulkan sinyal yang tidak sesuai
pusat.
kejadian tersebut :
muntah.
17
Poltekkes Kemenkes Palembang
vestibulum dan proprioceptif, atau ketidakseimbangan/asimetri
reaksi dari susunan saraf otonom. Jika pola gerakan yang baru tersebut
d. Teori otonomik
18
Poltekkes Kemenkes Palembang
e. Teori Sinap
terjadi pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan
saraf parasimpatis.
f. Klasifikasi
dibagi menjadi :
a. Vertigo Vestibular
berputar, timbulnya episodik oleh gerakan kepala, dan bisa disertai rasa
vestibular.
19
Poltekkes Kemenkes Palembang
b. Vertigo Vestibular perifer
d. Vertigo Nonvestibular
20
Poltekkes Kemenkes Palembang
di tempat keramaian atau lalu lintas macet. Penyebabnya antara lain
penyakit sistemik
g. Anamnesis
melayang.
21
Poltekkes Kemenkes Palembang
beberapa jam (misalnya penyakit meniere, migrain vestibular),
tuli.
treatment.
22
Poltekkes Kemenkes Palembang
j. Defisit neurologis: hemihipestesi, baal wajah satu sisi, perioral
serebelaris.
h. Pemeriksaan Penunjang
i. Pengobatan
brandt daroff exercis. Lain secara sudah banayak penderita yang sembuh
dengan cara ini. Terapi seperti latihan brandt daroff memiliki keuntungan
dan kelebihan dari terapi fisik lainnya atau dari terapi farmakologi yaitu
23
Poltekkes Kemenkes Palembang
2. Keseimbangan
a. Definisi keseimbangan
tegak dengan dua kaki penting dalam diri seseorang dan sebagai
manula (Risang,2016).
faktor kunci dalam kejadian jatuh dan masalah motorik lainnya pada
lanjut usia. Sayangnya, cedera dan hilangnya nyawa karena jatuh pada
"takut jatuh" adalah awal penyebab umum aktivitas fisik yang menurun
Visual atau sistem penglihatan adalah sistem utama yang terlibat dalam
24
Poltekkes Kemenkes Palembang
perencanaan gerak dan menghindari rintangan di sepanjang jalan.
sensor yang merasakan posisi dan kecepatan dari semua segmen tubuh,
1. Usia
anak-anak letaknya lebih tinggi karena ukuran kepala anak relatif lebih
besar dari kakinya yang lebih kecil. Keadaan ini akan berpengaruh pada
(Risang,2016).
2. Jenis Kelamin
disebabkan oleh adanya perbedaan letak titik berat. Pada pria letaknya
kira-kira 55% dari tinggi badannya. Pada wanita letak titik beratnya
25
Poltekkes Kemenkes Palembang
rendah karena panggul dan paha wanita relatif lebih berat dan
3. Kekuatan Otot
maupun secara statis. Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi otot yang
maksimal. Otot yang kuat merupakan otot yang dapat berkontraksi dan
relaksasi dengan baik, jika otot kuat maka keseimbangan dan aktivitas
sehari- hari dapat berjalan dengan baik seperti berjalan, lari, bekerja ke
Index massa tubuh merupakan alat atau cara yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa. IMT tidak bisa digunakan untuk
anak-anak, bayi baru lahir dan wanita hamil khususnya yang berkaitan
berikut:
IMT = -------------------------------------------------------
Kriteria IMT digunakan standart dari WHO yaitu bagi orang Asia,
26
Poltekkes Kemenkes Palembang
maka karena wilayah indonesia termasuk dalam kategori wilayah Asia
“Asian
Sta tus Nutris i criteria”
Overweight 23.24.9
Obesitas II ≥30
5. Aktivitas Fisik
27
Poltekkes Kemenkes Palembang
c. Kerangka Teori
Gangguan Keseimbangan
Yang mempengaruhi
keseimbangan :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. IMT
