Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
Laporan Kerja Praktek
USULAN PENELITIAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika
20
dan sekitarnya melalui analisis kualitatif dan kuantitatif untuk membuktikan
hipotesa dan menemukan dugaan struktur geologi baru yang belum teridentifikasi
pada informasi geologi.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan informasi mengenai
struktur geologi yang berguna sebagai tambahan data kebumian sehingga
diharapkan dapat menambah keakuratan untuk mempelajari kondisi geologi daerah
Tulungagung.
5. Tinjauan Pustaka
5.1. Metode Geomagnetik
Medan magnet bumi sebagai medan aktif bumi secara umum dapat dipandang
sebagai medan dipole (Panjaitan, 2015). Medan magnet bumi secara sederhana
dapat digambarkan sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet
raksasa yang terletak di dalam inti bumi, namun tidak berimpit dengan garis utara
selatan geografis bumi. Sedangkan kuat medan magnet sebagian besar berasal dari
dalam bumi sendiri (98%) atau medan magnet dalam, sedangkan sisanya (2%)
ditimbulkan oleh induksi magnetik batuan di kerak bumi maupun dari luar angkasa
(Arif dan Lepong, 2016).
Secara teoritis medan magnet utama bumi disebabkan oleh sumber dari dalam
dan luar bumi. Medan magnet dari dalam bumi diduga dibangkitkan oleh
perputaran aliran arus dalam inti bumi bagian luar yang bersifat cair dan konduktif
(Telford et al., 1979).
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang
merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari
matahari. Sumbangan medan magnet luar terhadap medan magnet bumi hanya
sebesar kira-kira 1% dari medan magnet total. Perubahan medan magnet luar
terhadap waktu jauh lebih cepat daripada medan permanen (Telford et al., 1990).
Medan magnet anomali disebut juga medan anomali lokal (crustal field) yang
dihasilkan oleh batuan mengandung mineral bermagnet di kerak bumi. Variasi
medan magnetik yang terukur di permukaan merupakan target dari survei magnetik
(anomali magnetik) (Telford et al., 1990).
5.3.4. Elemen medan magnet bumi
Komponen medan magnet bumi biasa disebut elemen medan magnet bumi,
mempunyai tiga arah utama yaitu komponen arah utara, arah timur dan arah bawah.
Koreksi IGRF adalah koreksi secara regional yang dilakukan terhadap data
magnet terukur untuk menghilangkan pengaruh medan utama magnet bumi.
Dimana medan magnet IGRF adalah referensi medan magnet di suatu tempat.
Koreksi geomagnet diperlukan karena medan magnet bumi bergerak dari kutub ke
khatulistiwa. IGRF mendefinisikan magnet teoritis tidak terganggu pada setiap titik
di permukaan bumi (Utama et al., 2016).
Gambar 5.2 Perubahan anomali magnetik hasil reduksi ke kutub (Blakely, 1995)
Secara morfologi daerah Tulungagung dan sekitarnya dapat dibagi menjadi tiga
satuan yaitu satuan dataran aluvial, medan bergelombang, dan perbukitan. Daerah
yang terluas ditempati oleh morfologi dataran aluvial dengan sebaran daerah dari
arah timur laut hingga ke bagian tengah. Morfologi medan bergelombang
menempati bagian tenggara. Morfologi perbukitan menempati bagian selatan, barat
daya, dan barat laut dari daearah Tulungagung dan sekitarnya (Bappeda Jatim,
2013).
Gambar 5.4 Morfologi daerah Tulungagung dan sekitarnya
Gambar 5.4 Fisiografi Pulau Jawa bagian tengah dan timur (Pannekoek, 1949; Van
Bemmelen, 1949)
Zona Pegunungan Selatan Jawa Timur merupakan rangkaian pegunungan
yang berada di sisi selatan Pulau Jawa di bagian timur dan memanjang relatif
berarah timur-tenggara - barat-barat laut (TTg - BBL), mulai dari Parangtritis
hingga Ujung Purwo dengan lebar yang tidak selalu sama. Berdasarkan pada derajat
kekasaran permukaan atau tingkat keterbikuan (dissection) morfologi Pegunungan
Selatan dapat dipisahkan menjadi dua tipe, yaitu relief halus dengan derajat
keterbikuan rendah dan relief kasar dengan derajat keterbikuan tinggi. Permukaan
dengan relief kasar dibentuk oleh batuan volkanik Tersier yang mengalami erosi
dalam jangka waktu sangat lama, semenjak Miosen Tengah. Karena pengaruh
penyesaran bongkah, sebagian kompleks volkanik Tersier tersebut mengalami
penurunan dan tertutupi oleh batugamping Neogen, yang kemudian menjadikan
permukaan daerah tersebut berelief halus. Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian
barat oleh van Bemmelen (1949) dibagi lagi menjadi tiga satuan geomorfologi.