4. Aktivitas Fisik
28
Poltekkes Kemenkes Palembang
d. Penelitian Terkait
29
Poltekkes Kemenkes Palembang
BAB III
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
1. Usia
2. Jenis Kelamin Keseimbangan Tubuh
3. IMT
4. Aktivitas Fisik
30
Poltekkes Kemenkes Palembang
B. Definisi ope rasional
Variabel Independen
Usia Lama hidup Wawancara Mengisi Usia dalam Rasio
dalam tahun kuesioner tahun
dihitung sejak pertanyaan
lahir sampai sesuai dengan
dengan usia
dilakukan responden
penelitian
Jenis Kelamin Identitas seksual Wawancara Mengisi 1. laki – laki Nominal
kuesioner 2. perempuan
pertanyaan
sesuai dengan
jenis kelamin
responden
IMT Indeks massa Pengukuran -Timbangan Dalam Kg/m2 Rasio
tubuh alat -Meteran
menggunakan
cara yang
sederhana untuk
memantau status
gizi orang
dewasa
31
Poltekkes Kemenkes Palembang
Aktivitas Fisik Kegiatan sehari- Wawancara Mengisi 1.Aktivitas Nominal
hari yang sering kuesioner Beresiko jika
dilakukan oleh pernyataan terjadi
seseorang yang sesuai dengan melompat,ber
diambil dari aktivitas fisik putar,berlari.
pernyataan- responden 2.Aktivitas
pernyatann tidak berisko
meliputi : jenis, jika tidak
frekuensi, dan terjadi
durasi aktivitas melompat,ber
fisik putar,berlari.
Variabel Dependen
Keseimbangan Keseimbangan Wawancara Observasi 1. Seimbang Ordinal
adalah dengan tes jika bisa
kemampuan Romberg memperta
untuk hankan
mempertahnkan posisi
keseimbangan 2. Tidak
tubuh ketika seimbang
ditempatkan di jika tidak
berbagai posisi. bisa
Keseimbangan memperta
juga bisa hankan
diartikan posisi
sebagai
kemampuan
relatif untuk
mengontrol
pusat massa
tubuh (center of
mass)atau pusat
grativasi (center
of gravity)
terhadap bidang
tumpu (base of
support).
32
Poltekkes Kemenkes Palembang
A. Hipotesis
33
Poltekkes Kemenkes Palembang
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Populasi
orang.
2. Sampel
34
Poltekkes Kemenkes Palembang
Adapun Kriteria Inklusi sample yang akan diambil adalah
sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
berikut ini :
concent.
Nursalam, 2016) :
Rumus :n=
Keterangan :
q = 1-p (100%-p)
35
Poltekkes Kemenkes Palembang
d = tingkat kesalahan yang dipilih
n=
n= 26, 9568
0,77+0,3456
n= 26, 9568
1,1156
n=24,16
Khadijah Palembang.
selama 6 hari.
1. Sumber data
a. Data Primer
36
Poltekkes Kemenkes Palembang
Data primer yaitu data yang diambil secara langsung yang
vertigo.
b. Data Sekunder
37
Poltekkes Kemenkes Palembang
e. Peneliti melakukan tes romberg sesuai dengan
lembar SOP.
keseimbangan.
F. Prosedur penelitian
1. Tahap Persiapan
38
Poltekkes Kemenkes Palembang
yang telah ditetapkan. Peneliti mendapatkan identitas
kepada responden.
2. Tahap Pelaksanaan
kuisioner
untuk dianalisis.
39
Poltekkes Kemenkes Palembang
G. Manaje men Data
1. Editing
2. Koding
40
Poltekkes Kemenkes Palembang
4. Cleaning
(data cleaning).
H. Analisa Data
a. Analisa Univariat
b. Analisis Bivariat
41
Poltekkes Kemenkes Palembang
Otot) dilakukan Uji Independen t test Sedangkan untuk variable
dependen (jenis kelamin dan aktivitas fisik). Pada penelitian ini, uji
I. Etika Peneliti
penelitian, ada beberapa prinsip etis atau etika penelitian yang harus
disebarluaskan.
42
Poltekkes Kemenkes Palembang
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
saat pemeriksaan.