Paling selatan yang tersusun oleh perbukitan karst yang didominasi oleh kerucut
karst (conical hills) dan langsung berbatasan dengan Samudera Hindia disebut
sebagai Perbukitan Sewu. Sedangkan daerah yang berada di sebelah utaranya yang
berupa dataran tinggi (plato) disebut sebagai Dataran Tinggi Wonosari (Plato
Wonosari). Daerah paling utara dari Pegunungan Selatan yang tersusun oleh batuan
vulkanik dengan kelerengan terjal hingga sedang disebut sebagai Igir Baturagung.
Bagian utara dari Igir Baturagung berbatasan dengan Zona Solo. Pegunungan
Selatan Jawa Timur bagian barat merupakan suatu cekungan sedimenter gunungapi
berumur Eosen - Miosen Tengah yang ditutupi oleh berbagai fasies batugamping
berumur Miosen Tengah - Pliosen, yang kemudian mengalami pengangkatan dan
penyesaran bongkah hingga kedudukannya relatif termiringkan ke arah selatan
(Husein & Srijono, 2007).
Subzona Blitar, merupakan lajur depresi yang berada di antara deretan
gunungapi sekarang hingga berbatasan dengan Pegunungan Selatan. Pembentukan
Zona Blitar ini dipengaruhi oleh tektonik Pegunungan Selatan, dimana penyesaran
bongkah Pegunungan Selatan di Tulungagung - Blitar terbentuk cukup jauh dari
posisi kemunculan busur gunung api modern (Gunung Kelud - Gunung Kawi),
sehingga terbentuk depresi struktural yang kemudian diisi dataran banjir Sungai.
Brantas (Husein et al., 2016).
5.6.3. Stratigrafi
6. Metodologi
6.1 Waktu dan Tempat Penelitian
6.3.1. Digitasi
Digitasi adalah proses untuk mengubah data analog menjadi data digital
dengan menambahkan suatu objek di lokasi penelitian. Proses digitasi ini dilakukan
menggunakan software Global Mapper dengan bahan berupa Peta Anomali Magnet
Lembar Tulungagung. Digitasi dari software Global Mapper diolah menggunakan
program Ms. Excel dari software Microsoft Office. Selanjutnya hasil olah data dari
program Ms. Excel diinputkan ke program Notepad untuk dijadikan file berekstensi
xyz. Hasil dari proses digitasi ini berupa nilai anomali magnetik beserta
koordinatnya.
Peta anomali magnet total diperoleh dari hasil digitasi. Tahapan untuk
menghasilkan peta anomali magnet total yaitu data anomali magnetik beserta
koordinatnya dengan format file xyz diinput ke dalam database di software Geosoft
Oasis Montaj, selanjutnya dilakukan pengkisian jenis minimum curvature. Hasil
pengkisian ini diplot pada peta yang sudah disiapkan batas-batas koordinatnya
untuk menjadi peta anomali magnet total yang selanjutnya dilengkapi dengan
kontur dan colour shaded grid.
Peta anomali reduksi diperoleh dari grid anomali magnet total dengan bantuan
menu MAGMAP pada software Geosoft Oasis Montaj dan filter yang digunakan
adalah Reduce to magnetic pole melalui MAGMAP 1-step Filtering. Nilai inklinasi
dan deklinasi yang digunakan sebagai inputan filter Reduce to magnetic pole
didapatkan dari BMKG Kalkulator. Hasil pengkisian ini diplot pada peta yang
sudah disiapkan batas-batas koordinatnya untuk menjadi peta anomali reduksi ke
kutub yang selanjutnya dilengkapi dengan kontur dan colour shaded grid.
6.3.4. Peta anomali regional
Peta anomali regional diperoleh dari grid anomali reduksi ke kutub dengan
bantuan menu MAGMAP pada software Geosoft Oasis Montaj dan filter yang
digunakan adalah upward continuation filter melalui MAGMAP interactive
Filtering. Pada filter upward continuation dipilih ketinggian kontinuasi hingga efek
anomali lokal hilang atau noise pada daerah permukaan dangkal dapat diabaikan
tanpa menghilangkan badan anomali yang ada. Hasil pengkisian ini diplot pada peta
yang sudah disiapkan batas-batas koordinatnya untuk menjadi peta anomali
regional yang selanjutnya dilengkapi dengan kontur dan colour shaded grid.