43
Poltekkes Kemenkes Palembang
Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang dibentuk dengan
a. Visi
b. Misi
mutakhir.
pelayanan.
44
Poltekkes Kemenkes Palembang
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
atas usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, index massa tubuh sebagai
a. Karakteristik Responden
1) Usia
table 5.1
Tabel 5. 1
Standar 95%
Variabel Mean Median Min-max
Deviasi CI
48,80-
Umur 54,16 54,00 12,989 35-77
59,52
45
Poltekkes Kemenkes Palembang
rata umur responden vertigo berada pada rentang 48,80 tahun sampai
59,52 tahun.
2) Jenis Kelamin
Tabel 5. 2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RS Islam Siti
Khadijah Pale mbang Tahun 2019
3) Aktivitas Fisik
Tabel 5. 3
Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik di RS Islam Siti
Khadijah Pale mbang Tahun 2019
12%).
46
Poltekkes Kemenkes Palembang
d) Index Massa Tubuh
Tabel 5. 4
responden adalah 33,6 dengan nilai tengah 34,0 dan standar deviaton
3,358. IMT tertinggi 38 sedangkan IMT terendah adalah 20. Dari hasil
rata IMT responde vertigo berada pada rentang 32,31 tahun sampai 35,08
tahun.
e) Keseimbangan
Tabel 5. 5
47
Poltekkes Kemenkes Palembang
sebanyak 5 orang (20%) sedangkan keseimbangan yang seimbang
2. Analisis Bivariat
yaitu umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan index massa tubuh dengan
yang dilakuakan adalah 95% (α=0,05). Jika P-value lebih kecil dari α
kedua variable yang diteliti. Bila p-value lebih besar dari α (p>0,05),
yang diteliti.
Tabel 5. 6
Keseimbangan responden
Tidak Seimbang Seimbang p value
Variabel
Std. Std.
Mean Mean
Deviation Deviation
Umur 70,60 5,875 50,05 10,817 0,000
48
Poltekkes Kemenkes Palembang
Berdasarkan Tabel 5.6 diatas hasil Analisis hubungan umur dengan
50,05 tahun dengan standard deviasi 10,817 tahun. Dilihat dari p value
responden vertigo.
Tabel 5. 7
Keseimbangan responden
Jenis
Tidak Seimbang Seimbang Total p value
Kelamin
n % n % n %
Perempuan 11 84.6 2 15.4 13 100
0,840
Laki-Laki 9 75.0 3 25.0 12 100
Total 20 80.0 5 20.0 25 100
49
Poltekkes Kemenkes Palembang
respoden perempuan seimbang adalah 3 (25.0%). Dilihat dari p value
vertigo. Yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
Tabel 5. 8
Hubungan Aktivitas Fisik dengan keseimbangan di RS Islam Siti
Khadijah Pale mbang Tahun 2019
Keseimbangan responden
Tidak p value
Aktivitas Fisik Seimbang Total
Seimbang
n % n % n %
Aktivitas beresiko 4 18.2 18 81.8 22 100
0,538
Aktivitas tidak beresiko 1 33.3 2 66.7 13 100
Total 20 80.0 5 20.0 25 100
50
Poltekkes Kemenkes Palembang
Yang berarti tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan keseimbangan
responden vertigo.
Tabel 5. 9
Keseimbangan responden
Tidak Seimbang Seimbang p value
Variabel
Std. Std.
Mean Mean
Deviation Deviation
Index Massa Tubuh 33.80 1.643 33.67 3.697 0,705
responden vertigo.
51
Poltekkes Kemenkes Palembang
C. Pembahasan
1. Karekteristik Responden
pada pasien yang berusia lebih tua dari 40 tahun (Samy et. al., 2008).
Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lansia yang diduga karena
2009).
52
Poltekkes Kemenkes Palembang
Dilihat dari p value 0.840 menunjukkan p value >0,05 dapat
Palembang.
dan dalam sampel yang diambil didominasi oleh wanita, Hal ini
53
Poltekkes Kemenkes Palembang
hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan keseimbangan
33.67 tahun dengan standard deviasi 3.697 tahun. Dilihat dari p value
bawah rata-rata dengan durasi waktu lama berdiri yaitu 11-25 detik.
54
Poltekkes Kemenkes Palembang
Responden yang berkategori IMT obesitas II sebanyak 7 orang
sehingga jika otot tersebut lemah dan massa tubuh bertambah maka
untuk menolak pengaruh gaya dari luar lebih rendah, sehingga lebih
55
Poltekkes Kemenkes Palembang
Apabila seseorang mengalami kekurangan berat badan, mereka akan
keseimbangan tubuh.
D. Keterbatasan Penelitian
berulang kali maksud dari pertanyaan yang ada pada kuesioner. Waktu
56
Poltekkes Kemenkes Palembang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
laki (48%). Aktivitas fisik sebagian besar yang beresiko (88%) dan
antara jenis kelamin, aktivitas fisik, dan index massa tubuh dengan
2019.
2019.
57
Poltekkes Kemenkes Palembang
B. Saran
pasien vertigo sehingga dapat dijadikannya sebagai salah satu bagian dari
pendidikan keperawatan.
vertigo.
58
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR PUSTAKA
INFORMED CONSENT
Nama :
Usia :
No. Telp :
Alamat :
pasien vertigo di rumah sakit islam siti khadijah palembang tahub 2019”.
Responden
( )
LAMPIRAN 2
Kuesioner
Nomor responden
1. Inisial responden :
3. Usia : Tahun
4. Berat badan : Kg
5. Tinggi badan : Cm
6. Kekuatan otot :
1.Melompat
2. Berputar
3. Berlari
9. keseimbangan :
Tes Romberg : + / -
LAMPIRAN 3
Dilakukan
No K e g i a t a n/ T in d ak a n Ket
Ya Tdk
1 Standar Alat dan Bahan
a. Alat dan bahan medis
1) Bak instrumen/kom sedang 1 buah
2) Sarung tangan bersih 1 pasang dalam bak instrumen/kom sedang
b. Alat dan bahan non-medis
1) Troli/baki dengan alas 1 buah
2) Tempat tidur dengan standart minimal (tinggi 80 cm, lebar 90 cm,
panjang 2 m) atau kursi
3) Bantal, seprei, perlak, stik laken, selimut, masing-masing 1 buah.
4) Alat tulis: buku 1 buah, pulpen 1 buah.
2 Prosedur Tetap
a. Menyapa pasien dan keluarga
b. Menjelaskan prosedur pada pasien dan keluarga
c. Meminta persetujuan kepada pasien
d. Mencuci tangan
e. Memeriksa kelengkapan alat yang akan digunakan
f. Menyiapkan pasien
g. Memasang sarung tangan
Tes romberg
h. Menginformasikan kepada pasien
i. Merapikan pasien
j. Merapikan alat
k. Melepas sarung tangan
l. Mencuci tangan
m. Mendokumentasikan dalam catatan perawatan
3 Menyapa pasien dan keluarga
Menyapa bapak dengan suara lembut, sopan dan ramah sambil menatap mata
bapak/ibu, dan mengucapkan:
Selamat pagi / siang / sore / malam bapak/ibu/ ass)
Nama saya ......., saya bersedia membantu bapak/ibu ....... (dengan suara
lembut dan sopan).
Bapak bagaimana keadaannya saat ini..........
4 Menjelaskan prosedur pada pasien dan keluarga
Memberitahuakan tujuan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan Bapak/ibu sayaakan melakukan ........ dengan tujuan ........
Tahapan yang nanti akan dilakukan adalah .........
5 Meminta persetujuan kepada pasien
Apakah bapak/ibu bersedia saya melakukan tindakannya sesuai yang saya
jelaskan tadi ?
6 Mencuci tangan (lihat SOP Mencuci Tangan)
7 Memeriksa kelengkapan alat yang akan digunakan
8 Menyiapkan pasien
Mengatur posisi pasien serileks mungkin dengan posisi terlentang sehingga
mempermudah perawat melakukan latihan.