6.3.5. Pemodelan 2D
Mulai
Studi Literatur
Data Sekunder
Digitasi
Penampang 2D
Pemodelan 2D
Laporan
Selesai
7. Rencana Jadwal Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
3 Pengolahan Data
4 Interpretasi Data
5 Pembahasan
6 Penelitian Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Z. dan Lepong, P., 2016, Deliniasi Prospek Bijih Besi dengan Menggunakan
Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut,
Kalimantan Selatan), Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA
Unmul; Samarinda, Maret 2016.
Bappeda Jatim, 2013, Potensi dan Produk Unggulan Jawa Timur, Badan
Perencanaan Daerah Jawa Timur, Surabaya.
Broto, S. dan Thomas, T.P., 2011, Aplikasi Metode Geomagnet Dalam Eksplorasi
Panas Bumi, Jurnal Teknik, 32(1):79-87.
Darmawan, S.; Danusaputro, H., dan Yulianto, T., 2012, Interpretasi Data Anomali
Medan Magnetik Total untuk Pemodelan Struktur Bawah Permukaan
Daerah Manifestasi Mud Vulcano (Studi Kasus Bledug Kuwu Grobogan).
Jurnal Geofisika, 13(1): 7-11.
Fanani, M.I., 2014, Interpretasi Struktur Bawah Permukaan Daerah Potensi Panas
Bumi Berdasarkan Data Geomagnetik (Studi Kasus di Daerah Sumber Air
Panas Desa Lombang Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep),
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Fakultas Sains dan
Teknologi, Malang (Skripsi).
Husein, S.; Titisari, A.D.; Freski, Y.R. dan Utama, P.P, 2016, Buku Panduan
Ekskursi Geologi Regional 2016 Jawa Timur bagian barat Indonesia,
Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Irsyad, M.; Sutrisno, dan Haryanto, D., 2018, Pemodelan 2D Batuan Bawah
Permukaan Daerah Mamuju Sulawesi Barat dengan Menggunakan
Metode Geomagnet, AL-FIZIYA, 1(1): 1-8.
33
Lita, F., 2012, Identifikasi Anomali Magnetik Di Daerah Prospek Panas Bumi
Arjuna – Welirang, Universitas Indonesia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Depok (Skripsi).
Nurdin, N.H.; Massinai, M.H. dan Aswad, S., 2017, Identifikasi Pola Sebaran
Intrusi Batuan Bawah Permukaan Menggunakan Metode Geomagnet di
Sungai Jenelata Kabupaten Gowa, Jurnal Geocelebes, 1(1):17 – 22.
Panjaitan, M., 2015, Penerapan Metode Magnetik Dalam Menentukan Jenis Batuan
dan Mineral, Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), 2(6):69-72.
Rusita, S.; Siregar, S.S. dan Sota, I., 2016, Identifikasi Sebaran Bijih Besi dengan
Metode Geomagnet Di Daerah Pemalongan, Bajuin Tanah Laut, Jurnal
Fisika FLUX, 13(1):49 –59.
Samodra, H.; Suharsono; Gafoer, S. dan Suwarti, T., 1992, Peta Geologi Lembar
Tulungagung Jawa Skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
Santosa, B.J.; Mashuri; Sutrisno, W.T.; Wafi, A.; Salim, R. dan Armi, R., 2012,
Interpretasi Metode Magnetik untuk Penentuan Struktur Bawah
Permukaan Di Sekitar Gunung Kelud Kabupaten Kediri, Jurnal Penelitian
Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2(1):7-14.
Singarimbun, A.; Cyrke, A. N. B. dan Riva, C. F., 2011, Penentuan Struktur Bawah
Permukaan Area Panas Bumi Patuha dengan Menggunakan Metoda
Magnetik, Jurnal Matematika dan Sains, 18(2):39-48.
Telford, W.M.; Geldart, L.P. dan Sheriff, R.E., 1990, Aplied Geophysics, Second
Edition. Cambridge, University Press, London.
Telford, W.N.; Geldard, L.P.; Sherrif, R.E. dan Keys, D.A., 1979, Applied
Geophysics, Cambridge University Press, New York.
Utama, W.; Warnana, D.D.; Hilyah, A.; Bahri, S.; Syaifuddin, F. dan R Farida, H.,
2016, Eksplorasi Geomagnetik Untuk Penentuan Keberadaan Pipa Air Di
Bawah Permukaan Bumi, Jurnal Geosaintek, 2(3):157-163.
Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, vol. I.A. General Geology
Of Indonesia. The Hague, Martinus Nyhoff, Batavia.
Widodo, M.; Yulianto, T.; Harmoko, U.; Yulianto, G.; Widada, S. dan Dewantoro,
Y., 2016, Analisis Struktur Bawah Permukaan Daerah Harjosari
Kabupaten Semarang Menggunakan Metode Geomagnet dengan
Pemodelan 2D dan 3D, Youngster Physics Journal, 5:251-260.