9 Memulai kegiatan mengkaji tes koordinasi
Bapak/ibu kita mulai kegiatannya ya ........
10 a. Tes romberg
Minta klien untuk berdiri tegak dengan kedua tangan di sisi tubuh, tumit
bersentuhan, anjurkan klien membuka dan kemudian menutup mata.
Secara normal klien dapat mempertahankan cara berdiri tanpa membuat
jarak pada kaki.
11 Menginformasikan kepada pasien dan keluarga
Bapak/ibu...tidankan telah selesai, gimana perasaanya setelah kita lakukan
.......?
12 Merapikan pasien
a. Merapikan tempat tidur pasien
b. Membantu pasien mengambil posisi
Bapak...sudah enak dengan posisi sekarang ? Saya bantu ya untuk
memberi posisi yang nyaman.Pak...ini saya pakaikan kembali selimutnya.
13 Melepas sarung tangan
a. Dengan tangan yang masih terpasang sarung tangan, menggunakan tangan
dominan menarik sarung tangan pada ujung-ujung jari pada tangan non
dominan terlebih dahulu kemudian menariknya pada bagian telapak
tangan sampai terlepas. Sarung tangan yang sudah terlepas digenggam
pada tangan non dominan.
b. Memasukan empat jari yang non dominan ke dalam lipatan sarung tangan
yang dominan yang terlipat pada bagian pergelangan. Kemudian
mendorong sarung tangan sampai terlepas dan menggulungnya menjadi
satu gumpalan dengan sarung tangan yang sudah terlepas.
c. Sarung tangan yang sudah terlepas diletakkan didalam bengkok atau
langsung dibuang ke tempat sampah medis.
14 Mencuci tangan (lihat SOP Mencuci Tangan)
15 Mendokumentasikan dalam catatan perawatan
Mencatat semua hasil pemeriksaan dan tindakan pada pasien yaitu hari/
tanggal pemeriksaan, nama pasien, umur pasien, alamat pasien,hasil tindakan,
dan nama petugas.
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN 9
1 Ny.Y 55 1 20.00 1 2
2 Ny.M 35 1 35.40 1 2
3 Tn.M 42 2 35.00 1 2
4 Ny.N 48 1 33.00 1 2
5 Ny.A 50 1 33.00 1 2
6 Tn.H 62 2 36.00 1 2
7 Ny.L 65 1 35.00 1 1
8 Tn.A 62 2 34.00 1 2
9 Tn.R 61 2 32.00 1 2
10 Ny.R 36 1 34.00 2 2
11 Tn.S 77 2 32.00 1 1
12 Tn.S 72 2 33.00 1 1
13 Ny.D 54 1 37.00 1 2
14 Ny.H 35 1 35.00 1 2
15 Tn.S 48 2 34.00 1 2
16 Nn.W 36 2 38.00 2 2
17 Tn.H 64 1 36.00 2 1
18 Tn.H 62 2 36.00 1 2
19 Tn.M 75 2 33.00 1 1
20 Tn.M 73 2 32.00 1 2
21 Tn.A 56 2 33.00 1 2
22 Tn.D 39 1 37.00 1 2
23 Ny.T 50 1 32.00 1 2
24 Ny.S 45 1 32.00 1 2
25 Ny.Y 52 1 35.00 1 2
LAMPIRAN 10
LAMPIRAN 11
Statistics
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keseimbangan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Descriptives
Median 54,00
Variance 168,723
Minimum 35
Ma ximum 77
Range 42
Interquartile Range 20
Median 34,0000
Variance 11,277
Minimum 20,00
Ma ximum 38,00
Range 18,00
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Group Statistics
Group Statistics
Std. Error
Keseimbangan Responden N Mean Std. Deviation Mean
Total 25
Test Statistics a
Indeks Massa
Tubuh
Mann-Whitney U 44,500
Wilcoxon W 59,500
Z -,378
Asymp. Sig. (2-tailed) ,705
b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,717
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Cases
Chi-Square Tests
a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,60.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate